2 -1- Pasmina Merah Muda

Jakarta, Juni 2018

"We don't talk anymore, We don't talk anymore , like we used to do..." Thalita medendangkan lagu milik Charlie put featuring Selena Gomez. "We don't love anymore..."

Thalita berdendang sembari mengerjakan pekerjaannya yang harus segera ia kirim ke bosnya. Ia udah sangat sering ditegur teman- teman kerjanya karena Ia sangat berisik karena sering bernyanyi saat bekerja namun Ia tetap acuh karena Ia merasa dengan bernyanyi bisa melepaskan kestressannya bekerja.

Ini adalah pekerjaan terakhir Thalita yang ia harus kirimkan ke bosnya sebelum Ia resign dari kantornya, sebuah Perusahaan IT Consultant tempatnya hampir 4 tahun bekerja, Daidata. Ia sudah mengajukan surat resignya sebulan yang lalu dan telah disetujui oleh atasannya untuk resign.

"Demi lu ya Ta... yang udah mau resign besok... gue ga sumpel ni kuping!" ujar Dion sembari tersenyum melihat Thalita yang msih saja bernyanyi. "Besok- besok gue kaga bisa denger suara emas lu lagi Ta! Tuh surat resign kaga bisa dicabut apa?!" Dion malah merayu Thalita.

Thalita melirik ke arah Dion sembari tersenyum sinis dan dengan wajah cantik yang jutek menantang Dion. "Berani bayar gue berapa lu nantangain gue buat cabut surat resign gue?!"

"AMPUN Tha... Ampun gue! Kapan lagi gue dipelototin cewe cakep! Cewe cakep mah bebas!" ujar Dion sembari kembali menatap komputernya.

Thalita tak menjawab, Ia hanya menyeringai ke arah Dion, namun Dion sengaja tak melihat ke arah Thalita dan pura- pura tak peduli senabari sibuk mengetik.

Dimas tiba- tiba berdiri dari mejanya dan mendekati meja Thalita. Ia sudah ada di belakang kursi Thalita.

Sontak Thalita terkejut akan kehadiran Dimas di belakangnya.

"Tha.... sebenernya lu mau cabut kemana sih? Lo kok resign ga ngasih tahu mau pindah kemana?!" protes Dimas.

Thalita lagi- lagi memasang wajah cantik dan jutek. "Dimas... lo tuh aparat keamanan yang tinggal di rumah gue apa sampai gue harus laporan ke elu kemana gue mau pindah? Yang ada kalo pindah rumah baru deh gue kasih tahu ke lu, itu juga kalu elu adalah aparat keamanan di tempat gue tinggal!" celetuknya menanggapi pertanyaan Dimas.

"Tega amat lu Ta ninggalin gue!" protes Dimas lagi.

"Bodo amat!" balas Thalita.

Di belakang Dion diam- diam tersenyum dan menyumpahi Dimas. "Sukurin... mampus Lu Dim.... resek sih!" ujarnya puas.

Thalita cewek salah satu cewek cantik yang bekerja di Gedung Pattimura yang ada di daerah Kuningan Jakarta, dimana Perusahaan Daidata menyewa dua lantainya menjadi salah satu cewek favorit di antara para programmer yang kebanyakan adalah para cowok lajang.

Thalita tak hanya cerdas dan jago coding maupun sebagai system analyst, ia juga sangat humble meski sering bersikap jutek dan ceplas- ceplos, namun ini dianggap teman- temannya menjadi salah satu ciri kepribadian Thalita yang unik, dimana tak pernah jaim dan selalu menjadi dirinya sendiri serta gampang bergaul dengan siapa pun.

Thalita yang tak lama lagi akan resign dari kantornya pun sudah menjadi omongan buah bibir di seantero departement maupun Team project dari Daidata.

"Tha... gue mau nanya dong?! Emang bener ya, tunangannya Villea Asyakilla itu temen kuliah lo?" tanya Shinta tiba- tiba sudah ada di sebelah Thalita.

Thalita pun tertegun mendengarkan pertanyaan Shinta. "I... Iya...." Thalita ragu ingin menjawab kebenaran. "Kok... lo bisa tahu?"

"Gue kepo Ignya Rayhan, dan dia ternyata follow IG lo Tha... terus gue sadar kalau ternyata kalian dari kampus yang sama?!" ujar Shinta polos. "Kok lo ga folbek IGnya Rayhan sih Ta?" tanyanya kepo lagi.

