7 Met Again (7)

Hyukjae terlihat menikmati makan malam dengan keluarga nya, maklum saja sudah hampir sebulan ini dia tak pulang ke mansion ini lagi, karena sudah bisa memiliki rumah sendiri yang telah Hyukjae bangun dari hasil kerja kerasnya selama hampir Tiga tahun ini sejak dia menduduki jabatan CEO di LG CORP, dia lebih memilih tinggal di rumah itu sejak Dua tahun lalu untuk menghindari segala macam ceramah dari sang ayah yang sejak dia kecil selalu mendidiknya dengan keras.

"Sup ayam masakan eomma ini enak sekali, aku sampai habis dua mangkuk"

"Aku senang kau banyak makan, lihat tubuhmu tambah kurus saja"

"Aigoo hyung aku ini masih rajin gym" Hyukjae dan Sungmin masih saling meledek dan bercanda.

"Pelayan baru kita yang memasakkan. Eomma senang kau suka masakan nya"

"Jinjja? Wah eomma pintar sekali merekrut pelayan ya"

Lee Hana hanya terkekeh lalu memanggil Sera agar menyuruh Nara keluar membawakan kopi espreso untuk anaknya. Biasanya Hyukjae akan minum kopi setelah dia makan.

"Apa kau sudah tobat masuk tempat tempat menakutkan itu lagi? Ada informasi yang aboeji dapat sudah hampir dua minggu kau jadi anak baik dan hanya pergi ke kantor saja"

Hyukjae reflek menoleh, itu malah seperti bukan pujian karena dia bingung bagaimana ayahnya bisa tahu jika dia tak main ke club malam, atau membawa jalang ke rumah nya lagi sejak insiden -burung nya sakit.

"Nhh~ darimana aboeji tahu soal itu? Apa aboeji mematai ku lagi?"

Lee Hana ikut tegang dan merasa tak enak, dia menggeleng pada sang suami yang tersenyum masam. Ini sedang makan malam dia sungguh tak ingin suami dan anak bungsu nya ribut lagi.

"Aboeji harap itu berlangsung lama dan selamanya, sudah saatnya kau serius dengan masa depan mu dan menikah"

"Aku akan menikah jika waktunya sudah tepat"

"Kapan? Kau selalu berkata begitu sejak dua tahun lalu dan bisa membeli rumah sendiri, mulai sekarang berhenti bermain main dengan wanita dan carilah istri agar kau bisa hidup bahagia seperti hyung mu"

"Yeobo~ uri Hyukie belum menikah karena mungkin belum ada wanita yang cocok menurutnya, jangan desak dia lagi. ayolah kita sedang makan malam yeobo jangan bahas hal itu"

"Hah~ aku sungguh berharap secepatnya dia menemukan calon istri, aku lelah melihat hidupnya yang tak punya masa depan itu dan luntang luntung kesana kemari"

"Aboeji masa depan ku sangat jelas kok, tugasku membuat LG CORP makin besar agar selalu bisa bersaing dengan J&M company dan Samsung group, masa depan tak jelas apa nya?"

"Hyuk~ tahan emosimu"

Sungmin berbisik menepuk bahu adiknya dan menggeleng maklum, dia berusaha membuat Hyukjae tak menjawab lagi ayahnya dengan ucapan emosi.

"Lalu selain mengurus perusahaan, juga kencan ganti ganti wanita hah?! Kapan kau berhenti berulah dan jadi anak yang baik seperti hyung mu?"

"Aboeji! Aku sudah berkorban begitu banyak untuk keluarga ini kau masih saja menganggapku anak yang buruk? Aku bahkan berhenti menyanyi dan menari lalu menutup sanggar tariku, lebih memilih mengurus perusahaan mu, masih saja kau tak puas hah?!"

"Lee Hyukjae! Jaga ucapanmu!"

Lee Kanghun balas berteriak geram, meski dia hanya bisa duduk di kursi roda namun sikap diktatornya pada anak anaknya sama sekali tak berkurang.

"Apa kurang ku hah?! Sungmin hyung yang ingin jadi dokter kau dukung sepenuh hati, lalu aku yang hanya ingin menjadi penyanyi kau tentang setengah mati? Apa aku bukan anak kandungmu aboeji?"

"Kau pikir dengan menjadi penyanyi hidupmu bisa sekaya sekarang? Jika tak bekerja di LG CORP kau takkan bisa membeli rumah itu"

"Ckck~ aku makin muak saja. Mungkin aku memang bukan anak kandungmu"

"Hyuk-ie!"

