44 44 - Ja-jangan lepaskan celana renangku! Part 6

Keesokan harinya, di pagi hari. Sekarang Takeru dan Shunta berada di pantai dengan membawa papan selancaran. Mereka berencana mau melakukan surfing di pantai.

Shunta : Kalau ke Hawaii itu tentu saja berselancar, kan? (senang)

Takeru tidak menanggapi perkataan Shunta. Dia merasa gugup dan sedikit takut. Bukan karena dia tidak bisa berenang, akan tetapi Takeru tidak pernah melakukan surfing atau pun berenang di lautan. Dia biasanya hanya berenang di dalam kolam renang.

Shunta : Ada apa, sayang?

Takeru : Ti-tidak ada! (gugup)

Shunta : Sayang, aku cuma menduganya, apa kau tidak bisa berenang?

Takeru sedikit tersentak kaget. Dia yang tidak mau kalah dan gengsi pun langsung membantah dengan cepat.

Takeru : Tentu saja bisa!

Shunta tidak merasa curiga sedikit pun.

Shunta : Jelas ya. Kau yang sempurna ini, tentu saja bisa berenang, ya?

Takeru : Tentu saja! (percaya diri) Ah, aku berharap akan ada ombak besar yang datang!

**************************************

Takeru sekarang sudah berada di tengah-tengah lautan. Dia hanya duduk di atas papan selancarannya dan dia tidak bergerak sama sekali. Dia kebingungan dan takut.

Takeru : (Meskipun tadi aku bilang begitu, apa beneran tidak apa ini? Aku akan baik-baik saja, kan? Kakiku tidak akan sampai dasarnya jika aku berada di tengah-tengah sini) *khawatir*

Takeru hanya tercengang melihat Shunta sudah mulai melakukan surfing dengan sangat keren. Shunta seolah-olah berjalan di atas ombak besar dengan papan selancarannya. Dia berada di atas ombak besar dan melewati semua ombak dengan santai dan mudahnya.

Takeru : (Sial! Kenapa dia bisa segalanya, sih?) *merasa iri*

Shunta selesai melakukan surfing dan sekarang mengapung di tengah-tengah lautan dengan papan selancarannya. Shunta sedikit berteriak ke arah Takeru.

Shunta : Sayang, itu ada ombak bagus yang datang di belakangmu!

Takeru langsung menoleh ke arah ombak besar. Dia masih belum berdiri di atas papan selancarannya. Dia gemetaran dan terpaku diam melihat ombak besar datang dihadapannya. Dia ketakutan, wajahnya pun memucat. Dia langsung berteriak di dalam hatinya, "Wah! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin!"

Shunta memberi arahan kecil dan semangat kepada Takeru.

Shunta : Bagus! Ombaknya datang! Sekarang berdiri!

Takeru mencoba berdiri meski pun kakinya gemetaran.

Takeru : (Tu-tunggu! Mana mungkin, kan? Tapi bodo amat ah!)

Takeru memberanikan dirinya dan dia pun memaksakan dirinya untuk berdiri di atas papan selancarannya. Dan dia berhasil berdiri di atas papan selancarannya.

Takeru : (Oh!! Aku berdiri! Aku memang hebat!) *merasa senang*

Akan tetapi dia terpeleset karena keseimbangan tubuhnya goyang. Dia pun terjatuh ke dalam ombak besar dan tenggelam.

Takeru : Uwaaaaa!!!

Shunta : Takeru-san!

Shunta yang kaget pun langsung melompat. Dia menyelam dan berenang dengan cepat ke arah Takeru. Setelah berhasil menyelamatkan Takeru, Shunta langsung berenang sampai ke tepi pantai.

Shunta sangat panik dan ketakutan. Dia terus memanggil-manggil nama Takeru dan memberikan nafas buatan. Akan tetapi, Takeru masih belum terbangun dari pingsannya.

Wajah Takeru terlihat sangat pucat. Shunta sangat khawatir. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Takeru tersadar. Dia membuka matanya dan langsung berteriak dengan kaget dan terbatuk-batuk.

Takeru : Uwaaaa!! Uhuk-uhuk! Uhuk!

Shunta : Takeru-san! Sayang! Kau tidak apa-apa, kan? (khawatir)

Takeru : Aku selamat? Aku kira akan mati...

Shunta merasa lega dan senang, karena dia melihat Takeru ternyata baik-baik saja.

Shunta : Syukurlah. Aku sangat takut sekali tadi, aku pikir kamu akan meninggalkanku. Tapi tenang saja, jika apa pun itu, aku akan selalu menyelamatkanmu!

Takeru : Chunta...

