52 Hope fulfilled

Mata sipit itu mengerjap perlahan menyesuaikan cahaya yang menyilaukan matanya. Saat pengelihatan nya sudah jelas hanya ruangan berwarna putih dengan bau obat-obatan yang membuat jimin kini menutup hidungnya. Kembali, rasa mual yang sempat hilang kini muncul kembali hingga ia bangun dari tiduran nya membuat seseorang yang ada di samping ranjangnya memegang lengannya untuk membantunya bangun.

"Baby, ada apa?" Jimin pun menoleh ke arah sampingnya dan menemukan jungkook dengan raut khawatirnya.

"K-kookie, aku ingin muntah-eumph!" Jimin menutup mulutnya saat rasa mual kembali menyerangnya.

"Aku bantu ke kamar mandi ne." Jungkook pun menuntun jimin turun dari ranjang setelahnya ia membantu jimin berjalan ke arah kamar mandi.

'๐˜๐˜ฐ๐˜ฆ๐˜ฌ.. ๐˜๐˜ฐ๐˜ฆ๐˜ฌ.. ๐˜œ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฌ.. ๐˜œ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฌ..' dari luar jungkook dapat mendengar jimin saat ini tengah memuntahkan isi perutnya dan jungkook pun meringis mendengarnya merasa bersalah karena keadaan jimin saat ini.

"Kookie.." Ucap jimin sambil mengulurkan tangannya untuk meminta bantuan suaminya dan Jungkook pun segera membantu jimin kembali ke ranjangnya.

"Kookie, kenapa aku ada di sini?" Tanya jimin setelah ia sudah berada di atas ranjang.

"Tadi kau pingsan sayang. Ji-eun menghubungi ku dan kami segera membawamu ke rumah sakit." Jelas jungkook dengan senyum yang tersungging di bibirnya.

"Dimana ji-eun noona?"

"Dia pergi lebih dulu karena kakaknya menghubunginya tadi dan dia sempat berkata untuk menghubunginya jika kau sudah sadar."

"Em.. Kookie jadi kenapa aku di sini? Aku sudah merasa lebih baik sekarang. Bisa kita pulang sekarang?"

"Tentu sayang, kau sudah boleh pulang setelah kau bangun dan kenapa kau ada di sini.... โ€”jungkook mengulurkan tangannya ke arah perut jimin dan mengusapnya lembutโ€” ...di sini adik Jung-min mulai tumbuh baby." Ucap jungkook dengan senyuman lebarnya sedang jimin kini membelalakkan matanya terkejut dan segera menurunkan pandangannya ke arah tangan jungkook berada.

"A-aku hamil?" Ucap jimin dengan mata yang berkaca-kaca dan tangannya kini ikut mengusap perutnya yang datar.

"Nde baby, kau hamil." Ucap jungkook dengan memeluk tubuh jimin dari samping dan kini jimin dapat mendengar isakkan yang keluar dari suaminya.

"Kookie? Waeyo? Kau menangis?" Jimin mengusap lengan jungkook yang berada di depan perutnya.

"Aku senang baby dan... Aku tak menyangka akan terasa mengharukan... Seperti ini. Maafkan aku... Dulu saat kau tengah hamil jungmin aku tak bisa menjagamu dengan baik.. Malah dengan bodohnya aku menyakitimu." Ucap jungkook dengan isakkan yang semakin keras.

"Kookie, tidak apa-apa. Itu sudah berlalu jangan di ingat lagi ne."

"Maaf.. Maafkan aku sayang."

"Sssttt.. Sudah ya..โ€”jimin menarik jungkook untuk menatapnyaโ€” ...sekarang berjanjilah untuk selalu menjagaku dan uri aegy dan jangan lagi mengingat masa-masa itu, yagsog?"

"yagsoghabnida." Ucap jungkook dan segera memeluk tubuh jimin dengan erat.

"Ekhem!" Suara seseorang menyadarkan mereka yang tengah berpelukan dan kemudian ia melepas pelukan mereka kemudian menoleh kearah pintu yang kini sudah berdiri sambil melipat tangnnya di depan dada.

"Wae? Terkejut aku disini?"

"Bagaimana hyung tahu kami di sini?" Ucap jimin pada Seung gi yang kini sudah ada di dekatnya.

"Dokter Ahn memberitahu ku jika kau ada di sini." Jelas Seung gi yang kini sudah mengusap lembut perut jimin.

"Aku tak sabar perut ini membuncit lagi." Tambah Seung gi dengan tawa gelinya.

"Memang kenapa hyung?" Tanya jungkook.

"Kau tahu, dulu saat jimin mengandung jungmin, jimin sangat manja padaku dan tubuhnya semakin berisi seperti babi." Seung gi pun tertawa saat mengingat saat itu.

"Yak hyung!"

"Terima kasih hyung sudah menjaga jimin dengan baik dan sekarang aku berjanji padamu akan menjaga jimin dengan baik." Ucap jungkook sambil membungkuk kan tubuhnya.

"Aish.. Kau ini. Memang harus kau menjaganya, kau suaminya. Tapi, aku akan sering mengunjungi adik manisku ini karena aku juga tak mau melewati masa-masa jimin yang mengidam dan manja. Aku merindukan itu semua."

"Segeralah menikah hyung."

"Nanti saja kalau aku sudah ingin."

"Yah.. Hyung ingat umurmu sudah matang. Mau sampai kapan hyung sendiri terus."