"Hyuk....., hyung mohon sabarlah kali ini. Ingat sakit ayah kita "

Hyukjae membanting serbet nya dan menunduk kesal, benar kan dugaan nya jika setiap pulang kesini ayahnya itu akan menceramahinya panjang lebar lalu dia berantem lagi dengan ayahnya seperti biasa nya.

"Letakkan sini kopinya Nara-ssi, itu untuk anakku"

"Baik nyonya besar"

Nara dan beberapa pelayan lain yang mendengar keributan di ruang makan itu ikut takut, dia baru saja masuk ke ruang makan ini membawa nampan berisi kopi pesanan majikan nya tadi. Dari belakang dia melihat punggung tegap tuan muda Lee yang pelayan di sini bilang anak bungsu keluarga ini dan kesayangan nyonya besar nya.

"Silahkan kopi anda tuan muda"

Nara mengangguk lalu menghidangkan minuman itu di meja dengan masih menunduk. Dia tak berani menatap tuan muda Lee yang pasti menjadi tokoh utama ribut dengan tuan besar Lee tadi.

Meskipun Nara merasa tak asing dengan suara itu, tapi dia tak ambil pusing juga, Suasana di sana terlihat masih tegang sampai Nara heran apa yang mereka ributkan sampai seramai ini. Orang kaya memang aneh.

"Sudahlah minum kopi mu dulu adeul, jangan hiraukan ucapan ayahmu"

"Aku ke kamar saja. Maaf aku sudah kenyang eomma. Selamat malam"

Hyukjae yang kesal masih berdiri, dia segera berbalik pergi masih muak lama lama di sini dan mendengar lagi ceramah dari ayahnya. Dengan langkah lebar pria itu berjalan ke pintu tak menghiraukan sang ibu yang memanggilnya terus dan hampir saja menangis.

"Yeobo, aku mohon jangan terlalu menekan Hyukie, dia masih muda soal urusan menikah bisa kapan saja. Jangan ribut lagi dengan anakmu"

Nara langsung menoleh kepintu lalu menautkan alisnya, sepertinya dia kenal suara itu, tapi dia lupa dimana pernah mendengar nya.

"Hah maafkan aku Hana-ya, aku tahu jika sedikit keterlaluan pada nya. Baiklah, Lain kali aku takkan menyinggung soal itu lagi" Lee Hana menghela nafasnya lalu memandangi sedih kopi yang belum diminum anaknya sama sekali.

"Nara-ssi"

"Iya nyonya besar, ada apa?"

"Tolong kau bawakan saja kopi ini ke kamar anakku tadi, kamarnya di lantai dua koridor kanan yang paling ujung dekat kolam renang atas"

Nara mengangguk patuh dia mengambil kopi itu lalu meletakkan di nampan dan beranjak pergi.

Brak.....

Hyukjae baru masuk ke kamarnya dengan membanting pintu, seorang pelayan yang dengan setia menunggu di sini dan tadi menyiapkan keperluan tuan muda nya sampai terlonjak kaget.

"Astaga! Tuan muda anda kenapa?"

Kang Hyena mendekati pria tampan itu yang duduk di pinggir ranjang masih bernafas ngos ngosan dan kesal.

"Argh aku kesal lagi kan? Sial ini gara gara aku pulang kesini"

"Anda kenapa? Aigoo jangan marah nanti cepat tua lho"

Hyukjae menoleh pada pelayan muda yang cantik itu dan sedang membujuknya, lalu Hyukjae menarik pinggang Kang Hyena dengan kasar hingga gadis itu jatuh duduk di atas pahanya dan tanpa basa basi melumat kasar bibir pelayan itu.

"Ngh tuan muda~"

Kang Hyena nyaris kehabisan nafas, dengan rakus bahkan tuan muda nya yang sialan tampan dan menggoda itu tak memberi jeda sama sekali saat melumat bibirnya, bahkan pelayan itu mendesah keras dengan panik karena bongkahan empuk di dadanya juga di remasi oleh Hyukjae.

"Buka bajumu~ cepat"

Hyukjae berujar serak, hormon nafsu nya makin tak terkendali dan melempar gadis itu hingga terlentang di ranjang besar king size kamarnya lalu menindih tubuh Kang Hyena dengan bibir yang mengeksplotasi makin ganas menciumi wajah, leher hingga turun ke dada. Mereka berciuman penuh nafsu, tentu saja karena pelayan seperti Kang Hyena takkan diam saja ketika ada pria semenarik ini menjamah tubuhnya, dia melayani bibir Hyukjae tak kalah panasnya, mendesah dengan seksi agar si tuan muda makin bernafsu jika perlu dia rela di tiduri malam ini.

