2 Dua

Hari ini adalah hari ketiga Airell bekerja dikantor, semenjak kejadian minggu lalu dimana papa nya mengatakan, jika akan memasukkan nya ke perusahaan sebagai manager keuangan.

Awalnya, ia menolak keras. Bahkan saat itu ia sampai mogok makan, tetapi Arlan tetap masih dengan pendirian nya. Mau tidak mau, anak bungsunya itu harus masuk dan bekerja di perusahaan.

Flashback#

"Papa gak mau tahu, kalau hari senin nanti papa gak lihat kamu. Papa bakal blokir semua kartu kamu, semua fasilitas yang papa berikan sama kamu papa cabut termasuk novel, komik, bahkan laptop dan TV yang ada dikamarmu papa ambil.."

Namun, Airell tetaplah Airell. Ia diam dan hanya menyimak setiap ucapan papa nya tanpa ada rasa takut.

"Dan termasuk ponsel kamu, papa ambil.."

Tembok yang selama ini Airell bangun, seketika runtuh karena kalimat terakhir yang diucapkan oleh papa nya. Karena, Airell itu tidak bisa jauh dan hidup tanpa ponselnya, dan Arlan sudah menduganya.

"Kalau kamu, gak mau ponsel kamu papa ambil. Datang dan jadilah anak prempuan papa yang baik, ngerti?"

Detik itu juga, Airell memutuskan untuk menerima tawaran sang papa untuk bekerja dikantor.

Flashback end#

Dengan kaki jenjang dan indah nya, wanita itu melangkah menuju ruangan rapat yang dihadiri para kolega perusahaan papa nya. Sampai diruangan tersebut, wanita itu menyiapkan proposal yang siap dibagikan oleh para kolega dan investor.

Setelahnya, ia menyiapkan materi yang sudah dirancangnya sedemikian rupa untuk dipresentasikan. Arvian yang melihat perubahan adiknya, tidak bisa menahan senyuman nya. Ia masih tidak menyangka jika Airell yang didepannya bukanlah Airell yang ada dirumah dengan suhu minus, melainkan Airell dengan suhu plus.

Airell, nampak menakjubkan dengan setelan busana, tatapan rambuh dan rias yang wajah yang begitu cocok. Cantik, elegan dan menawan.

Sedangkan, Arlan sang papa. Tersenyum bangga, melihat perubahan yang ada diri anak bungsunya itu. Akhirnya setelah lama, ia bisa melihat anak prempuan satu-satunya itu disuasana yang berbeda.

Andai, sejak dulu ia memakai metode penyitaan ponsel. Ia mungkin sekarang bisa hidup rileks tanpa beban memikirkan nasib kedepannya perusahaan dan masa depan putrinya.

Langkah selanjutnya yang akan ia lakukan adalah menjodohkan putrinya dengan kolega bisnisnya, dan kali ini ia harus berhasil.

"Gue gak nyangka, lo bisa sekeren itu. Tau gitu, kenapa gak dari dulu aja. Biar gue gak susah mikirin sendirian nasib kedepannya perusahaan.." ucap Arvian usai rapat

"Hn"

"Lo berhasil, buat para investor nyumbang di perusahaan kita. Gue bakal ngirim bonus ke ATM lo ntar,"

"Hm,"

Arvian tahu, bagaimana adiknya itu akan merespon ucapannya. Namun, setidaknya ia merasa bersyukur karena adiknya itu sekarang sedikit lebih hidup. Dan suatu saat nanti, ia yakin seiring berjalannya waktu Airell akan berubah menjadi Airell yang dulu.

Hangat, ceria, dan selalu tersenyum.

avataravatar
Next chapter