15 #Astral Projection

Kehidupan adalah sebuah Hadiah yang tidak ternilai Harganya.

Jagalah itu

==========

kumenyusuri seluruh isi rumah, tetapi nihil mereka tidak ada di sini.

Kemana perginya mereka?.

Kemudian, tidak lama kemudian

kumendengar perbincangan gaduh berada di teras rumahku.

Seketika itu aku berlari menuju depan teras.

Pintu itu terbuka, dan kumelihat mereka berkumpul disana.

Kuhampiri perlahan.

Kuberhenti tepat di hadapan mereka. Mencoba mengagetkan mereka.

Tapi mereka tetap melanjutkan perbincangannya.

"Ibu, Ayah, Kakak.."

Mereka masih tetap melanjutkan perbincangan mereka, ku berjalan lebih dekat lagi.

"Hei.!!!. "

Belum sempat kumendekat lebih ke mereka, tanganku sudah tersahut oleh siapa yang menarikku?, kuberbalik badan dan yang benar saja Awan. Awan selalu saja datang di saat yang tidak tepat.

"Kenapa?"

Kutanyakan padanya, dan dia masih memegangi tanganku.

Tunggu, aku terdiam sejenak.

Mengapa Awan bisa memegangku, dan tidak terjadi apa apa.

"Jangan sentuh mereka, Cepatlah kamu kembali ke tubuhmu lagi. Cepat!! Tidak ada waktu lagi"

Apa yang dia maksud, dia memintakku untuk kembali ke tubuhku. Lantas ini apa yang sedang terjadi?. Ini nyata, aku bisa merasakannya.

Aku tidak bergerak sama sekali dan tidak menuruti ucapannya.

Kemudian dia berlari menggeretku. Ku terhuyung-huyung berlari dengannya.

Hingga sampai di ambang pintu kamarku, kumelihat tubuhku masih terbaring disana.

Awan menggeretku masuk kedalam kamar.

Dan disitu pula kumelihat ada banyak anak seumuranku, berkumpul mengelilingi ranjangku.

Mereka meraih-raih seperti berlomba untuk menyentuhku.

"Cepat berbaring di atas tubuhmu lagi, ayo cepat sebelum mereka mendapatkan tubuhmu"

Tanpa pikir panjang, aku langsung menuruti ucapannya.

Kemelompat melewati anak-anak yang berada di sekeliling ranjangku. Dan dengan seketika aku tidur di tubuhku.

.

.

.

Semuanya gelap, aku tidak bisa bernafas sesaat.

"Ahhh"

Aku terbangung seketika.

Nafasku tersenggal-senggal dan tenggorokkanku kering.

Kumelihat sekeliling ranjangku, sudah tidak ada anak-anak yang tadi berada disini. Apakah aku bermimpi?.

"Hei, nak kamu tidak apa-apa!!!

Sebentar ibu akan membuka pintu"

Kudengar suara ibu dari luar kamarku, berteriak dengan panik.

Pintu terbuka, ibu, ayah dan Kak Emy langsung masuk lalu duduk di ranjangku.

"Apakah kamu baik-baik saja nak?"

Ayah memastikan kepadaku.

Aku hanya menganggukkan kepala, mengiyakan.

"Hei, H lihat aku"

Kak Emy kemudian memintaku untuk menatap matanya.

Dia diam sejenak, melihat mataku dengan dalam.

Kemudian dia memutuskan pandanganya dariku.

Dia berkata lirih kepadaku.

"Jangan pernah melakukan hal itu lagi. Disaat kamu sedang sakit, tubuhmu lemah tidak bisa kamu tinggalkan lama-lama"

Aku bingung dengan apa yang di katakan oleh kak Emy.

"Apa maksudnya aku tidak mengerti"

Aku bertanya kepadanya. Karena aku memang tidak tahu apa yang dia maksud.

"Kamu baru saja melakukan Astral Projection. Dimana jiwa kamu meninggalkan tubuhmu, mengapa sampai kamu bisa melakukan hal itu"

Karena kak Emy bertanya. Maka aku ceritakan semua yang terjadi kepadaku barusan.