"Entahlah, aku juga masih menikmati kesendirianku. Aish.. Sudahlah ayo kita pulang ke rumah. Kakek ingin bertemu denganmu." Ucap Seung gi sambil menaikkan bahunya tak perduli.

"Ah benar, bagaimana keadaan kakek maaf aku belum sempat mengajak jimin menemui kakek." Tanya jungkook

๐™‹๐™ก๐™–๐™ 

"Kau saja yang tak mengijinkan jimin keluar rumah karena kelebihan hormon mu itu hingga dia hamil sekarang." Ucap Seung gi setelah memukul belakang kepala jungkook.

Jungkook pun hanya menyengir sambil mengusap belakang kepalanya, sedang Seung gi memutar bola matanya malas.

***

๐™ˆ๐™–๐™ฃ๐™จ๐™ž๐™ค๐™ฃ ๐™‡๐™š๐™š ๐™๐™–๐™ข๐™ž๐™ก๐™ฎ

"Benarkah? Wah selamat ya sayang!"

"Wah aku akan dapat cicit lagi!"

"Kita harus merayakannya!"

"Seung gi-ah, jongsuk-ah kapan kalian memberikan kami cucu juga?!"

"Istri saja belum punya bagaimana memberi cucu pada kalian!"

"Cepatlah menikah kalau begitu Oppa!"

Seperti itulah kegaduhan di dalam Mansion keluarga Lee setelah mendengar kabar bahagia atas kehamilan kedua jimin. Bahkan jong suk dan Seung gi tak ada habisnya terkena ejekan dari keluarganya sendiri. Bahkan mereka pun sepakat merayakan kehamilan jimin yang kedua itu.

Jimin di sana berdiri di samping jungkook yang tersenyum dengan menatap satu persatu anggota keluarganya tersenyum dan tertawa karena berita kehamilannya. Jimin merasa bersyukur karena kini ia tahu bahwa masih ada orang-orang yang masih menginginkannya. Memberikan kehangatan sebuah keluarga yang selalu ia harapkan. Bahkan adiknya jihoon sudah bahagia bersama keluarga angkatnya yang juga dapat memberikan kasih sayang yang tulus dan hidup yang layak bahkan jihoon bisa melanjutkan pendidikannya yang hampir saja terhenti karena keterbatasan materi. Namun sekarang dapat ia lihat dimana kebahagiaan yang dulu hanya harapan yang mustahil di dapatkan kini berakhir ia dapat merasakannya.

Sebuah keluarga yang tak pernah ia ketahui kini membawanya masuk ke dalamnya dengan berjuta kebahagiaan yang ia dapatkan dan impikan. Kakek, paman, bibi serta noona yang tak pernah ia tahu hingga merekalah yang mencari dirinya. Jongsuk hyung orang yang baik hati dan selalu penuh senyuman yang pertama kali ia temui di salah satu taman di Thailand nyatanya mempunyai ikatan saudara dengannya dan Seung gi hyung ah.. Si mulut pedas itu. Jimin sudah mengenalnya dari kecil saat kedua orang tuanya masih hidup bahkan keduanya sudah akrab seperti saudara kandung. Bahkan Seung gi sangat menyayangi jimin melebihi rasa sayangnya pada adiknya sendiri.

Yang terakhir suami tercintanya Jeon jungkook. Pria yang pernah menyakitinya bahkan menghancurkannya. Namun, kini pria itu telah menjadi sandaran hidupnya serta orang yang paling mencintainya. Jimin benar-benar bersyukur akan limpahan harapannya yang telah terwujud. Merasa sangat beruntung sebagai orang yang paling bersabar.

"Sayang, kau melamun?" Ucap jungkook sambil mengusap pelan lengan jimin. Jimin pun tersadar akan lamunannya dan segera menoleh ke arah suaminya yang menatapnya khawatir dengan memberikan senyum manisnya pada jungkook.

"Ya, aku sempat terhanyut dalam lamunan saat melihat semuanya. Aku tak pernah menyangka bisa merasakan kebahagiaan ini kookie."

Jungkook pun tersenyum dan segera merengkuh bahu sempit istrinya, "semua ini nyata baby, kau berhak mendapatkan kebahagiaan ini setelah berkali-kali tersakiti dan kini kau harus menikmati apa yang ada di hadapanmu sayang. Kau layak mendapatkannya bahkan aku juga berjanji akan selalu menjaga dan memberikan kebahagiaan pada kalian, istri dan anak-anakku." Ucap jungkook sambil mengecup kening jimin dengan sayang.

"Terima kasih kookie, Terima kasih telah berada di sampingku dan menjadi bagian dari hidupku."

"Seharusnya akulah yang mengatakan itu. Mengingat aku pernah berbuat buruk dan tak pernah pantas mendapatkan maaf darimu. Tapi lihat kau dengan mudahnya memaafkan ku bahkan kau menerimaku. Terima kasih baby." Jimin dan jungkook pun saling pandang dan melempar senyum.

"Lihatlah yang sedang kasmaran, seakan dunia milik mereka berdua." Ucap Seung gi menginterupsi membuat jimin salah tingkah hingga menyembunyikan wajah merona malunya kedalam pelukan jungkook karena ucapan Seung gi hyung nya. Berakhir dengan suara tawa yang kini menggema di dalam ruangan itu.

๐™๐˜ฝ๐˜พ

avataravatar
Next chapter