6 Di Kota(2)

Aku bangun sekitar jam 4 lalu ku lanjut membaca dan mencatat.

Ini beberapa skill sehari hari yang ku anggap berguna.

Cleaning

Create water

Drying

Create fire

Weight control

Navigation

Heat control

Cooler

Sisanya kurasa ngak terlalu, karena sihir lain nya hanya digunakan pada pekerjaan tertentu seperti nelayan dan lain lain.

Aku membaca abis buku habis buku sihir sehari hari, saat sadar sekarang sudah siang, kakek juga tidak memanggilku untuk keluar.

Aku menutup buku ku lalu makan kue, setelah itu ku keluar dari penginapan.

Aku jalan jalan, memasuki celah rumah, jalanan sempit, gang, samping sungai, selokan, jembatan, lalu ku melihat 3 gadis kecil berbaju mewah sedang di kelilingi 5 preman.

Ku berjalan ke mereka.

"Yoo.. kalian penakut sekali, 3 gadis di kepung pakai 5 orang"

""Haah!?""

Mereka mengganti target mereka menjadi diriku.

Mereka mengelilingi ku.

"Pecundang"

Aku mengeluarkan sedikit mana ku dan membuat nya menjadi angin lalu menghempas mereka.

Aku memegang tudung ku agar ngak terbang.

Mereka semua terkejut lalu kabur.

Aku pun pergi juga.

"Awas kalian memberitahu orang lain soal ini atau tidak kalian akan ku bantai" ucap ku dengan senyum polos.

lalu ku berjalan pergi.

Aku berjalan ke jalan kota, ku melihat sebuah patung ksatria.

Di sana banyak petualang berkumpul.

"Siapa yang bisa mengalahkan pria ini dalam panco akan mendapatkan buku alat sihir seharga 60 emas ini"

Aku langsung tertarik, ku menyamar, mengganti jubahku, aku juga mengubah warna rambutku menjadi warna hitam, lalu ku memakai topeng.

"Aku"

Ku maju ke tengah kerumunan.

"Oh lihat gadis kecil ini menantang sang tak terkalahkan"

Aku melihat seorang pria berotot memakai topeng kain, dia seorang kurcaci atau dwarv.

Kami saling menatap lalu kami menyiapkan tangan kami, tangan kami sama panjang.

"Satu dua tiga, mulai"

Aku langsung menekan tangan lawan dan menang dalam waktu 2 detik, karena terlalu kuat, tangan lawan hampir hancur, aku menyembuhkan tangan nya lalu meminta maaf.

Aku memgambil buku itu lalu langsung melompat ke atap rumah, ku lalu bersembunyi di dalam gang.

"Hiiuh"

"Riala..."

Ku terkejut dan melihat kakek di depan ku.

"Hah!?"

"Untung disana tidak ada priest atau tidak identitas mu terbongkar"

"Uuh.. "

Aku kembali ke penginapan bersama kakek.

Langit sudah agak siang.

Aku mencoba melatih untuk mengeluarkan mana dalam ukuran sangat kecil.

Ku menahan seluruh aliran mana ku sampai sampai muka ku seperti menahan berat badan orang yang berdiri di bahu.

"Haah... berhasil"

Aku kemudian menggunakan create water ke mulut ku, sepertinya jika aku menjadi shut-in di dunia ini aku auto sejahtera.

Aku di ijinkan keluar lagi karena kerumunan itu sudah bubar.

Aku berjalan di area pertokoan ku melihat banyak benda benda sihir, tiap toko minimal ku merasakan 2 alat sihir.

Aku bertemu 3 gadis itu lagi, kelihatan nya mereka seumuran dengan ku.

"Aah anda, trima kasih atas waktu itu"

"Jika tidak ada and kami pasti akan jadi sendera"

"Iya kami tidak mau merepotkan keluarga kami"

Aku hanya mengangguk kepala saja.

Aku berjalan pergi karena tidak mau berurusan dengan mereka.

""Tunggu!""

