418 Detik-detik hari H

Kini semua keluarga Seazon ada di Bali. Mereka sudah mempersiapkan segalanya. Saking Eksklusifnya tamu yang datang akan menginap semalam di hotel yang sudah disediakan khusus. Ini akan menjadi Acara paling terakbar di keluarganya. Kini pria dewasa terakhir dikeluarga Kenan akan menikah.

"Saya terima...nikahnya...Tiara... Alinskie..."

"Putrinya ketinggalan bang.." Jesica yang mendengar Jay berlatih meralat ucapannya. Kakak-kakaknya yang ada disana hanya tersenyum-senyum mendengar Jay berlatih.

"Saya..terima... nikahnya...Putri...Alinskie..."

"Tiaranya...bang..." Kenan kali ini mengingatnya.

"Argghh....aku susah hafal. Aku ga suka, aku ga suka.."

"Abangnya tenang deh coba, jadi inget."

"Aku ga bisa tenang mom. Teksnya panjang. Kenapa harus sepanjang itu sih?"

"Udahlah Jay nanti juga ditempel kok.." Kay memberitahu pengalamannya.

"Tapi aku ga mau liat.."

"Daripada salah nanti diulang..."

"Saya terima nikahnya....Tiara Putri Alinskie...binti..Fahri Alinskie. Yes...bisa.." Jay kali ini bersorak.

"Belum selesai tuh. Mana mas kawinnya?." Ara mengingatkan bagian yang terlewat.

"Dengan mas kawin....duapuluh delapan ribu...delapan ratus delapan puluh delapan Riyal...Argh...susah ngomongnya."

"Suruh siapa banyak delapannya." Ara menertawakan.

"Delapan itu angka keabadian. Kakak ga ngerti."

"Terserah. nyusahin diri sendiri aja."

"Udah deh Jay mending belajar maju, mundur, goyang..." Kay membuat Kiran mencubit pinggangnya. Jesica langsung menatap anaknya itu.

"Apaan tuh?seru kayanya." Ara tertarik. Kini giliran Dariel yang mencubit Ara.

"Cara bikin anak kata Kay gitu kak."

"Udah-udah stop bang , mommy ga mau denger."

"Mom..Jay tuh harus dikasih tahu.."

"Tapi aku udah bisa kok mom. Kaya gini..." Jay menunjukkannya membuat mata Jesica melotot sementara Kay tertawa ngakak diikuti Kenan. Dariel yang menggendong Ravin pun dibuat tak tahan untuk tertawa.

"Bang..bang...stop.." Jesica menghentikan aksinya.

"Untung Kris ga ada ya, kalo ada liat Abang begini bisa ikutan dia.." Jesica menambahkan. Dia kaget Jay diam-diam mempraktekan gaya itu.

"Duh perut aku sampe sakit ketawa terus, maafin mami Davin.." Ucap Ara karena mengguncang tubuh Davin dengan tawanya.

"Bang berhenti ngajarin adenya ga bener." Tegur Jesica.

"Duh belajar dari si Kay lagi. Dasar duo aneh."

"Eh itu jurusan andalan makannya Ran bisa begini." Ucapan Kay membuat Kiran malu.

"Tapi goyangannya bagus tuh, sekali lagi coba Jay.." Ara meledek.

"Kakak..." Jesica gemas.

"Mom..jangan tegang mom. Jadi Jay ga ikutan tegang. Rileks mommy..." Kay meraih bahu Jesica. Memijat-mijatnya disana.

"Iya nih mommy tegang aja wajahnya. Tenang sayang. Jay pasti bisa." Kenan ikut mendukung perkataan Kay.

"Iya mommy...Aku bisa mommy, mommy ga usah khawatir..." Jay kini berlutut di depan ibunya.

"Anak mommy mau nikah aja..." Jesica mengusap pelan rambut Jay yang tampak panjang.

"Mommy jangan sedih. Aku ikut mommy..." Jay meletakkan kedua tangannya di paha Jesica. Dia seperti latihan untuk sungkem.

"Engga bang, mommy seneng. Akhirnya anak mommy ketemu jodohnya, yang di mau lagi.." Jesica mengecup kening anaknya.

"Potong rambut ya bang. Ga mau besok mommy liat Abang gondrong gini."

"Iya mommy..."

"Nanti bareng Mas kok. Sekalian Mas juga potong rambut bareng Kay sama Dariel."

"Ya udah ayo dad, kan mau liat venue dulu jadi ga kemaleman.." Kay sudah bersiap-siap.

"Iya, sekalian jemput Kris.."

"Sayang, aku berangkat dulu." Kay dengan manis mencium kening Kiran dan mengusap pelan perutnya.

"Biar aku yang bawa mobil dad..." Dariel membaringkan Ravin di strollernya.

