7 Duel

Kami berdua pulang ke rumah, aku berencana mengajak kakek untuk pulang dengan sihir teleportasi, tapi kakek menolak nya.

Kami berdua berjalan pulang, di jalan aku melihat seekor kucing betina berwarna oren, kucing itu menunduk lalu pergi.

"Hah!?"

Aku pergi mengejar kucing itu, kakek terus berjalan.

"jangan lama lama"

"Baik"

Aku mengejar kucing itu.

"Tunggu!" Ucapku dalam bahasa yang di pakai Eschiea.

Kucing itu kemudian diam.

"Apa yang anda inginkan hamba yang lemah ini"

"Aah santai aja, ku hanya penasaran saja"

"Saya akan berusaha sekeras mungkin untuk menjawab rasa penasaran anda"

"Huuh.. kamu ini apa?"

"Ku hanya se ekor kucing biasa yang kebetulan memiliki kepintaran"

"Hmm..."

Ok ku putuskan.

"Apakah"

"Ya?"

"Apakah kamu bersedia menjadi familiar ku"

"Apa!? Anda ingin mengangkatku?"

"Jika kamu bersedia"

"Baik hamba bersedia"

"Fiream niwea walile yue lilyela tie miuers foreiafirea"

"Ieaeam sewria"

Lingkaran sihir terbentuk di bawah kucing itu, lalu kucing itu berubah menjadi perempuan bertelinga kucing dan berekor kucing, dia memakai kemeja putih dan celana panjang putih, rambutnya oren dengan pupil seperti kucing.

"Hamba siap melayani"

Ku hanya bisa diam.

'Kok jadi kek gini, apa karena kekuatan ku terlalu besar?'

"Bisakah kamu kembali menjadi wujud kucing?"

"Bisa"

Dia kembali menjadi kucing lagi.

"Naik ke bahu ku, kita akan pergi ke rumah kakek"

Dia naik ke bahu ku lalu duduk.

Aku berjalan menyusul kakek.

Kakek melihat ku dan menanyai ku soal kucing di bahu ku.

"Ooh begitu, jadi ini kucing mau sama kamu?"

"Iya"

Tiba tiba ku mendengar suara di kepala ku.

"Mengapa anda berbohong"

'Oh telepati'

aku kemudian menggunakan telepati juga.

"Dia satu satu nya orang yang ku sayangi, ku tidak ingin dia  berubah sifat karena tahu ku ini seorang dewa"

"Ooh begitu"

"Ku juga berencana untuk menyembunyikan kekuatan ku"

"Begitu"

"Jadi tugas mu adalah memberi nasehat akan langkah ku selanjutnya di kehidupan normal ku"

"Baik"

Kami berjalan sekitar 4 jam lalu kami tiba di rumah kakek.

Aku melihat pintu rumah kami terbuka.

Kami masuk dan melihat sebuah mayat di tengah ruangan.

"Lagi kakek?"

"Ya.. pencuri bodoh terus terusan datang kesini saat ku meninggalkan rumah ini"

Kakek melempar mayat itu ke luar lalu membakarnya.

Apa yang mau dicuri oleh pencuri ini?

Jawaban nya ada di dalam gudang bawah tanah.

Kami turun ke gudang lalu ku membuka petinya.

"Masih ada kakek"

"Ooh baguslah"

Isi peti itu adalah mesin pengendali waktu, bentuk nya seperti jam saku.

Aku kemudian ke kamar ku, ku menyuruh familiar ku turun dari bahu ku.

"Apa kamu memiliki nama?" tanya ku dalam bahasa manusia.

"Tidak"

"Kalau begitu mulai hari ini namamu Asuka"

"Baik, saya menerima nama itu dengan senang hati"

Dia menjadi wujud manusia dan sekarang di punggung nya ada sebilah pedang merah.

"Untuk sekarang tolong berwujud kucing dulu"

"Baik"

Aku mengeluarkan buku sihir penyembuhan dan perlindungan.

"Ku akan membaca buku ini sampai malam, kamu boleh melakukan apa pun yang kamu mau"

"Baik"

Aku kemudian membaca buku itu, meskipun tebal ku mampu membaca habis dalam waktu sehari.

Aku ingin mengetes sihir ku tapi kurasa disini tidak cocok.

