9 Mendaftar

Aku berjalan ke gerbang, aku di hentikan penjaga.

"Kamu dari mana?"

"Tidak tahu, aku dan kucingku kabur dari rumah"

"Hmm masuklah"

Mengapa ku berbohong? Karena mereka tidak memiliki mesin pendeteksi kebohongan.

Aku berjalan melewati gerbang ku melihat gedung gedung tang terbuat dari kayu.

Aku tidak tertarik pada apapun.

Aku melihat sebuah selebaran.

"Ooh sekarang waktu pendaftaran, pas sekali"

"Saya sarankan anda segera mengikuti seleksi"

Aku menanyai penjaga dimana letak sekolah, ku mengikut arahan penjaga itu, aku tiba di depan sebuah gerbang.

"Bukankah ini terlalu besar untuk menjadi sekolah"

Aku masuk ke gerbang itu, lalu karena bingung ku berdiri di dalam gerbang menunggu calon murid lain datang.

Aku melihat seorang pria datang, baju nya terlihat seperti bangsawan, dia berjalan ke gerbang tapi dia seperti menabrak dinding.

Aku mencoba merasakan energi sihir, ku merasakan aura kecil dari tengah gerbang itu.

"Huuh.... ku melewati itu dengan super mudah"

Pria itu mencoba lagi tapi gagal akhirnya dia pergi bersama pelayan nya.

Aku mencoba keluar dari gerbang lalu masuk lagi.

"Hmm..."

Aku menunggu lagi, tak lama kemudian ku melihat seorang gadis bangsawan, dia berjalan ke gerbang namun dia menabrak penghalang itu, dia mencoba mendorong penghalang itu namun gagal.

Hampir 2 jam ku menunggu di dalam gerbang, aku melihat puluhan orang gagal.

"Haaah apa yang harus ku lakukan"

Tiba tiba ku merasakan energi sihir di belakangku.

Ada bola api di tembakkan ke arah ku, ku membuat perisai sihir yang sama pas nya dengan ukuran bola api itu.

Aku melakukan itu dan melihat ke belakang

"Hah!?"

Suara perempuan.

Aku menoleh ke belakang, ku melihat seorang gadis berpakaian penyihir, saat aku melihat dia, dia langsung kabur.

"Hei..."

Ah sial.

"Aku harus kemana ini sangat luaaaaaaas"

Asuka hanya diam saja mungkin dia tak punya ide.

Aku terus melihat sekeliling lalu ku melihat sebuah tanda panah.

"Itu dia"

Aku berjalan ke arah tanda panah itu, lalu aku melihat jalur lurus, aku berjalan terus lalu melihat sebuah pintu, aku mendorongnya.

Lalu di dalam seorang wanita.

"Selamat datang"

"Eeh.. ah iya"

"Silahkan duduk"

Aku duduk di kursi yang di sediakan.

Di depan ku ada 2 buah mesin.

"Silahkan"

"Uuh apa?"

"Yang ini kamu alirkan semua energi sihir mu, yang ini kamu gengam besi ini"

"Uum.. untuk lolos berapa ya?"

"Huuh? Yang sihir 40 dan yang fisik 50"

Aku melakukan yang fisik terlebih dahulu, ku pura pura menggemgam dengan keras, padahal ku hanya menekan secara ringan dengan jari manis ku.

Lalu masalah nya yang sihir, aku menutup seluruh aliran mana di badan ku, muka ku sampai merah untuk melakukan itu, akhirnya pas 40.

"Hiuuuh"

"Baiklah kamu lolos, silahkan tunggu di ruangan di balik pintu"

Aku masuk ke ruangan itu ku melihat sekitar 70 orang.

"Lihat dia mungkin murid terlemah"

"Iya, ku aja bisa 1000"

Akuu menghiraukan perkataan mereka, tiba tiba ku mendengar suara *aah!!

Ku melihat 3 gadis di depan ku.

"Ada apa?"

""Anda melupakan kami?""

Mereka bertiga terdengar sedih, lalu ku teringat.