Ini memang tak terjadi sekali, Lee Hyukjae yang tampan namun brengsek, jika di hitung sudah berkali kali dia mencium pelayan muda itu dengan berani, namun untuk di tiduri sepertinya belum pernah.

Sejak lama Kang Hyena memang menyukai tuan muda nya yang sialan mempesona itu, jadi waja saja jika dia ingin merasakan kejantanan pria itu mengoyak miliknya.

Beberapa kancing seragam pelayan yang dia pakai sudah lepas, hingga BRA warna abu abu itu menampakkan juga isinya yang sialan menggoda untuk Hyukjae remas. Permainan mereka sepertinya makin panas saja.

Tok.....tok.....tok

Pintu kamarnya diketuk berulang kali, namun si pemilik kamar seakan menulikan telinga nya, dia terus menjelajahi tubuh menggiurkan di bawahnya penuh nafsu.

"Ngh tuan muda ada orang?"

"Ahk sial, siapa sih yang mengganggu?" Hyukjae cemas saja jika itu ibunya lalu memergoki mereka sedang mesum begini, apalagi tampang Kang Hyena sudah berantakan dengan baju seragamnya yang sudah terbuka di sana sini. Pintu terus di ketuk dari luar sampai akhirnya Hyukjae menyerah lalu beringsut bangun meremasi rambutnya dan pergi ke toilet untuk mandi dengan wajah merah padam.

Gadis pelayan itu bergegas merapikan seragam nya lalu menuju pintu.

"Siapa ya?"

"Jwesonghamnida, saya membawakan kopi untuk tuan muda"

Kang Hyena mendesah lega begitu tahu itu bukan nyonya besar rumah ini, dia berjingkat menuju pintu membuka nya lalu menarik nampan di tangan Nara yang kaget saat melihatnya.

"Eon....eonni?"

"Kemarikan kopinya! Sudah sana pergi cepat! Aku masih harus merapikan kamar tuan muda!"

"Baik eonni"

Nara segera cepat pergi, dia menoleh lagi ke pintu dan makin heran kenapa sudah malam pelayan itu masih di kamar majikan nya.

"Ah bukan urusan ku, Sera bilang dia pelayan pribadinya kan? Lebih baik aku turun saja"

Gadis cantik itu berjalan di tangga setengah melamun, sepertinya dia terus penasaran apa yang di lakukan Kang Hyena di dalam kamar majikan nya dan begitu lama membuka pintu.

*

*

Pria itu baru keluar dari kolam renang, menyambar handuk besar di atas kursi lalu meneguk jus jeruknya, beberapa kali ponselnya di meja berdering nyaring.

"Halo, ada apa?"

"----------"

"Oke baguslah, besok berikan semua laporan nya di mejaku, kerjamu bagus Hoon, oke....."

Klik....

Hyukjae meletakkan ponsel nya di meja lagi setelah menyudahi obrolan nya dengan sekertarisnya, tadi dia dapat kabar jika Lee Donghae yang menjadi pengacara perusahaan nya selama beberapa bulan ini berhasil memenangkan sengketa tanah di daerah Myeondong sebagai kepemilikan sah dari LG corp, memang seharusnya Hyukjae memuji keterampilan sahabatnya ini.

"Hyukie, kau tak makan siang dulu? Sejak tadi kau terus berenang"

"Nanti saja, aku masih kenyang eomma"

Ibunya yang baru datang ke kolam renang ini ikut duduk di kursi melihati anak bungsunya yang sedang menggosok rambutnya yang basah dengan masih bertelanjang dada.

"Apa dokter Hwang belum pulang?"

"Dia masih memeriksa ayahmu dan melakukan terapi jalan, mulai sekarang eomma mohon tahan emosimu hm~ jangan meladeni ayahmu yang sedang mengomel. Kalian ayah dan anak selalu saja tak bisa akur"

"Hah~ makin tua dia makin bawel, aku selalu saja harus mengalah dengan aboeji dan eomma pasti ikut ikutan mengomeliku"

"Kau itu anaknya, siapa lagi yang akan menjaga ayahmu jika bukan kau"

"Sungmin hyung saja, dia juga kan dokter aboeji. Dia juga anak kesayangan aboeji"

Lee Hana menghela nafas, dengan kesal Hyukjae memakai bathrobe nya lalu hendak melenggang pergi.

"Eomma menyuruh pelayan membawakan makan siang mu kesini, ayolah makan dulu kau hanya minum segelas susu tadi pagi"

Hyukjae menurut, duduk lagi di kursinya. Memang sejak pagi dia hanya mengurung diri di kamarnya malas kemanapun, itupun susu sarapan nya hanya di antarkan ahjumma ke kamarnya, dia malas berkeliaran di rumah ini dan bertemu ayahnya lagi.

