1 I DIE FOR U

Neraka yang panas oleh api semakin membara karena emosi sang Raja Andrew, pemilik istana neraka. Seluruh prajurit, panglima, bahkan ahli pencabut nyawa tidak mampu merenggut nyawa seorang gadis manusia. Ayana namanya.

"Apa!?? Lagi - lagi kalian tidak bisa merenggut nyawanya.. Dasar tidak berguna! " ucap Raja Andrew melepas amarahnya.

"Merenggut nyawanya sangatlah sulit Yang Mulia.. Banyak arwah pelindung berupa roh kucing dan roh anjing liar mengelilingi gadis itu, setiap waktu siap siaga menjaga Ayana. Kekuatan kita sudah habis melawan para roh kucing liar dan roh anjing liar." jawab salah satu prajurit dengan suara gemetar.

BRAKK!!

Meja kerajaan neraka hancur seketika dengan sekali hantam oleh Raja Andrew.

Ia kehabisan kata - kata menanggapi argumen mereka. Ingin rasanya ia membunuh prajurit tersebut. Setelah ia bepikir sejenak, muncul sebuah ide. Raja Andrew segera mengumpulkan seluruh warga neraka untuk rapat besar tentang siapa yang akan bertugas ke bumi.

Panglima demi panglima, menteri demi menteri, bahkan pasukan unggulan ikut mencalonkan dirinya. Tetapi keputusan tersebut tertolak mentah - mentah.

Sang Raja dan warga neraka mengambil keputusan untuk mengutus Pangeran Mike anak kandung dari Raja Andrew.

"Baik ayah, anakmu ini siap menjalankan tugas ini, " Ucap Pangeran Mike dengan tegas di depan ayahnya dan para warga neraka.

"Ayah harap kau bisa melaksanakan tugas ini sebaik mungkin, jangan sampai nyawa si gadis itu lepas. Lepasnya nyawanya dari genggaman kita, sama saja menghancurkan kerajaan yang sudah ayah dirikan sebelum kalian semua tercipta. Untuk bertugas, ayah akan memberikanmu beberapa fasilitas untuk dibumi," jawab Raja Andrew dengan suara yang berwibawa.

Pangeran Mike tersenyum sinis dengan berpikir akan merenggut nyawa gadis itu dengan sadis. Tidak lama, Mike memiliki pertanyaan dalam pikirannya bagaimana caranya bisa berhubungan langsung dengan manusia layaknya seperti manusia dengan sesamanya.

"Ayah, tidakkah engkau memberiku sebuah keahlian untuk menjalankan tugasmu ini? " tanya Mike kepada ayahnya.

"Ayah akan memberimu keahlian untuk berubah menjadi apa saja dan menciptakan apapun demi menyelesaikan tugas ini. Ayah harap dengan diberikannya keahlian ini tugasmu selesai dengan hasil yang ku harapkan," jawab Raja Andrew sambil menyerahkan sekantung biji berlian keramatnya. Mike menerimanya dengan rasa hormat. Ia bertekad dan berjanji di dalam batinnya.

"Terimakasih Yang Mulia yang terhormat, anakmu akan melaksanakan tugas dengan sebaik dan setanggap seperti sebelumnya, " ucap Mike dengan membungkukkan diri di depan Raja Andrew.

"Ayah sangat percaya padamu," jawab Raja Andrew dengan wibawanya.

"Baiklah ayah, aku akan meninggalkan istana megah ini, " ucap Mike sebelum bertugas.

Ayahnya tersenyum bangga melihat putranya. Mike meninggalkan istana dengan diiringi sangkakala jeritan maut khas neraka. Tidak lupa dengan deruman lahar panas dari sisi-sisi istananya yang dipenuhi kaca.

Langkah demi langkah terlewati oleh Mike. Lorong demi lorong dilaluinya. Ia menoleh ke kanan dan kiri tanda berpamitan pada warga nerakanya. Sesampainya ia di depan gerbang, kekasihnya bernama Rose langsung memeluk Mike sebagai pelukan perpisahan.

"Mike, tunggu! aku ingin memelukmu. Ingatlah Mike kau harus tetap setia padaku dan jangan sampai terkecoh dengan korbanmu itu, " ucap Rose sambil memeluk dan berbisik lembut pada Mike.

"Baiklah, sayang. Aku akan setia padamu, mana mungkin aku bisa mencintai gadis udik itu. Lagipula tidak ada yang diunggulkan dari korban super lemahku itu, " kata Mike sambil membelai rambut hitam Rose.

Dengan segera, Mike pergi melangkahkan kaki dari gerbang penghubung roh maut dengan manusia dengan tatapan sinis mengingat targetnya.

