webnovel

Bab2

Aku berjalan cepat menuruni anak tangga, sampai di lantai dasar aku melihat teman-teman yang lain masih berkumpul. Aku terus bejalan melewati mereka.

"Lo mau kemana?!" seru zaki yang masih berkumpul dengan yang lainnya.

"Asrama, balik!" jawabku, seru.

Terus berjalan menuju asrama. Ngomong-ngomong asrama aku ga begitu jauh dari Gedung sekolah, mungkin 7 menit sampai jalan kaki. Aku memasang earphone ke telinga, mematikan suara realita.

Aku langsung melangkah cepat naik ke lantai atas menuju kamarku. Crek! Aku membuka pintu kamar dengan perlahan. Sejak tadi pagi aku lupa menyalakan lampu kamar, alhasil sekarang sangat gelap. Aku berjalan masuk dengan hati-hati. Jangan tanya dimana ponselku, aku menyimpannya di dalam tas, aku malas memgambilnya, lebih baik berjalan terus dan Klik! Lampu kamar menyala.

Aku menghela nafas melihat sekeliling kamar, berantakan sekali.

"Huahh.." aku duduk di atas kasur, lalu merebahkan badan.

Cling! Aku langsung mencari tas lalu mengambil ponsel.

Pesan:

Zaki: lo ada dikamar?

Arhan: ya.

Zaki: gua kesana..

Dug! Dug! Dug! Aku melirik ke arah pintu,masuk.

Crek! "Hallo" ujar zaki masuk kedalam kamar.

"Ya" jawabku.

"Eh tumben rapih kamarnya" ujar zaki menarik kursi, lalu duduk.

Aku mengangguk, "baru tadi diberesin"

"Owhh, eh lo tugas yang pelajaran yang barusan sudah beres?" Tanya zaki.

Aku menggeleng. "Lo mau liat? Gabakal gua kasih lah enak aja"

"Ya elah, yaudah lah bantuin gua" ujar zaki membuka buku tulisnya.

"Oke" aku mengangkat jempol.

60 menit berakhir. "7 menit lagi bel nyala, buruan"

"Sebentar-sebentar" ujar zaki buru-buru menulis.

"Lo gabisa pake kelebihan lo disini"

"Kata siapa?" Tanya zaki.

"Lah aturannya emang begitu kan" aku meyakinkan.

"Kalau lo pake kelebihan lo dan konsentrasi dengan penuh, lo bisa liat ada tali merah di sepanjang jalan, nah lo jangan kena aja, aman" ujar zaki menjelaskan.

Aku diam, lah emang iya ya, aku baru tahu.

Suit!

"Anjir lo kemana" ujar zaki.

Aku melangkah jalan menuju pintu, tidak memperdulikan ujaran zaki. Crek! Aku membuka pintu.

Zaki menoleh.

Waw.. merah semua.. ini benar-benar keren seperti ninja. Tali merahnya mengacak jalan dengan rapih, bagaimana bisa orang tidak menyadari ada hal ini.

Aku mendengar langkah kaki dari kejauhan. Suit! Aku langsung masuk kedalam kamar lalu menutup pintu kembali.

"Kenapa?" Tanya zaki.

"Ada petugas bego, cepetan!!!" ujar aku.

"Oke-oke" zaki langsung membereskan barang-barangnya.

Langkah kaki semakin terdengar jelas, oh no. "Lo gabisa keluar sekarang" ujarku.

"Bisa" ujar zaki mendekat. "Awas!" zaki membuka pintu dengan cepat lalu, Suit! Zaki mengaktivkan kelebihnya, melesat lari dengan cepat, tak terlihat.

Bug! Aku langsung menutup pintu kembali, "huahh.." menyenderkan badan ke pintu.

Hal terbodoh malam ini.

***

Kringgg!!! Aku Langsung mematikan alarm yang ada di sebelah. Duduk diatas kasur, aku melamun sebentar lalu bergegas mandi.

Setelah 15 menit aku mandi dan memakai baju, Aku langsung keluar dari kamar untuk pergi ke akademi.

Setelah keluar dari kawasan asrama, Suit! Aku

mengaktivkan kelebihanku. Berjalan dengan santai, tidak lupa dengan earphone ditelinga.

Terus berjalan, tidak memikirkan apapun. Tiba-tiba seseorang menegurku.

"Hallo" ujar luna.

"Hah?" aku melepaskan earphone. "Gua kali ini kaga kaget"

"Siapa yang mau bikin kaget" ujar luna.

Suit! Aku menonaktivkan kelebihan, disusul oleh luna. Suit!.

"Lo ngapain ngikutin gua" ujarku.

"Lah siapa yang ngikutin" jawab luna.

Aku terdiam sebentar, kan emang aku dan luna satu sekolah.

"Kenapa diem?" Tanya luna.

Aku menggeleng.

"Yaudah ayo jalan lagi" ujar luna melangkah duluan.

Aku mengikuti dari belakangnya sedikit.

"Heh!" Ujar alvin dari belakang.

"Huah!!, biasa dong!" Ujarku terhenti melangkah.

"Hehe, maaf-maaf, kok lo sendiri?" tanya alvin.

"Lah emang biasanya gua sendiri" jawab ku.

"eh itu bareng luna barusan, lo ga mau nyusul?" Tanya zaki.

