7 -6- New Translator

Saudara- Saudara tiri Thalita sedang mencoba berbagai baju yang mereka beli di Italia.

"Cantik sekali yang ini, masyaAllah... buat dipakai di pantai besok!" ujar Zeynep.

"Zeynep Abla, yang aku pakai juga tak kalah canik kan?" tanya Dilan.

"MasyaAllah cantiknya..." puji Zeynep.

Cansu pun masuk ke ruang ganti dan melihat kedua putri tirinya sedang sangat senang mencoba baju- baju yang baru mereka beli.

Sedangkan Thalita hanya sibuk memainkan HP saja tepatnya Ia membuka Instagramnya yang memiliki user name @thalitafs. Ia lebih suka bermain sosmed di kala orang sedang bersenda gurau, Thalita sendiri memang tak terlalu suka ikut campururusan orang, dia membuka sosmed untk membaca berita terkini namun bukan tentang gosip tentunya.

Thalita baru saja memposting foto Masjid Besiktas. Ia memberikan caption, "Holy, silent, solo" dilengkapi hastag #mosque #relax .

Tak lama postingan Thalita mendapatkan setidaknya 10 likes dari teman- teman followernya, wajar saja akun instagramnya memang ia setting private, hanya 590 followernya saja bisa melihatnya, sementara followingnya hanya 367.

Lalu tiba- tiba satu komen muncul di permukaan.

@dianapoppy "Mbake... mbake lagi di Solo apa? Kok ara ngajak- ngajak inyong?" tanya seorang follower yang bernama Dian yang merupakan mantan teman kerja Thalita di Dai Data.

@thalitafs "Aja- aja kepriwe... terserah apa kata Dian bae! @dianapoppy " balas Thalita mengikuti bahasa Jawa ngapak dari Dian.

Thalita bisa mengerti bahasa Jawa ngapak karena teman- teman kuliahnya banyak yang dari Kebumen dan Purwokerto, bahkan orang tua Rayhan, lebih tepatnya Mamanya juga orang Banyumas Purwokerto sehingga Rayhan bisa sedikit demi sedikit Bahasa ngapak dimana kadang Ia bercanda dengan Thalita menggunakan bahasa tersebut.

"Thalita... kau jangan main hp saja! Nanti tidak punya teman di dunia nyata loh kalau kerjanya hanya main sosmed!" tegur Zeynep.

Thalita pun mengangguk. "Iya, Aku tahu kok!"

"Thalita Abla, Orang Indonesia itu banyak yang suka DM di Instagram secara random ya?" tanya Dilan.

"Aku tidak tahu soal itu Dilan!"

"Aku sering mendapatkan DM di Instagram dari Pria- Pria Iindonesia!" curhat Dilan lagi.

"Mereka bertanya apa memangnya?" tanya Cansu penasaran.

"Sering menggoda dan bilang aku cantik!" ujar Dilan.

"Jangan kau ladeni!" timpal Thalita. "Mereka hanya mencoba mencari mangsa, siapa tahu ada yang bisa dijadikan pacar!"

"Tapi bukan hanya Orang Indonesia saja kok yang seperti itu! Aku banyak mendapatkan pesan dari Pria Amerika jika hanya seperti itu di facebookku!" sambar Zeynep.

"Zeynep Abla punya instagram? Biar kufollow instagrammu! Kau juga Dilan, apa nama instagrammu?" tanya Thalita.

"Aku punya instagram tapi aku hanya pernah posting satu foto pemandangan saja dan juga jarang dimaintain! Aku lebih aktif di facebook!" ujar Zeynep lagi.

"Tidak masalah, dua- duanya saja! Biar aku add friend facebook dan follow instagrammu!"

"Aku aktif di instagram tapi lebih suka buat story saja! Tapi kadang suka di twitter juga, kadang di facebook juga mash aktif!" timpal Dilan.

"Instagramku @zeyfcoskun , facebookku cari saja Zeynep Fatma Coskun!"

"Kalau aku, instagramku di @dilan999, facebooku Dilan Noor Coskun, twitterku @xdilanx9!"

"Baiklah aku akan add dan follow media sosial kalian!"

"Anne, kau tidak mau tahu?"

"Anne hanya punya facebook!" sahut Dilan.

"Aku punya jika hanya Facebook Anne!" timpal Thalita.

Mereka pun melanjutkan mencoba baju baru.

Lalu Zeynep membawa baju tersebut kepada Thalita. "Thalita ini ada satu dressku yang kurasa terlalu mini bila kupakai!" ujarnya. tjjjj

Thalita tentu terkejut. "Loh? Ini bagus sekali dressnya!" Thalita membuka baju yang berbentuk dress sepanjang atas lututnya dengan tanpa lengan dan punggung yang terbuka dan bagian depannnya membuat siluet bentuk payudara terlihat lebih naik. "T... tapi serius ini buat aku?" tanyanya lagi tak percaya. Ia pun melihat merknya yang tak lain dan tak bukan keluaran bran Tommy Hilfington, sontak hal tersebut membuat Zeynep tambah terkejut.

"Iya, buat kamu aja!" ujar Zeynep.

"Masalahnya aku berhijab jadi mungkin agak ribet ya mau bagaimana mengkondisikan baju ini jika aku pakai keluar? Mau hanya dipakai di dalam rumah saja, sayang sekali dengan merk semahal ini haya dipakai di dalam rumah!" keluh Thalita.

