webnovel

Biaya Kuliah

Aku ini ayah seperti apa..anakku hanya ingin sekolah tinggi,bagaimana mungkin aku tidak mewujudkannya."kata Yuda dalam hati.

Yuda menghapus air matanya lalu pergi...

Ana menghapus air mata Dara yang menetes.

"Sudahlah,kau tidak perlu sedih"ucap Ana.

"Iya"balas Dara.

___

Yuda memasuki kamarnya lalu membuka lemari dan mengambil kaleng bekas biskuit yang di dalamnya ada uang tabungannya.

Selama ini Yuda menabungkan hasil dari pekerjaannya sebagai petani kedalam kaleng tersebut.

Yuda mengeluarkan uang tersebut lalu menghitungnya satu persatu.

"Uang ini masih belum cukup untuk biaya Dara masuk kampus"ucap Yuda.

Lalu Maya datang memasuki kamar menatap suaminya yang sedang kebingungan.

Maya ikut membuka lemari lalu mengeluarkan sesuatu.

Maya memegang dua gelang emas warisan keluarganya yang sudah meninggal.

Lalu Maya menyondorkan gelang tersebut kepada Yuda.

Yuda mendongkakkan kepalanya menatap gelang tersebut lalu beralih menatap istrinya.

"Apa ini?"tanya Yuda.

"Kau,bisa menggunakan ini untuk tambahan biaya kuliannya Dara"jawab Maya.

Yuda langung berdiri.

"Apa yang kau maksud..ini adalah gelang warisan dari kedua orang tuamu,bagaimana mungkin aku tega menggunakannya"ucap Yuda.

"Tidak papa,perhiasan bisa dibeli lagi,tapi pendidikan Dara sangat sulit untuk dijalani..pendidikan Dara lebih penting daripada perhiasan ini...ambilah dan jual,lalu gunakan untuk biaya kuliahnya Dara"balas Maya lalu Yuda menerima perhiasan tersebut.

___

Setelah selesai menjual perhiasan,

Yuda kembali ke rumahnya sambil menghitung uang.

"Uangnya masih belum cukup,walaupun sudah ditambah hasil penjualan perhiasan"ucap Yuda.

Tanpa sengaja Jaki mendengar apa yang Yuda katakan.

Jaki pun berjalan menghampiri Yuda.

"Ada apa kak?..apa yang sedang kau pikirkan"tanya Jaki.

"Aku hanya memikirkan cara untuk bisa memasukkan Dara ke kampus"jawab Yuda.

"Jadi kau benar benar akan memasukkan Dara ke kampus..kenapa kau tidak bicara padaku,aku bisa membantu"

Jaki mengeluarkan uang dari saku celananya lalu memberikannya kepada Yuda.

"Ini,pakai saja uang ini untuk biaya kuliah Dara"ucap Jaki.

"Tidak,aku tidak bisa"tolak Yuda.

"Kakak,kau ini bicara apa..Dara itu putriku juga kan,bagaimana mungkin aku tidak membantu"balas Jaki lalu menyelipkan uang tersebut ke tangan Yuda.

Jaki memiliki sebuah toko ponsel,dia tidak terlalu kesulitan dengan ekonomi.

Jaki bisa sekolah sampai lulus SMA,sementara itu Yuda hanya lulusan SD.

Sangat berbeda,karna dulu ayah mereka meninggal,sehingga Yuda harus bekerja demi keluarganya sejak kecil.

Yuda membiayai pendidikan Jaki sampai bisa lulus SMA,hanya Yuda yang bekerja keras saat itu.

Dengan terpaksa Yuda pun menerima uang yang diberikan Jaki.

"Terima kasih"ucap Yuda.

"Sama sama,kakak"balas Jaki.

Tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi Santi melihat semuanya.

Dia sangat kesal karna suaminya harus mengeluarkan uang banyak hanya untuk pendidikan Dara.

Santi pun pergi dengan kemarahan...

___

Saat semuanya sedang berkumpul,Maya yang sedang berbincang bincang bersama Nenek,sementara Seli asik memainkan ponselnya.

Santi datang lalu memulai suasana panas.

Santi menepuk pundak Seli.

"Seli"panggil Santi,namun Seli hanya fokus saja kepada ponselnya.

Nenek dan Maya ikut menatap Seli dan Santi.

Dengan kesal Santi merebut ponsel Seli sampai membuat Seli terkejut.

"Ibu,apa yang kau lakukan"ucap Seli yang langsung berdiri dari duduknya.

"Kau..kau tau apa yang terjadi hari ini"ucap Santi dengan melirik lirik kepada Maya dan Nenek seakan memberi isyarat.

