28 Tuduhan

"Satria,gimana kalau kita periksa semua tas yang ada di kelas ini,mungkin aja 'kan ada yang sengaja ngambil kalung itu"ucap Monica lalu Satria menatap Dara yang langsung menghentikan pencariannya.

"Itu ide bagus,kalau gitu lo bantu gue"balas Satria lalu Monica mengangguk.

Mereka pun memeriksa tas semua orang dengan teliti.

Saat Dara akan memeriksa tas juga,dia melihat mahasiswa lain berdatangan memasuki kelas.

Para mahasiswa itu terkejut saat melihat Satria dan juga Monica membuka tas mereka.

"Ada apa ini,kenapa kalian buka tas kami"ucap salah satu mahasiswa.

"Satria kehilangan barangnya,jadi kita mencarinya"balas Monica.

Mereka langsung saling berbisik-bisik,Dara pun ikut memeriksa tas semua orang.

Satria mengusap wajahnya kasar.

"Kalung itu tidak ada tas siapapun"ucap Satria.

"Lo yakin udah periksa semua tas di kelas ini?"tanya Monica.

"Gue yakin"jawab Satria.

"Satria,tapi lo belum periksa tas gue dan juga Dara"ucap Monica.

Satria terdiam,dia berpikir tidak mungkin Monica sahabatnya atau Dara cintanya yang akan mengambil kalung itu.

"Enggak,buat apa gue periksa tas kalian,kalian gak mungkin juga ambil kalung itu"balas Satria.

"Lo gak bisa kayak gitu,tas kami semua lo periksa,tapi tas Monica dan Dara tidak,itu semua tidak adil,bisa aja 'kan diantara mereka ada yang ngambil barang lo"ucap salah satu mahasiswa lalu disetujui oleh yang lainnya.

"Oke,gue akan periksa tas Dara dan Monica"ucap Satria.

Lalu Satria memeriksa tas Monica terlebih dahulu,namun Satria sama sekali tidak menemukan kalung itu.

"Kalungnya tidak ada di tas ini"ucap Satria.

Seketika semua orang menatap Dara,mereka curiga kalau Dara yang mengambil kalungnya,karna hanya tasnya lah yang belum diperiksa.

Satria menatap Dara dengan penuh keyakinan.

"Gak mungkin kalau Dara yang ngambil kalung itu."kata Satria dalam hati.

"Ayo Satria,periksa tas milik Dara"ucap salah satu mahasiswa.

Satria berjalan menghampiri meja Dara lalu memeriksa tasnya.

Begitu terkejutnya saat Satria menemukan kalung tersebut dalam tas Dara.

Satria mengeluarkan kalung tersebut,semua orang sama terkejutnya saat tau kalau barang milik Satria ada dalam tas Dara.

Begitupun dengan Dara yang terkejut sekaligus heran.

"Bagaimana kalung itu ada dalam tas aku."kata Dara dalam hati.

Satria menatap Dara lalu menghampirinya.

"Lo yang ngambil kalung gue"ucap Satria.

"Enggak Satria,gue sama sekali gak ngambil kalung itu"balas Dara.

"Lalu kenapa kalung ini ada dalam tas lo!"

Satria mulai meninggikan suaranya sampai membuat Dara sedikit ketakutan.

"Gue gak tau"

Satria mengusap wajahnya kasar,dia merasa serba salah.

"Dara,lo jujur sama gue,apa lo ngambil kalung ini?"

"Enggak,gue berani sumpah kalau gue gak ngambil kalung itu"

Satria marah namun merasa iba juga karna melihat Dara yang mulai meneteskan air mata.

"Terus kenapa kalungnya bisa ada dalam tas lo"

"Gue gak tau Satria,gue gak tau"

"Mana ada maling yang ngaku"

"Iya,udah jelas jelas kalungnya ada dalam tasnya"

"Jujur aja"

Begitulah kata kata yang keluar dari mulut para mahasiswa.

Dara semakin menangis,kini dia dituduh melakukan hal yang tidak dia lakukan.

