6 Flashback : Berubah

Sudah satu bulan sejak Arsen berpacaran dengan Jasmin. Laki-laki itu berubah, pria itu tidak pernah menjemput dan mengantar pulang Kaira lagi. Arsen selalu beralasan sibuk jika Kaira mengajaknya main.

Kaira menatap Arsen dari kejauhan. Sahabatnya itu sedang menikmati istirahat dengan Jasmin. Kaira tersenyum tipis memperhatikan Jasmin yang tampak bahagia di perlakukan baik oleh Arsen. Kaira merasa aneh melihat itu karena dia biasanya yang diperlakukan baik oleh laki-laki itu.

Gadis itu mencoba meyakinkan hati dan fikirannya kalau dia akan baik-baik saja tanpa Arsen. Sudah satu bulan, seharusnya dia sudah terbiasa tanpa Arsen. Tapi nyatanya dia tidak bisa baik-baik saja. Satu bulan terlalu cepat, satu bulan tidak ada apa-apanya dengan tiga belas tahun mereka yang selalu bersama.

"Gue boleh duduk sini gak?" Tanya seorang siswa baru membuyarkan lamunan Kaira.

"Ha? Oh boleh-boleh. Silahkan" Jawabnya mempersilahkan siswa baru itu duduk di sebrangnya.

Gara, siswa baru itu duduk di hadapan Kaira dengan bakso di tangan kanannya. Laki-laki itu merupakan teman satu kelas Kaira sehingga Kaira sedikit santai dengan pria itu. Karena Kaira sebenarnya bukan orang yang akan mengizinkan seorang laki-laki asing untuk mengusiknya.

"Ini gue disini gak akan ada yang marah kan?" Tanya Gara.

"Enggak lah. Ngapain marah"

Setelah itu hanya ada keheningan. Kaira sibuk dengan makan makanannya dan sesekali melirik Arsen dan Jasmin. Sedangkan Gara, laki-laki itu asik dengan makanannya.

Sampai suara bel mengintrupsi keduanya. Kaira dan Gara pun beranjak keluar kantin setelah membayar makanan mereka. Arsen, laki-laki itu melihat saat Kaira dan Gara berjalan bersama. Tangan laki-laki itu terkepal. Dia tidak suka jika ada seorang laki-laki berdekatan dengan gadis itu.

"Sen ayok"

Diam

"Sen kamu kenapa sih?" Tanya Jasmin ketika melihat Arsen hanya diam saja saat di ajak berbicara.

"Haa?? Oh gak papa yuk"

Setelahnya keduanya pergi meninggalkan kantin. Sepanjang perjalanan menuju kelas mereka. Arsen hanya diam sedangkan Jasmin terus berbicara kesana-kemari. Gadis itu mengernyitkan keningnya melihat Arsen yang tidak merespon omongannya.

"Sen kamu kenapa sih? Dari tadi kamu ngelamun terus"

———

Arsen memperhatikan Kaira dan Gara yang sedang tertawa bersama di depan rumah gadis itu. Sejak satu bulan yang lalu keduanya menjadi dekat karena kejadian di kantin. Saat Gara izin untuk makan bersama Kaira di meja yang sama.

Pagi ini Gara menjemput Kaira seperti biasanya. Sudah satu bulan Gara mengantar jemput Kaira. Arsen sengaja berangkat saat Gara menjemput Kaira. Laki-laki itu ingin melihat momen keduanya. Arsen kesal melihat kedekatan mereka tapi dia tidak pernah mau menegur Kaira.

Arsen segera pergi meninggalkan keduanya yang semakin membuat emosi Arsen tersulut. Arsen yakin kalau dia tidak menyukai Kaira. Laki-laki itu meyakinkan dirinya kalau dia hanya tidak terbiasa dengan Kaira yang dekat dengan laki-laki lain, bukan karena dia cemburu.

Dia dan Kaira tidak akan pernah bisa bersama. Arsen meyakinkan dalam dirinya kalau dia tidak boleh menghancurkan persahabatan mereka dengan cinta. Laki-laki itu selalu mendoktrin dirinya sendiri, tidak akan ada cinta di persahabatan mereka.

Kaira menatap Arsen yang pergi dengan begitu saja. Laki-laki itu tidak pernah menegurnya lagi. Gadis itu malu jika harus menegurnya terlebih dulu. Sepertinya laki-laki itu sudah nyaman dengan jarak keduanya fikirnya.

Gara menyuruh Kaira untuk naik ke motornya. Setelah itu motor melaju dengan santai. Kaira masih memikirkan sikap Arsen yang berubah. Laki-laki itu enggan melihat Kaira. Bahkan kemarin minggu saat dia main ke rumah laki-laki itu untuk mengantarkan cookies buatan mamanya. Arsen tidak mengajaknya mengobrol, laki-laki itu segera pergi ke kamarnya saat melihat Kaira.

———

Waktu terus berjalan Arsen dan Kaira masih sama-sama tidak menegur. Keduanya seolah membuat jarak, lebih tepatnya Arsen, pria itu memberi jarak yang sangat ketara. Sejak satu tahun yang lalu. Kaira mencoba menegur Arsen lebih dulu tapi pria itu hanya membalas dengan melirik Kaira sekilas.

Keduanya sekarang sedang di sibukkan dengan ujian-ujian. Kaira sekarang siswi kelas sembilan sedangkan Arsen, dia merupakan siswa kelas dua belas. Arsen sedang di sibukkan dengan ujian-ujian untuk masuk ke perguruan tinggi dan ujian akhir. Sedangkan Kaira, gadis itu juga sedang sibuk belajar untuk ujian akhir.