Thalita tambah terkejut dengan pertanyaan Shinta.

"Lo pasti gengsi ga mau folbek?!" terka Shinta.

Thalita menelan ludah. Batinnya. Bego... gue bukan ga folbek, tapi gue udah unfoll Ignya Rayhan.

"Yaudah sih, emang kenapa kalo gue ga folbek Rehan?" protes Thalita.

Shinta mengerucutkan bibirnya.

Ia pun berpaling dari meja Charice.

"Shin... muke lo udah jelek tambah jelek tahu!" ujar Dion menertawai Shinta.

"Dion, ngaca woy! Lu pikir lu ganteng apa?!" balas Shinta.

"Dion... Shinta tuh cakep tahu... " bela Thalita.

"Iya deh cakep.... cakep..." Dion mengalah.

Shinta memeletkan lidahnya kepada Dion. "Rasain gue dibelain Thata dong!"

Thalita hanya geleng- geleng saja melihat tingkah teman- temannya tersebut.

**

Thalita sudah ada di ruangan sang bos yang merupakan orang Korea asli bernama Ji Changwi. "Thalita-ssi, kamu besok sudah hari terakhir bekerja disini, bagaimana perasaannya ya?"

Thalita bingung. "Hwajangnim (Pak Bos), Saya punya tujuan lain dalam hidup saya dan saya tidak ingin selamanya terikat bekerja di sini!" ujarnya jujur.

"Mencari karyawan baru pengganti tidak gampang, kamu tahu kan?!"

"Iya, saya tahu kok! Tapi saya kan sudah mengajukan resign seminggu yang lalu jadi sekarang saya sudah waktunya untuk keluar!" Thalita pun mengangkat alisnya sebelah.

"Saya senang dengan pekerjaan kamu disini! Saya tidak pernah mengira kamu akan resign secepat ini! Maaf saya baru banyak bicara setelah kamu mau resign, sebelum- sebelumnya saya kurang memperhatikan kamu!" ujar Changwi menyesal. "Saya harap kamu masih bisa mengamalkan semua yang bagus- bagus yang ada di perusahaan ini!" ujar Changwi.

Thalita hanya mengangguk. "Ne, algeseumida (Ya, saya mengerti)!"

"Padahal seandainya kamu tidak resign secepat ini, saya masih mau banyak bicara dan banyak bekerja sama dengan kamu, namun sayang sekali kamu harus resign sebelum kita mengerjakan di proyek yang sama!" ujar Changwi sembari tersenyum.

Batin Thalita. Pak Bos... selama ini kemane aja sik! Gue mau resign baru deketin gue... Tapi gue nggak mau nikah sama cowok Korea, cowok Korea romantis itu Cuma ada di dramanya aja, tapi kehidupan nyatanya no way! Gara- gara Pak bos gue yang mukanya ganteng kaya JI Changwook ini, gue udah ga bisa ngebayangin cowok Korea romantis dan selalu bersikap manis... Yang ada dia kerjaannya gebrak meja sama sumpah serapah terus! Untung gue ngerti Bahasa Korea dikt- dikit jadi gue selalu tahu dia ngomong apa kalu lagi ngegerutu!

"Hwajangnim, saya mau pamit dulu untuk kembali ke meja saya!" ujar Thalita.

Saat Thalita hendak membuka pintu, sang Bos menghalangi Thalita. "Cheonae... nanti kalau sudah resign jangan lupa berkabar dengan saya!" rayu Changwi.

Thalita hanya senyum cengengesan tanpa mengiyakan permintaan sang Bos.

Thalita pun akhirnya keluar dari ruangan bosnya.

Thalita pun menutup pintu dari luar sembari melepaskan nafas lega.

"Keluar juga akhirnya! Untung... untung..." gumamnya pada diriq sendiri.

Thalita pun pergi ke kamar mandi, Ia pun mengaca di wastafelnya sembari merapikan hijab merah muda berbentuk pasminanya. Ia hanya menyelempangkan ke kiri dan ke kanan ujung pasminanya yang panjang hingga sepinggang itu dan lilitan pasminanya hanya menutupi lehernya dan tak sampai menyentuh dadanya.

Batinnya. Babeh maunya gue pake jilbab syar'i... ya elah, gini aja cakep... hijab syar'i mah nanti deh kalo udah nikah!

**

avataravatar
Next chapter