Rose yang sedang melihat kekasihnya, merasa takut kehilangan Mike. Perasaan Rose tidak setenang biasanya, walaupun Mike sudah sangat sering mencabut nyawa para korban dengan perlahan dan menyiksa. Ia memutuskan meminta izin pada Raja Andrew untuk menemani Mike dengan alasan mengawasi Mike bertugas.

"Yang Mulia, bolehkah hamba menemani putramu saat bertugas? Hamba berjanji tidak akan menggagalkan tugas putramu bahkan akan banyak membantu, " ucap Rose memelas sambil berlutut di depan Raja Andrew.

"Baiklah Rose, aku mengijinkanmu, tapi kau harus ingat janjimu, " Sang Raja Neraka mengijinkannya dengan memberi dua keahlian yakni bisa menghilang dan menampakkan diri semaunya.

Rose dengan segera mengikuti jejak kekasihnya. Dalam perjalanan, Mike dikagetkan dengan pelukan kekasihnya dari punggungnya. Ia menoleh perlahan ke arah belakang. Dilihatnya wajah Rose yang begitu nampak riang.

"Mike cintaku, aku akan ikut bersamamu untuk membantu dan mengawasimu saat bertugas," kata Rose dengan lembut di telinga Mike.

"Baiklah sayang, ingatlah jangan sampai kau menggangguku saat bertugas," jawab Mike dengan hangat dan tersenyum manis.

Sesampainya mereka di sebuah rumah kosong yang pernah dititipkan ayahnya, mereka segera mempersiapkan diri untuk bertugas. Penyamaran ketat adalah visi mereka untuk mengamankan identitas neraka, sehingga segera mengurus surat - surat hukum. Setelah selesai mengurus semuanya, saatnya Mike bertindak di dampingi oleh Rose.

Mike menyamar menjadi seekor anjing tekkel albino dan memiliki warna bola mata merah. Tak cukup sampai disitu, Mike juga menyamar dengan mendaftar sekolah di mana targetnya menuntut ilmu, Rose menyamar sebagai ibu dari Mike. Setelah itu, ia memutuskan dirinya menjadi tak kasat mata bahkan lebih tak kasat mata dari angin untuk mendampingi Mike bertugas.

"Mike, esok hari adalah awal kita bertugas, bersiaplah sayang, " ucap Rose pada Mike

"Tentu, aku sangat siap menghabisi gadis itu seperti korban lainnya, " jawab Mike dengan smirknya.

Keesokan harinya Mike segera berangkat dimana Ayana belajar. Ia mengendarai mobil sport mewah buatan khas dari istananya yang disiapkan untuk bertugas. Setibanya ia di gerbang sekolah, banyak siswi yang memperhatikannya.

"Ya ampun rupawan sekali siswa baru itu, " bisik seorang siswi pada temannya di sekitar Mike.

"Uwaaaa aku bisa meleleh hanya dengan lirikan matanya, " bisik siswi lain. Mike merasa tenang karena penyamarannya berhasil. Ia menjejakkan tapak demi tapak menuju kantor kepala sekolah untuk menunjukkan kelas dan beberapa wilayah di sekolah.

KRINGG!!

Bel sekolah berbunyi pertanda jam pelajaran dimulai.

Sebelum belajar di mulai, ibu guru wali kelasnya meminta sesuatu.

"Mike, kamu perkenalkan diri kamu ya," kata bu guru wali kelasnya.

"Baik bu," jawab Mike dengan sopan.

"Selamat pagi teman - teman, saya Mike pindahan dari sekolah internasional di Swiss, " perkenalan Mike di selimuti dengan tatapan dingin dan sinis pada Ayana yang saat itu melihatnya. Ayana yang menyadari hal tersebut menjawab tatapan sinis Mike dengan senyuman manisnya.

"Dasar bodoh, " ucap Mike dalam hati.

"Idih itu anak baru sok kecakepan anjirrr anjirrr... " umpat siswa lainnya di kelas Ayana.

"Ihhh gilaaaaa keren banget...matanya sangat indah, " bisik beberapa siswi di kelas Ayana.

Ayana merasa ingin mengenal Mike. Ia sangat penasaran dan ingin berkenalan dengan Mike. Karena itulah Mike mulai mengerlingkan matanya saat melihat Ayana.

"Mike, kamu duduk di samping Ayana ya, " perintah guru pada Mike.

"Baik bu," jawab Mike dengan sopan.

"Hai Mike, kenalin aku Ayana," suara Ayana yang khas dengan nada yang riang.

"Yup! Gw Mike, " jawab Mike dengan nada datar dan tatapan dingin.

Sepanjang pelajaran Ayana terus saja mengajak Mike bicara, entah itu soal pelajaran, hewan, ataupun tumbuhan bahkan kegiatan kesehariannya sendiri.

