17 -16- Tentara NATO

Seorang Pria bertubuh tinggi tegap, berparas tampan dengan khas ketampanan Pria Turki yakni campuran antara Eropa dan Arab masuk ke dalam sebuah cafe.

"Salam..." ujarnya menyapa pria- pria yang telah menunggunya.

"Salam!" jawab pria- pria yang lain sembari melakukan salam cipika- cipiki.

"Yusuf... Kau apa kabarnya bro?!" sapa Athay.

"Elhamdulillah..." ujar Yusuf. "Athay Ozgur, dan Furkan Abi... kalian juga baik kan?" tanyanya balik .

"Baik Yusuf."

Yusuf adalah Putra sulung dari Mansur Gul, Ia memiliki nama lengkap Yusuf Feshal Gul. Ayah Yusuf adalah berasal dari Partai Republik dan merupakan asli dari Kota Izmir, Turki, sedangkan Almarhumah Ibu kandung Yusuf, merupakan asli orang Syiria tepatnya dari Kota Aleppo. Ibu kandung Yusuf meninggal saat pengeboman di Kota Damaskus pada tahun 2011. Pada saat itu, Ibu kandung Yusuf yang bernama Samia Almasri sedang ada keperluan ke Kota Damaskus yang ternyata saat itu ada pengeboman oleh kelompok teroris QUDS dimana kelompok teroris tersebut telah meresahkan dunia dan menjadi biang teror di berbagai negara- negara Timur Tengah.

Saat itu, Yusuf sudah menginjak usia 20 tahun, Ia pun bertekad membalaskan dendam dengan menjadi tentara militer Turki di NATO.

NATO adalah Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara dimana beranggotakan negara- negara dengan militer yang pro dengan Amerika. Saat pertama kali dibentuk, NATO bertujuan sebagai wadah untuk menguatkan komitmen negara-negara anggota terhadap perdamaian. Prakteknya antara lain seperti meminimalisir konflik internal, kerjasama pertahanan, mencegah perang, dan mengembangkan masyarakat yang demokratis. Didirikan pada 4 April 1949 di Washington, AS, NATO kini memiliki 28 anggota aktif. Termasuk ada Turki di dalamnya.

Saat pertama kali dibentuk, NATO bertujuan sebagai wadah untuk menguatkan komitmen negara-negara anggota terhadap perdamaian. Prakteknya antara lain seperti meminimalisir konflik internal, kerjasama pertahanan, mencegah perang, dan mengembangkan masyarakat yang demokratis. Didirikan pada 4 April 1949 di Washington, AS, NATO kini memiliki 29 anggota aktif.

Yusuf berlatih militer dan menjalankan tugas sebagai tentara militer NATO selama 6 selalu berpindah- pindah negara, yang terakhir ini Ia ditugaskan menetap di Amerika selama 4 tahun dengan tugas berpindah- pindah ke negara Timur Tengah yang mana sedang mengalami konflik seperti ke Syiria, Iran, serta Irak.

Yusuf akhirnya kembali ke Negara asalnya, Turki karena sang Ayah tahun ini sedang dalam masa sulit mengadapi Pilpres. Ia memilih untuk mengundurkan diri bertugas di NATO dan menjadi tentara militer Turki. Namun kini dia memilih untuk bisa bebas tugas setidaknya sampai pemilihan Presiden yang baru berlangsung di akhir Agustus tahun ini.

Yusuf merupakan yang paling muda diantara Furkan, Ozgur, Athay, Ia baru menginjak usia 27 tahun, tahun ini.

"MasyaAllah Yusuf akhirnya setelah 6 tahun, kau bebas tugas juga..." ujar Athay.

Yusuf tersenyum. "Ini tak akan lama... hanya sampai akhir tahun ini saja, sebenarnya hanya sampai selesai pilpres namun Ayahku ingin aku lebih lama lagi hiatus dan aku diberikan ijn hingga akhir tahun sebelum kembali ke Amerika."

Ozgur manggut- manggut. "Benar- benar ya Yusuf ini, tidak mungkin tidak ada Wanita yang tidak mau denganmu! Yusuf, mupung kau sedang hiatus, kau harusnya cari istri dulu sebelum kembali tugas!"

Yusuf menyipitkan matanya. "Tidak mungkin aku mencari istri dalam waktu dekat! Kasihan nanti Istriku jika harus ditinggal- tinggal olehku!"

"Yusuf, Kau adalah Pria yang sangat baik, aku yakin istrimu tidak akan keberatan bila ditinggal olehmu bertugas!" timpal Furkan.

Yusuf menggeleng. "Tentu tidak begitu!"

Tidak lama, suara alarm HP Yusuf berbunyi.

Ternyata alarm tersebut adalah alarm pengingat waktu sholat, dimana sekarang telah jam setengah 11 lewat dan baru masuk waktu sholat Isya.

Yusuf mematikan alarmnya tersebut.

