1 Chapter 01

bentar guys, ini penjelasan singkat kok sama mau dikit aja ngomong. ini tuh fanfiction Kim Taehyung, karena aku tuh bener-bener suka sama si tetet yang ganteng banget parah dan sekarang tuh dia kek banyak beban gitu mukanya, becanda tet, jangan marah ye.ย sisanya kalian bisa baca sendiri

,-*'^'~*-.,_,.-*~ ๐ŸŽ€ ๐’ฝ๐’ถ๐“…๐“…๐“Ž ๐“‡๐‘’๐’ถ๐’น๐’พ๐“ƒ๐‘” ๐’ธ๐’ฝ๐’ถ๐“…๐“‰๐‘’๐“‡ ๐Ÿ’๐Ÿฃ ๐ŸŽ€ ~*-.,_,.-*~'^'*-,

Namaku Kim Jinri, mahasiswa semester akhir disalah satu universitas ternama di seoul, apa lagi kalau bukan jalur beasiswa, aku datang jauh dari desa untuk menempuh pendidikan tinggi untuk mengejar apa yang aku cita-citakan, menjadi seorang penulis novel yang dikenal banyak orang, disukai karyanya. Dan disinilah aku saat ini belajar sekaligus bekerja part time sebagai penjaga toko buku.

Toko buku tempatku bekerja memiliki bos yang sangat baik, aku bahkan bisa membaca buku yang tak tersegel yang menjadi contoh masuk ke toko ini. Sudah hampir tiga tahun aku bekerja disini, tidak hanya sendiri, tapi bersama satu teman baikku namanya Jung Jikyung yang satu universitas namun berbeda jurusan denganku, dia mengambil jurusan arsitektur sedangkan aku mengambil sastra ingris.

Hari ini seperti biasanya setelah selesai kelas aku pergi ke toko buku untuk bekerja, menjaga sekaligus melayani pembeli yang akan membeli buku yang dijual disana. Aku mengganti pakaianku dengan pakaian kerja khas toko ini berwarna merah muda dan hitam.

Toko sangat ramai karena ada buku baru yang masuk dan hanya ada sepuluh buku setiap toko, bahkan setelah buku datang hanya beberapa menit sudah tidak tersisa satupun. Aku juga menginginkan buku itu tapi sepertinya aku harus mendahulukan biaya hidupku daripada untuk membeli sebuah buku.

Jam menunjukkan pukul 9 malam, dan toko buku sudah tutup. Aku berjalan sendirian menuju tempat tinggal kecil yang aku sewa selama ini, hanya di sebuah bangunan berlantai 5, tidak mewah bahkan terkesan sangat murah. Aku mengeratkan coat yang kupakai, berjalan menaiki tangga satu persatu hingga sampai di lantai tiga dimana tempat tinggalku berada. Dilantai tiga hanya diisi tujuh kamar, termasuk kamar Jikyung.

Kamarku berada di antara kamar Jikyung dan seorang ahjuma seumuran dengan bibiku. Ku buka pintu kamarku, gelap. Kunyalakan satu persatu lampu, hingga semua menyala dengan terang, lalu kulepaskan sepatuku dan menggantinya dengan sandal rumahan.

Di pojok ruangan tepat disamping meja belajar terdapat sebuah gitar, aku memainkan nya saat ingat keluargaku. Aku hanya tinggal dengan paman dan bibi sedangkan orang tuaku, dari kecil aku tinggal dengannya. Mereka memperlakukanku seperti anak kandung mereka sendiri, walaupun mereka juga memiliki anak yang seumuran denganku, tapi mereka tidak pernah membeda-beda kan kami berdua.

โ™ชOn my pillow... Cant get me tired..

sharing my fragile truth, that I still hope the door is open

Cause the window opened one time with you and me

Now my forever's falling down, wondering if you'd want me now

How could I know... one day I'd wake up feeling more

But I had already reached the shore, guess we were ships in the night, night, night

(Aaaah, aaaah, aaaah, aaaaha)

We were ships in the night, night, night

Suara petikan dan juga bass seorang pria terdengar dari suduk kamar tidur milikku, perlahan aku berjalan kearah ranjang. Siluet seorang pria tengah memainkan sebuah gitar, bahkan suara merdunya mengalun indah ditelingaku. Sesaat aku terpesona dengan suaranya hingga aku sadar kalau aku hanya tinggal sendiri disini. Berbeda dengan ruangan lainnya, lampu ranjangku selalu hanya ada lampu tidur dan lampu untuk belajar, bahkan tidak aku nyalakan, masih terlihat gelap.

"siapa disana?". Teriakku sedikit ketakutan, tidak ada jendela yang bisa dimasuki tubuh manusia, jendelanya jendela yang memeliki besi panjang berjarak hanya sepuluh centi.

