4 Menuju Kota

"Ka-kakek, tolong kembali seperti dulu, ku menjadi seperti ini karena keberuntungan"

"Baik saya mengerti"

Aakh sial!

Tiba tiba kakek berjalan pergi, dia mengambil pisau, lalu dia berjalan lagi ke aku, aku menutup mataku, dia hanya melewati ku, lalu ku mendengar suara tusukan.

"Hei Riala, bantu kakek bersihkan babi hutan ini"

"Ba-baik!" Jawab ku dengan bahagia.

Akhirnya kami memakan babi panggang.

"Sisanya kita simpan ke gudang"

"Apa tidak busuk?"

"Tidak gudang itu mempunya efek khusus, yaitu waktu di dalam berjalan lebih lambat"

"Ooh.. ku baru tahu"

"Mungkin karena itu alat sihir sehingga kamu tidak bisa melihat mana nya"

"Benarkah?"

"Mau belajar persepsi sihir?, itu berguna untuk merasakan sihir, mau punya manusia atau alat"

"Mau!"

"Baiklah sekarang habiskan makanan mu"

Aku segera memakan habis daging yang ku pegang.

Lalu ku mencuci mulut dan tangan lalu berlari ke kakek.

"Ok ku siap!"

"Baiklah sekarang tutup matamu"

Aku menutup mataku tiba tiba ku merasakan sesuatu melewati tubuhku tapi bukan angin, alu baru bisa merasakan nya jika ku berkonsentrasi pada aliran itu.

"Buka matamu"

"Baik"

Ku membuka mataku dan melihat sebuah mesin seukuran pintu, kapan kakek membawa nya?

"Kamu merasakan nya kan?"

"Iya"

"Ini di sebut mesin penghancur kristal sihir, dia akan memasukan energi sihir yang besar ke kristal sihir sampai kristal itu pecah"

"Wooow, pantas ku bisa merasakan itu dengan mudah"

"Ok coba dengan mata terbuka sekarang"

"baik!"

Kakek menekan tombol di mesin itu, ku bisa merasakan aliran itu dengan mudah.

"Kerasa kakek"

"Ok coba ini"

Kakek mengeluarkan sebuah bola kuning, ku bisa merasakan sesuatu dari bola itu, sensasi nya saat ada jari yang mau menggelitik kita.

(AN: bagi yang tidak paham mungkin anda akan paham jika anda di kelitik di bagian kaki, lalu ada jari yang mau menggelitik kaki, lalu kamu merasa geli padahal tidak tersentuh, jika kamu orang nya gak peka ya udah :v)

"Ku merasakan nya"

"Hooh baiklah, kita loncat ke yang tersulit"

Kakek melambai kan tangan nya, seperti mengetes sesuatu, lalu dia mengangguk kan kepala nya.

"Ada apa kakek" ku berencana berjalan ke arah kakek.

"Jangan kesini, kamu coba rasakan aliran sihirnya"

Aku mengangguk, aku hampir tidak bisa merasakan apa apa, lalu aku menutup mataku lalu berkonsentrasi, aku merasakan sesuatu, seperti seutas benang menyentuh rambut ku, hampir tidak terasa!

"Ku merasakannya, terasa begitu samar samar" sambil ku menutup mata.

Ku mencoba membuka mata, ku sudah bisa merasakan nya, ku terus mencoba merasakan nya hingga terbiasa, ku juga mundur untuk mengetes seberapa jauh ku bisa merasakan nya, ntah berapa menit ku bisa merasakan nya dengan jelas.

"Sebenarnya benda apa ini kakek?"

"Ini.."

Dia mengambil sebuah batu, lalu dia melempar ke sumber energi itu tiba tiba itu meledak, dan terlihat sebuah beda seperti ranjau tapi berbentuk tiang.

"Haah!?"

"Ini adalah perangkap yang ku ambil dari dungeon, perlu 1 bulan agar ini bisa di lepas dari tempat nya secara aman"

"Ini dapat membunuh kan?"

"Iya"

'Untung aku tidak berjalan beberapa langkah tadi'

"sepertinya sudah saat nya"

"Apa kakek?"

"Kita akan ke kota, bisa kesusahan kamu jika tidak tahu apa apa saat ke kota"

"Iya juga"

"Besok pagi kita berangkat"

"Baik!"

Karena masih siang aku pergi ke danau belakang.

Aku memanggil kedua ikan yang ku ciptakan tadi.

Lalu kedua ikan itu muncul lalu berjalan kearah ku, ku mengubah sedikit wujud mereka, ku membuat mereka menjadi berbulu, namun tidak basah dengan bantuan zat lilin, ku juga menambah cakip kecil di dekat mulutnya agar bisa mengambil makanan dengan mudah, ku juga membuat mereka bisa berlari dengan cepat, dan berteleportasi ke danau jika di bawa pergi, apapun yang mengikatnya dia akan bisa kabur.

