20 2 Semi Final

Kami berdua saling berhadapan.

"Mulai?" Tanya Fierre.

"Ya"

Aku langsung membuat 10 duri es yang mengelilingi tubuh ku.

Fierre yang baru mau meninju langsung menurunkan tangan nya.

"Jadi kamu tahu trik tinju ku ini?"

"Kurang lebih begitu"

"Ah sial, padahal itu satu satu nya sihir andalan ku"

Dia kemudian berlari ke arahku lalu dia meloncat dan berencana meluncur ke kepala ku, ku menghindarnya.

"Cih kamu menghapal seluruh pola gerak ku"

"Tidak juga"

Dia terus mencoba menendang ku namun ku menghindar, ku juga tidak bisa mengeluarkan sihir lagi karena tiap duri es ku menggunakan 4 ME.

"Horaa sampai kapan kamu menghindar"

Dia kemudian diam dan mengeluarkan perisai yang menutupi tubuh nya dari depan.

"Enchant fire!"

Perisai menjadi berapi api, lalu dia berlari lurus ke aku, dia berencana menabrak ku dengan itu.

Aku menghilangkan duri duri es ku dan membuat pelindung sihir.

Dia langsung melempar perisai nya dan meninju ke depan.

Aku langsung mengeluarkan antagonism dan melindungi bagian perut ku.

Aku merasa seperti sesuatu memukul pedang ku.

"Itu kah senjatamu?"

"Iya"

Aku meloncat dan menebas bentuk X ke arah nya.

Lalu keluar gelombang merah dan ungu yang menyilang dan meluncur ke arah nya.

Dia menghindari nya.

Aku melempar satu pedang ku ke belakang nya.

Lalu ku membuat perisai sihir di kakiku untuk mendorong badan ku ke pedang yang ku lempar.

Aku mengambil pedang ku yang tertancap di tanah, Fierre berencana meninju punggung ku, namun muncul cahaya merah di kanan nya dan meledak.

Fiere terlontar agak jauh.

Aku kemudian meloncat dan melempar ke dua pedang ke kiri kanan nya.

"Electric zap"

Pedang ku muncul sebuah lingkaran sihir dan keluar aliran listrik yang menyetrum Fierre.

Aku lalu menghilangkan pedang ku dan mengeluarkan nya lagi di tangan ku.

Fierre bangun kembali.

"Gaya bertarung mu itu seperti seorang ahli saja"

"Badan mu juga seperti orichalcum aja"

"Haha"

Dia kemudian meninju ke depan, aku menangkis perut ku lalu ku segera meloncat ke atas karena Fierre ada di belakang ku.

"Tuhkan kamu benar benar hapal gerakan ku"

"Iya iya"

Ku menggunakan flash step ke belakang Fierre dan ku memukul perut Fierre dengan pegangan pedang ku.

Fierre terkejut dan terlontar.

Dia berdiri lagi.

"Riala kamu yakin PE mu cuma 50?"

"Yakin"

Badan nya kemudian bercahaya, dia lalu muncul di depan ku dan meninju ke arah ku, aku menangkis serangan nya.

Dia kemudian meloncat mundur.

Aku mendengar suara dari kursi penonton.

Aku melihat muka mereka terkejut.

"Ada apa?" tanya ku.

"Apa kamu tidak melihat papan peringkat?" Tanya Fierre.

"Tidak"

"Pantasan, PE ku barusan 700k, dan kamu menangkisnya begitu saja, kamu ini menyamarkan?"

"Aaah.. tidak, itu efek perlindungan khusus ku"

"Ah.. iya waktu penyambutan kamu juga membicarakan itu"

Lalu dia muncul dan meninju dada ku, ku tidak sempat menangkis namun ku hanya mundur 1 langkah.

"Katanya sekali doang, namun kali ini kamu masih bisa berdiri"

Aku kehabisan ide untuk membalas pernyataan nya.

Aku langsung menendang bagian perut nya, namun karena bingung ku tidak sengaja menendang terlalu kuat, dan untungnya dia sempat menangkis pukulan ku sehingga dia hanya terlontar.

