11 Antagonism

"Memanggil senjata?"

"Iya, tertarik?"

"Iya"

"Ikut aku"

Pria itu mengajak ku ke lapangan, dia menepuk tangan nya lalu dua orang itu berhenti.

"Murid baru ini akan mencoba memanggil senjatanya"

"Hooh gadis yang lucu, aku penasaran apa senjata yang di panggil nya"

"Ku juga"

Pria itu menyuruh ku berdiri di tengah lapangan.

"Sekarang gambar sebuah lingkaran sihir yang kamu pikirkan"

Aku menggambar lingkaran, lingkaran lagi di dalam, hingga 5 kali, lalu ku potong menjadi 16 bagian, ku 1 titik di tiap potongan, lalu di tengah ku gambar sebuah strawberry

"Aah..."

Aku menghapus lingkaran sihir itu, ku menggambar lagi, dan gagal terus.

"Ku gak ada ide.."

"Kalau begitu kamu kumpulkan mana mu, lalu masukan sebagian jiwa mu dan serpihan ingatan mu ke dalam mana itu"

"Baik"

Aku mengangkat kedua tangan ku kedepan, ku membuka telapak tangan ku, ku menutup mata lalu memikirkan soal kehidupan ku yang dulu, begitu monoton, ku ingin itu tidak terjadi di dunia ini.

Ku mengepal kedua tangan ku, tiba tiba ku seperti menggemgam pegangan pedang, ku membuka mataku dan melihat dua pedang di tangan ku, pedang nya seperti pedang biasa namun di bilah nya terukir sesuatu.

"Antagonism"

Aku tersenyum melihat ukiran itu.

"Pedang biasa?"

"Pedang dengan ukiran, ini agak langka"

"Benarkah?"

Aku terus melihat kedua pedang ku, lalu ku merasa sangat senang.

Mengapa?

Pedang ini dapat membatasi ME dan PE ku.

Aku mengalirkan sihir ke kedua pedang ku, lalu ku menebas membentuk tanda x ke depan lalu muncul gelombang merah dan hijau.

Aku mencoba lagi dan sekarang warna kuning dan merah.

Aku mencoba teknik pedang dremia ke 35 lingkaran gelombang.

Aku memutar pedang kanan ku, lalu pedang kiri ku menebas kedepan, lalu ku memutar badan ku, ku menyerap gelombang tebasan tangan kiri ku dengan pedang kanan ku, lalu ku melepaskan kedua gelobang sambil berputar sekali, lalu gelombang itu membentuk cincin di sekitar pinggang ku dan melebar.

"Yes!!"

Aku melompat kegirangan, ku mencoba membuat bola api dengan batasan ME 40, hanya seukuran golf, meskipun ku mencoba mengeluarkan mana lebih, bola api itu tidak membesar.

Hari dimana ku tidak perlu menahan diri akhirnya tiba.

Aku meloncat loncat lalu memeluk kakak berambut putih itu.

"Trima kasih"

Lalu ku berlari pulang ke rumah

"Wow Clad, kamu mendapat pelukan dari gadis kecil"

"Iya Clad, kamu menjadi seorang pria hari ini"

"Bolk, Vick, selama ini kalian menganggapku apa?"

""laki laki menyedihkan""

"Apa!?"

"Lagian Ted dan Asrel yang mengejekmu duluan"

"Benarkah itu Bolk? Kalau begitu ku tidak akan mengerjakan tugas mtk mereka!"

Aku sampai di rumah, lalu ku masuk dengan bahagia sambil membawa pedang ku.

"Ooh selamat datang dewi" sambut Asuka di dekat tangga

"Asuka coba tebak apa yang ku dapatkan"

"Pedang baru?"

"Bukan"

"Cowo?"

"Bukan"

"Gula batu?"

"Bukan, aku mendapatkan pedang yang dapat membatasi ME dan PE Ku"

"Benarkah?"

"Lihat ini"

Ku membuat fire ball seukuran bola golf.