Shunta dan Takeru pun saling pandang, dan Shunta hendak mau mencium Takeru. Shunta mendekatkan wajahnya ke arah wajah Takeru, akan tetapi tiba-tiba suasana romantis mereka diganggu oleh Ryo dan teman-temannya.

Ryo : Eh? Senang bertemu dengan kalian lagi! (berteriak senang)

Ternyata Ryo dan teman-temannya sedang menaiki perahu berbentuk pisang. Takeru yang kaget dan panik pun langsung mendorong Shunta ke samping.

Wajah Takeru merasa panas dan memerah seperti tomat yang sudah matang. Takeru hanya tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Ryo dan teman-temannya.

Shunta terdiam, dia merasa sangat kesal. Dan semakin kesal ketika terdengar suara Chihiro yang sedang berdiri didekat mereka bersama Maron.

Ternyata dari semalam sampai sekarang, Chihiro masih terus mencari Reiko sambil terus mencoba menelepon Reiko. Takeru yang menyadari keberadaan Chihiro pun, refleks menoleh ke arah Chihiro yang tiba-tiba berteriak.

Chihiro : Dia tidak ada! Di mana sih, Reiko-san!? (berteriak dengan kesal dan putus asa)

Shunta : . . . . .

**************************************

Setelah itu, pada siang harinya, Ryo mengajak mereka semua (termasuk Chihiro) makan siang dan dessert bersama-sama di sebuah restoran yang sangat terkenal di Hawaii. Mereka memesan berbagai macam makanan dan berbagai pancake.

Shunta duduk tepat di samping Ryo dan dia sedang menaburkan banyak sekali permen mint "FRESC☆" di atas whip creamnya. Ryo terkagum-kagum melihat pancakenya yang tepat ada di depannya.

Ryo : Uwaaa, kayaknya enak sekali! (mata berbinar-binar)

Shunta yang sangat kesal hanya menanggapi Ryo dengan singkat, jelas dan pendek tanpa ada ekspresi apa pun di wajahnya dan terus menaburkan permen mint ke pancakenya.

Shunta : Iya, benar.

Ryo : Ini seperti takdir, kita semua bisa bertemu di Hawaii yang luas ini, ya! (semangat)

Ryo melihat ke arah Shunta yang sibuk menaburkan permen mintnya, lalu mengatakan sesuatu.

Ryo : Ayo kita pergi bersama-sama setelah makan nanti!

Chihiro yang duduk tepat di samping Takeru pun menanggapi perkataan Ryo dengan asal. Sedangkan teman-temannya Ryo duduk di meja yang terpisah dan berada tepat di depan mereka (Shunta, dkk) dan teman-temannya Ryo yang penasaran pun melihat ke arah belakang.

Chihiro : Bocah mainnya sama bocah dong!

Chihiro sedang mencoba merayu Takeru.

Chihiro : Saitama-san, mau pergi minum setelah ini?

Takeru : Tidak, aku akan kembali ke hotel.

Shunta yang merasa panas dan cemburu pun langsung bangkit dari kursinya. Semua orang langsung melihat ke arah Shunta.

Shunta : Ada yang ingin Takeru-san kunjungi denganku setelah ini.

Shunta marah dan mereka semua seolah-olah bisa melihat Shunta menggeluarkan aura hitam pekat dan juga sepasang sayap hitam seperti devil di punggungnya. Seketika hawa di sekitar mereka terasa sangat gelap dan dingin.

Shunta : Maaf, tapi bisakah kalian tidak ikut? (tersenyum menyeramkan)

Chihiro yang mengerti dan menyadarinya pun hanya bisa menjawab dengan satu kata.

Chihiro : Iya.

Ryo yang tidak tahu apa-apa pun hanya menjawabnya dengan polos. Dia tidak mengerti dan menyadarinya hanya mengangkat tinggi satu tangannya ke atas.

Ryo : Ya! (angkat tangan)

**************************************

Setelah selesai makan, Takeru dan Shunta meninggalkan restoran. Dan mereka semua kembali terpisah dan sibuk dengan tujuan mereka masing-masing.

Shunta mengajak Takeru berjalan menjauhi mereka semua. Dia mengajak Takeru entah pergi ke arah mana dan sampai sekarang mereka berdua masih terus berjalan di pinggiran pantai hingga sore hari dan terlihat matahari sudah hampir tenggelam.

Takeru terus berjalan di depan Shunta sambil memegangi rambutnya yang diterpa angin sepoi-sepoi di pantai. Sedangkan Shunta hanya diam mengikuti Takeru dari belakang.

Takeru : Seperti katamu... Di sini pantainya tenang dan indah, Chunta.

