2 Nama Baru Ku

"Huuh?"

Tiba tiba ruangan putih itu memudar dan terlihat ruangan gadis full warna pink.

Aku melihat ke arah gadis itu, dia menjadi memakai piyama kelinci.

"Hello rekan kami"

"Njer kamu kenapa masukin kemungkinan seperti itu di gachapon nya haah!?"

"Ku kehabisan ide jadi ku asal masukin aja"

"Ah.."

Kaki ku lemas dan akhirnya ku terduduk.

"Perkenalkan namaku Eschiea, penuntun bumi"

"Apa bisa ku undo hal tadi?"

"Sayangnya tidak, apa kamu mau membuat planetmu?"

"Tidak reincarnasikan saja aku ke dunia yang kau tentukan"

"Baiklah, secinda lifera cimae endin tor thiasi giriale"

"Cuma itu?, ku bisa mengerti apa yang kamu bilang"

"Jelas dong"

Padanganku hilang.

Lalu aku tidak bisa merasakan badan ku, apa ku harus menangis?, tidak ku lebih baik membuka mata.

aku membuka mataku dan melihat seorang kakek tua.

Kakek itu berambut putih panjang di ikat kebelakang, jengotnya tidak panjang panjang amat, dia tidak berkumis, matanya berwarna hijau, dia menatap ku dengan lembut, sampai sampai aku bisa merasakan kehangatan hanya dengan di tatap nya.

Aku kemudian tertawa, kakek itu juga tertawa.

Kakek itu pergi lalu dia membawa sebuah botol, dengan ujung agak runcing dan ada lubang kecil, benda itu terbuat dari kayu, mungkin itu dot jaman dulu.

Aku merasa sedikit lapar lalu aku membuka mulut ku.

Alu menyedot isi botol itu, terasa seperti susu murni dengan iklan naga di tv.

Aku menyedot nya sampai habis.

Tiba tiba perut ku terasa sakit, jangan jangan!

Sesuatu hangat keluar dari pantat ku.

Aku merasa malu tapi dengan kondisi tubuh ku yang seperti ini ku bisa apa?

Dia mengangkat ku lalu dia melepas kain yang membalut bagian bawah ku.

Lalu dia mengelap pantat ku dengan kain basah dan membalut kain lagi.

Ntah berapa hari akhirnya aku bisa berjalan, aku berlatih jalan setiap hari, kakek itu membantu aku dengan memegang tangan ku, akhinya ku bisa berjalan dengan mulus bahkan berlari.

"Ohoho Riala anak yang cepat belajar"

Ya namaku sekarang Riala, Riala Dremia.

Ntah berapa bulan kemudian, lidah aku mulai berfungsi dengan baik, kalimat pertama yang ku sebut bukanlah papa atau mama namun.

"Tima kaci kake"

Kakek itu terkejut bukan main, gelas yang di pegang nya terjatuh.

Dia berjalan ke arahku.

"Kamu.... sudah mengerti bahasa?"

"Iya"

"Kalau begitu berlatihlah agar bicara mu lebih baik, setelah itu ku akan mengajarimu soal bahasa alfabet, dan hal lain di dunia ini"

Seperti yang dia bilang, dia mengajari aku semua bahasa di dunia ini, alfabet nya masih sama di bumi hanya saja arti nya berbeda.

"Kamu cepat bisa ya nak"

"Iya kakek"

"Tapi lucu juga mendengar ini dari bayi berumur 19 bulan"

akhirnya umurku 2 tahun, aku sudah bisa berjalan dan berlari dengan baik, aku sudah bisa menulis, dan menggambar, kakek terlihat terkagum saat aku mengerjakan tumpukan soal anak sd yang dia berikan pada aku.

Lalu dia memberikan soal mtk aljabar, aku juga mengerjakan nya.

"Wohohoho, kamu anak super, umur 2 tahun sudah bisa aljabar, ayo kita teruskan sejauh mana yang kamu bisa"

Akhirnya aku bisa mengerjakan matrix, limit, integral, trigonometri, geometri.

"Aku tak bisa berkata apa apa, tapi apa kamu ini reincarnasi dari dunia lain?"

