3 BAB II - Ancaman Besar

*Sudut Pandang : Author

Saat ini pasukan sudah bersiap di depan gerbang utama menuju Hutan Liez. Jika gerbang sudah terbuka, mungkin butuh 5 langkah saja untuk Kepala Penjaga masuk ke dalam hutan karena berada di paling depan meminpin pasukannya. Huntan ini di kelilingi tembok setinggi 30 meter dan tebal 10 meter dan terbuat dari batu titan murni. Batu titan adalah satu-satunya batu yang dapat menyerap kekuatan sihir sebesar apapun. Tak heran jika batu ini langka dan sangat mahal. Tembok ini di bangun oleh Raja Peri ke 7 pada saat itu. Tembok ini di bangun karena hutan ini dijadikan tempat pembuangan Monster buas dari Benua Homel. Hutan Liez jadikan tempat untuk para monster karena Benua Levensoom adalah benua paling hijau di Bumi karena semua jenis tumbuhan dan pepohonan di Bumi ada di Benua ini. Namun karena banyaknya Monster buas yang di buang di hutan ini membuat mereka saling membunuh untuk bertahan hidup. Bahkan sebelum dinding ini di buat, monster-monster itu tidak jarang menyerang ke desa-desa kecil dan memangsa penduduk.

"Apa kau yakin pak?"

"Jika bukan aku yang memulainya siapa lagi? Ini adalah tanggung jawabku sebagai kepala Penjaga Kastil"

"Baiklah aku akan bukakan gerbangnya. Tapi tolong"

"..." (menatap)

"Pulanglah dengan selamat"

Terdengar jelas alaram berbunyi sangat keras pertanda gerbang menuju Hutan akan segera terbuka. Semua penduduk yang bangun pada saat itu menghentikan aktifitasnya karena mendengar suara alaram itu. Bahkan sebagian yang tidurpun terbangun karena suara alaram itu. Wajar saja mereka merasa bingung saat mendengar suara itu. Para penduduk tidak pernah mendengar suara alaram itu sebelumnya. Memang sudah ribuan tahun gerbang itu tidak di buka karena Hutan Liez sangatlah berbahaya. Hutan ini sangat berbahaya karena monster yang ada di dalam hutan tidak pernah diketahui berapa jumlahnya dan seberapa berbahayanya mereka. Hanya orang-orang yang memiliki pangkat special saja yang punya wewenang membuka gerbang ini. Lampu dari atas tower mulai di nyalakan dan menyorot ke gerbang. Muka serius mulai terlukis di wajah para Prajurit yang berada di dekat gerbang pada saat itu. Semua Penjaga Gerbang dan Prajurit Kastil mulai bersiap di tempat dan Prajurit jarak jauh mulai mengunci sasaran senjata sniper mereka ke arah Gerbang. Semua Mobil dan Helicopter Polisi sudah bersiaga. Sebagian penduduk yang rumahnya di dekat Gerbang sudah di ungsikan terlebih dahulu karena banyak hal yang tak terduga mungkin akan terjadi di sekitar dinding. Maka keselamatan Penduduk adalah Priotiras utama.

*Sudut Pandang : Kepala Penjaga

"BUKA!!!!" (kataku)

Aku sungguh tidak tahu Monster seperti apa yang akan berjumpa denganku nanti. Aku sempat membaca Sejarah Dunia dari buku saat aku masih bersekolah. Dikatakan di buku bahwa saat pembangunan Gerbang dan Dinding Hutan Liez memakan 10.000 nyawa prajurit dan lebih dari 3.000 nyawa pekerja. Bahkan Panjang Dindin Hutan ini mencapai 2.000 meter. Namun karena Perintah Raja peri yang memimpin Benua Livensoom saat ini. kami tidak di perbolehkan untuk merenovasi Dinding ini, oleh karenanya Dinding terlihat sangat kuno dan berbeda sekali dengan dinding-dinding yang di buat pada Era sekarang. Namun sekarang aku sudah siap dengan apa yang akan terjadi padaku nanti saat sudah masuk ke dalam Hutan. Hati dan seluruh Raga ini akan kupersembahkan unutuk Negeri ini karena gerbang besar yang ada di depanku perlahan mulai terbuka. Mataku sedikit bisa melihat betapa gelap dan mengerikannya Hutan yang ada di balik Gerbang ini. Namun aku tak gentar tanganku semakin geram memegang senjata yang aku bawa. Saat ku lihat ke belakang, semua Prajurit sepertinya sudah siap untuk masuk ke Hutan bersamaku. Raut wajah serius terlukis di wajah mereka semua. Dalam hati aku bertekat untuk tidak mengecewakan semuanya yang telah ikut dalam misi kali ini.