"Bang, bawain martabak ya."

"Iya mami..." Dariel dengan mencium pipi Davin sebelum pergi. Kini Pria-pria itu pun pergi untuk membersihkan diri.

***

Jay melihat penampilannya didepan cermin. Ya...itu sudah mendingan. Dia jauh lebih tampan sekarang. Jay senyum-senyum senang.

"Kay..kamu ga cukuran itu kumis?"

"Engga dad nanti ibu negara marah. Belum diijinin tapi aku rapihin kok." Kenan turun dari kursinya dan berkaca dulu.

"Klis pingin lambut panjang dad.."

"Eh...jangan sayang nanti mommy marah. Ganteng kok gini juga." Kenan menggendong anaknya. Kris kini melihat sisa-sisa rambutnya yang dipangkas.

"Sini gendong Abang..." Kay segera meraih adiknya sementara Kenan mulai membayar semua biayanya. Setelah itu mereka segera kembali ke mobil.

"Riel makan dulu bentar ya.."

"Oke dad.."

"Liat dulu dad venue nya baru makan.." Jay merengek.

"Iya-iya gimana pak bos aja.."

"Dad..Klis pingin ice cream."

"Iya bos kecil....nanti kita cari ice cream yang Kris mau..." Kenan gemas.

"Kris ikut Abang yuk ke Australia."

"Mau..mau..bang.."

"Enak aja. Sekolah gimana disini Kris?"

"Sekolah disana aja sama Abang.."

"Engga. Disini aja, kasian mommy sayang."

"Klis mau ikut Abang Kay..."

"Iya nanti, udah gede Kris mau sekolah dimanapun Daddy ijinin.." Kenan sambil menatap Kris yang duduk di belakang.

"Iya Daddy..."

"Anak pinter..." Kay mengacak-acak rambut adiknya.

"Bang Jay mau beli sesuatu dulu ga?"

"Engga dad.."

"Jay..kamu harus beli lingerie buat Tiara..." Kay berucap sambil menutup telinga Kris.

"Apa itu lingerie?" Jay membuat Kenan dan Dariel didepan senyum-senyum.

"Nih..." Kay memperlihatkan handphonenya.

"Kris sini pindah sama Daddy. Bahaya kalo dibelakang." Kenan membuat Kris beranjak dan naik ke pangkuannya.

"Ih...Kay..." Jay langsung mendorong handphonenya.

"Ini diperlukan Jay buat malam pertama kamu.."

"Ampun nih Kay ngajarinnya." Dariel menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kasian Tiara, itu daleman aja nanti dia kedinginan." Jay tak bisa membayangkan Tiara memakainya.

"Engga kedinginan Jay justru tambah hot.." Kay membisikkan ditelinga Jay agar Kris tak mendengar namun kembarannya itu langsung bergidik dan mengusap-usap telinganya.

"Apa iya?"

"Iya, kamu hadiahin aja Jay..."

"Apa ga papa?ada Tiara nanti marah?"

"Engga, dia pasti tambah seneng lagian suasana di Bali kan bukan musim dingin Jay Jadi pasti dia butuh pakaian yang terbuka."

"Aku ga mau orang lain liat.."

"Ya udah dipake dikamar aja, banyak nih modelnya.."

"Dasar kamu bang, mommy denger disemprot loh.." Kenan tertawa sendiri tapi bagaimanapun Jay memang membutuhkannya hanya saja belajar dari Kay justru akan sesat.

"Dad..jangan pura-pura ga tahu ya. Aku yakin mommy punya, aku yakin kakak juga punya. Cuman baju begini juga penting."

"Daddy bisa ngebayangin deh jadi Ran. Kasian punya suami kaya kamu." Canda Kenan.

"Justru dad aku sama Ran tuh kalo soal ginian paling terbuka. Aku pingin gini pasti Ran ikutin begitupun aku. Kalo Ran pingin gaya apapun aku ikutin."

"Gaya apa bang?" Kris bertanya.

"Hm...gaya renang Kris, kan nanti kita berenang di vila."

"Udah stop bahasanya ga enak depan Kris."

"Kay kayanya jago ya.." Dariel berkomentar melihat tingkah dan ucapan Kay.

"Kenapa kak?mau belajar?kali aja kakak bisa nambah anak lagi." Goda Kay pada Dariel.

"Iya pingin tapi kak Ara nungguin Triplets 2 tahun."

"Iyalah nanti aja Riel, kasian Triplets masih butuh ASI.." Kenan tak setuju.

"Aku juga pingin punya anak." Jay senyum-senyum. Dia tak sabar untuk mendapatkan anak dari Tiara.

"Makannya pake ini pasti anaknya langsung jadi." Kay terus menawarkan layaknya SPG lingerie.

***To Be Continue

avataravatar
Next chapter