1 Satu

Airell Hana, merupakan wanita terdingin sepanjang abad. Setiap orang yang mengenalnya, pasti akan tahu dan merasakan bagaimana dinginnya wanita itu.

Bahkan Arvian, sang kakak lebih memilih mengirim pesan adiknya ketika ada keperluan daripada mengajak adiknya untuk berbicara.

Meskipun begitu, Airell itu memiliki jiwa yang hangat. Hanya saja, orang-orang tidak mengetahuinya. Terkecuali, sang ibu.

Usai menyelesaikan bangku kuliahnya S2 jurusan ekonomi dengan gelar cumlaude, luar biasa bukan mainkan?

Tapi nyatanya, hal itu tidak membuat seorang Airell bergeming seperti wanita diluar sana yang sibuk mencari pekerjaan dengan gelar yang melekat pada dirinya. Wanita itu memilih, berbaring dikasur nyamannya, menonton film, drama atau anime dengan beberapa snack dan minuman yang selalu menemainya.

Dan Arvian, hopeless dengan hal itu. Terkadang ia tidak mengerti, bagaimana ia bisa memiliki adik yang malas, cuek, dingin setengah mampus. Andai ada jual beli adik, ia sudah menjual adiknya dan membeli adik yang baru yang bisa dikatakan lebih hidup daripada adiknya sekarang.

Ckckckk.

"Paket," ucap Airell datar

Arvian yang baru dari dapur dengan membawa secangkir kopinya, membeo tidak mengerti. Alisnya menyerngit, "apa sih?"

"PA, KET." Ucap Airell kembali

"Oh, lo mesen sesuatu?" Tanya Arvian yang baru paham maksud ucapan adiknya, Airell itu boros atau ahlinya dalam menghabiskan uang bukan boros ucapan.

Airell mengangguk, "mana?"

"Belom dateng keknya, atau lo coba tanya aja sama mbok Ram. Mungkin, beliau yang nerima.. " balas Arvian kemudian berlalu pergi ke kamarnya, ia tidak tahan lama-lama jika bersama dengan Airell. Kepalanya sakit.

Tidak ingin membuang banyak waktu, wanita itu berjalan ke kamar mbok Ram yang ada didekat dapur. Ia harus cepat mendapatkan snack yang dipesannya, karena sebentar lagi jadwal anime nya akan dimulai dan ia tidak boleh melewatkannya sedikitpun.

Tok. Tok. Tok.

Tak lama, orang yang disebut mbok Ram itu membuka pintu kamar.

"Paket, mana?" Tanya Airell to the point

Mbok Ram yang habis sholat, dan tidak mengerti apa-apa terlihat bingung. "Paket apa non?"

"Snack,"

"Maaf non, mbok gak nerima paket apapun hari ini..." ucap mbok Ram terus terang

Airell menghela nafas, dan berlalu pergi begitu saja dengan lesu. Ia yakin, paketnya sudah datang. Pengirim ojol yang membawa paketnya, mengatakan jika paket miliknya sudah diberikan kepada pemilik rumah.

Matanya melotot saat melihat, balasan dari mas ojol kalau yang menerima paketnya adalah pria berumur kepala lima. Dan Airell yakin, papa nya yang menerima paket tersebut.

"Seandainya kalau kamu beli paket, ambil dan temui sendiri yang nganter. Andai yang nerima selain kamu, dan ketahuan sama papa. Papa gak bakal ngasih paket itu ke kamu, papa bakal simpen bahkan papa bakal buang paket itu. Inget!"

Wanita itu bergidik, mengingat warning yang diberikan oleh sang papa kepadanya. Sekarang, ia hanya bisa mengikhlaskan hal itu.

"Arrghhh..." pekik Airell kesal, dan memilih kembali ke dalam kamarnya. Kali ini, ia akan absen menonton anime sambil memakan cemilan lagend favoritnya. Chitato, keripik kentang dan susu UHT.

avataravatar
Next chapter