Namun baru saja setengah pintu gerbang terbuka, mata ku melihat seseorang terpental dari arah dalam Hutan. Saat itu waktu terasa berhenti. Tepat di depan mataku aku melihat dengan jelas seorang Pria terpental dari dalam Hutan. Rambut putihnya dan jas yang ia kenakan semakin meyakinkan ku bahwa itu adalah Tuan Vrink. Namun bagai mana bisa beliau masih hidup. bukankah beliau sudah meninggal 1.300 tahun yang lalu. Pikiranku pulai tidak karuan tapi aku harus fokus dengan apa yang aku lakukan saat ini. 150 nyawa Prajurit ada di tanganku saat ini dan aku tidak mau mereka mati saat melaksanakan misi ini.

"BBBBLDAAAAARRRRRRRR!!!!"💥💥💥💥

Mataku terbuka lebar seakan ingin keluar dari tempatnya. Pria itu terlempar ke bagian kanan Gerbang dengan sangat keras. Setelah terlempar keras ke Gerbang, Pria itu menoleh ke arahku dengan raut wajah cemas. Sesaat Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Apakah ini mimpi atau hanya imajinasiku saja. Tuan Vrink ada di depan mataku sekarang. Beliau nampak masih muda dan sangat gagah. Berati semua yang dikatakan Penjaga Kastil tadi itu benar.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN, CEPAT TUTUP GERBANGNYA. CEPAT!!!!"😠

Tak lama setelah beliau berkata seperti itu, beliau dengan spontan melihat ke arah Hutan kembali dan menyilangkan kedua tanggan di depan wajahnya. Cahaya besar berwarna merah menghantam tubuhnya dengan sangat kencang💥. Aku hampir terjatuh karena guncangannya sangat keras. Guncangan dari Hantaman itu membuat hampir semua Kota bergetar. Semua pohon-pohon yang di lewati cahaya itu sekejap hilang dari pandangan mata bahkan tanah yang ada di bawah sekalipun. Tanganku mulai gemetar saat aku melihatnya. Dengan cepat setelah mendengar apa yang beliau ucapkan, alarampun mulai berbunyi lagi dan gerbang pun berlahan mulai tertutup. Pandanganku mulai mengarah pada Operator gerbang yang ada di lantai 2 Tower. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya. Ini adalah kesempatan kita untuk membawa jasad Tuan Vrink kembali ke Kastil. Jika misi ini gagal dan kita tidak mendapatkan Jasad Tuan Vrink maka Dewan Keamanan dari Kerajaan akan datang ke Kota ini dan masalahnya akan tambah kacau.

"APA YANG KAU LAKUKAN!!" 😡(kataku)

"INI SUDAH SITUASI GAWAT. KITA HARUS TUTUP KERBANGNYA!!"

"TUAN VRINK SUDAH ADA DI DEPAN KITA. KITA HARUS MEMBAWANYA. APAPUN YANG TERJADI!!"

"INI BUKAN MASALAH TUAN VRINK. TAPI KESELAMATAN PENDUDUK LEBIH PENTING!!!"

"DASAR BODOHHHH😡. CEPAT BUKA GERBANGNYA!!"

"TIDAK. TIDAK AKAN AKU BUKA. AKU AKAN MENUTUPNYA SECEPAT YANG AKU BISA!!!"

Aku berhenti berteriak dan melihat ke belakang. Ternyata semua Prajurit yang ku bawa ketakutan dengan apa yang mereka lihat dan Operator Gerbang menghiraukan perkataanku. Jika Gerbang tertutup kita tidak akan bisa membawa Tuan Vrink pulang. Tapi masih ada Helicopter, TIDAK!!!. Helicopter mungkin bisa terbang di atas hutan namun kita tidak akan tahu Monster apa yang mengintai kita dari bawah dan kita tidak tahu apakah tempat yang akan kita jadikan landasan itu aman atau berbahaya. Gerbang mulai semakin tertutup dan Otakku bekerja keras tentang keputusan apa yang akan aku buat sekarang. Jika aku tidak masuk aku tidak akan bisa membawa Tuan Vrink kembali ke Kastil dan Jika aku masuk aku harus bertahan di Hutan Liez sendiri untuk beberapa waktu karena hanya aku yang berada tepat di depan Gerbang. Dalam sedetik aku mungkin bisa memikirkan 1000 kesempatan yang akan aku lakukan saat aku berlari ke dalam Hutan dan 1000 kemungkinan yang bisa aku lakukan bila aku tidak masuk ke dalam hutan. Semua Prajuritku hanya diam dan mengigil ketakutan. Para penjaga gerbang ketakutan dan hanya diam menodongkan senjata mereka ke arah Gerbang. Genggaman tanganku semakin kuat. Namun ini adalah kesempatan terakhir ku untuk membawa Tuan Vrink kembali ke Kastil.

