1 01 - Gadis Malang

Suara pecahan kaca terus terdengar memekik gendang telinga. Malam yang tadinya hening berubah seketika.

"Kau pikir aku bangkrut karena siapa!" Bentak suara pria paruh baya pada istrinya.

"Oh, jadi papa nyalahin mama? Kalau papa gak manjain anak emas papa itu, kita semua gak akan bangkrut kaya gini! " Teriak balik sang istri.

Arsy terbangun saat mendengar suara gaduh di luar kamarnya. Ia menatap ke arah jendela ternyata langit sudah gelap, lalu melirik jam dinding yang ternyata menunjukkan pukul sembilan malam.

Dengan langkah pelan Arsy menghampiri asal suara gaduh tadi. Saat sampai di ruang tengah Arsy menyembunyikan dirinya di balik tembok dan melihat kedua orangtuanya ada disana dengan barang-barang sekitar yang sudah berantakan.

"Mama ini kalau ngomong jangan asal nyeplos, tapi mama tahu sendiri kan kondisi bisnis kita sedang seperti apa? Seharusnya mama menahan diri untuk tidak menghamburkan uang!"

"Apa papa pikir juga tidak menghamburkan uang? Untuk apa papa membelikan anak haram itu sebuah mansion? Kalau memang papa butuh uang jual saja mansion itu kalau bisa anak haram itu sekalian papa jual!"

PLAK!

Satu tamparan berhasil mendarat pada pipi mama tiri Arsy, natas Arsy tercekat kala mendengar jika mama tirinya tega ingin menjualnya.

Sudah sejak setengah bulan ini keadaan rumah tidak pernah tenang. Papanya selalu pulang larut dengan keadaan yang lelah. Saat pulang akan selalu ada pertengkaran antara suami-istri tersebut.

Bisnis Hotel, Resort dan Villa yang di miliki Papa

Arsy semakin hari semakin sepi karena banyaknya persaingan dan pengeluaran yang tidak seimbang dengan pemasukan yang ada.

Mama tirinya hanya menghambur-hamburkan uang ,tapi saat di salah kan justru ia malah berbalik menyalahkan papanya apalagi menyalahkan Arsy yang selalu menjadi beban di keluarga mereka.

"Apa menguping sudah menjadi kebiasaan barumu?" tanya seorang pria bertubuh besar kini sudah ada di hadapan Arsy.

Arsy berdecak sebal melihat wajahnya. "Akan lebih baik kau terus bersikap dingin dan tidak mencoba mencari tahu urusan orang lain."

Arsy berlalu dari hadapan pria dengan tubuh besar bernama Luke, kakak tirinya. Luke tidak ada hubungan darah sama sekali dengan papanya . Karena Luke adalah anak dari mama tirinya bersama suaminya yang dulu.

Lelah mendengar pertengkaran suami istri itu setiap malam, Arsy memilih diam-diam pergi dari rumah dan datang ke tempat favoritnya.

Klub.

"Kau datang?" tanya Arsy dengan sebuah botol vodka ditangannya. Alkohol telah mempengaruhi setengah kesadarannya.

Seorang wanita cantik dan molek dengan tubuh lebih tinggi dan usia yang lebih dua tahun dari Arsy mendekat lalu duduk di samping Arsy.

"Kenapa kau mabuk? Apa yang terjadi padamu?" tanya Gea sahabat terbaik Arsy.

Arsy tak menjawab , pria cantik itu menyeret Gea untuk ikut berdansa dengannya . Gea sedikit kesulitan menopang tubuh Arsy ,maka dari itu Gea memeluk Arsy dari belakang agar gadis manis itu tak terlalu liar bergerak.

"Sebaiknya kita pulang , kau mabuk." ujar Gea berusaha menyeret tubuh Arsy menjauh dari lantai dansa. Bukannya menurut Arsy malah membalikkan badan dan membekap erat tubuh Gea.

Arsy terkekeh. "Aku tidak mabuk Kak , aku bahkan masih mengingat dengan jelas jika papa dan mamaku kembali bertengkar karena papa ku bangkrut." tawanya sumbang.

"Apa?" tanya Gea terkejut sekaligus tak terpercaya.

Arsy menatap lekat manik mata Gea , bahkan tangan gadis manis itu tak segan terkalung apik di leher Gea dan menariknya mendekat.

"Papa terjerat hutang 2 triliun sedangkan mama tiriku selalu menyalahkan ku dan papa terus menerus. Menurutmu kemana aku harus mencari uang sebesar itu?"

Gea menghela napas, ia menangkup kedua pipi Arsy yang telah memerah karena pengaruh alkohol. "Jadi kamu mabuk karena masalah itu? Kalau kamu cuma butuh uang itu bukan masalah besar bagiku." usul Gea.

Arsy melepaskan pelukannya dan menatap Gea dengan penuh keseriusan. Arsy selalu memanggil Gea dengan sebutan 'Kak' karena usia Gea yang terpaut dua tahun dari Arsy dan Arsy sudah menganggap Gea seperti kakaknya sendiri.

"Jangan ucapan kata-kata seperti itu kak, aku tidak mau terlihat seperti lintah darat yang sedang memeras sahabatnya." Arsy berkata sembari dengan wajah kesal, ia mendorong tubuh Gea dan berjalan terhuyung ke arah toilet.

.....

Hari sudah menunjukkan tengah malam, Arsy kembali ke dalam rumah dengan mengendap-endap agar tak bertatapan dengan orang rumah.

Jujur saja dia tak ingin mendapatkan ceramah dari mama tirinya yang akan mencari kesempatan untuk memojokkan dan memarahi Kana habis-habisan.

"Apa kau pencuri?" ujar seseorang dari belakang Arsy yang ternyata adalah Luke.

Arsy menghela nafas berat, tidak bertemu dengan mama tirinya tapi kini ia malah bertemu dengan Luke. Tubuh yang tadinya sedikit membungkuk kini Arsy menegakkannya.

"Menurut mu apa yang bisa ku curi?" sahut Arsy dengan wajah berlagak sok menantang.

Luke melipat tangannya di depan dada. "Bukankah mendiang ibumu seorang pencuri? Siapa tahu kau menuruni bakatnya."

Tangan Arsy terkepal , ia benci Luke yang selalu mengungkit kesalahan mendiang ibunya di masa lampau. Alih-alih mengamuk, Arsy malah tersenyum nakal ke arah kakak tirinya.

"Jika aku memiliki kemampuan seperti ibuku, maka hal yang pertama akan aku curi adalah hatimu."

Luke mendorong tubuh Arsy hingga tubuh mungil itu terbentur dinding, Luke mengungkung tubuh Arsy dan mengunci pergerakannya. "Tarik ucapan mu atau aku akan mengabulkan ucapan mu itu?"

Arsy tersenyum dengan sinis , ia mendorong tubuh Luke kuat agar menjauh darinya. Sebelum gadis manis itu memasuki kamar , Luke menghentikannya dengan mencekal pergelangan tangannya.

Luke menatap Arsy dengan tatapan tajam dan dingin. "Bersikaplah menjadi adik yang baik dan manis jika kau tidak ingin aku memperkosa mu lagi seperti waktu itu?"

Arsy bungkam, tubuhnya kembali gemetar dan ketakutan. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat dan membanting pintu dengan kasar.

Gadis malang itu berlari ke arah ranjang dan menjatuhkan tubuhnya. Ia menutup dirinya penuh dengan selimut seraya memeluk bantal guling. Air matanya kembali lolos, saat mengingat kejadian mengerikan waktu lalu. Mahkotanya telah di renggut oleh Kakak tirinya sendiri.

avataravatar