"Oh iya kalian ku ganti perintah, kalian hanya boleh berkembang biak 2 tahun sekali, dan anak kalian boleh berkembang biak jika sudah berumur 10 tahun, umur kalian kuperpanjang menjadi 50 tahun, ku akan menambah teman kalian jadi tolong akur ya"

Aku membuat 2 ikan itu lagi, lalu aku memberitahu hal yang sama.

Setelah itu aku membaca buku yang ada di lemari kakek, isi nya sejarah kerajaan kerajaan yang ada di dunia ini, dan juga beberapa buku lain nya berisi teori sihir, buku sejarah seperti novel, ku berencana membeli buku soal sihir sihir yang ada di dunia ini serta penjelasan nya jika ke kota.

Setelah agak malam ku ke kamar ku dan tidur.

Di dunia ini jam tidurku menjadi teratur, mungkin karena aku di rawat dengan baik, tidak seperti di bumi.

Aku bangun sekitar jam 4.

Aku melihat kakek bersiap siap.

"Sepertinya ku bagun tepat waktu"

"Benar, ku baru saja ingin membangunkan mu, ayo segera cuci muka mu, lalu ganti pakaian mu menjadi pakaian yang ku siapkan di meja kamar mu"

"Baik"

Aku ke danau belakang, aku membuat bola cahaya untuk menerangi jalan, aku mencuci muka lalu kembali masuk di kamar ku.

Aku melihat kemeja putih, celana pendek merah dan jubah bertudung berwarna merah.

Aku memakai nya lalu ku melihat kecermin.

"Hah!? Kok!?"

Aku keluar dari kamar.

"Kakek ingin aku mengcosplay gadis yang di dongeng kerudung merah?"

"Ah ketahuan ya"

"...."

Kami keluar rumah, lalu mengunci pintu kami, diluar begitu gelap.

Kakek menyalakan lentera nya.

"Kenapa tidak menggunakan sihir cahaya?"

"Jangan, sihir cahaya hanya dimiliki priest, nanti kamu bakal di kira aneh aneh"

"Ooh baik"

Aku berjalan dengan hati hati, kakek terlihat santai saja.

Aku terpikir untuk membuat sihir baru, aku mengumpulkan mana ke mataku lalu membuat nya bisa melihat malam dengan membuat nya terang.

"Woaah berhasil!"

Kakek tiba tiba memukul kepala ku.

"Goblok bukan begitu! Coba lihat ke cermin!"

Aku mengambil cermin dan melihat mataku menjadi seperti senter.

"Eh.. ku coba ulang lagi"

Sekarang ku mengumpulkan mana ke mataku, lalu ku membuat lensa infra red.

"Ok, aku bisa melihat di malam hari"

"Apa apa an itu, mata mu terlihat seperti mesin"

"Iya kah?"

"Mungkin ku harus mengajarimu memperkuat tubuh mu dengan mana, ku akan mengajari mu sambil jalan ke kota, tunggu matahari sudah terbit, kalau matahari sudah terbit tolong hilangkan lensa aneh itu"

"Ok!"

Kami berjalan sekitar 1 jam di hutan, aku melihat langit sudah agak terang, aku menghilangkan lensa infra red lalu aku melihat langit yang masih agak biru.

"Ok sekarang kita bisa melihat dengan benar, coba kumpulkan mana mu ke tangan mu, lalu mana itu kamu ubah jadi energi"

"Haah!?"

"Hmm aku kasih contoh nya"

Aku melihat aliran mana di tangan nya, lalu mana itu pecah dan menjadi partikel cahaya yang mengelilingi tangan nya, lalu partikel itu masuk ke tangan nya, tangan nya menjadi sedikit bercahaya.

"Ini sihir memperkuat diri"

"Ooh!!"

"Sihir ini bisa kamu sembunyikan jika kamu hebat dalam mengendalikan mana, kurasa kamu bisa melakukan nya dengan mudah"

Aku melakukan persis dengan yang kakek lakukan, tangan ku bercahaya, aku lalu membayangkan cahaya itu hilang

"Sudah ku duga kamu bisa"

"Iya"

"Sekarang kamu coba sentilkan jari mu ke arah pohon itu"

"Baik!"

Aku mengarahkan tangan ku ke pohon yang di tunjuk kakek, lalu ku menjentilkan tangan ku, pohon berlubang seperti di tembak peluru.

"Hebat!!"

"Hmm... sekarang kamu sudah tahu cara melihat saat malam kan?"

"Iya"

------------------

avataravatar
Next chapter