Satria terus menatap Dara dengan tidak percaya,namun buktinya sudah ada didepan mata,rasanya semuanya serba salah bagi Satria.

"Satria,gue gak ngambil kalung itu,percaya sama gue"ucap Dara.

"Bagaimana gue bisa percaya sama lo,buktinya sudah ada,kalau kalung gue ada dalam tas lo"balas Satria.

"Gue benar benar gak ngambil kalung itu,gue juga gak tau kenapa kalung itu bisa ada dalam tas gue"

"Lo gak usah ngeles,gue saksinya disini,gue sendiri yang liat lo ngambil kalung itu dari tas Satria"ucap salah satu mahasiswa yang entah siapa tiba tiba berbicara kebohongan.

Dara menggelengkan kepalanya,Satria terus menatap Dara dengan lekat.

"Lo tega Dara,gue gak nyangka kalau gue bisa mencintai gadis pencuri kayak lo"ucap Satria.

Lagi lagi Dara meneteskan air matanya,untuk yang pertama kalinya dia dituduh sampai seperti ini.

Lalu Satria pergi keluar kelas,sementara yang lainnya kini menyoraki Dara.

"Huuu...."

"Dasar pencuri!"

"Orang desa kalau gak punya uang dia nyuri yah"

"Iya,gak nyangka banget,gue pikir orang desa itu alim,tapi ternyata pencuri"

Dara menangis terisak,lalu dia berlari keluar kelas.

Sementara Monica tersenyum senang,lalu mahasiswi yang mengaku sebagai saksi menghampiri Monica.

Mereka berdua ber tos bersama.

"Akting yang mengesankan"ucap Monica pelan.

"Tentu saja,dengan begitu lo harus bayar gue"

"Lo tenang aja,gue transfer sekarang juga"

Jadi begitulah,orang itu sengaja mengaku sebagai saksi atas perintah Monica.

"Ucapkan selamat datang pada kehancuran,Dara."kata Monica dalam hati.

___

Dara terus mengejar Satria.

"Satria!"panggil Dara lalu Satria menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Dara.

"Gue gak pernah mencuri Satria,gue gak tau kenapa kalung itu bisa ada dalam tas gue,saat itu gue memang ada dikelas,tapi setelah itu gue pergi keluar karna seseorang nelepon gue atas nama Jio..gue juga gak tau dia siapa,gue berani ngelakuin apapun asalkan lo percaya kalau gue bukan pencuri"ucap Dara menangis.

Tanpa membalas ucapan Dara,Satria pergi begitu saja dari sana.

"Satria!..percaya sama gue,gue gak nyuri kalung itu!"ucap Dara dengan nada tinggi,namun Satria terus saja melangkahkan kakinya tidak peduli.

Dara menangis terisak,lalu tiba tiba Ken datang menghampiri Dara.

"Dara,kenapa lo nangis"ucap Ken dengan khawatir,namun Dara tidak membalas ucapan Ken.

Lalu Ken memeluk Dara saat itu juga.

"Dara,gue gak suka liat lo kayak gini"ucap Ken sambil mengelus rambut Dara.

Dara terus saja menangis,Ken tersenyum saat itu juga.

"Bagus,rencananya berjalan dengan sempurna,mulai saat ini Satria akan sangat membenci Dara sampai tidak akan berani mendekati Dara lagi."kata Ken dalam hati.

Tanpa mereka sadari kalau Satria melihat semuanya.

Sedari tadi Satria memang ada disekitar sana,dia memang pergi dari hadapan Dara,tapi dia tidak pergi dari sana.

"Dara,gue yakin bukan lo pelaku dari pencurian kalung ini,gue percaya penuh sama lo,gadis baik dan tulus kayak lo tidak akan pernah melakukan hal seperti itu..maaf kalau gue harus berpura pura membenci lo mulai saat ini,karna dengan begitu,gue bisa menemukan pelaku yang sebenarnya."kata Satria dalam hati.

avataravatar