"Ooh kalian yang memberikan ku ini"

Aku membuka tudung ku dan memperlihatkan jepit rambut.

""Anda masih memakainya!?""

"Ah iya, omong omong tetap rahasiakan yang dulu"

"Baik"

"Omong omong kalian hebat juga menembus Penghalang yang ada di gerbang"

""Aah iya, kami latihan setiap hari setelah hari itu""

"Ooh bagus"

Aku mengambil buku daftar storage, ku pura pura seperti mengambilnya dari kantong ku.

"Aah.. kok masih ada"

Aku memasukan buku ku dan pura pura mengambil gula batu pemberian paman itu.

Aku memasukan gula batu itu ke mulut ku.

"Maniiis!!"

Aku teriak karena gula batu nya sangat manis, calon siswa pada melihat ke arah ku.

"Uuh maaf"

Setelah agak lama menunggu seorang pria masuk keruangan itu.

"Kalian silahkan pulang, hari ini pendaftaran nya ditutup, 6 hari lagi kalian datang kesini"

Aku keluar dari ruangan itu.

"Hei kamu gadis dengan kucing di bahu, ikut saya"

"Ah.."

Aku mengikuti pria itu ke ruang tes, disana ada beberapa orang dewasa.

"Kamu menahan dirimu kan saat tes?"

"Eh... uh... tidak"

"Silahkan lakukan tes ulang"

"Tidak, aku kan lolos, wku tidak mau tes ulang"

Orang orang di sana tiba tiba terkejut.

"Apa ini!?"

"...."

"ME nya ∞ !!"  ( ∞ di baca ananta )

(Magic energi)

'Shit, alat apa yang mereka pakai'

"Aaaahahaha alat itu rusak mungkin?"

"Hmm iya juga ya, mustahil, bisa segitu"

Salah satu mereka mengeluarkan alat yang sama, ku menekan abis energi sihir agar menjadi sangat kecil.

"ME nya 40"

Mereka semua melihat ke arah ku, muka ku merah dan badan ku gemetaran dan berkeringat.

"Baiklah jika kamu bersikeras menutupi kekuatan mu"

Aku akhirnya pulang, aku pergi ke toko baju dan membeli beberapa baju biasa, kaos celana rok, serta pakaian dalam.

Aku ke gang sempit lalu berteleportasi ke alam dewa.

Asuka juga ikut dengan ku.

Saat ku sampai tiba tiba Eschiea masuk ke kamar ku.

"Haah.."

"Yoo Rine"

"Ku mau tanya, perbandingan kecepatan waktu di sini dan dunia mu berapa?"

"3 jam disini sama dengan 1 jam di dunia bawah"

"Ooh.. ok ku mau menjadi shut-in lagi selama setengah bulan"

"Heeh!?"

"Asuka kamu bebas kemana saja, kalau ada masalah segera telepati aku"

"Baik"

Aku kemudian menjadi shut-in selama 15 hari.

Lalu kembali ke dunia bawah.

"Berarti sekarang sisa 1 hari lagi"

"Saya ingin bertanya, bagaimana bisa anda betah di kamar selama itu?"

"Rahasia"

Aku mencari penginapan untuk tidur malam ini.

Akhirnya ku menemukan nya kami menginap disana.

Sebenarnya di alam dewa yang ku lakukan adalah membaca buku buku, yang belum ku hanya pedang sihir.

Ku juga menonton anime untuk menambah imajinasi.

Lalu paginya ku memakai set kerudung merah.

Aku berjalan ke ke sekolah.

Aku tiba paling awal, tak lama kemudian ku melihat beberapa murid berusaha masuk ke penghalang.

Aku melihat ada gorengan di depan gerbang sekolah.

Aku keluar dan membeli beberapa gorengan, lalu ku masuk lagi, calon siswa yang melihat ku terkejut

'Ah sial'

Ku pura pura melambat

"..."

Setelah sandiwara nya ku memberikan Asuka satu gorengan.

Tak lama kemudian pidato di mulai.

----------------

avataravatar
Next chapter