Aku melihat kebelakang, mereka bertiga sepertinya ingin memberi sesuatu.

""Maaf kalau hanya segini""

Salah satu gadis menjulurkan tangan nya sambil menundukan kepala nya, di tangan nya ada jepit rambut bunga berwarna kuning.

"Baiklah, ku akan mengambil ini"

Aku mengambil jepit rambut itu dan memakaikan nya di poni ku, lalu ku berjalan pergi.

Aku berjalan di jalan kota, lalu ku melihat sekolah, terlihat sepi tapi mungkin di dalam ramai.

sudah agak sore ku berjalan penginapan, ku melihat seorang gadis berambut kuning sedang memakan daging tusuk, aku berjalan melewatinya.

Lalu ku merasakan aura suci dari nya.

Aku melihat dia lagi, gadis itu juga melihat ke arah ku.

"Eschiea!" "Rine!"

Aku kemudian duduk di samping nya.

"Kenapa kamu ada di sini?"

"Sesekali ku harus mengerti apa yang makhluk hidup rasakan"

"Ooh.. kamu ngak takut ketahuan orang orang"

"Tenang, aura ini hanya bisa di rasakan sesama tuhan atau dewa"

"Kamu yakin, cerberus yang ku temui langsung tahu loh"

"Oooh.. cerberus itu penjaga pintu neraka, otomatis dia akan diberi pengetahuan yang mana makhluk fana dengan tuhan atau dewa"

"Haa!? Berarti aku?"

"Kamu abadi"

"Kenapa kamu begitu gembira?"

"Benarkah? Oh iya sesekali berkunjung ke alam dewa dong"

"Haah? Bisa?, bagaimana"

"ini"

Dia memberikan ku sebuah bola, ku memegangnya lalu ku informasi soal sihir teleportasi masuk ke otak ku.

"Ooh!! Ok trimakasih sihir teleportasi nya"

"Yaah.. kamu juga bisa memerintah alam ini kalau kamu mau"

"Aaah tidak perlu, ku ingin hidup damai"

"Namun konflik akan datang padamu suatu hari nanti"

"Minimal ku akan berusaha menikmati kedamaian ini selama yang ku bisa"

"Oh iya ini buku manual perintah"

"Oh ok, mungkin ku hanya menggunakan beberapa"

"Omong omong hewan yang kamu ciptakan itu telah menjadi hewan rank SS terdamai"

"Apa!?"

"Yaah... karena mereka pintar, dan juga mustahil menangkap mereka, dan juga mereka tidak bisa di bunuh dengan sihir karena tinggal di danau sedalam 200 meter"

"Ehehe minimal mereka tidak akan menyerang orang karena mereka tidak punya bagian tubuh yang dapat menyerang"

"Yaah.. dan juga mereka berkembang biak tiap 2 tahun sekali, ini bakal membuat hewan itu sangat sedikit, oh iya ini buku daftar perintah, sebenarnya apa yang kita katakan itu mutlak, tapi mungkin kamu ingin tahu semuanya"

"Aah iya, trimakasih"

Karena langit sudah hampir gelap ku pergi, aku mengucapkan sampai jumpa.

Aku masuk ke penginapan, lalu ke kamar ku, aku membaca buku sihir elemental, mengapa aku membaca buku ini? Yaah ku hanya ingin tahu sihir apa saja yang ada di dunia ini, takutnya kalau sihir yang ku pakai rupanya tidak pernah ada.

Sihir sihir di dunia ini cukup klasik, namun ada beberapa sihir yang tidak ada penjelasan karena ini sihir original tiap penyihir.

"Jadi tidak apa apa jika sihirku berbeda"

Aku langsung memikirkan sebuah sihir yang membuat ku terbang, ku mencoba di kamar ku, aku berhasil terbang, kaki ku tidak menyentuh tanah.

"Ok ku punya banyak sihir yang ingin ku coba, tapi mungkin ku tidak bisa mencoba nya"

Ku kemudian tidur.

Besok paginya kami pulang ke rumah kami.

---------------

avataravatar
Next chapter