Aku memutuskan menceritakan kehidupan ku yang dulu, kecuali dengan kekuatan ku.

"Begitu"

Dia kemudian pergi ke kamar nya, dia mengeluarkan pedang nya.

Lalu dia seperti mengalirkan mana ke pedang nya, ku melihat ada aliran asap putih yang keluar dari tangannya yang mengalir ke pedang nya lalu hilang.

Lalu pedang nya bercahaya.

"Wooow"

"Kamu tertarik? Baiklah tunggu umur mu 5 tahun, untuk sekarang kita latihan mengatur mana mu"

Aku di ajari nya mengatur mana, 2 tahun kemudian ku bisa mengendalikan mana ku.

"Energi sihir mu terlalu besar kamu harus bisa membuat nya kecil sekali"

"Baiklah"

Aku mencoba mengalirkan mana ku ke ember air, Aku usahakan agar air itu hanya bergerak sedikit.

Setahun berlalu ku akhirnya bisa mengatur intensitas mana yang ku keluarkan, meskipun itu sampai membuat ku berkeringat, walau berapa kalipun aku mencoba nya.

Dia memberikan ku 1 batang besi.

"Ku ingin mengetes sesuatu, coba remas itu"

"Baik"

Aku meremas nya, dan besi nya keot.

"Ok kurasa kita tahu apa latihan selanjutnya"

Dan setahun akhirnya berlalu aku sekarang berumur 6 tahun.

"Ok kita akan belajar tentang teknik pedang"

"Baik!"

"Ayunkan pedang mu ke depan seperti ini, ingat dari atas kepala sampai tangan mu lurus"

Aku berada di depan kakek, ku mengayunkan pedangku seperti biasa, tiba tiba sebuah bilah angin tercipta dan mengarah ke kakek, kakek menangkisnya dengan satu jari.

"Beginilah yang akan terjadi jika kamu memiliki kekuatan yang besar namun tidak di asah"

Ku mengangguk ngangguk.

Teknik pedang yang ku pelajari adalah teknik pedang Dremia, cukup sederhana, teknik pedang ini menggabungkan koordinasi kedua tangan, dengan menghindar.

Ya, teknik pedang ganda yang keren!

3 tahun waktu yang aku perlukan untuk menguasai semua teknik pedang itu, umurku sekarang 9 tahun, kata Eschiea benar, ku terlahir dengan fisik yang sama saat di bumi.

"Sekarang kita latihan sihir, ku tebak, inilah yang kau tunggu selama ini kan?"

"Iya"

"Baiklah, pas kecil kamu sudah berlatih mengendalikan mana, sekarang yang kita lakukan mengiplementasikan mana"

"Apa harus merapal?"

"Tidak perlu, lihat ini"

Dia menyuruhku untuk melihat tangan nya, ku memerhatikan dengan baik, lalu ku melihat dia mengumpulkan mana nya ke tangan nya, lalu mana itu terus berubah bentuk nya, dan akhirnya menjadi bentuk sebuah pedang.

"Keahlian ku adalan imaginetary weapon, ku bebas membentuk senjata apapun, jadi cara menggunkaan sihir adalah mengumpulkan mana mu dan ubah sesuai bentuk yang kau bayangkan kemudian jika selesai kamu ucapkan dalam hati nama benda yang kau buat"

"Ok"

Ku mengumpulkan mana di tangan ku, lalu ku membayangkan sebuah kue, lalu ku membentuk mana ku menjadi kue.

'Kue'

tiba tiba mana ku menjadi kue.

"Kamu membuat kue?"

"Iya, ku penasaran"

Aku mencoba memakan kue ku, rasanya seperti kue biasa.

"Lumayan enak"

"Omong omong kamu bisa melihat mana dengan jelas kan?"

"Iya, kalau aku mau, aku bisa melihat semua mana yang bertebaran di udara"

"Nah mana yang itu buat monster, monster memerlukan mana itu untuk hidup dan ada"

"Monster?"

"Ya, oh iya, mau coba melawan monster?"

"Mau!"

"Baiklah, besok kita berangkat"

"Melawan apa?"

"Hydra"

"Heeeeh!!?"

-------------------

avataravatar
Next chapter