"JGRENNNGGGGG!!!"

Gerbang tertutup dan aku sudah berada di dalam hutan.😔

*Sudut Pandang : Ever Hart "Sang Penguasa Api"

Syukurlah Gerbang sudah tertutup. Mungkin karena ini Gerbang Raksasa itu di buat. Tapi setidaknya penduduk di kota aman. ☺️

"Ahhhkkkk sialll. Akan ku bunuh kau Monster Keparat jika aku bisa mengontrol kekuatanku" 😠(dalam hati)

"SLINGG" Sekejap semburannya menghilang. Mungkin aku bisa kabur dulu untuk beberapa saat dan kembali untuk mengalahkan Monster Keparat itu. Namun saat aku melihat ke depan ternyata ada seseorang yang menghalangi semburan itu menggunakan tameng besar.

"😶😠DASAR BODOH!!!. Sudah ku bilang untuk menutup Gerbangnya. Kenapa kau malah masuk ke dalam hutan"

"Berdirilah Tuan Vrink. Aku akan melindungimu" (jawabnya)

"Berdiri yah" 😌(dalam hati ragu)

"TOLONG LEBIH CEPAT!!!" (pintanya)

Karena aku susah untuk berdiri aku lalu menggulingkan badanku ke kiri dengan cepat. Saat aku sudah jauh dari area semburan Monster Keparat itu, dia lalu berguling ke arah kiri. Monster itu terus menembakkan semburannya, namun untungnya aku sudah tidak di area jangkauan semburannya. Pria itu lalu berdiri dan lari ke arahku. Tameng besar yang dia bawa tiba-tiba mengecil dan menempel di tangan kanannya. Namun saat sampai di depanku dia terdiam

"😦Tu..Tuan. Ta.. tanganmu hilang"

"Tak usah di pikirkan. Aku bisa menyembuhkannya kembali🙄"

Api hitamku lalu membakar tubuhku dan menyembuhkan semua bagian luka yang ada di tubuhku bahkan menumbuhkan kembali organ yang hilang dari tubuhku. Dia nampak heran saat melihatku menggunakan api hitam😮. Hal ini sudah biasa terjadi padaku dengan sendirinya. Semua api di seluruh alam semesta telah aku kuasai dan aku miliki karena. AKU ADALAH IBLIS SANG PENGUASA API.😎😎😎

"Kenapa kau malah masuk ke Hutan. DASAR BODOH!!" (ucapku)

"😦A.. Apa anda adalah Tuan Vrink?"

"😕Hah?? Apa yang sedang kau bicar—😳"

"Y.. Ya aku Tuan Vrink😅" (aku baru sadar bahwa raga yang ku gunakan saat ini bernama Vrink)

"😦Kenpa anda masih hidup?"

"Harusnya aku yang bertanya. Kenapa kau masuk ke dalam Hutan. Bukankah tadi sudah ku suruh untuk menutup gerbangnya"

"😦Nama saya Crowley Dillon. Senang bertemu dengan anda"

"😠😠WOI!!! Aku tidak butuh namamu . Jawab pertanyaanku dulu. Kenapa kau masuk ke dalam hutan"

"Ba.. baiklah.. 😌eumm.. saya masuk ke dalam hutan karena saya mempunyai misi untuk membawa anda ke Kastil"

"HEEEEEEE!!!" 😵(terkejut)

"Jadi kau orang yang sedang mengejarku ya" (dalam hati)

"Itu urusan nanti. Sekarang yang terpenting kita harus mengalahkan Monster Keparat itu dulu. Kau mau membantuku kan" (kataku)

"Te.. Tentusaja.. Apapun akan saya lakukan. Dan jika itu mau anda saya akan mencari Monster itu dan mengalahkannya untuk anda" (dia lari meninggalkan ku)

"Dolonnn!!!!"