Sudah satu tahun Arsen berpacaran, laki-laki itu semakin dingin terhadap Kaira. Sedangkan Kaira, gadis itu berusaha menghilangkan jarak keduanya. Dia ingin bisa menjadi sahabat laki-laki itu lagi. Dia mencoba untuk ikhlas dengan hubungan keduanya, sepertinya Arsen benar-benar mencintai pacarnya. Buktinya Arsen terlihat baik-baik saja, tapi saat ada dirinya yang sedikit berbicara dengan Jasmin. Wajah pria itu berubah masam.

Hubungan dia dan Gara masih seperti waktu itu. Mereka hanya berteman dekat. Gara sempat mengungkapkan perasaannya tapi Kaira menolak. Gadis itu berkata kalau dia sudah memiliki seseorang yang dia suka. Ya, walaupun Kaira sering di sakiti oleh Arsen, gadis itu tidak pernah bisa membenci laki-laki itu. Dia masih menyukai laki-laki itu.

Hari ini merupakan hari perpisahan untuk kelas dua belas. Setelah melewati berbagai ujian. Semuanya bisa bernafas lega. Setidaknya mereka sudah melewati ujian, mereka tinggal menunggu hasil akhir.

Kaira mencari dimana keberadaan Arsen. Sudah satu jam yang lalu acara selesai. Setelah berfoto dengan teman-teman dan keluarganya Arsen izin pergi sebentar. Sampai sekarang pria itu belum juga kembali. Kaira mencari laki-laki itu karena orang tua Arsen yang meminta.

Kaira bertanya kepada salah satu teman Arsen. Laki-laki itu berkata kalau Arsen ada di taman belakang. Gadis itu berjalan menuju taman belakang. Sesampainya di taman Kaira menyusuri taman itu. Setelah itu dia menyesal menyetujui orang tua Arsen untuk mencari laki-laki itu.

Mata gadis itu berkaca-kaca melihat Arsen mencium seorang gadis, yang Kaira yakin kalau gadis itu adalah Jasmin. Kaira tidak tahu apakah mereka sering melakukan itu di belakangnya tapi hatinya sakit ketika melihat orang yang dia cintai mencium gadis lain, meskipun itu kekasihnya.

"Ka Arsen.. " Panggil Kaira dengan lirih.

———

Arsen meminta izin kepada orang tuanya untuk menemui seseorang. Laki-laki itu berjalan dimana Jasmin berada. Dia akan berbicara serius dengan gadis itu sehingga dia butuh tempat yang sepi.

Laki-laki itu menarik tangan Jasmin ke taman belakang. Arsen sebelumnya meminta maaf terlebih dulu kepada gadis itu. Membuat perasaan Jasmin tidak enak.

"Ayo kita putus" Ucap Arsen yang sukses membuat Jasmin membeku, bingung, dan kecewa.

"Kenapa?" Tanya Jasmin.

"Aku mau kuliah di luar negeri. Aku gak bisa memiliki hubungan jarak jauh. Jadi ayo kita putus" Jelas Arsen, Jasmin menatap kedua mata Arsen, mencoba mencari kebohongan di mata itu.

Jasmin tersenyum tipis air matanya menetas. Hatinya benar-benar sakit. Dia sangat mencintai Arsen tapi laki-laki itu seperti tidak mencintainya. Jasmin tahu laki-laki di hadapannya itu sedang berbohong.

"Cium aku sebelum kita putus" Ucap Jasmin yang sukses membuat Arsen melotot kaget. Satu tahun pacaran mereka tidak pernah berciuman, Arsen terkadang hanya mencium kening dan pipi gadis itu.

Arsen memiringkan wajahnya secara perlahan. Jasmin memejamkan wajahnya. Mata Arsen menatap bibir Jasmin lama. Tiba-tiba wajah seseorang muncul dalam fikirannya bersamaan dengan panggilan dari orang itu.

"Ka Arsen.. "

Arsen segera menjauhkan wajahnya dari Jasmin. Laki-laki itu memutar tubuhnya. Hatinya seakan di remas melihat Kaira menatapnya dengan tatapan kecewa dan.. cemburu. Laki-laki itu tiba-tiba takut sesuatu yang tidak dia harapkan terjadi. Kenapa dia lebih hancur melihat tatapan Kaira seperti sekarang daripada Jasmin yang menangis.

"Kai" Lirihnya.

"Orang tua kaka nyari kaka. Permisi" Setelah itu Kaira berlari pergi meninggalkan Arsen dan Jasmin.

"Jasmin, maaf"

Setelah berkata seperti itu Arsen berlari mengejar Kaira. Jasmin menatap kepergian Arsen dengan tatapan datar. Dia tahu alasan Arsen memutuskannya bukan karena pria itu tidak bisa memiliki hubungan jarak jauh tapi laki-laki itu mencintai Kaira. Hanya saja laki-laki itu selalu mengelak jika dia berkata kalau Arsen mencintai Kaira daripada dirinya.

Selama mereka berpacaran, dia yang meminta Arsen untuk menjauhi Kaira. Karena dia cemburu dengan kedekatan keduanya. Arsen setuju, tapi dia sering memergoki laki-laki itu menatap Kaira dengan tidak suka saat gadis itu dekat dengan Gara. Dan Arsen akan menatap Gara dengan tatapan membunuh. Jadi dia simpulkan kalau Arsen mencintai Kaira. Yang membuatnya bingung sampai saat ini adalah untuk apa Arsen berpacaran dengannya jika laki-laki itu mencintai Kaira.

"Lo gak bisa mutusin gue dengan semudah itu Arsen"

avataravatar