webnovel

Pulang Ke Rumah (18+)

Detik itu juga mereka berdua memutuskan untuk pulang ke rumah. Padahal masih ada pelajaran yang harus mereka ikuti di kelas namun mereka memutuskan untuk pulang ke rumah melanjutkan apa yang belum mereka tuntaskan.

Vino dan Tristan berjalan dengan cepat melewati sawah sawah yang tadi sebelumnya mereka lewati dan langsung menuju ke parkiran untuk mengambil motornya Tristan.

Pada saat yang bersamaan pula ternyata Bryant dengan tidak sengaja melihat Vino dan juga Tristan sudah berada di sepeda motornya dan pergi meninggalkan lahan parkir. Di situ mulai timbul perasaan curiga dari Bryant.

"Apa sebenarnya hubungan mereka ini? Mengapa mereka berdua begitu sangat dekat seperti seorang pasangan. Namun aku harus menggali informasi terbit dahulu sebelum aku Mencetuskan hal yang salah!" Gumam Bryant sambil memegang dagunya melirik mereka berdua pergi meninggalkan lahan parkir.

Hari itu rasanya menjadi hari yang hanya dimiliki oleh mereka berdua saja, yaitu Vino dan juga Tristan. Di sepanjang perjalanan pulang tidak henti-hentinya tangan kiri Tristan memegangi dan mengelus tangan kanan Vino yang melingkar di perutnya itu. Memang kalau sudah cinta tidak pandang siapapun mereka, karena mereka yang Adik Kakak pun meskipun bukan kandung namun cinta itu bersemi diantara mereka berdua.

Memang itu bukanlah sesuatu hal yang wajar namun itu adalah sebuah rasa yang wajar. Dan memang orang Indonesia pun masih sangat tabu dengan hal-hal yang begituan namun itu semuanya tidak berlaku bagi mereka berdua. Dan sudah pasti mereka berdua pun tidak akan mendengarkan apa banyak orang di sekitarnya.

Karena kalau memang sudah cinta mau dibuat apa? Memang cinta tidaklah memandang usia, Siapa dia, ataupun jenis kelaminnya, karena cinta membutakan segalanya.

Aku hari ini bagaikan seperti melayang di udara, dimana Aku merasakan apa yang aku impikan sebelumnya. Karena bisa dekat dengannya adalah sebuah anugerah yang tiada tara. Aku tahu memang ini salah namun aku juga tahu bahwa ini adalah sebuah Anugerah. Aku sebenarnya masih penasaran dengan apa yang sudah Tuhan berikan dan juga planning kan kepadaku.

Yang aku masih penasaran adalah mengapa aku bisa menyukai pria bukan wanita. Jikalau memang Tuhan menciptakan umatnya untuk mencintai lawan jenisnya Mengapa perasaan ini muncul kepadaku begitu besar. Apakah ini juga sebuah perasaan yang Tuhan berikan kepada setiap umat manusia yang merasakannya?

Karena jujur aku benar-benar tidak bisa mengontrol perasaan yang menyimpang ini. Karena Jikalau memang Tuhan memberikan perasaan yang sama setiap umatnya maka mungkin aku tidak akan menyukai kakakku sendiri. Namun mengapa Tuhan malah memberikan perasaan yang sebenarnya banyak sekali orang malah mencekalnya.

Aku tidak pedulikan apa yang orang lain katakan kepadaku nantinya Namun yang aku jalani sekarang aku akan lebih fokus kepadanya. Aku tidak tahu mengapa apa aku bisa menyukai sesama jenis, namun aku juga tidak tahu mengapa mereka bisa suka kepadaku. Bahkan bukan hanya kakakku saja yang suka kepadaku namun salah satu anak yang baru kenal denganku pun juga suka kepadaku. Aku tidak tahu apa yang mereka lihat dariku namun Aku hanya berpikir bahwa rasanya semua ini sudah direncanakan dari yang di atas.

Masalah hasil dan juga perkara yang akan aku dapatkan aku sudah siap dan bisa menanggung itu semuanya. Dan Aku pastikan itu.

Tangan kiri Kak Tristan masih memegang tangan kananku. Dia memegang erat tangan kananku sambil mengelus nya dengan lembut. Aku sungguh bahagia sekali hari ini karena aku masih bisa bersama dengannya.

Tidak ku sangka ternyata perjalanan begitu cepat berlalu dan kami berdua sekarang sudah berada di depan halaman rumah. Saat motor dimatikan aku turun dengan perlahan dari motor tersebut dan berjalan menuju ke depan pintu rumah. Sebelum aku masuk membuka pintu aku melihat kebelakang melihat Kak Tristan yang tersenyum kepadaku. Senyumannya begitu berarti bagiku.