"Apa?"tanya Seli.

"Ayahmu..dia memberikan uang banyak kepada kakak ipar hanya untuk pendidikan Dara"jawab Santi.

"Apa!"

Seli terkejut,dia merasa kesal karna ayahnya selalu saja seperti itu.

Nenek dan Maya saling menatap,Maya menundukkan kepalanya.

"Kenapa ayah melakukan itu,ibu"ucap Seli.

"Ini semua karna Dara...anak itu manja sekali,dia itu bermimpi terlalu jauh,sudah tau pekerjaan ayahnya hanya sebagai seorang petani,tapi dia bermimpi ingin masuk kampus"balas Santi dengan kesal.

Maya mulai meneteskan air mata,lalu tiba tiba Yuda dan Jaki datang.

Santi menghentikan ucapannya dengan menatap Jaki tajam.

Melihat Maya yang menangis,Yuda menghampirinya lalu bertanya.

"Kau kenapa,ada apa ini?"tanya Yuda,namun Maya tidak menjawabnya,dia hanya menghapus air matanya dengan cepat.

Yuda menatap Nenek seakan bertanya,lalu Nenek melirikkan matanya kepada Santi.

Yuda menatap Santi dengan bertanya tanya.

Santi berdecak kesal sambil memalingkan wajahnya.

Lalu Jaki menghampiri Santi.

"Ada apa ini,apa yang kau lakukan kepada kakak ipar?"tanya Jaki.

"Kenapa ayah menuduh ibuku seperti itu"ucap Seli dengan kesal.

"Kau,kenapa kau mengeluarkan uang hanya untuk pendidikan Dara,hah!!...apa kau pikir Dara itu ratu di rumah ini,sampai apapun permintaannya harus dipenuhi"ucap Santi.

"Kau ini bicara apa,apa salahnya jika aku membantu biaya kuliah Dara"balas Jaki.

"Tentu saja itu salah,Dara itu bukan anak kita!"

Saat Jaki ingin kembali memarahi istrinya,Yuda angkat bicara.

"Sudah,cukup!"ucap Yuda lalu semuanya terdiam.

Yuda mengeluarkan uang dalam sakunya lalu berjalan menghampiri Santi.

"Kau ingin uang ini kan,maka akan aku kembalikan"ucap Yuda lalu mengembalikan uang yang Jaki berikan kepada Santi.

Dengan senang hati Santi menerima uang tersebut lalu pergi saat itu juga,Seli mengikuti ibunya dari belakang.

Jaki sangat merasa tidak enak.

"Kakak,apa yang kau lakukan..uang itu untuk biaya kuliah Dara"ucap Jaki.

"Sudahlah,lain kali lebih baik,kau meminta izin istrimu terlebih dahulu sebelum membantu orang lain"balas Yuda lalu pergi.

Jaki sangat merasa tidak enak,lalu dia ikut pergi untuk menemui Santi.

Nenek yang sedari tadi hanya diam saja,dia mengelus kepada Maya lalu memasuki kamarnya.

"Aku merasa gagal sebagai seorang ibu."kata Maya dalam hati.

___

Jaki langsung memasuki kamar dan menemui Santi.

"Apa yang kau lakukan,hah!..."ucap Jaki dengan kesal.

"Kau tidak perlu marah marah seperti itu padaku,apa yang kau lakukan itu sudah sangat salah!"balas Santi.

"Dengar,apa kau tidak bisa menjaga bahasamu saat berbicara seperti itu..setidaknya tolong hormati ibuku yang ada disana"

"Aku tidak peduli,semua orang di rumah ini harus tau,kalau Dara hanyalah membuat orang lain susah"

"Diam!"

Jaki benar benar emosi,sikap Santi sudah sangat keterlaluan,dia berbicara tentang keponakannya sendiri sampai sebegitunya.

Dari dulu sampai sekarang Santi memang selalu tidak suka dengan keluarga Yuda.

Dia selalu merasa iri dan sombong.

jaki mengusap wajahnya kasar,dia tidak tahu lagi apa yang harus di lakukan kepada istrinya itu.

___

Dilain tempat yaitu di kamarnya Yuda,kini Yuda sedang duduk di atas kasur sambil menundukkan kepalanya bingung.

Uang yang tadinya cukup untuk biaya kuliah Dara,kini kembali berkurang karna uangnya dberikan kepada Santi.

Lalu Nenek datang dengan membawa perhiasan seperti kalung.Nenek pun duduk di samping Yuda.

"Yuda"panggil Nenek sambil mengelus pundak Yuda.

Next chapter