1 ILMU PEMULA #1 ( ADAB TERHADAP ALLAH )

"Aku bagai angin yang berhembus , Aku bagai hutan ditengah samudra , aku terbang bagai paus" dilautan , semua akan terwujud karena adanya keinginan" - (imvani Hidayat)

Tentu semua akan heran dengan apa yang aku katakan tapi kata" ialah belum seberapa dibanding yang aku rasakan , alangkah besarnya rasa ini sehingga tak ada lagi kata yang sanggup untuk di ucapkan lagi .

Betapa agungnya yang maha agung itu , betapa besarnya yg maha besar itu , apa kamu bisa membayangkan ? dunia ini ? alam semesta ini ?

Dia telah membuatnya dengan satu ketukan bahkan sebelum ketukan itu tercipta , sangat mustahil untuk dibayangkan .

"Hey kamu , diam! . sudahkan aku mendustakan yang maha agung dengan menyuruhmu diam . aku telah melanggar ketentuan sang mahanya agung . bersalah lah aku sebagaimana aku adalah bangkai yang tidak memiliki apapun selain bau busuk" (imvani Hidayat)

Apa yang perlu dilakukan saat semua kembali dalam keadaan tak memiliki apapun?

Bukankah itu sangat buruk ? apa yang akan kamu bawa ? sedang kamu tidak membawa apa-apa .

Apa dengan apa yang terjadi , Kamu berbicara bangkai dan bau busukmu ?

Tentu aku ikut menangis karena itu . Apa yang kamu bayangkan adalah akal sehat , sedang bangkai dan bau busukmupun tidak akan sanggup engkau bawa menuju ke hadapannya .

"Wahai Raja para raja , andai engkau hidup aku akan sangat mencintai engkau sebagaimana cintanya orang hidup , andai engkau mati aku akan sangat mencintai engkau sebagaimana cintanya orang mati .

Tetapi engkau tidaklah berada di 2 pilihan itu , maka engkaulah yang mencintai aku dalam kedua Ketentuan itu" (imvani Hidayat)

Rasa yang kamu rasakan hanyalah sebagian kecil dari seberapa besarnya bahkan jika ada yang mewakilkan kata melebihi yang paling besar itu pun tidak akan sanggup mengugkapkan sebagian rasa kecil itu.

Bayangkan jika semua tidak lah tertata , bahkan tidak terrumus . apa yang terjadi?

daya tangkapmu adalah apa yang benar dan salah ,

Barusan engkau membayangkan apa yang tidak harus kmu bayangkan . tentu sang maha pencipta tetaplah mencipta meski tanpa tata dan rumus .

Karena bukankah pemikiranmu membatasi wawasanmu sendiri sehingga engkau meragukan sang maha agung dengan kecenderunganmu memikirkan sesuai logika dan pola pikir yang mainstream.

Sedang pola pikirmu adalah buatannya, maka tidak mungkin engkau bisa mengetahui yg lebih dari apa yang kamu miliki.

"Aku terjebak diantara samudra , maka aku akan berjalan diantara samudra itu.

Katakan pada samudra-samudra itu aku tidak akan gentar sebagaimana aku hanyalah daun yang akan gugur menunggu waktunya" (imvani Hidayat)

Dalam konsep struktural realitas aku telah mengatakan apa yang bahkan tidak aku mengerti sama sekali .

Bukan tentang salah dan benar , tetapi tentang agungnya yang maha agung itu.

Bagaimana aku tidak menyadari Dia di sisiku sedang aku tidak bisa apa" tanpa kehadirannya.

Sekarang apa yang mendukungmu untuk meragukan dia?

Janganlah makan , maka kamu akan merasa lapar .

Janganlah berkerja , maka kamu akan merasa tidak memiliki segalanya .

Tetapi tenanglah, jangan perna ragu sedikitpun. hanya sebatas itu saja.

Dia menjelaskan bahwa Maut dan Kehilangan adalah mutlak yang maha agung menentukan .

mengapa kamu berfikir ketika kamu tidak makan akan mati ? dan ketika kamu tidak bekerja akan kehilangan sesuatu ? tentu apa yang kamu lakukan tidaklah merubah ketentuan yang maha bijaksana . meski kamu tidur dunia alam semesta akan tetap bergerak tanpamu.

Takutlah dulu terhadapnya , takutlah karna engkau tidaklah berhak atas segala urusan-urusan yang maha bijaksana itu .

Janganlah kamu takut tantang kejam atau perjanjian nerakanya. tetapi takutlah pada malumu sebagaimana takutlah mencampuri urusan ayahmu dan temannya.

Ibaratkan satu semut mengatur satu alam .

( TAKUTLAH KARENA ADAB )

Subang/Kebon danas - jawabarat

30-01-20 / 03.05wib

Imvani Hidayat

avataravatar
Next chapter