Aku langsung membuka pintu dan bergegas masuk ke dalam rumah.

"Bi??? Biii dimana?" Aku mencoba memanggil Bibi di dapur di ruang tamu dan di segala isi rumah namun rasanya Dia sedang tidak berada di rumah. Ya jelas lah dia tidak ada di rumah mungkin Bibi sedang membeli bahan-bahan untuk menyiapkan makan siangku dan juga Kak Tristan.

Aku langsung masuk ke kamar dan menaruh Tasku di atas meja belajarku. Aku membuka bajuku dengan perlahan untuk mengganti baju lainnya. Namun di saat aku membuka bajuku dengan perlahan aku mendengar suara pintu terbuka dengan pelan dan ditutupnya kembali, kemudian aku juga mendengar suara pintu ku tersebut terkunci.

Aku sengaja tidak menoleh kearah pintu tersebut karena aku tahu siapa yang datang kali ini. Pada saat aku membuka bajuku aku merasakan tangan besar itu melingkar di perutku. Dan juga desahan nafas yang memburu begitu hangat di samping telingaku.

"Aku ingin melanjutkan apa yang belum aku tuntaskan tadi di seberang sungai!". Bisikan itu muncul di telinga kiri ku sembari kurasakan lumatan dari lidah yang lembut menjalar di telingaku.

Aku yang tadinya hendak membuka baju berhenti sesaat karena aku tidak bisa mengontrol rangsangan yang diberikan oleh Kak Tristan. Aku mendesah dengan perlahan pada saat dia melumat telingaku dan Leherku dan tangan dia pun tidak berhenti di perutku saja dia mengelus meraba menuju ke Dadaku. Jemari kedua tangannya itu memainkan dengan lihai puting dadaku. Bagaimana aku tidak terangsang? Siapapun yang dipegang dia dengan cara yang begini pasti akan merangsang dan tidak tahan.

Aku hanya bisa membiarkan Kak Tristan memainkan aksinya kali ini. Dia memeluk erat tubuhku dari belakang dan mengecup menjilati Leherku dengan sangat beringasan. Tak lama kemudian setelah itu dia membalikkan tubuhku sehingga aku berhadap-hadapan dengannya Sekarang. Dia memandangku dengan pandangan yang sangat tajam. Tak mau berlama-lama dia kemudian langsung mengambil Leherku dengan tangannya dan ditekan dengan erat untuk meraih bibirnya.

Kali ini bibirku terbenam dengan bibirnya sangat dalam dia memainkan lidahku dan aku membalasnya juga dengan perlahan. Lumatan bibir kami berdua terpaut menjadi satu dan merasakan nikmatnya berciuman dengan bibir itu seperti apa. Aku dan dia terus berciuman saling membalas satu-persatu saling memasukkan lidah bergantian dari Mulutku ke mulutnya.

Tanganku yang semula diam sekarang mulai menjalar berjalan di punggung Kak Tristan. Tidak berhenti di situ saja aku mulai mengelus dengan perlahan punggung kak Tristan dengan elusan dan juga cakaran kecil dari tanganku. Saat Aku melakukan hal tersebut aku bisa merasakan bahwa kak Tristan semakin terangsang dengan apa yang aku lakukan. Karena kurasa dia sudah mulai terangsang dan mendesah saat kami berciuman, aku langsung melanjutkan aksiku dengan meraba dan turun ke bawah mengelus pinggangnya dan juga pokoknya dengan perlahan.

Aku memasukkan kedua tanganku ke celana Belakang Kak Tristan sehingga aku bisa memegang kedua bokongnya yang begitu seksi.

Namun tujuanku Bukanlah itu. Aku mengelus dengan perlahan menggeser kedua tanganku menuju ke arah depan dalam posisi masih di dalam celananya sehingga sekarang aku bisa meraih alat yang sudah sangat keras yang dimiliki oleh kak Tristan.

Aku memegangnya dan meremasnya dengan perlahan. Aku ingat sekali terakhir aku memegang pusaka Kak Tristan pada waktu hujan turun begitu lebat. Dan kali ini aku bisa memegangnya untuk kedua kali dan memainkannya. Sungguh punya Kak Tristan sangat besar dan berdiri tegap dengan keras.

"Ahhhh, Vin..!"

.

.

.

Pada Kangen Ya sama Vino dan Juga Tristan?

Komen ya wk kw wk

Neptunus_96creators' thoughts
Next chapter