1 Sudden Proposal

Tara, seorang wanita berusia 27 tahun, saat ini sedang berada di puncak tertinggi dalam perjalanan kariernya. Setiap tindakan maupun pencapaian seorang blasteran Amerika - Jawa - dan Chinese ini memang selalu memukau banyak orang.

Bagaimana tidak, setelah lulus dari universitas ternama dan memperoleh gelar Summa Cumlaude dari Universitas Negeri unggulan di Indonesia, Tara sempat mengikuti program pertukaran pelajar di University College London selama satu semester di tahun ketiganya berkuliah. Dan akhirnya ia pun memutuskan untuk meneruskan pendidikan S2 nya di University College London dengan mengambil jurusan yang linear dengan pendidikan sarjananya selama dua tahun.

Menjadi seorang magister lulusan terbaik di usianya yang ke 25, ditambah lagi hanya dalam kurun waktu kurang dari dua tahun Tara berhasil membungkam banyak rekan kerja yang meragukan kemampuannya. Dan.. di usianya yang baru saja menginjak 27 tahun ini, Tara menjadi seorang general manager muda di salah satu hotel ternama yang ada di Jakarta membuat Tara dikagumi sekaligus dibenci oleh banyak orang.

Ya, mereka kagum sekaligus iri akan prestasi yang ditorehkan oleh Tara, yang dilakukannya hanya dalam waktu yang relatif singkat.

Hanya bermodalkan satu tahun pengalaman kerja sebelum kuliah, ditambah 1 bulan menjadi Sales Promotion Girl di salah satu event terbesar yang ada di Jakarta, ternyata mampu membuat Tara menunjukkan taringnya.

Ia yang dulu dipandang sebelah mata oleh rekan - rekannya, karena baru bekerja kembali di usianya yang ke - 25, kini mampu membuat banyak orang menundukkan kepala ketika bertatapan dengan Tara.

Namun lucunya, baik kecantikan, pamor, dan kariernya yang cemerlang rupanya tidak sejalan dengan kehidupan percintaannya. Sepertinya perasaan cinta ini senang bermain hard to get dan gemar mempermainkan seorang Tara Aurum Delano. Segala pencapaian dan perjalanan cintanya bak seperti magnet dengan kedua kutub yang berbeda. Tidak akan pernah menyatu.

Diperkuat dengan adanya trauma yang mendalam akibat beberapa kali gagal membina hubungan. Ditambah lagi kemampuan mengingatnya yang superior, semakin mengoreskan trauma yang mendalam.

Ya, Tara memiliki kemampuan Hyperthymesia atau Highly Superior Autobiographical Memory (HSAM) yang membuatnya dapat mengingat secara persis rangkaian peristiwa yang terjadi padanya.

Tara mengingat persis hari, tanggal, dan waktu kejadian.

Ia bahkan mampu mengingat dan mereka ulang percakapan yang melibatkan dirinya secara persis tanpa ada satu kata pun yang terlewat. Lebih hebatnya lagi, ia tahu persis di mana ia meletakkan barang dan tahu jika ada seseorang yang memindahkannya. Akurasinya dapat ia perkirakan bahkan hingga ke berapa milimeter dan arah pergeseran benda jika dibandingkan dengan posisi benda sebelumnya.

Kemampuan ini lah yang membuatnya dapat menyelesaikan ujian dan perkuliahan dengan baik, kecuali pelajaran yang melibatkan hitungan. Tara sama sekali tidak mengerti jika diminta untuk mengerjakan soal tersebut. Sebaliknya, ia menghafal seluruh soal yang mungkin saja keluar. Tidak mengherankan Ujian Nasionalnya ketika SMA mendapatkan nilai rata-rata 95.

Tidak jarang kemampuan ini membuat teman - teman Tara yang mengetahui kemampuannya pun iri akan hal ini. Tetapi sungguh, bagi Tara, kemampuan inilah yang berhasil menorehkan luka yang mendalam di dalam hati dan pikirannya.

Ia mengingat persis bagaimana rasanya terjatuh setelah tertabrak mobil yang baru saja berjalan. Ia juga masih mengingat bagaimana sensasi dan perasaan sakit yang ia rasakan saat terjatuh terguling-guling dari tangga. Ia mengingat persis seberapa malunya Tara ketika ditertawakan teman-temannya saat ketahuan mengompol di celana di usianya baru berumur 4 tahun. Ia juga mengingat persis rupa orang dewasa mana yang menertawakan dirinya ketika terjatuh akibat terantuk batu.

