5 Kasus Pertama

PYAR!!

Aku tersentak mendengar suara pecahan kaca dan suara orang berteriak. Aku terkejut melihat sesuatu terjatuh dari atap apartmen.

Bukan sesuatu, tapi seseorang.

Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju tempat seseorang yang terjatuh yang kini terbaring dengan telungkup. Darah mengalir dari kepalanya dan tak jauh dari tubuhnya terdapat pecahan kaca dan bingkai kaca mata. Tak jauh dari tubuh itu pun terdapat pagar pembatas.

Aku melihat raut wajahnya yang tak dapat terbaca. Ada rasa takut, trauma, dan tegang.

"Cepat panggil Ambulance!" teriakku. Salah seorang dari mereka mengambil ponselnya, sementara dua orang yang tak jauh dariku mengarahkan telunjuknya ke arah atap dengan wajah ketakutan.

"Pe-pembunuh!"

Aku menengadah dan terkejut! Tidak mungkin!

KENKYO.

***

"Ji-san."

Gadis berpakaian sailor memelukku begitu aku sampai di kantor polisi.

*Ji-san = paman

"Kamu akan baik-baik saja. Percayalah padaku, Kenkyo-chan!" Aku menepuk-nepuk pelan bahunya.

"Tapi, aku akan menginap semalaman di sini. Aku takut ji-san."

Dia merengek, tapi aku tak berdaya. Dia adalah tersangka meski aku yakin bukan dia pelakunya.

"Hanya semalam, kamu tak perlu takut. Aku akan menyelidikinya agar kamu bebas. Paham? Jadilah anak baik. Ya? Nanti ku traktir es krim, bagaimana?"

Aku membujuknya sambil memberikannya senyuman. Ku lihat ia tersenyum dan mengangguk.

"Anak pintar."

Aku mengusap kepalanya.

***

Aku kembali ke apartement Kenkyo. Tepatnya TKP tragedi pembunuhan itu berlangsung. Dia atap teratas apartement.

Ini memang kasus pembunuhan, tapi entah bagaimana caranya pelaku membuat korban menjatuhkan dirinya dari atap, membuatnya seolah-olah bunuh diri, tapi karena ada Kenkyo di sana, pelaku merubah rencananya, menjadikan Kenkyo pembunuhnya karena dia tau cepat atau lambat, polisi akan menemukan bukti bahwa kasus ini bukanlah bunuh diri, tapi pembunuhan.

Baut. Pagar pembatas yang jatuh bukan karena sudah lapuk. Dilihat dari cat yang tidak terkelupas kemudian ada beberapa baut yang hilang, dengan kata lain baut itu sengaja dilepas sehingga hanya dengan sentuhan ringan langsung terjatuh.

Aku rasa, pelaku sebenarnya adalah orang yang pertama kali meneriaki Kenkyo sebagai pelaku. Karena saat orang-orang terfokus pada Kenkyo, aku melihatnya mengambil sesuatu dari TKP. Tapi itu hanya dugaan, aku akan menyelidikinya lebih lanjut

Baiklah, sepertinya tugas memanggilku.

Ah, aku belum memperkenalkan nama.

Namaku Takahashi Shinsuke. Detektif berlesensi milik kepolisian. Aku terdaftar resmi sebagai aparat penegak hukum. Aku sang polisi rahasia.

***

Tok, tok, tok.

"Kaa-san, masuk saja." ucapku pada ibu yang berdiri di depan pintu. Sebuah kacamata berbingkai hitam menghiasi matanya.

Ibu berdarah campuran. Ayahnya warga negara Korea Selatan bermarga Park. Ibunya, alias nenekku pribumi Jepang, suku Ainu. Sebelum menikah, nama ibu adalah Park Yumi. Tapi setelah menikah dengan Takahashi Ryosuke alias ayahku, maka nama ibu berganti Takahashi Yumi. Aku dan ibu berdarah campuran. Dan dunia tau, baik Korea Selatan maupun Jepang menganut ius sanguis. Jadi, warga negara manakah kami?  bipatride kah, atau multipatride? Ah apalah itu namanya.

"Kaa-san dengar dari otou-san, Kenkyo-chan menginap di kantornya."

Oh, jadi sekarang ayah menjadi teman bergosip ibu? Menjadi istri seorang kepala polisi membuat ibu tau siapa saja yang keluar-masuk kantor polisi.

Aku mengangguk, pandanganku masih mengarah pada kertas berisi berkas data korban yang ku ketahui bernama Tamaki.

Ibu menghampiriku yang masih berkutat pada berkas itu.

"Ryosuke-kun okaa-san tidak pulang hari ini? Kenapa menggangguku?"

Aku sedikit menggoda ibu dengan menyapa ayahku dengan 'Ryosuke-kun okaa-san'

Ibu mencubit pinggangku.

"Tidurlah! Sudah malam." Ibu mengusap bahuku.

"Hm, sebentar lagi." kataku.

Hening. Kulihat ibu memandangi potretku yang tersebar di penjuru kamar. Sesekali memainkan kacamatanya. 

"Okaa-san terlihat tua dengan kacamata itu." Aku memecahkan keheningan.

"Okaa-san memang sudah tua. Anak bungsu Okaa-san saja sudah paman-paman."

Heh! Jadi, ledekanku di balas, eh?

"Kaa-san~" rengekku.

Ibu malah tertawa, mengusap kepalaku.

Aku masih tiga puluh satu tahun. Apa yang salah? Bukankah itu masih muda?

"Oyasuminasai, Shinsuke-kun," ucap ibu setelah berhenti tertawa.

"Oyasumi, Kaa-san." Jawabku.

*Oyasuminasai = selamat tidur

Kemudian ibu keluar dari kamarku. Dan, ah jadi begitu ya?

Trik ini...? Trik yang digunakan pelaku benar-benar menarik. Arigatou, kaa-san. Meski kaa-san terlihat tak cantik dengan kacamata, tapi karena kaa-san memakainya lah, aku jadi tau trik yang pelaku gunakan.

Benar!

avataravatar
Next chapter