Ayana dikenal semua orang dengan kepribadiannya yang menyenangkan dan suka berkenalan dengan orang baru tanpa rasa ragu. Dia juga penyayang hewan. Setiap pulang dari sekolah, Ayana selalu mampir ke hutan kecil di dekat rumahnya. Tujuannya untuk memberi makan dan minum kucing liar atau anjing liar yang ia temui. Kebiasaannya itulah yang membuat orang - orang menyebutnya sebagai manusia berhati malaikat.

Sepanjang pelajaran Ayana sebisa mungkin mengajak Mike berteman dengannya. Mulai dari pinjam meminjam barang ataupun bertanya mengenai pelajaran yang belum dipahami.

Bahkan saat jam istirahat tiba, Ayana menawarkan makan bersama dengan Mike di kantin.

"Hmm.. Mike, mau makan bareng di kantin? " tanya Ayana.

"Gak, gw kenyang, " balas Mike dengan cekatan.

"Oh.. Ok ok, " sahut Ayana santai.

Ayana memutuskan makan bersama dengan sahabat lelakinya. Jonathan namanya. Mereka sudah bersahabat cukup lama dan tentunya sangat mengenal satu sama lain entah dari kebiasaan dan kepribadian.

Bel istirahat berakhir dan saatnya lanjut kembali untuk pelajaran.

Tidak terasa bel pelajaran berakhir berbunyi. Ayana segera bergegas pulang membeli makanan untuk anjing atau kucing liar yang ia temui.

Dalam perjalanan pulang, ia bertemu dengan sahabat perempuannya. Leona panggilannya.

"Ayanaaa!! tunggu dong.. " teriak Leona dari belakang Ayana

"Iyaaa.. Ada apa Na? " jawab Ayana dengan kebingungan

"Kamu udah selesaikan PR ku yang harus dikumpulkan besokkan? " tanya Leona dengan tatapan mata tajam disertai jari telunjuk yang menunjuk pada Ayana.

"Oh. Sudah kok Na, ini.. Maaf aku lupa memberikannya padamu tadi, " jawab Ayana dengan memberikan PR Leona dengan tersenyum lebar.

"Yaudah makasih, " jawab Leona dengan senyuman palsu dengan nada datarnya.

Yah seperti itulah Ayana. Kelemahannya adalah terlalu baik hati pada orang lain. Walaupun ia sadar hanya dimanfaatkan oleh sahabatnya sendiri, tetapi ia malah tulus selalu membantu Leona. Hmm... Entahlah.

Di saat ia di hutan kecil yang tidak jauh dari jarak rumahnya, ia bertemu dengan Jonathan sahabat lelakinya.

"Yan.. Sibuk banget sih sama kucing liar hehe," kata Jonathan sambil menepuk pundak Ayana dari belakang.

Sontak saja Ayana terkejut menoleh ke arah Jonathan.

"Duh kaget tau. Udah gak usah banyak omong, bantuin gih sebarin ini makanan ke kucing sama anjing liar di sekitar sini, " jawab Ayana dengan menodongkan makanan hewan yang telah di belinya kemarin sore.

Usai mereka memberi makan anjing dan kucing liar, mereka segera pulang ke rumah masing - masing.

"Bye Jo! Sampai jumpa besok, " ucap Ayana sambil melambaikan tangannya pada sahabatnya tersebut

"Bye Yan! Sampai jumpa nanti kali.. Gw nanti main ke rumah lu, kan gak ada tugas," kata Jonathan dengan nada ringan dan menghibur.

"Ok. Aku tunggu, " jawab Ayana dengan riang dengan berpikir dirinya akan terhindar dari kesepian.

Pada saat Ayana telah tiba di  rumahnya, ia menemukan kotak hadiah putih besar yang dipita oleh pita warna merah. Dan diberi kartu yang dikaitkan di pitanya. Ayana mengetuk - ngetuk kado besar tersebut dan mendengar suara nafas yang memburu. Kotak besar tersebut uniknya dilengkapi beberapa lubang kecil di salah satu sisinya.

Ayana sangat penasaran, hanya saja ia takut dan pada akhirnya tidak berani melihat isi kotak tersebut. Gadis pecinta hewan tersebut bertekad untuk tidak akan membuka sebelum Jonathan datang ke rumahnya. Ayana hanya membawa benda itu tersebut masuk ke dalam rumah mewahnya.

Tok..tok..tok

Suara ketukan pintu Ayana.

"Ayanaa.." suara Jonathan dari luar rumahnya.

"Oh.. Iya masuk aja Jo, gak aku kunci, "jawab Ayana dari dalam rumahnya

Jonathan segera masuk untuk menemui Ayana. Ia terkejut setelah melihat Ayana memegangi sebuah kotak hadiah putih yang besar.