"Sa.. saya?" 😕(berbalik ke arahku dengan muka kebingungan)

"Ta.. tapi nama saya Dillon bukan Dolon"

"Akhhh itu tidak penting. Sekarang gendong aku dan cari Monster Keparat itu"

"Ge.. gendong?"😧 (bingung)

"Ohh jadi kau tidak mau yah" 🔥😏(menyalakan api di tanganku)

"😤Ba.. Baik" (dia kembali dan menggendongku)

Dia menuruti perkataanku dan menggendongku ke Gua tempat Monster Keparat itu dengan mengikuti semburan Monster itu. Tak lama meninggalkan tempat itu semburan Monster itupun menghilang dan suasana Hutan menjadi gelap kembali. Ini pasti akan menyulitkan Dolon karena dia tidak bisa melihat jelas di malam hari kecuali dia menggunakan api. Dolon tetap berlari, namun tangannya tiba-tiba menekan sebuah tombol di dekat telinganya. Saat ku tanya itu tombol apa dia menjawab itu adalah tombol pengelihatan malam. Jadi dia bisa melihat gelap saat malam hari dengan alat itu. Dugaan ku memang benar. Manusia sudah mulai ber-Evolusi menjadi lebih baik lagi sekarang. Dolon dan aku terus berlari ke dalam hutan dengan mengikuti pohon-pohon yang hilang karena semburan tadi. Saat kami sudah cukup jauh berjalan tiba-tiba muncul perasaan tidak enak dalam diriku.

"BERHENTI!!"😤 (teriakku)

Dolon pun berhenti dan tidak butuh waktu 1 menit seketika ada batu besar dan panjang yang jatuh di hadapan kami. Ternyata insting Iblisku tidak berubah sedikitpun. Kami terpental mundur beberapa langkah. Tak lama batu itu terbang dengan sendirinya dan saat aku lihat ke atas ternyata ada seekor Monster yang mengangkat batu panjang itu. Yang kutau Monster itu bernama Golem. Golem adalah Monster besar seperti batu namun dia Hidup. Jika Monster seperti ini hidup di Hutan ini. Mungkin banyak Monster mengerikan lainnya di sekitar kami. Jika aku tidak bertindak mungkin dia bisa mati tertimpa batu dari Golem.

"Dolon. Cepat turunkan aku sekarang"😬

"Tidak usah khawatir Tuan. Aku akan Melindungimu

"Jangan terlalu percaya diri. Dia bukan lawan yang sebanding unukmu" (balasku)

"GHUAAAARRRRR" (teriak golem itu)

Golem itu mengambil ancang-ancang untuk mengayunkan batu besar tadi. Melihat itu aku lalu memaksa untuk Dolon untuk menurunkanku. Namun dia bersikeras untuk tetap melindungiku dan mengeluarkan tamengnya kembali, dan sekarang dia sudah memasang kuda-kuda untuk bertahan. Aku terus memaksa Dolon untuk menurunkan aku. Bukanya aku ingin kabur. Tapi kekuatan Monster seperti Golem tidak akan sebanding dengan tameng yang dia gunakan. Kami bisa terpental jika tameng itu hancur. Aku kehabisan cara untuk membujuk Dolon. Tapa pikir panjang lagi, tanganku segera mengunci leher Dolon dengan sangat kuat dan menarik dia kebelakang agar dia terjatuh bersama ku. Untungnya Dolon terjatuh kebelakang bersamaku.

"GHUAAAAARRRR"

Monster Golem itu sudah mengayunkan batunya ke arah kami dan kami masih berada di jangkauan batu itu. Aku lalu berkonsentrasi keras ke tangan kananku. Jika kekuatanku ini gagal maka nyawa Dolon akan sangat terancam. Takusah khawatirkan aku, walaupun tubuh ini hanya tersisa setetes darah. Aku masih bisa beregenerasi kembali. Namun jika manusia seperti Dolon terkena hantaman batu sebesar itu mungkin dia akan hancur lebur. Kutarik Dolon kebelakang lebih kencang dan seketika sebelum kami jatuh ketanah. Tangan kananku menyentuh tanah terlebih dahulu. Dan ini adalah kesempatan Emasku.

"Vuer!!!" (kataku)

*Sudut Pandang : Author

Prajurit-prajurit di luar hutan tampak kebingungan karena Kepala Penjaga masuk Hutan sendirian demi membawa jasad Tuan Vrink. Wakil Kepala Penjaga lantas berlari ke atas Tower dan berniat terjun dari ketinggian 30 meter untuk menemani Kepala Penjaga. Saat sampai di atas dia sempat di hadang oleh beberapa Penjaga Tower dan Penjaga Kastil agar tidak terjun ke hutan.