***

Setelah panjang kali lebar aku jelaskan, mereka kemudian mendekat kearahku. Memeriksa seluruh badanku Dan bertanya banyak hal kepadaku.

"Kamu sudah tidak sadarkan diri dari kemarin malam. Jadi kami biarkan kamu untuk istirahat di kamar, dan sengaja kami menguncinya. Tapi semua persembahan sudah beres, aku rasa mereka melepaskanmu",

Kak Emy menambahkan.

"Aku tidak sadar?, dari kemarin?"

Aku bertanya, tapi aku tidak menghiraukan apa yang mereka jawab kepadaku.

Aku teringat kembali akan tanduk kambing itu. Tanduk itu keluar, makhluk akar, dan tanda... ya tanda. Apakah aku benar-benar mendapatkan tanda itu itu perutku.

Kemudian dengan perlahan aku mengangkat bajuku, memeriksa apakah benar tanda itu tertinggal di perutku.

Dan benar saja, tanda itu nyata dan tertinggal diperutku.

Tanda itu seperti tanda lahir, yang sebelumnya akupun tidak mempunyai tanda lahir itu.

"Iya nak, gak papa. Itu gak berbahaya kok"

Belum lagi sempat untukku bertanya ibu sudah menyadari apa yang akan kutanyakan.

Aku hanya membalasnya dengan menganggukkan kepalaku.

Jujur dariku, aku pertama kali melihat sosok yang seperti itu. Ya, sosok manusia berkepala kambing. Dan itu sangat sulit dijelaskan, Huftttt.

Dan sampai sekarang aku tidak pernah bertemu dengan makhluk itu lagi.

Rasanya aku akan beristirahat untuk malam ini.

Karena besok aku harus masuk kelas.

"Aku akan berjaga disini"

Awan tiba-tiba mengajukan itu.

"Buat apa, aku sudah besar".

Sambil menahan tawa, kutarik selimut dan bersiap untuk tidur.

***

Kuambil kaos olahragaku dan bersiap untuk berganti di toilet sebelah kantin.

Ya, hari ini pelajaran Penjaskes. Jadi diwajibkan untuk berganti seragam olahraga dan ikut semua dalam pelajarannya.

Ini toilet paling sepi dari yang lain, mangkanya aku pergi kesini untuk berganti. Agar cepat saja, menghindari antriannya mereka.

Kulihat anak kecil yang tak asing bagiku. Dia berdiri di bagian pojok dari toilet ini.

"Indah, Sedang apa kamu disitu?"

"Dibelakangmu"

Dia menunjuk ke arah belakangku, dan langsung pergi ke arah yang berlawanan.

Kutoleh ke arah belakangku, tetapi tidak ada se... seorang atau sesosok yang dia maksud.

Gak seperti biasa dia bertingkah aneh seperti itu, apa karena kita sudah jarang bertemu.?.. hmmm aku juga tidak tahu.

Setelah berganti, aku langsung berlari menuju lapangan.

Aghhhh

Kurasakan sakit pada perutku, aku berhenti sejenak di depan kantin.

Ahhh kenapa ini, sakit sekali. Kurasakan sakit itu berada di tempat dimana tanduk itu berada sebelumnya.

Apakah ada sesuatu yang tertinggal?. Ahh tidak mungkin, ini semua sudah selesai.

Kuputuskan untuk berjalan lagi menuju lapangan.

"Awan, kemarilah"

Kuputuskan untuk memanggilnya, karena sekarang tanpa dia rasanya sudah berbeda. Ada sesuatu yang ganjal saja disaat dia tidak ada.

"Ada apa denganmu?"

"Ini.. "

Kumenoleh kenan, kekiri dan sekeliling. Dimana dia?"

"Hei, diatasmu"

Kumendongak keatas, dan benar saja dia melayang terbalik tepat di atas kepalaku.

"Awan" kuberikan ekspresi yang membuatnya tahu, bahwa aku sedang serius.