Suara petikan gitarnya berhenti, kulihat siluet tubuhnya berdiri tegap menghadap kearahku, langkah kakinya semakin mendekat, dengan takut tangan kananku menyalakan lampu tidur yang tempat disebelahku.

Wajah tampannya, garis tegas pipinya, hidung mancungnya, bibir tipisnya, mata tajamnya, otot tangannya, tubuh indahnya berbalut setelan jas rapi dengan sepatu mengkilap sukses menghipnotisku sebentar. Hingga tangan dinginnya menyentuh pipiku lembut

"aku merindukanmu". Suara beratnya mengalun merdu ditelingaku, aku pun tersadar dan sedikit menjauh.

"siapa kau?". Tanyaku sedikit takut

Pria itu menunjukkan smirk nya padaku, dan semakin mendekat kearahku "apa yang kau lakukan! Jangan mendekat!". Teriakku, sial sekali karena setiap kamar tidak bisa didengar kamar lain.

Tepat dibelakangku sebuah dinding, aku tidak bisa melakukan apapun selain diam. Pria itu semakin mendekat, menempelkan kedua tangannya dikanan dan kiriku. "apa kau tidak merindukanku sayang?". Ucapnya padaku dengan suara bass nya.

"aku tidak mengenalmu, tolong pergi dari sini". Ucapku ketakutan sambil memejamkan mata dan menunduk.

Tangan dinginnya menyentuh dagu ku dan mengangkatnya perlahan "bukalah matamu". Ucapnya lembut, akupun membuka mataku. Apakah malaikat saat ini sedang tidak punya pekerjaan hingga mendatangiku malam-malam begini dan membuatku terpana dengan ketampanannya.

Pria itu tersenyum padaku "jangan takut padaku". ucapnya

"siapa kau? Kenapa bisa masuk kesini?".

"aku kesini untuk menemanimu, appa dan eomma mu yang mengirimku untukmu". Pria itu menyentuh pipiku lembut dan mengusapnya "kau merindukannya?". Tanyanya padaku yang kujawab anggukan, bahkan tanpa permisi air mataku jatuh, aku bahkan tak pernah melihat sosok kedua orang tuaku sejak kecil. "jangan menangis, kau bersamaku saat ini". Dia membawaku kepelukannya, sangat nyaman sekali, aku merasa aman saat dia memelukku.

Kesadaranku kembali, kulepaskan pelukan pria itu dan sedikit menjauh darinya "siapa kau sebenarnya dan kenapa bisa ada disini sekarang?".

"aku sudah katakan kalau aku dikirim kedua orang tuamu untuk menjagamu".

"bohong! Pergi dari tempatku sekarang! Atau aku panggilkan petugas keamanan".

Pria itu mengeluarkan batu berwarna ungu yang sama persisi dengan batu yang kupunya dari peninggalan kedua orang tuaku. "batu itu? Kau dapatkan darimana?". Tanyaku

"batu yang sama dengan batu yang kau punya".

Aku melewatinya dan membuka laci, disana ada sebuah kotak berwarna coklat, saat kubuka batunya masih berada disana, aku yang berfikir dia mengambil batuku menjadi yakin kalau itu adalah pasangan dari batu yang kupunya.

"kua sudah percaya padaku?". tanyanya

"siapa namamu, kenapa kau tidak menyebutkannya".

"Kim Taehyung".

Deggg Jantungku seakan berhenti berdetak saat mendengar namanya, nama itu seakan nama yang tengah kutunggu selama ini. Aku terdiam sejenak, suara tertawanya membuatku kembali tersadar. "lalu apa yang kau lakukan disini?".

"menemanimu hingga pagi".

"baiklah terserah apa yang akan kau lakukan, bisakah kau meninggalkan tempat tinggalku?". Perintahku dengan kedua tangannya yang berada di pinggang, aku benar-benar tidak nyaman dengan pria yang berada di tempat tinggalku.

Taehyung menggeleng

"why?".

"aku ditakdirkan untuk berada didekatmu".

"lalu apa yang akan kau lakukan?".

.

.

kasih saran dong yang cocok jadi Kim Jinri siapa, sumpah aku tuh bingung mau cast nya siapa, takut jadi buyar imajinasiku. jangan khawatir yang suka NC, soalnya ini pasti NC tapi jangan bilang siapa-siapa, cuma aku sama kalian aja yang tau kalau ini NC.

thanks banget dah mampir, jangan lelah buat nungguin update an selanjutnya dan juga jangan lupa kalo kalian suka dengan ceritaku yang lain bisa dibaca langsung.like sama komennya, love you

cerita ini juga ada di mangatoon,

Tembus 50 like/vote, dan 30 followers aku up chapter 2

avataravatar