Sepertinya antagonism tidak menyamarkan PE, tiba tiba ku teringat tadi pagi ku sempat diserang Erisa sekali sehingga pembatas PE ku hilang.

Dia melihat ke arah kursi penonton.

"Aku menyerah" ucap nya.

Ku terkejut mendengar pernyataan nya.

"Kenapa!?"

Dan tiba tiba bu Gravia bilang bahwa aku pemenang nya.

Aku kembali ke kursi penonton.

Lalu Erisa dan Crinea masuk ke lapangan.

Crinea langsung mengeluarkan panah dan menembak ke arah Erisa.

Erisa menghindari tembakan panah nya.

"Hei tidak ada basa basi"

"Fokus.."

Dia menarik busur tak ber anak panah itu, namun saat di lepaskan ada anak panah nya.

Erisa menembakan 1 bola api, crinea lansung membuat perisai sihir.

Dia kemudian mengambar lingkaran sihir dengan kecepatan yang luar biasa.

"Arrow rain, Fire arrow, Rotation, Slow and fast, Control"

Dia menembakan panah ke atas, lalu turun sekitar 200 an panah api, panah api itu jatuh ke bawah namun tidak menancap namun malah bergerak horizontal dan berputar di seluruh lapangan itu

"Game?" Gumam ku.

"Apa itu game?" Tanya Toru

"Lupakan"

Erisa menghindar panah yang berputar putar itu sesekali dia menangkis panah itu dengan perisai sihir.

"Buset, sihir originalnya seru bangat" Ucap Erisa.

"Trima kasih"

Tiba tiba semua panah itu berhenti bergerak dan menghilang.

Erisa langsung berpose siap siaga.

Dan benar saja.

Panah itu tiba tiba muncul dalam keadaan mengelilingi erisa dan meluncur menusuk nya.

Erisa meloncat dan membuat pelindung sihir di kaki nya sebagai pijakan nya berdiri di udara.

Dan muncul lagi panah yang mengepung nya.

Saat panah itu bergerak dia langsung menghilangkan pijakan nya dan dia lolos dari kerumunan panah itu.

Saat kakinya baru saja menginjak lantai, muncul lagi panah panah itu, dan bahkan panah yang sebelum nya mengarah ke arah dia, terkepung sempurna.

"Eradication!"

Erisa berhasil kabur dari kepungan maut itu

"Countdown"

Crinea yang terkena countdown langsung menggambar 2 lingkaran sihir lagi.

"Linear shoot, rotate, projectiles"

Dia menembak ke atas lagi dan panah itu turun dan berotasi lagi.

Erisa menghindari panah yang berputar putar itu.

Tiba tiba di sekeliling erisa ada panah yang mengepung nya, namun panah lain masih berotasi.

"2"

Dia meloncat ke atas, tiba tiba di samping kiri kanan nya ada laser api, erisa tidak jadi tidak bisa bergerak ke kiri kanan akhirnya dia meloncat mundur.

"3"

Erisa menghindari laser api yang datang lalu dia mundur selangkah untuk menghindari panah api yang berputar.

Crinea menggambar 1 lingkaran sihir lagi.

"Suffle"

Panah panah itu berhenti bergerak, dan hilang.

Erisa langsung menyiapkan hampir 30 perisai sihir di sekeliling tubuh nya

"4"

Tiba tiba muncul hampir ribuan panah di sekeliling erisa, dan bergerak acak, Erisa menghindari sebisa mungkin, tiba tiba semua panah itu berubah menjadi laser api dan bergerak sangat cepat bahkan memantul mantul.

Satu per satu perisai sihir Erisa mulai pecah.

"Aku menyerah!"

Erisa mengambar lingkaran sihir dan jam di belakang nya menghilang.

Panah panah gila itu pun menghilang.

"Crinea, lain kali kita buat acara hindar menghindar di lapangan" ucap Erisa sambil mengatur napas nya.

"Baik"

"Pemenang nya Crinea"

Lalu sekarang aku dan crinea saling berhadapan.

avataravatar
Next chapter