5 Bagian 5 - Stargazing

Mentari berhasil menerobos masuk lewat jendela kamarnya dan membangunkan Anggara dari tidurnya. Kemarin di hari ulang tahunnya ia sudah menghabiskan waktu dengan pacarnya. Saat ini hatinya bimbang untuk mengajak Jingga ke suatu tempat yang mungkin ia suka dan akan selalu Jingga kenang di ingatannya. Ia berharap bisa melihat senyuman Jingga hari ini.

Anggara, kamu terlalu egois kepada perempuan yang sudah menaruh perasaan kepadamu.

Kau berjanji akan membuatnya baik-baik saja.

Kau tau kau tak bisa selalu menemaninya setiap waktu.

Kau tau semesta tidak membiarkan kalian bersama.

Tapi kenapa kau terus mencoba kembali datang kedalam hidupnya dan mengukir banyak cerita yang mustahil akan ia lupakan dan membuat ia baik-baik saja?

Anggara sampai di kampus bertepatan dengan Jingga yang memasuki gerbang. Sepertinya ia juga baru datang. Anggara dengan cepat menghampirinya.

"eh jingga naik apa?" tanya Anggara yang membuat Jingga sedikit terkejut karena kedatangan Anggara yang tiba-tiba.

"eh hai? emm di anter kakak tadi. kamu baru dateng juga ya?"

"iya baru aja"

"yaudah aku ke kelas ya" pamit Jingga

"eh jingga nanti kamu ada waktu nggak?" sergah Anggara

"always free hahaha, kenapaa?"

"nanti pulang sama aku ya, sekalian mau ajak ke suatu tempat. inget izin dulu ya sama ibu di rumah? bilang aja keluar sama aku, nanti dikembaliin kok anaknya"

"emang mau kemana dulu?"

"aku juga belum tau mau kemana"

"lah gimana sih?" anehnya Jingga melihat Anggara lucu hari ini. Jingga merasa Anggara sedikit kikuk ketika akan mengajaknya pergi. Sebenarnya Jingga juga, tapi ia tak mau Anggara mengetahui bahwa Jingga masih menaruh perasaan yang sama.

"ya nanti aku pikir-pikir deh, yaudah kamu ke kelas aja. nanti kalo udah selesai kelas langsung ke parkiran aja ya? mobil aku disana tuh" katanya, sambil menunjuk mobilnya yang berwarna hitam di bawah pohon mangga di area parkir.

Jingga hanya mengangguk dan tersenyum. Tidak perlu ditanya bagaimana perasaan Jingga saat ini. Perutnya mulas hanya dengan memikirkan kejadian nanti. Ia tak tahu kemana ia akan dibawa pergi. Ia pun tidak tahu kenapa Anggara tiba-tiba bersikap seperti itu.

Sesampainya di kelas ia melihat temannya, Karina sedang menyumpalkan earphone ke telinganya tapi buru-buru Jingga cegah.

"ett jangan pasang dulu" kata Jingga cepat. Karina yang tak mengerti hanya menatapnya datar, menunggu apa yang akan Jingga katakan.

"tadi aku ketemu anggara di gerbang. and guess what? he asked me if i have a free time after this class and i no of course! then he said that he's going to take me somewhere. please dude tell me this ain't a dream!!!" kata Jingga histeris dengan bahasa Inggrisnya yang fasih itu

Jingga dan Kirana memang terkadang suka berbicara dengan bahasa Inggris. Entah kenapa, terkadang menurut mereka menggunakan bahasa Inggris lebih terdengar 'keren' dalam beberapa topik pembicaraan. Bukan berarti apa-apa. Baiklah jangan dianggap serius ya teman teman.

"okay calm down please? take a deep breath first and have a seat princess" jawab Karina dengan bahasa yang sama. "jadi gimana ceritanya?" tanyanya lagi.

"ya gitu"

"tiba-tiba ngajakin?"

"iya"

"anjir"

"kenapa?"

"ganyangka aja"

"aduh harus apa nih ntar"

"ya ikut lah?! ngapain lagi? inget! behave! jangan suka ngumpat kalo lagi sama doi"

"ah keseringan bergaul sama lu nih, sering mengumpat kan"

"yang lebih sering juga lu"

"aku yang ngumpat juga ntar diikutin"

"anjing"

"kan"

Jingga terus menerus melirik jam tangannya. Sesekali ia mengecek gawainya. Ibunya sudah mengijinkannya pergi dengan Anggara. Sekarang pikirannya entah sedang ada dimana. Yang jelas bukan di kelas ini. Perasaan bahagianya membuncah, senyumannya terukir.

