8 Terpana

Alesha berdiri mematung untuk beberapa saat tapi kemudian kembali tersadar.

" Pa..pangeran!??A..ap apa yang yang anda lakukan di sini?" tanya gadis itu berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

Mendengar Alesha tergagap makin membuat George yakin kalau gadis itu memang menguntitnya. Benar benar nekat, pikirnya geram.

" Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau mengikutiku sampai ke sini, kau bahkan tidak mengindahkan peringatanku hah!?"

" What...!!?, apa maksud anda dengan mengikuti..!? aku mahasiswa di sini. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang anda bicarakan!"

" Bahkan kau sampai menjadi mahasiswa di kampus ini..? wah... kau benar benar tidak mudah menyerah, ya?"" ucapnya tersenyum sinis seraya melangkah kearah gadis itu.

Melihat pangeran itu mendekat Alesha menelan ludahnya, wajah manis meronanya menjadi pucat seketika. " Pangeran, aku betul betul tidak mengerti apa maksud anda". ucapnya berusaha meyakinkan. Matanya mulai berkaca kaca.

Langkah George terhenti, keningnya berkerut. Sesaat tatapan tajam mengintimidasi itu berubah lembut, melihat kedua mata bulat indah nan polos itu mulai mengeluarkan butiran butiran kristal dan membasahi kedua pipinya, membuat hatinya tiba tiba gelisah dan tak berdaya. Ingin rasanya dia mendekap gadis itu dan memberinya ketenangan agar kedua mata indah itu tak pernah lagi menangis dan hal itu terasa sangat mengganggunya. Kemudian dia melanjutkan langkahnya dan berhenti tepat di depan gadis itu.

" Ini adalah peringatanku yang terakhir, never show yourself to me ever again... or you really will regret it." ucapnya sambil berlalu.

Mendapat perlakuan seperti itu lagi dadanya mulai bergemuruh,egonya memberontak, harga dirinya terampas dan dihempaskan kedasar jurang yang tak bertepi. Dia merasa darahnya mendidih dan otaknya akan meledak kapan saja, diperlakukan seperti itu sekali dia bisa memafkan tapi kali ini sepertinnya pangeran aneh itu harus tau siapa yang dia hadapi.

Alesha memang gadis yang tidak gampang dibuli begitu saja, dia berkarakter kuat namun lembut ditambah lagi dengan status dan kekayaan yang dimilikinya membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang menganggap harga diri adalah segalanya dan ketika hal itu dirampas sudah pasti dia tidak akan tinggal diam, dia akan melawan bahkan dengan raja sekalipun.

" Yang mulia pangeran George...!!" Langkah George terhenti dan lansung berbalik kearah suara itu.

" I apologize if my next utterance will make you wrath. First of all i want you to know that i'm not your crazy stalker like your accusation, and I have nothing to do with that. l'm a student here!!!. I have no idea why did you always think that way about me despite i have told you that i know nothing...!!

Aku selalu berpikir kalau seorang pangeran yang kelak akan menjadi raja dan pastinya menjadi panutan rakyatnya akan selalu bersikap bijaksana dan berpikir kritis dalam menghadapi berbagai hal...!!tapi pangeran yang ada didepanku sekarang ini adalah tidak lebih dari seorang asshole yang tak tau bersikap selayaknya pemimpin yang baik!!!.

Aku sekali lagi minta maaf pangeran, aku hanya tidak bisa terima tuduhan atas apa yang tidak pernah kulakukan." ucapnya berbahasa inggris fasih mengeluarkan semua keberanian dirinya. Dia tidak peduli lagi apa yang akan menimpanya, yang dia tau bahwa dia tidak akan membiarkan siapapun menginjak nginjak harga dirinya.

Sebenarnya dia sangat menyadari bahwa kalimatnya itu akan membuat pangeran terhina dan merasa malu sehingga sudah pasti hukuman yang paling ringan yang akan dijatuhkan kepadanya adalah hukuman mati.Dan dia mulai merasa takut.