"Hyukie~ apa saat ini kau masih tak punya kekasih? Apa tak ada wanita yang serius kau sukai?"

"Hah eomma mulai lagi kan?"

"Adeul~ ayolah, eomma sungguh takut jika sampai kami berdua mati kau masih saja belum menikah. Jangan selalu menyepelekan hal itu"

Hyukjae menoleh kaget, dia menghela nafasnya lalu meraih tangan ibunya yang terlihat bergetar.

"Mianhae~ apa eomma stres karena aku?"

"Kau itu anakku tentu saja eomma selalu memikirkan mu, harapan eomma hanya satu melihatmu menikah dan ada istri yang bisa melayanimu jadi eomma bisa tenang"

"Sebenarnya aku sudah punya pacar"

"Jinjja-yo?"

Hyukjae mengangguk dan menahan nafasnya, ingin jujur namun dia masih takut, bukan nya apa apa kriteria calon menantu yang selalu ayah dan ibunya inginkan cukup sulit, apalagi jika Hyukjae bilang pacarnya seorang model pakaian dalam dan artis, apa ibunya setuju dan merestui mengingat kedua orang tua nya sama sekali tak mau memiliki menantu seorang pekerja di dunia hiburan.

"Siapa namanya? Kenapa kau tak pernah memperkenalkan pada eomma dan ayahmu?"

"Hm namanya Wendy Kim, dia lama tinggal di New york dan baru dua tahun ini menetap di sini"

"Bukan seorang artis kan? Jangan bilang~"

"Eomma, ayolah jangan kuno! Jika dia artis memang nya kenapa? Dia pernah kuliah dan sangat cantik, semua ktiteria wanita idaman dia juga memilikinya"

"Hyukie! Kau tahu apa yang terjadi dengan aboejimu jika dia tahu soal ini hm?"

Hyukjae bungkam dengan takut dia mengangguk lemas, sudah bisa di pastikan ayahnya takkan setuju, sebuah trauma masa lalu soal kasus adik bungsu ayahnya yang pernah menikah dengan artis lalu di ceraikan suami dan akhirnya sakit parah dan meninggal dengan menyedihkan seperti menjadi ketakutan untuk ayahnya.

"Aboeji takkan setuju kan?"

"Eomma mohon carilah calon istri yang biasa saja, kami tak pernah menuntutmu untuk menikahi wanita kaya raya, asalkan dia wanita baik baik dan jangan wanita dari dunia hiburan. Itu saja adeul"

"Argh~ lebih baik aku menikahi pelacur sekalian....kalian merepotkan!"

"Permisi nyonya besar, saya bawakan pesanan makan siang nya"

Tepat setelah Hyukjae mengeluh dan meremas rambutnya Nara datang dengan sebuah nampan berisi sepiring nasi lengkap dengan lauk nya.

"Kau?!"

Hyukjae langsung berdiri kaget, begitu juga Nara yang nyaris menjatuhkan gelas minum yang dia bawa dan melotot dengan shok. Gadis itu berubah gugup tak karuan lalu menunduk bingung, dia sungguh tak menyangka pria dengan bathrobe putih itu adalah pelanggan club malam yang pernah memperkosa nya.

"Ahkk sial!! Shit kenapa pelacur sialan itu bisa ada di sini?!"

Hyukjae membatin dengan wajah merah padam, sampai Lee Hana bingung melihat perubahan sikap anaknya.

"Maaf nyonya besar saya permisi"

"Tunggu! Eomma siapa dia?! Kenapa pakai seragam pelayan rumah ini?!"

"Eoh dia memang pelayan baru di sini, Nara kau belum memperkenalkan dirimu pada anakku ya?"

"Ngh~ saya"

"Pelayan?! Hah?"

Hyukjae makin kaget, bagaimana mungkin si pelayan bodoh yang berubah menjadi pelacur yang sudah membuat Hyukjae berang ingin menghabisi nya bisa muncul di rumahnya, melihat Nara membuat dia ingat insiden tiga minggu lalu dimana adik kecilnya sampai sakit dan dia demam terus.

"Argh aku harus buat perhitungan dengan mu! Kajja!"

"A.....apa salah saya?"

"Diam! Sunhee.....ahk maksudku pelacur sialan itu pasti teman mu?!"

"Su...Sunhe? Maksud nya?"

"Hyukie....apa yang terjadi? Kenapa kau memarahi Nara?"

"Eomma diam saja! Ini urusanku! Akhirnya aku bisa buat perhitungan dengan mu! Ayo ikut!"

avataravatar
Next chapter