"Aku harus pergi sepertinya sekarang!"

"Loh, Yusuf ayolah..." Ozgur nampak kecewa.

"Yusuf, kau tidak kangen dengan kita- kita?!" Athay berusahamembujuk Yusuf.

Yusuf melirik jam tangannya. "Mungkin lain kali..."

"Guys... biarkan Yusuf menunaikan kewajiban ibadahnya." Furkan menimpali dengan santainya.

"Baiklah..." ujar Ozgur.

Yusuf pun beranjak pergi meninggalkan pria tersebut.

**

Thalita berada di kamar baru saja selesai pulang dari Sholat Tarawih di masjid, Ia melipat mukena yang dikenankannya.

Tiba- tiba sang Ibu masuk ke kamarnya.

"Anne... ada apa?" Thalita terkejut sang Ibu tergesa- gesa masuk ke kamarnya.

"Thalita, Anne perlu uang dalam jumlah besar. Kau punya simpanan tidak sekarang ini?"

"Untuk apa?" TENTU Thalita terkejut dengan permintaan sang Ibu.

"Anne punya hutang?" Thalita menyipitkan matanya.

"Thalita kumohon, bantu aku sekali ini saja! Pinkami Anne dua puluh ribu TL saja.... Janji Anne pasti akan menggantinya. Anne tahu selama ini Anne bukan Ibu yang baik untukmu dan Rizky tetapi Anne janji akan berusaha yang terbaik. Anne mohon bantu Anne kali ini saja..." Sang Ibu tampak memohon.

Thalita melirikan matanya ke atas. Ia nampak sangat kesal dengan permohonan Sang Ibu. "Anne... aku tak punya uang sebanyak itu!"

Chansu menggenggam erat tangan Thalita. Ia nampak ketakutan dan gemetaran.

"Kumohon kali ini saja..."

"Anne... aku tak punya uang sebanyak itu!" Thalita pun berusaha melepaskan pegangan tangan Chansu dari tangannya.

Ia menarik nafas panjang. "Anne, kau kenapa tak pinjam dengan suamimu yang kaya itu?"

"Dengarkan aku... ini rahasia.... bahkan Dilan dan Zeynep tak tahu mengenai hutang Anne."

Thalita makin pusing. "Anne..."

"Aku berhutang karena ingin punya usaha sendiri, tapi sayangnya usaha Anne gagal! Anne dikejar debt collector terus! Mereka kini mengancam akan menelpon suami Anne dan meneror anak- anak!" Wajah Chansu sudah sangat sedih, sesedih- sedihnya.

"Anne... kau jujur saja... kau bilang suamimu itu baik dan dermawan. Dia pasti akan membantumu..."

"Hayir! Aku tidak akan menceritakan hutang ini... yang ada Anne bisa diceraikan!" Chansu lagi- lagi meneteskan air matanya.

Thalita juga tak tahu harus bagaimana. "Anne... aku tak punya solusinya. Aku tak punya uang sebanyak itu!" tegsnya.

"Kau tidak bisa pinjam ke temanmu dulu?" rayu Chansu.

Thalita menggeleng. "Aku paling tak suka berhutang dan dihutangi!"

Batinnya. Baru saja dia pusing tujuh keliling karena Sang Ayah yang akan menikah lagi dengan wanita belia, kini sang Ibu juga membuat ulah yang membuatnya psing tujuh keliling.

"Thalita, kau pasti punya kan uang sebanyak itu?" todong Chansu terus- menerus.

"Anne.. aku tak punya! Sungguh tak punya!" ujar Thalita sembari ingin meninggalkan Sang Ibu.

"Thalita..." Sang Ibu menarik tangan Thalita.

Thalita melihat wajah Ibunya pun menjadi tak tega.

Di dalam lubuk hati Thalita, Ia tidak mungkin membenci Ibunya walau sang Ibu telah meninggalkannya sewaktu Ia beranjak remaja. Ia tahu jika memang Ibu itu adalah orang yang paling berjasa dalam mengandung dan melahirkannya. Ia pun mudah lunak.

"Anne... Aku mungkin ada simpanan namun hanya ada sekitar delapan ribu TL (Taurki Lira) saja kini."

"Thalita... kira- kira Kau bisa tidak pinjam uang ke temanmu dulu?" bujuk Chansu.

Thalita pun teringat akan tawaran bosnya.

"Thalita..."

"Iya Anne..." Thalita terbangun dari lamunan sesaatnya.

Thalita pun akhirnya mempertimbangkan tawaran dari Furkan.

"Anne... akan kuusahakan."

Batin Thalita. Mungkin tawaran tawaran Tuan Furkan adalah jawabannya. Ya Allah, semoga ini yang terbaik, semoga dengan menerima tawaran Tuan Furkan Aye bisa bantuin Nyak Aye bayarin utangnya.

**

avataravatar
Next chapter