437 Kunjungan Grandpa dan Grandma

Dariel menuruni tangga dengan tampilan casualnya. Celana pendek biru dia padukan dengan baju polo warna putih. Matanya sekarang melihat Triplets sudah aktif merangkak kesana kemari. Ah..rasanya waktu cepat berlalu.

"Mau kemana sayang?" Dariel segera meraih Karin yang menghampirinya.

"Coba liat papi, udah makan apa ini cantik?" Dariel mengusap sisa-sisa makanan dimulut Karin. Dariel kini berjalan menuju dapur mencari jus jeruknya.

"Bi...hari ini masakin saya ayam sambel ijo dong.."

"Siap den.."Jawab Bu Tini dan langsung mencari bahan-bahannya. Tangannya seolah sudah terlatih untuk menyajikan makanan yang sedap.

"Mau?Karin mau?" Dariel menyodorkan gelas jusnya pada Karin. Anak itu kini meminumnya pelan.

"Udah ah...jangan banyak-banyak nanti papi dimarahin mami." Dariel menjauhkan lagi gelasnya.

"Bang...mau aku bikinin teh lagi?" Tanya Deby yang datang bersama Ravin.

"Ga usah makasih, udah minum jus.." Dariel sambil tersenyum.

"Ravin tumbuh gigi kayanya bang.."

"Masa?lucu dong. Coba sini papi liat..." Dariel antusias dan mendekat ke arah Deby. Dia menarik pelan dagu Ravin kebawah dan terlihat tanda-tanda putih menghiasi mulut anaknya.

"Iya bener..." Dariel senang. Kini Deby diam dengan mata menunduk kebawah karena jarak diantara mereka yang terlalu dekat. Dariel menatapnya sebentar. Ini salah.

"Eh maaf.." Dariel segera mundur sekarang.

"Iya ga papa bang."

"Kenapa bang?" Ara terlihat ikut masuk kearea dapur dengan Davin dalam gendongannya.

"Liat sayang, Ravin udah tumbuh gigi."

"Iya emang, Davin juga nih.."

"Kok kamu ga bilang sama Abang?"

"Aku udah bilang bang, sampe aku terakhir bilang sama Abang itu dot bolong-bolong kayanya Ravin atau Davin gemes, gatel."

"Oh iya?Abang lupa kayanya sayang."

"Pikun.." Ledek Ara.

"Eh itu Karin kenapa mulutnya basah.." Ara bicara lagi merasa heran dengan warna di sekitar bibir anaknya.

"Tadi Abang kasih jus.."

"Bang masih pagi ini nanti anaknya mencret loh.."

"Tuhkan Karin, papi dimarahin nih sama mami untung dikit." Dariel memandangi anaknya sementara Deby senyum-senyum.

"Bu...bapak kayanya udah datang." Vivi memberitahu karena mendengar suara mobil. Mereka kini beralih ke depan. Kenan, Jesica dan Kris rupanya baru saja keluar mobil. Kris langsung berlari menuju pintu namun berdiam diri setelah melihat tiga orang wanita yang tak dia kenal.

"Kenapa Kris?ini temen kakak."

"Mommy..." Kris bersembunyi dibawah kaki Jesica sementara ibunya mulai memeluk Ara.

"Sehat mommy?."

"Sehat, mana Triplets?"

"Ada lagi sama baby sitternya."

"Mana sih mommy sama Daddy belum liat."

"Yuk aku kenalin." Ara semakin membawa orang tuanya kedalam.

"Daddy, mommy..." Dariel menyalami kedua mertuanya.

"Aa...Karin kesayangan opa.." Kenan segera mengambil alih Karin dari dekapan Dariel. Dia menciumi cucunya itu.

"Sekarang manggilnya grandpa ya.." Kenan bicara lagi.

"Ih Daddy katanya opa sekarang grandpa, ga jelas..."

"Biar sinkron kak, kakak manggil Daddy ya anaknya cari juga istilah inggrisnya, grandpa. Karin aja ga protes. "

"Iyalah ga protes orang masih kecil, belum bisa ngomong." Ara menjawab lagi omongan ayahnya.

"Nah ini mommy, Daddy, baby sitternya Triplets aku sih manggilnya kakak-kakaknya. Ini Deby yang ngurus Ravin, ini Vivi yang ngurus Davin, kalo ini Resa yang ngurus Karin." Ara memperkenalkan satu per satu membuat mereka bertiga menyalami Kenan dan Jesica.

"Masih muda-muda ya, umur berapa ini?" Jesica sedikit heran. Sepertinya dia merasakan hal yang sama dulu dirasakan Dariel.

