2 Detektif Shin

Pukul 05.30, Shinsuke terbangun dari tidur. Masih ada Naomi di yang berbaring di samping, memunggunginya. Ruang kerjanya sedikit berantakan karena kegiatan mereka tadi malam.

Kadang-kadang ia merasa bersalah karena hubungan ini. Hubungannya dan Naomi sering kena sindir sang adik yang kebetulan tahu tentang jalinan asmara kakaknya di belakang bersama Naomi, teman kecilnya.

Laki-laki itu bangkit dari pembaringan dan keluar, hendak membersihkan diri. Entah siapa yang ingin ia bohongi di dunia. Maya Devasena atau perasaannya.

Dengan langkah malas, ia keluar dari ruang kerja menuju kamar tidurnya. Mengambil handuk dan bergegas mandi, membersikan diri.

Seorang perempuan muda memperhatikannya sejak ia keluar dari kamarnya hingga ke kamar mandi.

"Maafkan aku, dan terima kasih atas semuanya," demikianlah gumaman gadis itu.

Ia tak lagi ragu apa yang pernah dikatakan teman-temannya. Shinsuke terpaksa melakukan kewajibannya menikahi anak mantan kekasihnya, karena merasa bertanggung jawab. Setelah kematian ibunya, terbukti Shinsuke bisa menata hati kembali dan berkencan dengan kekasih baru.

Air matanya tak lagi dapat ia bendung. Selama ini, ia hanya mendengar dan sekadar tahu dan tidak menyaksikan secara langsung perselingkuhan suaminya. Namun, tadi malam, ia tahu. Bahkan dengan jelas laki-laki itu mengatakan bahwa ia terpaksa menikah karena desakan ibu pria itu. Kenyataan lainnya adalah Shinsuke tidak yakin apakah perasaannya terhadap Maya adalah sebuah afeksi atau hanya gairah masa muda.

"Aku janji tidak akan nakal, Ma. Aku akan menjadi anak baik." Perempuan itu memandang foto ibunya yang tersimpan rapi di dalam dompet.

**

Inspektur Lee, bersama rekan wanitanya menjadi wakil yang ditunjuk komisaris untuk mengunjungi kedutaan besar Jepang di Seoul.

"Selamat pagi, Nona Kang Rae-ah."

"Oh, jangan bergurau Inspektur Lee. Dan ya, selamat pagi juga untukmu."

Inspektur Lee dan Song Rae-ah masuk ke dalam mobil dinas yang akan mengantar mereka ke tempat tujuan. Inspektur Lee duduk di kursi kemudi dan Rae-ah di sebelahnya. Mobil melesat segera meninggalkan kantor polisi menuju kedutaan besar.

Kantor kedutaan besar itu ditempuh hanya dengan waktu sepuluh menit. Gedung mewah yang Kita Selatan fasilitasi untuk warga asing yang sebetulnya menjadi musuh mereka juga.

Lima menit sebelum pertemuan, mobil tiba di lobi, beserta iring-iringan. Rupanya Walikota Jung juga ke tempat ini. Melihat sang walikota, dua polisi itu memberi hormat dan diberi anggukan beserta senyuman lebar.

"Rupanya Lady Maura juga akan dikunjungi polisi juga. Kuharap bukan karena kasus duta terlalu cantik dan muda."

Rae-ah merotasikan mata. Bukan rahasia umum jika walikota mereka terkenal akan kegenitannya. Sementara Inspektur Lee menjawab, "Bukan kasus, kami malah akan meminta bantuan Lady Maura."

"Hati-hati, setiap wanita itu berbahaya. Kita bisa salah fokus!" bisik Walikota Jung kepada dua aparat negara tersebut.

"Apakah Walikota Jung kemari untuk menuntut Lady Maura karenanya telah mengganggu fokus Anda?"

Serangan satire dari Rae-ah membuat Walikota Jung terperangah untuk sesaat, lalu detik selanjutnya ia kembali tertawa.

Setelah berbasa-basi seperti itu, Walikota Jung pamit. Dia ke kantor 8ni hanya untuk mengunjungi Konsul. Ada sesuatu yang akan mereka bicarakan mengenali politik negara dan semacamnya.

***

"Apa?! Dia bilang, mereka bilang hanya akan mengirim seorang detektif?! Sombong sekali!"

Suara rekan inspektur Lee terdengar kesal ketika mereka baru saja keluar dari kantor kedutaan besar Jepang.

"Tentu saja yang sombong itu kau. Memangnya kenapa kalau detektif? Jika berkompeten, mengapa tidak?" Inspektur Lee menanggapi bijak.

"Sepertinya kau terpengaruh ya pada mulut manis duta besar itu," cibirnya.

Inspektur Lee menggeleng, kepala wanita memang sedikit keras. Namun memang, menurut Jajak Pendapat Layanan Dunia BBC tahun 2014, 15% orang Korea Selatan memandang pengaruh Jepang secara positif, dengan 79% mengekspresikannya secara negatif, dan rekannya itu termasuk ke dalam golongan yang kedua.

Hal tersebut membuat Korea Selatan, setelah China, negara dengan persepsi negatif terhadap Jepang terbesar kedua di dunia.

"Seperti kita tidak bisa saja mengatasinya, hingga orang luar ikut campur masalah ini. Harusnya pengimporan manusia juga statusnya ilegal!" kecam perempuan itu.

Setelah akhir Perang Dunia II, Korea Selatan melarang pengimporan budaya Jepang seperti musik, film, permainan video, sastra (manga). Namun, larangan tersebut sebagian ditangguhkan di bawah kepemimpinan Kim Dae-jung pada 1998. Pada 2004, pelarangan terhadap impor CD dan DVD Jepang ditangguhkan. Saat ini, penyiaran musik dan drama televisi Jepang masih menjadi hal ilegal.

"Astaga Rae-ah! Kau bisa dikira rasis!" Inspektur Lee tertawa setelahnya.

"Bukan hal baru negara kita dikenal dengan itu kan?" jawabnya santai.

avataravatar
Next chapter