3 03

Shinbi mencari Sehun ke seluruh penjuru sekolah. Sebelumnya, ia sudah mencari Sehun di kelasnya, tapi pemuda itu tidak ada. Teman sekelasnya bilang Sehun dan teman-temannya sudah keluar kelas sejak tadi. Shinbi pun mencari Sehun di kafetaria. Nihil. Pemuda itu tidak bisa ia temukan di manapun.

"Oh Sehun sialan! Apa dia sengaja bersembunyi agar aku tidak bisa menemukannya, eh?" desis Shinbi kesal.

Mata Shinbi melebar tatkala melihat Jongin, Chanyeol, dan Baekhyun yang sedang berjalan ke arahnya sambil saling bersenda gurau. Dengan langkah lebar-lebar, Shinbi segera menghampiri mereka untuk menanyakan keberadaan Sehun.

"Oh, hai, Sepupu Ipar!" Chanyeol berseru saat melihat Shinbi yang berjalan ke arah mereka. Baekhyun dan Jongin ikut menoleh dan langsung tersenyum lebar begitu melihat Shinbi.

"Di mana Sehun?" Shinbi bertanya tanpa basa-basi. Ketiga manusia di depannya langsung saling pandang kemudian menatap Shinbi sambil ber'woo' ria.

"Aw, aw, aw, ternyata kau rindu pada pacarmu, ya?" Jongin mengerling. Shinbi langsung mendengus kasar.

"Di.ma.na.Se.hun?" Shinbi bertanya kembali disertai penekanan. Jongin, Chanyeol, dan Baekhyun terkikik geli. Shinbi mengernyit tak mengerti.

"Beritahu tahu dulu untuk apa kau mencarinya," ujar Baekhyun kemudian. Jongin dan Chanyeol mengangguk.

Shinbi tergelak pelan. Kemudian ia menatap sengit ketiga orang di depannya. Tidak Sehun tidak juga teman-temannya, mereka sama-sama menyebalkan.

"Kurasa tanpa perlu kuberitahu kalian sudah tahu sendiri, bukan? Karena aku yakin kalau kalian termasuk dalam rencana sialan ini."

"Wow, rencana apa itu? Tolong jelaskan dulu rencana apa yang kau maksud itu." Chanyeol berujar. Ia bersedekap sambil menyeringai menatap Shinbi lekat.

"Benar, dan hei—kenapa wajahmu semakin cantik saat sedang kesal seperti itu? Tolong, jangan pasang wajah jutekmu itu!" perkataan Jongin langsung disambut jitakan keras oleh Chanyeol dan Baekhyun. Jongin meringis.

Shinbi memutar bola mata malas kemudian mendengus. Sungguh, berbicara dengan ketiga orang di depannya itu hanya membuatnya semakin frustrasi. Buang-buang waktu saja!

Shinbi pun enyah dari hadapan Jongin, Chanyeol, dan Baekhyun. Namun, mereka bertiga mencegahnya. Mereka menghadang Shinbi.

"Wow, wait a minute, Sweety. Kau mau ke mana? Kita belum selesai bicara." Chanyeol berujar dengan disertai cengiran khasnya yang mampu melelehkan hati para gadis—kecuali Shinbi tentunya.

"Tapi kurasa kita sudah selesai karena kalian tidak menjawab pertanyaanku."

"Oh, jadi kau serius ingin tahu keberadaan Sehun?" Baekhyun bertanya. Kali ini, raut wajah dan nada suaranya tampak serius. "Dia di ruang musik."

Mendengar hal itu, Shinbi tanpa ragu lagi berjalan ke ruang musik. Ia sudah tidak sabar ingin memaki Sehun. Namun, suara Baekhyun membuatnya menghentikan langkahnya.

"Kusarankan kau untuk tidak menemuinya sekarang juga karena ia sedang tidak ingin diganggu."

Shinbi berbalik. Jongin, Chanyeol, dan Baekhyun sedang menatapnya serius. "Apa peduliku?" tanya Shinbi sinis. Shinbi pun kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti. Kali ini, Jongin, Chanyeol, ataupun Baekhyun tidak ada yang mencegahnya. Namun, Shinbi bisa mendengar helaan napas mereka.

Shinbi sampai di ruang musik. Dengan sedikit tidak sabaran, Shinbi memutar kenop pintu dan masuk ke dalamnya. Namun, ia dibuat terpaku oleh pemandangan di depannya begitu ia masuk ke ruangan yang dindingnya dilapisi peredam suara tersebut. Sehun sedang duduk membelakanginya dan memainkan tuts-tuts piano dengan begitu lembut. Nada-nada yang dimainkannya terdengar begitu pilu. Shinbi seolah ikut merasakan rasa sakit yang tercipta dari rangkaian nada yang dimainkan oleh Sehun.