"nah gitu dong senyum terus" goda Karina yang memperhatikannya sejak tadi

"kayanya aku selalu senyum"

"senyum palsu iya"

"kali ini?" tanya Jingga dengan senyumnya yang masih terukir di wajahnya

"asli. senyum dari hati itu mah"

"asik btw aing mules dah ah elah"

"hihiw mau jalan sama doi nih"

"ah jangan gitu dong tambah mules nih"

"eh emang pacarnya dia ga cemburu atau curiga gitu?"

"gatau. curiga apaan orang cuma temen"

"iya Anggara nganggep temen. nah lu?"

"temen lah. spesial tapi"

"bacot anjing"

"bajingan"

"bedebah"

"sialan lu"

***

Akhirnya kelas Jingga usai dan ia langsung menuju area parkir dan mencari mobil hitam milik Anggara.

"goodluck oy have fun! inget jangan ngomong kasar! lawan bicara hari ini si doi bukan Karina lagi yeu" kata Karina mengingatkan

"ah udah ah pulang sana hatihati yeuuuu" jawab Jingga sambil tertawa dengan kelakuan temannya itu.

Tak lama Anggara datang sambil melempar senyum kepada Jingga.

'ah senyum itu lagi' batin Jingga sambil tersenyum ke arah Anggara

"udah minta ijin?" tanya Anggara

"udah kok hehe, jadi sekarang kemana?" tanya Jingga balik

"emm kayanya makan dulu deh udah siang soalnya. kamu belum makan kan?"

"iya belum"

"drive thru mcd aja gapapa ya?"

"iya gapapa"

"kamu mau pesen apa?"

"cheese burger aja" jawab Jingga sambil menghidupkan radio dan mendengar lagu apa saja yang diputar di saluran itu.

"minumnya apa?" tanya Anggara lagi

"eh aku bawa air nih hehe"

"yaampun polos banget hahaha" tawanya setelah mendengar jawaban Jingga.

"ye ini namanya irit. dimana mana air putih itu lebih sehat tau" jawab Jingga sambil mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.

Cuaca hari ini sangat terik tetapi tidak seterik kemarin. Langit terlihat jelas kali ini. Jalanan juga tidak terlalu ramai, jadi Anggara bisa dengan cepat melajukan mobilnya.

"kita mau kemana?" tanya Jingga penasaran

"kamu sampe malem dikit gapapa kan?" bukannya menjawab, Anggara malah bertanya balik.

"iya gapapa kayanya" jawab Jingga ragu

"aku mau ajak kamu liat sunset sama nanti liat bintang hehe aku tau kamu suka bintang kan?"

"anjir stargazing maksud kamu?" tanya Jingga antusias

"iyaa"

"yayy akhirnya! kamu tau darimana?" tanya Jingga dengan girang

"ada deh"

"ah ga asik"

"yee jangan gitu dong. tau aja, kamu sering upload story tentang langit gitu hahaha"

"cie merhatiin banget, tapi pacar kamu ngga marah emang?"

"engga, kan cuma sama temen?"

"eh?... iya juga ya hehe"

haha iyaya temen, batin Jingga.

***

-Anggara pov-

*throwback

Kemarin malam setelah Anggara merayakan ulang tahunnya dengan pacarnya, otaknya sempat terpenuhi oleh bayangan perempuan yang selama ini entah masih menaruh perasaan padanya atau tidak. Jingga.

Ia teringat satu tahun lalu tepat di hari ulang tahunnya, Jingga tiba-tiba mengiriminya sebuah pesan selamat ulang tahun. Padahal saat itu mereka tidak kenal dan hanya sebatas tahu lewat sosial media. Tepat jam 12, gawainya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Tertera nama Jingga di layar gawainya.

'jinggasenjanii_ sent you a message'

isinya 'happy birthday anggara!1!' . Anggara hanya menjawab seadanya saja. Dilihat dari foto yang diunggah Jingga, ia mengetahui perempuan itu. Anggara juga merasa ketika Jingga bertemu dengannya di sekolah dulu, ia selalu tersenyum girang. Entah kenapa, Anggara merasa ada yang berbeda ketika Jingga melihatnya. Sampai satu bulan berlalu, Jingga mengiriminya sebuah pesan lagi.