"Masih di 20an mom. Udah mommy tenang aja mereka udah akrab kok sama Triplets, bisa ngurusnya juga lagian jadi enak gitu mom ngobrolnya sama aku."

"Ya udah gimana kakak aja. Kakak yang lebih tahu."

"Jay mana?ga ikut?"

"Lagi beli barang-barang buat ruangannya nanti, mungkin sorean kesini, mau nyusul katanya."

"Beneran dijadiin dirumah?".

"Iya kak bagus loh.."

"Ih pingin liat jadinya."

"Main dong kesana, nginep gitu udah jarang nih.."

"Iya Daddy." Ara sepertinya menyadari protes Kenan dalam perkataannya. Kalo dipikir-pikir lagi dia memang sudah jarang main kerumah orang tuanya. Kini mereka saling mengobrol di ruang tengahnya.

****

Menjelang sore Resa, Vivi, dan Deby pamit pulang. Rupanya tak hanya Triplets yang langsung akrab dengan mereka bertiga, Jesica pun langsung memiliki koneksi obrolan yang sama dengan ketiganya. Tentang masak dan tentang fashion tentunya. Kini Jesica merasa punya sahabat lagi setelah teman-temannya jarang berkumpul.

"Jadi rame dong dirumah kalo libur?"

"Kalo Sabtu Minggu mereka libur mom, kalaupun harus masuk paling Sabtu."

"Ini belum seberapa mom, Ara mau nambah lagi pembantu katanya 1, supir 1.."

"Tumben kak?"

"Rumah aku kan ga kecil juga dad, kasian Bi Tini, lagian Supir juga buat Triplets."

"Beli aja mobil Alphard kak, mau Daddy beliin?"

"Beneran?" Ara senang namun ekspresi Dariel berubah. Dia masih memikirkan tempat parkir digarasinya. Ara benar-benar senang membuat surprise dari kemarin.

"Bener dong, kalo buat Triplets Daddy beliin, mobil kamu tipe sedan semua mana nyaman, mana cukup buat Triplets. Ya sayang?Karin mau mobil apa?" Kenan tak henti menciumi pipi Karin.

"Gimana bang?" Tanya Ara.

"Terserah Daddy aja tapi nanti coba Dariel pikirin parkirannya Dad.."

"Bikin basement kaya Daddy aja Riel, jadi cukup, luas, enak gitu.Apalagi halaman Dariel juga bagus kok. Sisanya diatas bisa buat luasin taman, lebih asri. Nanam pohon kelapa juga bisa."

"Iya dad nanti coba Dariel liat dulu."

"Tukang bangunannya pake yang Daddy aja dulu, udah terpercaya."

"Iya dad.."

"Tumben langsung mau, kalo sama aku harus debat dulu." Ara heran.

"Klis juga mau mobil.." Kris ikut berkomentar padahal sebelumnya dia anteng dengan si kembar Ravin dan Davin.

"Iya mobil-mobilan..."

"Mobil benelan dad.."

"Gede dulu baru dikasih."

"Klis udah gede." Ucap anaknya sambil berdiri.

"Udah gede tapi disuntik nangis."

"Kris disuntik mom?"

"Iya kak, kemarin disekolahnya tapi takut."

"Yee...malu..." Ara gemas sekarang dengan adiknya. Dia mengacak-acak rambut Kris. Adiknya hanya diam dan kembali bermain dengan keponakannya.

"Aaaww.....kakak...kakak...." Teriak Kris saat Davin menggigit telunjuknya.

"Davin..Davin..lepasin sayang kasian abangnya..." Dariel segera membantu Kris mengeluarkan tangannya.

"Sakit..." Kris langsung melihat jemarinya saat terlepas.

"Mau nangis lagi?" Kenan sudah memperhatikan mata berair Kris. Jesica segera mendekapnya.

"Udah ga papa, ga berdarah. Davin gemes sama Abang."

"Klis bukan Abang, Klis Mas mom.."

"Mas?" Ara menaikan alisnya.

"Iya kata Daddy Klis Mas.."

"Dulu pingin Abang, sekarang Mas. Ih...Kris sama Daddy mirip nih plin plan, udah kamu tuh uncle Kris." Ara protes mendengar panggilan yang diinginkan adiknya.

"Ga mau, Mas Klis.." Kris berteriak.

"Minta maaf sama Mas Kris..." Dariel mendekatkan Davin pada Kris seolah akan menciumnya. Krisab hanya diam sementara Jesica mengusap air mata yang tak jadi turun.

***To Be Continued

avataravatar
Next chapter