"Tuan Auros tolong dengarkan kami. Kami tidak mau kehilangan pemimpin lagi🙁" (penjaga kastil mencoba menghalangi Auros)

"Apa maksudmu dengan kehilangan pemimpin. 😠😠😠😠APA KAU PIKIR CROWLEY SUDAH MATI?!!!!" (marah dan emosi)

"😧Ka.. kami tidak berkata demi—"

"😠TUTUP MULUTMU DASAR BODOH!!!. Aku tau Crowley lebih dari yang kalian tahu. Dia tidak akan mati hanya karena dia masuk ke Hutan Leiz ini"

"Tapi jika anda masuk ke Hutan Leiz, lantas siapa yang akan memberi perintah kami?"

"😔Sekarang aku akan bertanya pada kalian. Apa perintah Crowley saat ada di Kastil tadi"

"..." (para prajurit terdiam dan menundukan kepala)

"Bukankah sudah jelas kalau dia memerintahkan kalian unutk masuk kedalam hutan dan mencari jasad Tuan Vrink. Crowley tidak akan pernah mengambil keputusan karena dia ingin di pandang lebih oleh kalian. 😠😠CAMKAN ITU DI OTAK DANGKAL KALIAN!!!"

"Ka.. kami hanya takut jika kami mati di dalam hutan itu"

"Pulanglah😔"

"Pu.. pulang kata anda? Bagaimana kami bisa pulang saat kondisi seperti ini"

"Lalu kenapa kalian masih di sini jika kalian takut untuk mati. Mati di medan tempur dengan membawa perintah Kapten adalah kebanggan untuk seorang Prajurit, dan bagaimana bisa kalian menghalangiku sedangkan. 😠😠PEMIMPIN KITA BERJUANG SENDIRIAN DI SANA!!"

Auros masih bersikeras untuk melompat ke dalam Hutan sendirian. Dia sempat baku hantam dengan Pasukannya sendiri dan Penjaga Kastil karena menghalangi jalannya. Namun usahanya tidak sia-sia. Auros berhasil menerobos mereka walaupun harus menggunakan kekerasan. Dan sekarang Auros berada di ujung Tower dan bersiap untuk melompat. Tapi saat kakinya baru saja menaiki pagar pembatas tiba-tiba muncul semburan api berwarna biru yang menjulang tinggi ke langit dari dalam Hutan. Suasana saat itu menjadi hening. Auros yang tadinya ingin melompat seketika berhenti melihat api yang menjulang tinggi itu😦. Semua penjaga terdiam melihat api sebesar dan setinggi itu. Bahkan para penduduk yang ada di pelabuhanpun bisa melihat dengan jelas api biru itu. Banyak yang ter-tegun melihat kejadian itu. Dalam sekejap langit malam yang gelap berubah menjadi warna biru terang. Cahaya dari api itu membuat daerah di sekitar Hutan Liez menjadi sangat terang seperti siang hari. Bahkan bulanpun hilang karena tertutupi cahaya api itu. Awan di saat malam hari menjadi sangat jelas terlihat. Semua yang melihat fenomena ini terdiam karena hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Tapi hal aneh mulai terjadi. Dalam sekejap suhu di sekitar hutan menjadi sangat dingin seperti musim dingin. Merasa ada hal aneh yang akan terjadi Auros mulai merasa khawatir😧. Auros lalu berlari menuruni tangga dan mengurungkan niatnya untuk melompat ke dalam hutan. Diperjalanan menuruni tangga Auros meng-aktifkan Walkie Talkienya dan mengubungi Kepala Polisi yang berada di bawah pada saat itu.

"Persiapkan Helicopter untukku. Aku merasa ada yang tidak beres"

"Untuk apa?"

"Sudah lah cepat. Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan"

Saat Auros selesai menuruni tangga, dia bertemu dengan Kepala Polisi yang sedang menunggunya dengan raut wajah bingung.

"Ikutlah denganku sebentar" (auros menggandeng tangan Kepala Polisi ke tempat yang agak jauh)

"Apa? Apa yang sedang kau rencanakan Auros? Aku tidak mengerti dengan semua ini" (berbisik)

"Sudah diam dan ikuti saja permintaanku"

Tak selang beberapa Kepala Polisi memerintahkan 17 Helicopter untuk mengawal Auros masuk ke dalam hutan. Mendengar hal itu Auros lalu menaiki salah satu Helicopter Polisi di situ. Saat hendak terbang Auros memanggil salah satu bawahannya dan membisikan sesuatu. Bawahannya nampak bingung dengan perkataan yang Auros bisikan, dan dengan tergesa-gesa Kepala Polisi menaiki Mobil dan meninggalkan mereka semua menuju Kota. Tanpa berlama-lama Helicopterpun sudah terbang dan siap meluncur ke dalam Hutan. Namun saat akan terbang ke dalam Hutan salah satu Prajurit berteriak ke arah Auros.