Mendengar itu George hanya terdiam, ekpresi wajahnya datar. Dia bahkan tidak bereaksi sedikitpun. Dia menatap Alesha tanpa berkedip. Hatinya takjub, terpesona dan tidak percaya dengar apa yang dilihat dan didengarnya. Mata indah polos itu kini berubah bagaikan mata cheetah yang siap menerkam mangsanya.

Keberanian wanita cantik didepannya itu benar benar telah membuat jiwanya menggila akan angan untuk memilikinya. Sementara pengawal yang tadinya akan menuju kearah mereka berdua diberinya sinyal untuk tetap pada tempatnya. Kemudian dia berbalik dan meninggalkan Alesha tanpa sepatah katapun.

" Pastikan kejadian ini tidak keluar dan tercium media" perintahnya kepada salah satu pengawalnya sebelum masuk ke mobil dan melesat pergi.

Sementara itu Alesha yang masih berdiri mematung tampak masih bingung dengan respon pangeran yang terlihat biasa saja, gadis itu tidak mengetahui betapa besar dampak dan kesan yang ditimbulkan olehnya di hati George. Dia kemudian melihat ke sekeliling memastikan tak seorangpun yang menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi sebelum akhirnya melangkah pergi.

Seminggu telah berlalu setelah kejadian itu, Alesha tampak tengah asyik menikmati makanannya dan berbincang dengan teman kelasnya Bella. Dia adalah gadis yang sering membantunya dikampus kapanpun Alesha butuhkan, dia dari texas tapi sudah 2 tahun menetap di landon bersama keluarganya. Dia sangat baik, untuk itulah Alesha sangat menyukainya. Gadis itu juga cantik dengan rambut merah alaminya.

" I hope you gilrs don't mind jika saya duduk di sini". Terdengar suara serak dan seksi. Mereka berdua serentak menoleh kearah sumber suara itu.

Alesha yang merasa familiar dengar suara tersebut terlihat biasa saja, berbeda dengan Bella yang sudah ternganga melihat makhluk indah di depannya itu.

Dia sangat bersyukur bisa kuliah di kampus itu karna mendapat nikmat dengan leluasa melihat wajah indah kedua pangeran yang kebetulan kuliah dikampus yang sama dengannya. Alesha yang melihat reaksi sahabatnya itu cuma bisa memutar bola mata bulatnya dan menghela napas panjang, sedangkan Bella hanya tertawa cekikikan.

Tanpa menunggu respon keduanya pria itu kemudian duduk.

" Mungkin kau belum tau perbedaan tidak diberi ijin dengan diacuhkan ya?" Alesha memulai serangannya.

" Aku sudah diijinkan duduk disini kok" jawab pria itu sambil tersenyum manis sambil menunjuk kearah Bella. Melihat itu Bella menganggukkan kepalanya berulang kali. Sedangkan Alesha terlihat tidak peduli dan melanjutkan menyantap makanannya.

Mereka bertiga kemudian menikmati makanan tanpa sepatah kata. Pria itu pun hanya terdiam dengan tatapan penuh minat kepada Alesha. Menyadari hal itu, Bella bangkit dari tempatnya kemudian berpura pura ingin ke toilet. Sontak saja Alesha menahannya, tetapi karena sahabatnya itu terlihat sudah tidak tahan lagi sehingga dia membiarkannya pergi.

Sepeninggal Bella, keheningan nyatanya belum berakhir. Alesha terlihat acuh tak acuh dengan makanannya.

" Kenapa kau tidak menghabiskan makananmu?" tanya pria itu memulai pembicaraan.

" Sudah tak berminat lagi karena melihatmu datang!" jawabnya pedas.

" Come on girl, at least katakan siapa namamu. Saya cuma ingin berteman".

" But i won't to be your friend..!"

" Saya juga kuliah disini dan setahun lagi selesai. Setelah itu kembali ke mesir untuk melanjutkan urusanku di sana".

Mendengar itu mata Alesha terbelalak tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Pria itu bilang Mesir...?? Oh my...! dia berasal dari Mesir?? pekiknya dalam hati...

avataravatar
Next chapter