Untuk beberapa saat, Shinbi justru tenggelam dalam alunan melodi indah yang Sehun mainkan. Ia seolah lupa dengan tujuan awalnya datang ke ruang musik. Pemandangan di depannya seolah memiliki daya tarik magis yang tak mampu membuatnya berpaling barang sedikitpun.

Namun, secara tiba-tiba Sehun menghentikan permainannya. Shinbi seperti ditarik kembali ke dunia nyata dan ia pun tersadar.

"Apa yang ingin kau katakan?" Sehun bertanya dengan masih membelakanginya. Nada bicaranya terdengar begitu dingin, berbeda dengan nada bicaranya yang kemarin Shinbi dengar.

Sambil menata kembali perasaannya yang tadi sempat terhanyut, Shinbi berjalan menghampiri Sehun. Tangannya terkepal kuat di sisi tubuhnya.

"Apa maksudmu mengumumkan kalau kita berpacaran di website sekolah? Apa tujuanmu sebenarnya?"

Sehun menoleh pada Shinbi. Ia menatap Shinbi dalam diam dengan tatapan dinginnya. Sejurus kemudian, ia bangkit dan berdiri di depan Shinbi sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. "Kenapa? Ada masalah?" Sehun bertanya.

"Tentu saja itu sebuah masalah besar! Kau dan aku tidak saling menyukai, bahkan sepertinya kita saling benci karena kejadian kemarin. Jadi, apakah masuk akal kalau kita berpacaran?"

"Masuk akal."

"Apa?"

"Aku ingin berpacaran denganmu dan semua yang kuinginkan harus terpenuhi. Jadi, kau tidak bisa menolak karena aku tidak suka penolakan. Masuk akal, 'kan?"

Shinbi menatap Sehun dengan mulut menganga lebar. Ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran pemuda di hadapannya itu. Alasan pemuda itu sangat tidak dapat diterima nalar. "Kenapa kau ingin berpacaran denganku kalau kau membenciku? Kau pasti hanya ingin balas dendam padaku, 'kan? Katakan!"

Sehun bergeming. Ia sama sekali tidak melakukan apa-apa kecuali menatap Shinbi dingin. Shinbi mendesah frustrasi melihat tingkah laku Sehun. Ia menatap Sehun kesal. "Aku tidak mau jadi pacarmu karena aku membencimu. Kau dengar itu, Oh Sehun? AKU MEMBEN-mmph!"

Tiba-tiba Sehun mencium Shinbi kasar sambil mendorong tubuh gadis itu ke dinding. Punggung Shinbi menabrak dinding cukup keras. Shinbi berusaha mendorong dan memukul dada Sehun agar pemuda itu tidak menghimpitnya. Shinbi juga berontak dengan menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, tanda kalau ia menolak ciuman Sehun. Namun, Sehun tetap bertahan dengan aksi gilanya.

Setelah sekian lama bertahan menerima pemberontakan dari Shinbi, Sehun mulai kesal lalu menghentikan aktivitasnya. Selain menghentikan aksi tersebut, Sehun juga melampiaskan amarahnya pada dinding di samping kepala Shinbi dengan meninjunya keras.

"Sial!" Sehun mengumpat keras. Ia menatap Shinbi dengan mata berkilat marah. Shinbi hanya menatapnya dengan tatapan terlukanya. Mereka berakhir dengan adegan saling menatap dengan Shinbi yang masih menempel di dinding dan Sehun yang masih mengungkungnya.

Sehun mulai angkat bicara. "Kau tahu, Jo Shinbi? Aku juga sebenarnya sangat membencimu. Aku membencimu karena kau membuatku merasakan sesuatu yang sangat asing bagiku. Aku membencimu karena kau membuat jantungku terasa sakit tiap kali melihatmu. Dan aku membencimu karena kau membenciku. Tapi, apa kau tahu hal yang lebih gila dari itu semua?"

Shinbi bergeming.

Sehun menggeram. "Aku menginginkanmu. Aku menginginkan dirimu untuk kumiliki. Aku ingin memilikimu, Jo Shinbi. Itulah alasan aku ingin berpacaran denganmu."

Kali ini Shinbi tampak terkejut. Sehun menjauhkan tubuhnya dan enyah dari hadapan Shinbi. Ia melangkah dengan diiringi amarah yang menggebu. Shinbi hanya bisa menatap punggung Sehun yang menjauh dengan rasa penasaran. Ia penasaran dengan arti tatapan Sehun barusan padanya. Sehun menatapnya dengan tatapan yang penuh luka.

avataravatar