"Tuan Auros!! Apa anda yakin?!!"

"Ya!! Aku sangat Yakin!! Lakukan saja seperti apa yang aku perintahkan!!"

Dengan tatapan serius Prajurit itu berkata😠 "BAIK!!!!"

Helicopter terbang menjauh dari dinding dan masuk kedalam Hutan. Selang beberapa menit setelah Helicopter itu masuk ke dalam hutan. Api biru yang tadi menjulang tinggi secara tiba-tiba hilang begitu saja. Lalu Auros memerintahkan untuk semua Helicopter menyalakan lampu sorot Helicopter mereka dan melihat dengan teliti ke bawah hutan.

"Tak, tak, tak, tak"

Sebuah benda jatuh mengenai kaca bagian depan Helicopter beberapa kali. Auros semakin khawatir dengan kondisi sekarang ini. Tak lama, ia menjulurkan tangannya ke luar Helicopter seperti ia merasakan tetesan air hujan. Namun dia sungguh terkejut😦. Bukan air atau batu yang mendarat di tangannya, melainkan batu es kecil. Matanya semakin melotot karena takut hal yang dia khawatirkan akan terjadi. Tiba-tiba salah satu helicopter di belakangnya jatuh karena tertimpa sesuatu.

"Mayday, Mayday, Helicop—"

Sambungannya tiba-tiba putus tanpa sebab. Berkutnya 2 helicopter terjatuh ke hutan lagi. Auros semakin panik dan bingung tindakan apa yang harus ia putuskan.

"Untuk semua Helicopter berpencar dan awasi atas kalian"

"Copy That sir"

Semua Helicopter dengan cepat menyebar dan mengaktifkan pendeteksi benda yang terpasang di masing-masing Helicopter. Helicopter yang di naiki Auros juga menyalakan pendeteksinya. Namun saat Auros melihat pendeteksi itu, di bagian pojok bawah pendetaksi ada bulatan hitam besar namun tidak sampai menyentuh Helicopternya.

"Disini Helicopter 12. Kami tidak bisa melihat apapun. pendeteksi kami rusak"

"Disini Helicopter 10. Pendeteksi kamu juga rusak"

Hampir 7 helicopter berkata hal yang sama. Auros terheran, bagaimana mungkin Helicopter yang di oprasikan pihak Polisi memiliki kerusakan di bagian Pendeteksi. Karena penasaran Auros melepas sabuk pengamannya dan berjalan ke belakang helicopter untuk melihat apa yang terjadi. Namun sungguh terkejutnya dia. Ternyata hal yang sedaritadi ia khawatirkan ternyata benar terjadi. Hujan tiba-tiba turun dengan sambaran petir yang sangat dahsyat. Dan di sela-sela kilatan petir tadi muncul bayangan raksasa dari atas langit beberapa kali. Seperti akan jatuh ke bawah dan menimpa seluruh Kota.

"BLDARRRRR" ⚡⚡(sambaran petir)

*Sudut Pandang : Everhart "Sang Penguasa Api"

Aku berhasil mengalahkan Golem tadi dengan membekukannya dan kemudia Dolon menembaknya hingga hancur berkeping-keping. Dolon menggendongku lagi dan berlari menuju Gua Monster Keparat itu lagi. Namun saat aku di gendong olehnya aku sempat berfikir hal seperti apa yang akan terjadi setelah ini. Aku masih belum bisa mengendalikan kekuatanku. Pasalnya aku sudah membekukan Golem itu dengan kekuatan yang sangat besar. Bahkan area dekat Golem itupun ikut beku karena kekuatanku dan suhu udara mulai menurun drastis. Belum lagi apiku menjulang tinggi ke langit tadi.

"Ke.. kenapa turun hujan?" (tanya dolon)

"BLTAKK" (benda jatuh mengenai helmnya)

"AU!! Apa ini?"

"Bongkahan ES?" (lanjutnya saat tau benda apa yang jatuh di kepalanya)

"DUNGG"😳 Ti.. tidak mungkin. Aku pasti sudah gila. Bagaimana mungkin aku tidak tahu dengan apa yang akan terjadi setalah aku menggunakan kekuatan sebesar itu. Bahkan sampai menjulang ke langit. Jika ini memang benar dugaan ku, berarti. Awan yang ada di langit pasti membeku, dan jika awan itu membeku pasti awan itu akan jatuh ke darat. Jika yang ku bekukan adalah awan paling bawah mungkin ukurannya tidak terlalu besa. Namun jika aku membekukan awan di atasnya pasti ukurannya 4-7 kali lipat dari awan yang ada di bawahnya. INI SUNGGUH GAWATTTTT!!!!

