1 Bab 1

"Hah, capek banget Hari ini."

"Permisi Neng!"

"Iya masuk aja, nggak di kunci," ujar Salma pada pembantunya

"Ada Mas Ibnu di teras Neng."

"Ibnu di rumah sekarang?"

"Iya Neng, lagi nunggu. Saya ke dapur dulu buatkan minuman buat Mas Ibnu dulu."

"Oh iya, Saya nemuin Mas Ibnu dulu."

Salma berlari sambil menjinjitkan kaki perlahan, ketika melihat Ibnu di teras.

Salma merasa bermimpi bisa bertemu Ibnu dan segera masuk ke kamar lagi untuk bersih-bersih badannya. Selesai bersih-bersih, Salma memilih baju dan tak ada satu pun baju yang salma rasa menarik perhatian Ibnu.

"Tok...tok..."

"Iya sebentar ya, bilang sama Mas Ibnu sebentar lagi juga selesai," ujar Salma dalam kamar

"Sejak kapan sih? seorang Salma Soeraja memilih baju sebentar."

"Gue masuk ya Sal," timpal Ibnu yang memaksa ingin masuk kamar salma.

"Gue cuman pakai tank top dan rok tutu. yakin mau ketemu gue?" tanya Salma pada Ibnu penasaran

"Sal, Kita sudah jadi sahabat dari kuliah 2015. Masa sih lo ragu sama gue."

"Iya deh, tapi gue temuin di ruang tamu aja. Gue malu banget," pinta Salma pada Ibnu yang ada di luar

"Nggak mau, gue mau masuk kamar lo sekarang." jawab ketus Ibnu

"Ya udah."

Salma yang dag, dig, dug hanya bisa menghela nafas. Hingga akhirnya, salma mengumpulkan kepercayaan dirinya dan membuka pintu kamar. Tepat Ibnu berdiri dengan menyandarkan badannya ke tembok. Salma lihat Ibnu dari atas sampai bawah. yang mana Ibnu memakai pakaian semi formal yaitu Turtleneck, tapi aneh sih di hari seperti sekarang yang panas ini.

"Lo ke sini pakai pakaian ala korea gitu nggak kepanasan?"

"Turtleneck lagi," timpal salma ketus

"Lo lupa? Kalau gue baru Aja balik dari luar negeri dan langsung ke rumah lo, bukan ke rumah gue."

"Oh iya, maaf ya Gue lupa."

" Ya udah kalau gitu, mau ikut gue pergi makan siang nggak?"

"Laper nih gue."

***

Akhirnya, Salma keluar dengan Ibnu. Dalam perjalanan, Salma tidak bisa diam karena sibuk memegang rambutnya. Sontak Ibnu berkata"Ikat gih, dari pada di pegangin terus gitu."

"Tetep cantik kok Sal," puji Ibnu

"Ibnu Dirgantara Latif, harus banget gombalin gue? Dari pada gombalin mending nikahin gue ini yang sudah suka sama lo dari kuliah sampai sekarang."

"Sal! Bisa nggak sih nggak bahas itu lagi. Gue tahu lo suka sama gue, tapi gue udah bilang gue nggak bisa nerima lo."

"Terus lo juga nggak bisa jauh dari gue salma Soeraja, ya? kan?"

"Tatapan lo aneh sal! , Lo mau intimidasi gue?"

"Tatapan macam apa sih? Lo ngaco deh," ucap Salma sambil melihat kaca di depannya

"Perlu banget gue jelasin?" pinta Ibnu pada salma

"Nggak sih, tapi gue kepo aja."

15 menit kemudian mereka berdua sampai di tempat makan, tapi yang terjadi ada pengamen yang meminta Salma mengikutinya ke sesuatu tempat.

Saat akan menuju tempat yang di maksud, kedua mata Salma di tutup dengan syall. Sampai di tempat yang di tuju pengamen itu bernyanyi lagu dara dari ariel noah, di tambah di depanku karangan bunga mawar bertuliskan I am back Ibnu Dirgantara Latif .

Sesaat,Ibnu duduk di sampingku dan memberikan segelas kopi american latte. Tak perlu lama-lama, salma meminta Ibnu duduk di hadapanya, di saat itu entah apa yang di alami Ibnu ketika membeli kopi, karena Ibnu menatap salma terus tanpa berkedip, sorot matanya dalam, penuh cinta tapi salma tak tahu apa alasannya melihat salma seperti demikian.

Perlahan pun, salma menyentuh pipi Ibnu dengan lembut lalu berkata"Setiap Hari lo udah buat Gua jatuh cinta, terima kasih ya."

"Ayo pulang, sudah selesai nongkrongnya."

"Ih bentar banget sih, kita

Kencannya."

"Cuman nongkrong Sal," ucap Ibnu dengan ketus

Tak lama Ibnu mengandeng salma menuju mobil yang sudah di parkir Ibnu, tapi ketika salma sudah masuk dan mau membuka pintu. Tiba-tiba ada motor yang mengebut. Jika salma sedikit saja keluar pasti sudah di tabraklah si Salma.

Sekejab Ibnu langsung menghampiri Salma dan langsung memeluk dengan erat.

Salma semakin menangis sambil memeluk dengan erat Ibnu.

"Lo nggak papa? Ada yang luka? Sakit?"

"Kita pulang ya, gue temenin lo ya," timpal Ibnu pada salma yang masih kaget.

Dalam perjalanan, Salma Tak berhenti memegang tangan Ibnu agar Tak ketakutan lebih parah lagi. Karena kejadian tadi sungguh terlambat sedetik bisa saja salma yang tertabrak.

Sampai di rumah, pembantu rumah salma yang membuka pintunya. Pembantu salma langsung memberi tahu orang tua salma agar segera melihat keadaan salma.