Aku lalu kepikiran sesuatu.

"Ah iya disana!"

aku menggunakan teleportasi ke alam dewa, aku berada di ruangan putih, ku menghilangkan cahaya putih itu lalu terlihat kamar kosong.

"Ini ruangan ku?"

Apa yang ku pikirkan terwujud, aku membuat ulang kamarku saat di bumi.

Lalu ku membuat pintu, tiba tia pintu terbuka dan terlihat Eschiea masuk sambil membawa daging tusuk.

"Yoo rine selamat datang"

"Minimal ketok lah pintu nya"

"Oh maaf"

"Oh iya ku ingin mengetes sihir apa ada tempat yang bagus?"

"Oh ada"

Aku keluar kamar dan melihat pemandangan yang indah, gunung gunung hutan, lembah, benar benar alami.

"Ini wilayah mu, tapi kalau sayang wilayah mu rusak, kamu bisa ke lapangan latihan milik Xriem"

"Xriem?"

"Ya dia dewa perang, dunia yang dia ciptakan penuh peperangan, benar benar barbar"

"Kalau begitu tidak apa apa dong kalau ku memakai lapangan nya"

"Iya"

Aku mengikuti Eschiea lalu kami tiba di sebuah pintu, kami masuk dan melihat area seperti padang pasir.

"Buset, apa ini!?"

"Tuhkan, ini karena dia terus membombardir tempat nya"

Aku jadi tidak segan segan mengeluarkan semua sihir ku.

Ntah berapa lama kemudian ku berhenti, bukan karena lelah tapi karena puas.

Tiba tiba ku mendengar suara tawa bergema.

"Cih dia datang"

"Haah!?"

Tiba tiba di depan ku muncul pria memakai baju seperti ksatria baja hitam.

"Kamu pemilik kekuatan yang hebat itu? Ayo duel dengan ku!"

"Hei Eschiea bagaimana ini?"

"Hmm.. terima aja"

Aku mengganguk lalu pria aneh itu memunculkan sebuah cambuk.

Aku langsung menggunakan salah satu sihir ku.

"LUMINOUS ARROW!"

Terbentuk sebuah panah yang panjang nya 1km dan diameter nya 100m.

Ujung panah ku tepat di depan kepala pria itu.

"Bye.. semoga kamu hidup kembali"

Pria itu sama sekali tidak bergerak, badan nya bergetar.

Eschiea duduk santai sambil memakan daging nya.

"Ayo Rine tembak!"

"Meluncu-"

"Hentikan!"

Ku langsung berhenti dan melihat seorang kakek tua berjubah, dia seperti guru mtk killer.

"Gawat, kakek galak muncul"

"Eschiea, kamu sendiri lebih tua dariku"

"Ahaha"

"Omong omong kamu, gadis yang membuat sihir itu, tolong hilangkan sihir itu, duel ini sudah jelas kamu menang"

"Uuh baiklah"

"Ini demi keamanan"

"Hilih bilang saja kalau kamu tidak mau wilayah mu terkena dampak nya"

"Tolong diam nenek buyut!"

"Haaah!? Nenek buyut! Kamu mau ku telan pakai apocalyps"

"Heeeh magic canceller ku bisa menghentikan itu!"

Aku melihat mereka berdua bertengkar lalu ku berkomentar.

"Kalian berdua bocil?"

""Ha!?""

"Habis nya kalian bertengkar ala bocil"

Tiba tiba ku merasakan aura besar di belakang ku, aku melihat seorang wanita berambut merah berpakaian ala seorang reporter.

"Kalau begitu ku akan menjadi moderator, Eschiea, Plosies kalian akan bertengkar dengan terhormat yaitu dengan debat"

""Baik!""

Aku yang merasa suasana nya makin aneh memutuskan untuk pulang ke dunia bawah.

Sesampai di dunia bawah ku melihat baru jam 3.

"Hah!?"

Aku merasa ku disana hampir seharian namun di sini waktu hanya lewat selama 2 jam

"Disana waktu berjalan lebih cepat toh"

Aku lanjut membaca saat makan malam ku keluar, ku memberikan Asuka daging ikan.

"Riala, besok kita akan latihan pedang sihir"

"Baik!"

---------------

avataravatar
Next chapter