"BERHENTIII!!!!" (kataku)

"Ada apa Tuan"

"Ce.. cepat bawa aku kembali ke depan Gerbang"

"Kenapa? Apa anda mau kembali ke Kastil?"

"Banyak omong. Ikuti saja perintahku dan cepat laksanakan"

"BAIK!!"

Ini buruk, buruk, buruk, buruk, sangat buruk. Jika yang aku pikirkan benar terjadi maka semua penduduk Kota dalam konsidi berbahaya. Aku harus melindungi mereka semua. Sesaat aku melihat ke atas ternyata hujan lebat dan badai saling menyambar dengan kilat-kilatan menakutkan mereka. Mataku sangat terkejut melihat bayangan benda raksasa berada di atasku. Berarti ini tidak salah lagi bahwa awan besar yang membeku di atas akan jatuh ke darat.

"Tuan Vrink? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Ti.. tidak. Pokoknya terus berlari ke arah gerbang"

*Sudut Pandang : Auros (Wakil Kepala Penjaga Kastil)

"UNTUK SEMUA UNIT HELICOPTER YANG MENDENGARKU. ARAHKAN HELICOPTER KALIAN MENUJU KE ARAKU SEKARANG. CEPATT!!!"

"COPY THAT SIR!!!"

"Apakah ada sesuatu terjadi?" (tanya pilot helicopterku)

"Iya. Entah bagaimana bisa terjadi. Ternyata semburan api tadi membekukan awan yang ada di langit, dan sekarang awan itu akan jatuh. Jangan khawatirkan itu. Fokus arahkan Helicopternya kedepan dengan kecepatan penuh"

Ini sangat gawat. Tidak mungkin persiapan yang aku suruh ke Kepala Polisi dan bawahanku tadi selesai dengan waktu sesingkat ini. Namun jika persiapannya belum selesai dan awan sudah jatuh ke Kota maka semua yang ada di Kota akan hancur lebur dan banyak nyawa yang akan hilang.

"Ayo Auros berfikir, berfikir, berfiki, berfi—" (dalam hatiku)

"Itu dia"😱 (kataku saat aku baru saja mendapat ide)

Jika aku tidak bisa menghentikan awan itu. Minimal aku misa mengancurkan awan itu sebelum jatuh ke kota dan meminimalisir kerusakan yang akan di timbulkan nanti. Tapi apakah aku bisa mehancurkannya dengan waktu sesingkat ini. Tidak.. aku tidak akan tau sebelum aku mencobanya.

"Helicopter Unit 13 apa kau mendengarku?"

"Ya pak. Aku mendengarmu"

"Deteksi berapa jarak Helicoptermu dengan benda yang ada di atasmu sekarang"

"Baik"

"Jaraknya 1.200 meter pak. Tepatnya 1.276"

"Copy That" (kataku)

Mengalihkan Radio ke Kepala Polisi

"Kepala Polisi. Apa kau bisa mendengarku" (menyambungkan ke Kepala Polisi)

"Iya aku bisa mendengarmu. Aku masih masih dalam perjalanan. Tapi mungkin ini akan terlambat"

"TIDAK!! Kita tidak terlambat. Suruh semua anggotamu yang membawa senjata untuk menembakkan semua pelurunya ke arah langit"

"A.. Apa. Kau berencana mengancurkannya?"

"Ini adalah satu-satunya kesempatan Kita"

"Aku mengerti"

"Bagus lah. Tunggu aba-aba dariku"

Mengalihkan ke Militer Kota.

"Hei Pilot. Apa kamu bisa menyambungkan Radio Helicopter ini ke markas Militer sekarang?"

"Akan aku coba" (sambil mengotak-ngatik Radio Helicopter)

"Berhasil"

"Bagus"

"Comandan Lix aku butuh bantuanmu. Ini aku Wakil Kepala Penjaga Kastil. Auros"

"Tolong sebutkan Kodenya pak"

"Akkhhh SIALAN. K.0.N.D.1.5.1.6.4.W.4.T"

Tersambung.

"OI AUROS!! APA YANG SEDANG TERJADI!!"