"Ibnu kan kamu?" tanya papa salma

"Iya om, baru balik dari new zealand tadi siang."

"Salma sayang, masuk ya. Ibnu terima kasih banyak ya. Oh ya? Pasti sudah punya pacar kan kamu?"

"Belum punya om, Masih sendiri juga mau mengenal banyak perempuan."

"Oh, sama salma Aja. Kalian kan sudah bersahabat lama kan?"

"Papa apaan sih? Ibnu mending lo pulang. Terima kasih ya."

"Ok," jawab Ibnu santai sambil perlahan -lahan berjalan dan kini tak terlihat.

Ibnu pun sejenak terdiam ketika berada di dalam mobil.Entah apa yang membuatnya diam seribu bahasa, hanya kenangan dengan salma di masa lalu terbayang.

"Hai,gue Salma anak baru di sini," ucap Salma ketika berkenalan di depan kelas di mata kuliah bahasa indonesia lalu salma menuju kursi yang kosong.

"Gue salma, lo siapa?" Bisik Salma pada Ibnu yang ketika itu ada di sebelah salma.

"Ibnu, anak baru juga. Baru seminggu."

"Oh ya? Pindahan dari Mana?"

"Jakarta, kalau lo pindahan dari Mana?"

"Gue dari malang sini,gue cuman pindah kuliah swasta ke negeri."

"Oh ok."

"lo anterin gue keliling sekolah ya."

"Maaf nggak bisa, ada tugas di rumah."

"Tugas apa?"

"Gue baru pindah, jadi Bantu ortu gue."

"Oh gitu, kapan-kapan kalau gitu ya."

Tak berselang lama, Salma tiba-tiba menemukan ktp Ibnu yang terjatuh saat Ibnu merapikan dompetnya dan salma pun mulai jatuh cinta sampai sekarang.

" Jadi, lo lahir tanggal 15 agustus 1996?" tanya Salma pada ibnu

"Lo tahu dari mana, tanggal lahir gue?" tanya balik Ibnu pada salma

"Ini ktp lo jatuh dan gue yang nemuin."

"Oh terima kasih ya dan iya gue lahir tanggal segitu."

"Gue mau cerita ya, jadi, gue jaman SMA tuh pernah suka sama kakak kelas dan kakak kelas itu sama tanggal lahirnya sama loe. Apa bisa jadi gue ketemu loe tanda kalau gue harus mengejar cinta gue?"ucap Salma sambil menatap Ibnu dengan dalam.

"Apaan sih lo, udah sana pergi jauh-jauh dari gue."

Permintaan Ibnu pun menjadi awal mula rasa suka salma padanya.

Salma pun sering satu kelompok dengan Ibnu dan mau tak mau menjadi dekat, lalu membuat mereka pada akhirnya merasakan nyaman hingga saat yang tak terlupakan bagi salma terjadi.

Salma tiba-tiba datang ke New zealand untuk memberikan surprise, kebetulan Ibnu di new zealand untuk interview kerja dan sudah tinggal selama 1 bulan di sana.

Seperti saat ini, salma tiba-tiba memberikan surprise dengan datang ke apartemen Ibnu.

"Ibnu sayang lagi di mana?"

"Ngapain telepon pagi- pagi gini sih? masih ngantuk Sal."

"Nggak kepo gue di mana?"

"Lo di malang sekarang sal, nggak usah ngarang lo lagi di sini."

"Kalau gue di sini, lo buka pintu apartemen nggak?"

"Pertanyaan apaan sih itu?"

"Namanya tamu ya Gue bukalah," timpal Ibnu pada salma.

"Ya udah, buka pintu apartemen Ibnu sayang."

"Udahlah, lho di Indonesia nggak mungkin di sini new zealand."

"Coba buka sekarang, Ibnu sayang nggak akan tahu kalau nggak buka pintu apartemen."

Lamunan Ibnu pun buyar, ketika bunda masuk ke kamar Ibnu untuk berbicara dengan Ibnu.

"Kenapa bengong? mikirin salma?" tanya bunda Ibnu yang membuyarkan lamunan Ibnu akan Salma di masa lalu.

"Bunda! sudah lama di kamarku."

"Sekitar 2 menit."

"Maaf bunda, kalau Ibnu buat bunda menunggu lama."

"Ada yang bisa Ibnu bantu?"

"Ada, cepet nikahin Salma gih, salma cinta banget sama kamu."

"Aku masih belum tahu, karena aku merasa nggak pantas di cintai salma yang baik, yang tulus."

"Bagus dong kalau menurut kamu salma itu baik juga tulus."

"Tapi Ibnu nggak bisa bunda, takut Ibnu menyakiti salma yang begitu."

"Ya udah terserah kamu aja."

Di lain tempat Papa Salma terus saja membahas Ibnu meskipun Salma suka. tapi karena salma masih shock atas kejadian tadi, sehingga ingin tidur.

Tapi kenyataan tak seperti yang di harapkan, salma malah mengirim pesan singkat pada Ibnu hari ini.

Dalam pesan singkat Salma, salma meminta Ibnu untuk sementara waktu Tak perlu mencarinya dan Salma pun mematikan paket data.

Seketika Ibnu bingung, maksud dari salma apa dan kenapa? Hingga Ibnu mencoba menghubungi papa salma tapi terhenti setelah Ibnu sadar kini sudah pukul 11 malam.

Akhirnya, Ibnu memutuskan untuk menelepon atau bahkan menemui salma di rumahnya besok.

"Permisi pagi!"

"Oh ya, sebentar ya,"ucap pembantu salma

"Bik? Salma ada?" tanya Ibnu sambil melihat ke dalam rumah salma.

avataravatar
Next chapter