Shunta : Benar, sayang.

Takeru tersenyum dan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, Shunta pun menghentikan langkah kakinya dan masih memandangi punggung Takeru.

Takeru : Tidak ada siapa-siapa ya.

Shunta : Iya, sayang.

Takeru masih memegangi rambutnya. Angin sepoi-sepoi bertiup semakin kuat. Takeru enggan menoleh dan Shunta masih terus melihat ke arah punggung Takeru dengan lembut.

Takeru : Hanya ada kau dan aku saja, ya?

Shunta : Iya, sayang.

Takeru terdiam sejenak. Dia masih tersenyum dan enggan menoleh, akan tetapi tidak lama kemudian tiba-tiba dia menoleh ke arah Shunta secara perlahan-lahan.

Takeru : Lalu...

Takeru tidak melanjutkan kata-katanya. Shunta dan Takeru saling pandang sejenak, lalu tiba-tiba Takeru berteriak keras.

Takeru : KITA MAU NGAPAIN INI DI SINI, HAH?! (marah)

Shunta merasa bersalah dan tidak berani menjawab karena takut Takeru akan semakin murka. Dia hanya pasrah menerima amukan Takeru. Dia hanya diam mendengarkan ocehan Takeru dan sesekali meminta maaf.

Takeru : Kita jadi tidak bisa kembali, kan?! Dasar! Kenapa kau membawaku ke sini, hah?!

Shunta : Ma-maafkan aku, sayang!

Takeru : Maaf kepalamu!! Dan jangan panggil aku sayang di saat seperti ini! (marah) Kau lihat sendiri, kita sekarang di kelilingi oleh air laut kan!!

Shunta : Sayang, jangan begitu. Aku minta maaf! T_T Aku tidak menyangka jalannya akan hilang saat airnya pasang!

Takeru yang kesal pun langsung duduk di atas pasir sambil menggeluarkan HP dari dalam saku jaketnya. Dia pun mengeluh dengan kesal.

Takeru : Dasar sial! Disini juga tidak ada signal! Suram banget, ya?! Katakan padaku, kita mau apa sekarang, hah?! (ngomel)

Shunta duduk di samping Takeru.

Shunta : Aku sungguh minta maaf, sayang.

Takeru langsung menatap tajam dan mengeluh ke arah Shunta yang tersenyum lembut ke arahnya.

Takeru : Cih! Wajahmu bahkan tidak merasa bersalah dan tidak ikhlas gitu! Kau malah terlihat sangat senang!

Shunta hanya terkekeh lalu menjawab.

Shunta : Hehehe... Ya itu karena, aku senang bisa berduaan denganmu saja, sayang. Dan saat aku berduaan bersamamu saja, tanpa aku sadari wajahku jadi tersenyum. Rasanya kayak hanya kita berdua saja di dunia ini, ya?

Takeru tersipu malu saat mendengar perkataan Shunta, dan wajahnya sedikit merona. Meskipun dia kesal karena tidak bisa balik ke hotel sampai airnya kembali surut tapi dia cukup senang dan menikmatinya di saat-saat begini bersama seseorang yang sangat dicintainya.

Pada saat Shunta melihat ke arahnya sambil tersenyum lembut, Takeru yang tersentak dan takut ketahuan akan perasaan pun langsung memasang ekspresi kesal, lalu membuang wajahnya ke samping.

Takeru : Kau senang dengan hal bodoh! Jika hanya kita saja di dunia ini, siapa yang akan melihat hasil kerja kita, hah?!

Shunta : Benar juga ya (masih tersenyum)

Takeru : Kita bisa kembali jika airnya sudah surut, tapi sekarang kita mau ngapain? Apa mau tidur di sini malam ini?

Shunta : Ah, serahkan itu kepadaku! Ngomong-ngomong sayang...

Takeru menoleh, dan tiba-tiba Shunta pun bangkit lalu kembali duduk di belakang Takeru dan memeluknya dari belakang.

Shunta : Sayang, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?

Takeru : Apa?

Shunta : Jika waktunya tiba, maukah kamu hidup bersamaku dan menikah denganku suatu hari nanti?

-Bersambung-

Jadi, readers bagaimana dengan episode kali ini nih? 😁 Semoga readers suka dan tidak bosan dengan ceritanya ya. Readers boleh dong minta komentarnya dan tulis di kolom komentar ya! Dan semoga episode kali ini bisa sedikit menghibur dan kalian menyukainya ya ❤

Jangan lupa komentar, like/favorite, review dan rate 5 bintangnya ya. Author tunggu loh. Terima kasih. See you on the next episode. Bye...

avataravatar
Next chapter