"Wooow anda benar benar menjadi lemah"

"Hehehe, Asuka, malam ini kita akan makan masakan spesial ku"

"Dewi akan memasak?"

"Iya, ku akan membeli bahan nya di pasar, kali ini murni masakan ku, tanpa sihir apapun"

Aku mengambil 10 perak lalu berlari ke gerbang sekolah, mumpung besok mulai belajar nya.

Aku keluar dengan mudah lalu ku membeli minyak goreng, bawang putih, sekilo telur, beras, sayur, garam, dan kecap asin.

Aku akan membuat nasi goreng!!

Setelah membeli ku berlari ke sekolah lagi, Aku tetap bisa melewatinya dengan mudah meskipun ME ku hanya 40.

Aku berlari ke rumah ku lalu mulai memasak, ku menanak nasi terlebih dahulu

"Hah!?"

Aku tersadar 1 hal, dunia ini tidak ada listrik, tapi kenapa lemari es dan rice cookernya nyala!?

Ku melihat ke arah kabel rice cooker itu, ku melihat itu menancap di terminal, ku mengikuti kabel terminal itu, kabel itu mengarah ke luar pintu, lalu saat pintu ku buka, kabel itu hilang.

"Terserah deh, asal bisa nyala"

Aku menunggu nasi matang sambil memotong sayur dan memotong bawang dan mengocok telur.

Nasi nya sudah matang, ku menunggu sekitar 6 menit, lalu ku mengaduk nya hingga semua bulir nya memisah sambil meniup niup nasi nya.

Setelah terpisah ku biarkan dulu nasi nya, ku menggoreng telur, setelah matang ku hancur hancurkan lalu ku letakkan ke atas nasi.

Kemudian ku menggoreng bawang, sudah kecium aroma nya ku masukan nasi dan telur, lalu aduk.

Kemudian ku masukan sayur, aduk dan ku masukin kecap asin, ku cicipi rasanya sudah pas lalu ku menyajikan nya dalam piring.

Asuka telah menunggu di kursi.

Kami berdua makan hingga kenyang.

Sekarang sudah agak sore ku berjalan keliling sebentar, ku pergi kelapangan latihan.

Terlihat sepi, ku mencoba sihir original ku, hanya 1 dari sekian banyak sih.

Aku membentuk 3 buah bola hijau, ku menggerakan bola hijau itu kemana mana, lalu bola hijau itu meledak dan muncul 10 bola api kecil.

"Oh berhasil"

Aku kemudian melihat seorang perempuan mungkin umurnya 17, dia berambut ungu, memakai gaun berwarna hijau duduk di kursi penonton, dia menutupi mukanya dengan kipas.

Aku langsung berjalan pergi

Gadis itu tiba tiba muncul di belakang ku, namun ku menghiraukan nya.

"Ada apa? Kenapa berhenti?"

"Ku tidak ingin memperlihatkan sihir original ku pada orang lain"

"Ooh? Mungkin lain waktu kita akan saling mengenal"

"Tetap saja ku tidak akan menunjukan nya padamu"

Aku menghilangkan batas ME ku lalu ku membuat perisai mana kecil di bagian leher ku, lalu ku mendengar suara trang.

"Insting mu tajam juga ya"

"Terserah kamu ngomong apa"

"Ayolah tunjukan saja sekali pada ku"

"Ku bilang tidak akan"

"ayolah!"

Dia membentuk ratusan lingkaran sihir, ku menghentikan waktu dan berjalan ke depannya, lalu ku menghilangkan sihir menghentikan waktu ku.

Wanita itu terkejut melihat ku tiba tiba di depan nya.

"Kekuatan mu memang spesial, tapi pikirkan cara yang lebih baik untuk menggunakan kekuatan mu"

Aku mengganggu sirkulasi mana wanita itu, lingkaran lingkaran sihirnya memudar dan menghilang, lalu ku berjalan pulang ke rumah.

Besok nya adalah hari pertama ku sekolah.

---------------------

avataravatar
Next chapter