'Anggara?"

'iyaa?' jawab Anggara

'kamu tau aku?"

"iya tau' Angga sempat berpikir aneh karena menurutnya ini terlalu tiba-tiba. Pertanyaan yang diajukan juga sangat acak.

'em aku mau bilang kalo lagu kamu bagus. cocok buat aku denger'

'hehe makasi ya,'

'kalo boleh tau, dapet inspirasi darimana?'

'dari kisah nyata sih sebenarnya, cuma aku tambahin beberapa lah'

'oh gitu, semangat terus yaa'

'terimakasihh'

Saat itu Anggara memang sudah merilis beberapa lagu. Dan berselang 1 jam, pesan Anggara kembali dibalas dengan pesan yang tak kalah mengejutkan

'oh iya aku kasi tau sesuatu. aku suka sama kamu udah sejak lama. maaf tiba-tiba, tapi aku cuma mau kamu tau.'

Anggara cukup terkejut. Ia tak menyangka perempuan yang hanya mengetahuinya lewat sosial media memiliki rasa kepadanya dan hari ini ia tiba-tiba menyatakan perasaannya. Anggara sebenarnya tidak tega, tapi ia memutuskan untuk jujur. Jujur lebih baik.

'wah aku hargain perasaan kamu, aku hargain perempuan yang berani nyatain duluan. tapi maaf aku udah ada pacar. kita temenan aja ya' jawab Anggara saat itu.

Jingga membalas pesannya tapi Anggara tidak membacanya. Entah kenapa saat itu Anggara merasa dirinya sangat tidak gentle.

***

Mengingat masa itu Anggara berpikir bahwa Jingga adalah perempuan yang cukup berani. Jingga sempat mengatakan bahwa ia sudah menyukainya sejak lama. Entah sejak kapan, Anggara juga tidak tahu. Saat ini, setelah Anggara mengantar pacarnya kembali ke rumah, ia berencana untuk mengajak Jingga mewujudkan salah satu impiannya. Stargazing.

Anggara tahu Jingga memiliki akun twitter. Anggara rasa disana Jingga bisa dengan leluasa meluapkan perasaannya. Hingga akhirnya ia membuat akun dengan nama samaran dan mencari akun Jingga. Di bio twitter Jingga tertulis 'hobi mengumpat dan menghalu. berharap bisa stargazing dengan orang yang aku sayang + sayang aku balik hahaha mimpi aja dulu, masalah terwujud atau tidak belakangan~'. Anggara berhasil dibuat tertawa setelah membaca bio yang ditulis oleh Jingga diakun twitternya.

***

Hingga disinilah mereka saat ini. Anggara memutuskan untuk mengajak Jingga ke sebuah mall. Mereka berkeliling sebentar dan pergi ke rooftop. Hanya itu mall satu-satunya yang memiliki rooftop dengan pemandangan indah. Tak lupa mereka membawa makanan yang dipesan tadi. Mereka menghabiskan makanan dalam diam. Tidak ada salah satu di antara mereka yang memulai pembicaraan.

"jamnya cepet juga ya" ucap Jingga memecah keheningan

"emang kenapa?" tanya Anggara sambil tersenyum ke arah Jingga yang sedang menatap birunya langit

'rasa cintanya terhadap langit memang tak bisa ditandingi. aku bisa melihat itu dari raut wajah dan tatapan matanya' batin Anggara.

"gapapa sih. inget aja tadi kita otw siang, eh sekarang udah mau sore aja. which means sebentar lagi matahari terbenam dan bintang-bintang pasti muncul horeee" jawab Jingga sambil bertepuk tangan seperti anak kecil.

Anggara tertawa melihat kelakuannya.

'Maaf jika selama ini aku membuatmu bersedih, Jingga. Walaupun kamu tidak menampakkannya, tapi aku tau. Kau adalah perempuan yang tegar dan kuat. Mungkin bukan akulah jawaban dari obat sedihmu itu. There will be a rainbow after storm. Percayalah. Kau berhak untuk bahagia. Aku harap kau bisa melepas semua kesedihanmu itu, dan melepas topengmu', batin Anggara

Coming back again after a whilee!~

Aku harap kalian menyukainya.

Oh iya, sedikit informasi.

Ada sedikit perubahan nama tokoh karena suatu alasan yang mungkin tak bisa aku jelaskan disini. Aku harap kalian bisa memakluminya ya.

Selamat membaca~

avataravatar
Next chapter