"Ya udah nggak usah pakai hijab aja kalau begitu!" ujar Dilan enteng.

Thalita terkejut. "Aku pakai hijab karena ini wajib! Keputusan aku mau pakai hijab ya tidak mungkin aku lepas begitu saja!" tegasnya.

"Tenang Thalita sayang... Dilan itu hanya asal bicara dan belum paham hukum berhijab!" ujar Cansu menepuk bahu Thalita.

"Anne... Iya, aku hanya ingin orang lain mengerti!" ujar Thalita tak ingin memperpanjang masalah.

"Memangnya jika di Indonesia banyak yang berhijab ya?" tanya Zeynep.

"Banyak! Sekarang- sekarang ini banyak wanita muda yang sadar akan hukumnya berhijab dalam Islam!" jawab Thalita.

"Benarkah? Tapi aku menonton film Indonesia, artis Indonesia banyak yang tidak berhijab!" ujar Dilan.

"Jangan jadikan artis sebagai tolak ukur atau representatif suatu negara!" tegas Thalita. "Dunia artis di negara mana saja pasti sama menurutku!"

"Tapi aku banyak tahu artis Indonesia yang berhijab kok!" ujar Zeynep. "Aku juga ingin berhijab tapi nanti saja ketika sudah siap!"

"Zeynep Abla yakin mau berhijab?" Dilan tertawa terpingkal- pingkal.

Zeynep memasang wajah kesal. "Diam kau! Aku nanti pasti berhijab! Anne kapan berhijab lagi?" memandangi wajah Cansu.

Cansu hanya tersenyum. "Aku pakai hijab kok jika mengaji dan ke masjid!" jawabnya.

Thalita hanya geleng- geleng kepala saja.

**

Di sebuah peternakan kuda yang terletak di Istanbul milik keluarga Atagul, Furqan tengah berlatih olahraga berkuda. Salah satu olah raga yang digemari oleh Furqan adalah berkuda, Ia biasa melepas semua kepenatannya dengan berlatih berkuda di Bachekoy farm dimana peternakan tersebut adalah peternakan pribadi milik keluarga Atagul.

Furqan berlatih kuda bersama Kaan Evcen, teman sekaligus suami adik sepupunya, Neslihan Atagul.

Mereka pun beristirahat dan menarik kuda mereka untuk diikatkan ke pagar.

Kaan membahas mengenai pekerjaan kantor, Kaan sendiri adalah Manager marketing di Halloturk.

"Hari ini aku tak bisa berkonsentrasi jika harus ke kantor! Terimakasih kau mau menemaniku berkuda Kaan!" ujar Furqan.

"Aku terpaksa berbohong kepada bawahanku jika aku ada urusan keluarga demi menemanimu berkuda!" timpal Kaan.

"Aku akan mentaktirmu ke Pixel Club minggu ini! Bagaimana?"

"Bercanda kau? Istriku akan membunuhku jika sampai dia tahu aku masih masuk klub!"

Furkan tertawa. "Kau masih saja takut dengan istri padahal sudah 4 tahun menikah?!" ejeknya.

"Nesli sangat cemburuan, kau tak tahu betapa menyeramkannya dia jika sedang naik pitam?!"

"Itulah mengapa aku tak ingin punya istri cepat- cepat! Aku tak ingin kebebasanku terenggut! Istri galak dan suka mengatur- atur, itu yang paling kubenci!"

"Hei, kau tahu tidak.... menikah itu termasuk ibadah! Setidaknya lebih baik dari hanya sekedar memacari anak orang dan mematahkan hati para wanita!"

Furqan tertawa geli. "Sejak kapan kau bicara soal ibadah?! Kau sudah mulai mengqada sholatmu apa?!"

Wajah Kaan langsung berubah. "Setidaknya sekarang aku sudah mulai ikut sholat jumat setiap minggunya!" ujar Kaan sembari menyengir.

Furkan menggeleng dan tersenyum kecut.

"Oh iya satu lagi Furkan, kau harus ingat besok adalah jadwal kita meeting dengan investor Korea! Jangan sampai kau absen!"

"Kau bercanda? Aku sudah seribu kali diingatkan oleh Sekretarisku, bagaimana bisa aku lupa?!"

"Wallah... kau ini sangat ajaib, bisa menghilang seenaknya tiba- tiba!" protesnya.

"Berapa banyak uang yang kita keluarkan untuk mencari translator Korea! Kau tahu kan, beberapa bulan yang lalu kita dealing dengan translator Korea yang mematok harga sampai sebesar empat puluh ribu lira untuk sekali meeting!" keluhnya.

"Furkan... kau ini perhitungan sekali!"

"Bukannya apa- apa, itu besar sekali loh... Kita itu bukan panti sosial yang memberikan uang kepada orang yang bekerja tidak pada kapasitasnya, bayangkan hanya 4 kali meeting saja dalam 1 bulan translator itu langsung bisa hidup mewah di Istanbul!"

"Kita tak akan pakai Adilla Murray lagi kali ini!"

"Lalu siapa?"

"Ada karyawan baru di Departement Quality Assurance yang fasih berbahasa Korea dan dia sudah ok menjadi translator meeting!"

**

avataravatar
Next chapter