2 ILMU PEMULA #2 (PASUKAN PEJUANG SABAR)

Disini saya akan menjabarkan tentang keindahan dan bayangan indah sebuah masalah yang dianggap berat sebagian orang.

"Perjalananku sangatlah jauh, langkahku tidaklah terhenti.

engkau memberiku terpaan demi terpaan sebagaimana pohon kelapa berayun-ayun.

Langkahku bukanlah sekedar ilusi, aku lalui terpaan badai sekalipun demi engkau yang maha sempurna lagi maha memberi petunjuk.

Setidaknya biar angin itu berkata kepada engkau, Yarob sungguh pria ini tidak akan terjatuh meski engkau menyuruh kami mengoyahkan qolbunya, sebab dia paham berdasarkan kecintaan besar kepada engkau dan rosul engkau." (imvani Hidayat)

Maka bila roket luar angkasa itu terbang bagai cahaya , didetik itu engkau membuka pandanganmu sendiri sebagai manusia .

Sadar dan tidak, sesuai prosedurnya apa yang terbang akan mendarat, tetapi tidak dengan teori ini .

Apa yang terbang tetaplah terbang bagai kupu-kupu abadi.

Engkau akan menyadari semua, engkau akan mengetahui bahwa roket meninggalkan bumi dengan kecepatan seperti cahaya itu tidak akan sampai pada tempatnya dengan utuh, seperti roket luar angkasa pada umumnya yang meninggalkan bagian belakangnya dan meneruskan bagian depannya sebagai awal perjalanan yang abadi, terbang tanpa mendarat.

sama halnya seperti tubuh/dohir dan qolbu/batinmu dia akan terbang bagai roket itu bahkan melebihi kecepatan roket itu dan bahkan melebihi abadinya roket itu, sebagiannya lagi melebihi asumsi-asumsi mu selama ini .

Spiritual adalah tentang dohir dan batin, ibarat merangkai roket luar angkasa sehingga kamu mampuh terbang tinggi ke alam keabadian, ingat tetapi roket meninggalkan bangkai belakangnya demi mencapai tujuannya, begitu juga dengan manusia meninggalkan jasadnya demi menuju keabadian dimana alam terbagi seperti menjadi 2 unsur. surga dan neraka, maka disini kemampuanmu membuat roket akan diperhitungkan, jika kamu salah membuat dan mempersiapkan semuanya bukan tidaklain kamu akan jatuh , jika kamu mempersiapkan semua hanya untuk membuat roket kepada Robmu maka engkau akan abadi dengan keselamatan yang engkau persiapkan.

"Wahai Robku apa yang aku perbuat adalah melebihi batas atas mahluk-mahlukmu yang wajar, Wahai Robku tidakkah engkau memberi selain yang engkau kehendaki.

Dimana semua manusia telah terlelap aku tekperna melepas memujimu, dimana semua manusia makan aku tidak, dimana semua manusia bersenang-senang akupun tidak.

Wahai Robku tidaklah ada yang aku sukai selain selalu menyebut engkau sebagai maha pemurah , maha bijaksana , maha besar.

Sedang aku yakin bahwa apa yang dilakukan lebih akan menghasilkan lebih. jadi janganlah menghalangi aku dan Robku, Aku mencintainya karena aku tau cintaku tidak akan di kecewakan." (imvani Hidayat)

Aku gila terhadap Robku.

Sekarang anda bukan lagi diri anda, apa yang kamu bayangkan bukan lagi debu-debu kecil, sadar dan lampaui gagasan-gagasan sempit itu.

Siapa yang tidak sakit ? tentu sakit !

Kamu perna membayangkan mempunyai kekasih tetapi tidak perna menemuimu ? Sakit bukan ? tetapi gagasan itu hanyalah awal dari semua perubahan yang membuat kamu lebih yakin atas keberadaan yang maha Haq .

Robmu tidaklah tidur seperti kamu, tidak pula makan seperti kamu, tidak pula berbentuk dan berwarna, kmu bisa bayangkan itu ?

Kamu tidak akan bisa menjangkaunya mengunakan ilmu, sedang apa yang aku katakan pada setiap bahasa-bahasa ku belum sedikitpun mengungkapkan bahwa betapa besarnya yang maha besar.

Maka kamu akan bisa menyadari kehadirannya dengan mengunakan iman.

"Terbang tinggi belum bisa menemuimu, membuat bahasa-bahasa kecintaan belum juga bisa melambangkan engkau ,

Yarob betapa agungnya engkau sehingga tidak ada satupun gambaran yang bisa menggambarkan engkau.

Maka engkaulah maha bijaksana lagi maha mengetahui isi hati" (imvani Hidayat)

"Semua kata hanyalah uangkapan hati mahluk, semua mahluk hanyalah debu baginya.

mataku seraya terpejam dan menangis, hatiku tak berhenti bertasbih, pikiranku akan dunia hilang, seraya yang bisa di sebut mulutku hanya kata-kata maha terpuji engkau, maha terpuji engkau, maha terpuji engkau." (imvani Hidayat)

Subang - Kebondanas - Indonesia

30-01-20 / 18.03wib

imvani hidayat

avataravatar
Next chapter