"Enggak"

Alvin mengangguk pelan. "ngomong-ngomong zaki mana?" Alvin melanjutkan jalannya.

Aku pun melanjutkan jalan mengikuti disebelahnya, aku menggeleng.

"Biasanya bareng kan?" Alvin meyakinkan.

Aku mengangguk. "Yah.. tadi malam zaki ke kamar gua"

"Hah? Gua yakin tuh orang ketangkep" ujar alvin.

"Ketahuan maksudnya?" Tanyaku.

Alvin mengangguk, pede.

"Yaudah lah, resiko dia" ujarku.

Alvin tidak menjawab apa-apa, mungkin alvin setuju dengan kalimatku barusan.

Aku dan alvin masuk kedalam kelas. Kelas di sini hanya ada 10 orang, sedikit bangetkan, tapi itu tidak berpengaruh apa-apa buat aku yang tidak harus mempunyai banyak teman. Ya temanku hanya alvin dan zaki.

aku langsung duduk dikursi biasanya, sebelah kaca. Kursi dan meja yang memang untuk sendirian.

Suit! Tuan sudah ada di depan kelas. Oh no dia pakai kelebihannya. Membuat semua orang di dalam kelas langsung diam dan duduk di tepatnya masing-masing.

"Hallo semuanya..." ujar tuan di depan kelas.

"Hallo juga tuan..." jawab semua orang di dalam kelas.

"Hari ini kita akan mencoba teknik baru, karena kalian sebentar lagi ujian, jadi kalian harus menguasai teknik ini dengan cepat" ujar tuan.

Setelah pelajaran usai, aku kepikiran dengan ujian itu. Ujian itu benar-benar pertama kali, harus keluar dari zona sekolah.

"Heh!" Ujar alvin menyadarkanku dari lamunan.

"Hah?" Jawabku.

"Ayok ambil makan siang" ujar alvin.

"Oh.. yok" aku berdiri lalu berjalan duluan, zaki mengikuti dari belakang.

Setelah sampai di kantin, aku dan alvin langsung mengantri makanan.

Ramai sekali disini, aku jarang datang kesini biasanya bawa bekal dari asmara. Pusing juga liat banyak orang.

Tuan kantinnya hanya ada 1 orang, tapi dia memakai kelabihannya terus-menerus. Dari zodiak taurus bisa mengerakan barang dengan tangannya dari ke jauhan. Makanya tuan kantin hanya diam didalam dapur, sisanya dia menggerakannya dari jauh, juga menyiapkan makan kita semua.

"Tuh duduk disana" alvin menunju ke arah meja yang ada di sebrang.

"Oke" jawab aku berjalan duluan ke meja.

Meletakan piring di atas meja, lalu duduk.

Tiba-tiba seseorang datang ke mejaku "Ih lo kemana tadi" ujar luna.

"Hah?" Aku melirik ke arah muka luna.

"Tadi kan lo bareng gua jalannya" ujar luna.

"Lah lo kan jalan duluan" jawabku.

"Kenapa ga dipanggil?" Tanya luna.

"Udah kejauhan tadi, emang kenapa sih?" Tanya aku.

Luna menghela nafas.

"Eh gua ganggu ga?" Tanya alvin mendekat.

"Engga" jawabku.

Luna langsung pergi dari hadapanku dan alvin.

Alvin duduk didepan aku.

"Ada apa?" Tanya alvin.

Aku menggeleng. Lalu aku memulai makan. Disusul alvin.

Ditengah-tengah menyuap makanan, lagi-lagi seseorang menepukku.

"Heh! Engga nungguin" ujar zaki.

Karena sudah terbiasa dengan suaranya, aku sudah tau siapa dia, tanpa harus berbalik badan.

"Elo kemana?" Tanya aku.

"Dipanggil tuan" zaki tersenyum lalu duduk di sebelah

aku.

Alvin tidak memperdulikan zaki, dia tetap fokus makan.

"Ada masalah apaan lo" tanyaku sambil menyuap makanan.

"Gua ketauan tadi malem" jawab zaki.

"Mampus" alvin ketawa keras mendengar kalimat zaki.

"Kan udah gua bilang" aku tetap tenang.

"Sebenernya aman-aman aja awalnya, tapi tiba-tiba ada sesuatu yang melesat cepat, jadi gua goyah larinya, dan jatuh" zaki menjelaskan.

"Siapa?" Tanya alvin.

Zaki menggeleng, "gua yang ketahuan, saat gua jatoh, otomatis kelebihan gua mati"

"Satu bintang sama lo itu orang" ujar aku.

"Hoho" jawab zaki.

"Lo ga kenal itu orang?" Tanya alvin.

Zaki menggeleng.

"Kalau zaki kenal itu orang, dia gabakal ada disini sekarang, yang ada dia lagi barantem tuh" ujar alvin tertawa, bercanda.

Zaki diam, tidak menjawab apapun. Mungkin memang benar, kalau zaki kenal orang itu, hal yang di lontar alvin barusan akan terjadi.

"Yok siapa yang mau ambil puding!!" teriak alvin sambil menggebrak meja.

Aku dan zaki sedikit kaget, "ayok!!" Jawabku.

"Lah pada cepet amat makannya" ujar zaki.

Alvin berdiri, "yok han, elo yang lama makannya"

Aku sedikit tertawa. Lalu berdiri dan berjalan mengambil puding.

Next chapter