'Percayalah, mengingat persis suatu kejadian membuatku seperti merasakan kejadian yang sama berulang-ulang. Dengan rasa sakit yang sama. Tidak enak, sungguh.' Batin Tara ketika ia mulai larut dalam pemikirannya.

Hal ini pun juga berlaku bagi perasaan cinta.

Ia takut untuk merasakan cinta. Sungguh teramat takut.

Kejadian-kejadian di masa lalu membuatnya terus terseret ke dalam kenangan yang tak berujung. Layaknya lubang hitam yang kian membesar, ingatan menyakitkan itu pun meninggalkan bekas luka yang menganga, yang semakin diingat akan semakin membuat lukanya terbuka.

Ia pernah jatuh cinta. Beberapa kali malah. Ia pernah merasakan pahit manisnya masa remaja itu. Meskipun rasanya lebih banyak yang pahit. Inilah yang membuatnya takut jika diminta untuk berkomitmen. Ia takut akan dikecewakan untuk yang sekian kalinya.

Dan.. ia juga sudah berasa jengah.. merasa lelah jika harus mengulangi siklus berpacaran yang tidak ada ujungnya.

Berpapasan/bertemu - saling mencuri pandang - berbicara dan bertukar kontak - saling chatting, telepon, atau video call dan ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut keduanya memiliki banyak kesamaan - memutuskan untuk bertemu dan menghabiskan waktu berdua - menonton film bersama, makan malam bersama, sekedar berjalan - jalan sambil bergandengan tangan - kemudian bertengkar - berbaikan - bertengkar lagi mempeributkan hal yang sama - berbaikan lagi - bertengkar lagi dengan saling menghujani kata-kata makian - berbaikan yang sebenarnya tidak benar-benar berbaikan, masih saling menyimpan dendam atau perasaan kesal - bertengkar hebat - dan akhirnya VOILA! Salah satu pihak akan meluncurkan ultimatum untuk memutuskan hubungan - Kemudian memulihkan diri untuk waktu tertentu - DANN.... Bertemu dengan orang baru - bla.. bla.. bla.. Lingkaran yang tidak ada habisnya.

Hilang sudah esensi berpacaran di mata Tara. Jika Tara diharuskan untuk menjalani fase tersebut, ia akan dengan senang hati menolak. Menurutnya, ia dapat bahagia dengan atau bahkan tanpa pasangan. Saat ini ia merasa bahagia dengan segala pencapaiannya. Mendapat pasangan hanya akan menjadi bonus baginya, jadi tidak memiliki pasangan pun tidak menjadi masalah baginya. She's single and looks so happy, why even bother?

Tiba-tiba, tak ada angin tak ada hujan, Tara yang sedang bermimpi di siang hari dikejutkan dengan kedatangan sahabat karibnya yang sebelumnya menghilang tanpa meninggalkan kabar sedikitpun. Setelah muncul di saat yang tidak terduga, tindakan setelahnya pun sungguh di luar dugaan.

Biasanya sahabatnya ini lah yang akan menertawakan tingkah konyol Tara. Namun, mengapa hari ini justru dia melakukan hal yang terdengar sangat konyol di telinga Tara?

Bayangkan, setelah satu setengah tahun tidak memberi kabar, pria ini secara tiba-tiba melamar Tara! Tara mengingat-ngingat kembali apakah sebelumnya mereka pernah memiliki hubungan yang mendalam yang lebih dari sekedar teman? Nihil. Sebelumnya, mereka murni memiliki hubungan sebagai sekedar sahabat, tidak lebih.

Pria ini dengan santainya masuk ke rumah Tara dan mengatakan kalimat teraneh yang pernah Tara dengar dari seorang Reynaldo Dwi Putra.

Tanpa berbasa-basi, tanpa menanyakan kabar Tara. Bahkan tanpa memberikan penjelasan atas menghilangnya Ano, panggilan 'sayang' Tara kepada Reynaldo, sahabatnya sejak 22 tahun.

"Tara, lu mau gak nikah sama gue?"

"....WHAT??!"

avataravatar
Next chapter