"Ceritanya panjang. Tapi tolong dengarkan perkataanku"

"Hubungi semua Prajuritmu yang ada di Kota untuk menembakkan semua peluru dan rudal yang mereka punya ke langit"

"A.. APA!!!? AKU TI—"

"Kita tidak punya waktu banyak. Nyawa penduduk ada di tangan kita sekarang"

"..." (berfikir)

"..."(menunggu jawaban)

"Baiklah aku mengerti😔"

"Baguslah. Tunggu aba-aba dariku"

"PERINTAH UNTUK SEMUA PENJAGA KASTIL. ARAHKAN SENJATA KALIAN KE LANGIT DAN TUNGGU ABA-ABA MENEMBAK DARIKU!!"

"COPY THAT SIR!!!!!"

Mengganti Radio ke Locky.

"Locky apa kau bisa mendengarku. LOCKY!!"

"Ya. Aku bisa mendengar anda pak"

"Apa persiapan yang aku perintahkan tadi sudah selesai?"

"60% pak. Tinggal penduduk di pelabuhan dan pinggir Kota yang belum terevakuasi"

"Aku butuh 100% dalam waktu 5 Menit"

"BAIK!!!"

Tujuanku bukanlah menghancurkan bongkaha Es itu. Tapi tujuanku adalah memperlambat Es itu jatuh ke Kota sembari menunggu persiapan Kepala Polisi selesai. Aku sebenarnya tidak yakin ini bisa berhasil. Tapi jika semua senjata di arahkan menembak ke langit kemungkinan yang aku fikirkan adalah 30%, 70%. 30 untuk berhasil dan 70 untuk tidak berhasilnya. Namun Jika Kepala Polisi selesai dengan persiapannya. Kemungkinannya akan berbanding terbalik. 30 untuk tidak berhasilan dan 70 untuk keberhasilan.

*Sudut Pandang : Everhart "Sang Penguasa Api"

Sekarang kami sudah sampai di depan Gerbang.

"Apa yang kau lakukan Tuan?"

"Sudahlah cepat turunkan aku"

"Baik"

Saat dia menurunkanku. Aku memaksa kakiku untuk bisa berdiri dengan tegab. Walaupun agak sedikit gemetar.

"Sekarang buat tameng aneh mu itu berbentuk kerucut dan menututpi sekujur tubuhmu"

"Aku bisa memsangnya untuk anda"

"JANGAN BODOH!!!. Itu untukmu. Aku sudah punya rencana untuk situasi genting seperti ini"

"Jika anda tidak masuk ke dalam tameng saya. Anda akan tertimpa bongkahan ES besar itu"

"Biarkan aku yang tertimpa asalkan nyawa yang tidak berdosa yang ada di Kota selamat tanpa luka sedikitpun" (membelakangi Dolon sambil menatap ke arah ES yang akan jatuh)

"SEKARANG CEPAT TUTUP DIRIMU DENGAN TAMENG MU SEKARANG!!!"

"TIDAK!!"😠

"Apa maksudmu dengan kata TIDAK"

"Maaf Tuan. Aku adalah Kepala Penjaga Kastil. Prioritas utamaku adalah Penduduk dan Prajuritku. Bagai mana mungkin aku bisa bersembunyi di dalam tameng besi sedangkan para Prajuritku sedang berjuang mati-matian di sana"

"Kau ini.. Dasar" (tersenyum kecil sembari berbalik ke arahnya)

"..." 🙂(tersenyum kecil)

*Sudut Pandang : Auros (Wakil Kepala Penjaga Kastil)

"Ini aku Lix, Ayo hancurkan ES kepara itu"

"Disini Wakil Kepala Polisi. KAMI SIAP!!"

"Ini Locky. Evakuasi penduduk 100% SIAP!!!"

"Lapor, disini Komandan Divisi Penjaga Kasil. KAMI SIAP!!!"

"Baiklah kalau begitu. Jangan sia-siakan peluru yang kalian buang PAHAM!!"

"PAHAM!!!" (teriak prajurit penjaga kastil)

Melihat bongkahan ES sebesar itu jatuh dari langit seperti merasa bahwa dunia sudah berakhir. Tapi aku tidak mau diam dan menjadi penonton. Aku ambil Bazooka yang ada di Helicopter dan menyuruh semua Helicopter yang memiliki amunisi untuk bantu menembak bongkahan ES di langit itu dengan menunggu aba-aba dariku. Ini kulakukan demi Negeri dan semua penduduk.

"TEMBAAAAAAAAK!!!!!!!"😠

Bersambung..

-------

😂😂

kurang lebihnya mohon di koreksi di kolom komentar 😂😂

dan tolong berikan rating juga untuk cerita saya ya guys😂😂

terima kasih 😂🙋🙋🙋

avataravatar