Tapi lucu juga sih, dia muncul kayak gitu.

Kemudian dia berjalan disebelah kiriku.

"Perutku sakit, tepat dimana tanda itu berada"

"Mengapa bisa?"

"Aku juga tidak tahu, mangkanya aku cerita kepadamu"

Kemudian dia mengelilingi badanku, sambil berjalan.

"Tidak ada apa-apa, meskipun aku sudah melihat kedalam tubuhmu juga tidak ada apapun disana"

Hmmmm. Lantas sakit karena apa ya.

"Yaudah, kamu duduk saja di ujung lapangan. Aku mau peregangan bareng sama mereka"

Diapun menuruti perkataanku, dan duduk di ujung lapangan yang aku tunjuk tadi.

Hmmm. Dimana ya Indah?. Dia tidak muncul lagi, setelah tadi bertemu di toilet. Hmmm

"H, gimana kabar?. Sudah lama gak ketemu"

Tiba-tiba Yoga datang dan peregangan di sebelahku.

"Aahh, iya. Aku baik, kamu?"

"Ya begitulah, eh kamu kenal sama Hendra & Wenda?"

Siapa mereka. Hmmm aku rasa kakak kelas pasti.

"Hmm, siapa mereka. Kakak kelas kita?"

"Yup, dia kelas 9B. Yang lagi Famous saja sekarang, banyak cewek-cewek yang kepincut sama mereka berdua"

"Ahhh, ok ok. Dan apa hubungannya sama aku?"

"Emmm, mereka berdua gak suka denganmu. Gak tahu alasannya apa, tapi sudah denger-denger sih gitu"

"Alahh, gak papa. Aku mah orangnya nyantai saja"

Hmmm. Ada apa Yoga tiba-tiba memberitahuku akan mereka berdua.

(Habis ini olahraga seperti biasa sih, jadi aku cuma nulis sampai sini aja 😁)

Jam olahraga sudah selesai waktunya untuk pulang.

.

.

.

***

.

.

.

Pagi ini aku masuk sekolah seperti biasa.

Sendirian lewat lorong kelas, sudah biasa.

Hmmm

"H, haiii H. Tunggu aku!!!"

Ahh, siapa yang memanggilku. Ku menoleh ke belakang, hmmm Yoga, ada apa dia memanggilku dengan tanda seru gitu.

"Ada apa Yog, tumben"

Dia berhenti dihadapanku, napasnya terputus-putus.

"Tenangkan diri dulu Yog"

Setelah dia rasa dia sudah baikan dia kembali tegak dan aku rasa dia akan menyampaikan sesuatu.

"Kamu tahu, apa yang kamu bilang kemarin itu benar terjadi!!!"

Kemarin??, aku mencoba mengingat sebentar tentang apa yang aku lakukan kemarin. Hmmm

"Maksudmu apa?"

"Itu si Hendra & Wenda dia benar-benar ada di rumah sakit sekarang!"

"Apa!!!, apa mmaksud kamu bilang bahwa yang aku bilang kemarin benar, dan Hendra, Wenda di rumah sakit! Apa hubungannya?"

Aku meninggikan suaraku kepadanya, karena aku benar-benar tidak tahu apa yang dia coba sampaikan kepadaku.

"Astaga, kamu tidak ingat sama sekali???"

"Apa, Yog. To The Point aja ngomongnya!"

Aku mulai nyolot padanya.

"Kamu kemarin gak ingat, kamu ngatain mereka apa?, hingga akhirnya mereka sekarang bener-bener di rumah sakit!"

Apa, aku mengatain mereka???

Kemarinnn???

Rumahhhh Sakitttt???

Duhh apa lagi sih ini...

Aku benar-benar tidak ingat apa yang aku lakukan setelah olahraga kemarin.

Ada apa denganku???...

.

.

.

==========

Apa yang sebenarnya terjadi kemarin, Mengapa aku tidak ingat sama sekali.? Dan mengapa sampai mereka berada diRumah sakit sekarang

.

.

.

==========

avataravatar
Next chapter