"Sini Jo, kamu tau gak ini dari siapa? Aku lihat kok gak ada nama pengirimnya sih," tanya Ayana pada Jonathan.

"Sini coba gw lihat," jawab Jonathan sambil menyeret kado tersebut.

"Eh Yan berat juga.. Apaan sih ini.. Kok ada suara nafas " ucap Jonathan sambil melebarkan matanya dan menatap pada kado tersebut.

"Apaan yaa.. Buka aja deh sama - sama, " jawab Ayana sambil membuka simpulan tali merah pada kado tersebut. Sebelum membukanya ia membaca kartu yang bertuliskan

"Jaga baik - baik dan jangan memberikannya pada siapapun" -seseorang

Dengan cekatan Ayana dan Jonathan segera membuka kadonya dan yapp..

"Jo.. Lihat?!" teriak Ayana dengan bahagia bercampur rasa terkejut dan keheranan.

Dan yang Ayana lihat adalah seekor anjing tekel berwarna putih yang memiliki lensa mata berwarna merah. Yah..bagi orang umum tentu tidak akan pernah melihat anjing seaneh dan seunik ini. Terlihat mengherankan namun menggemaskan.

"Lucu anjingnya nih. Lu pelihara aja deh, nanti semisal butuh bantuan, gw selalu siap," kata Jonathan mendukung niat memelihara anjing tersebut. Ayana sekaligus senang mendapat teman kecil disisinya, tetapi disisi lain Ayana merasakan keanehan anjing tersebut. Dilihat saja dari karakter fisikpun, anjing itu lebih aneh dari anjing tekel lainnya. Tapi tidak masalah bagi Ayana.

Setelah melihat - lihat anjing tersebut, Jonathan dan Ayana melakukan interaksi kecil pada umumnya sebagai tanda perkenalan. Dimulai dadi endusan yang dilakukan anjing tersebut sampai menjilat tangan Ayana dan Mike. Anjing albino tersebut melompat dan berlari ke setiap sudut ruangan Ayana. Entahlah apa yang sedang dipikirkan anjing tersebut.

"Anjingnya super aktif banget Jo, " kata Ayana sambil memandangi anjing barunya.

"Biasanya seru kalo diajak main dan berkegiatan luar rumah, " jawab Jonathan.

"Iya juga sih, semoga aja aku sempat ajak dia main ke luar rumah, " sahut Ayana.

"Ntar gw temenin kalo sempat, " ucap Jonathan.

Ayana dan Mike lanjut berbincang sambil memberi makan anjing albino tersebut.

Hari sudah petang, waktunya Jonathan berpamitan pulang pada Ayana.

"Yan.. Gw pulang dulu. Kalo butuh sesuatu telpon gw, " pamit Jonathan dengan mengusapkan telapak tangannya pada kepala Ayana.

"Eemm.. Iyaa Jo. Hati - hati ya.. " jawab Ayana dengan pipinya yang bersemu merah muda.

Jonathan tiba - tiba mendekati Ayana dan terus mendekat sampai Ayana berada di posisi maksimal di sudut ruang tamunya.

"Hmmm.. Jo ngapain? " tanya Ayana yang kebingungan.

Tak lama kemudian Jonathan memberikan kecupan manis di kening Ayana sambil berkata "Goodbye.. Yan,"

Ayana tidak tahu harus berkata apa dan hanya bisa melihat Jonathan mengendarai kendaraan bermotornya untuk pulang ke rumahnya.

Ayana masih tidak menyangka mengapa sahabatnya bertingkah seperti itu padanya. Ia hanya melamun. Ayana menepis lamunan anehnya dari benaknya. Ia mencoba berpikir positif mungkin Jonathan benar - benar menyayanginya sebagai sahabat dan sedekat hubungan adik dan kakak.

Ia terdiam dan termenung. Kakinya berjalan mendekati jendela yang menampilkan pemandangan hujan deras.

Tiba - tiba ia merasakan sebuah jilatan kecil di kakinya. Apakah itu? Siapa yang melakukan hal itu?

Oh ternyata anjing tekel albino tersebut. Tatapan anjing itu sangatlah tajam dan seolah - olah berkata 'aku sangat jijik menjadi peliharaannu tapi itu keharusanku'

"Hmmh~ anjing kecil yang keren...Umm tidak, kau itu sangat manis, kau mau apa manis?" tanya Ayana dengan nada lembut pada anjing tekel tersebut.

Kemudian Ayana menggendong anjing tersebut di pangkuannya.

"Sudahlah bilang saja kau juga ingin melihat hujan denganku, " kata Ayana sambil mengelus kepala anjing tersebut.

"Huh sial, mengapa ia bersikap sok akrab seperti ini, " umpat anjing tekel tersebut dalam hati.

"Oh iya, aku punya kalung anjing. Daripada mubazir mending aku pasangin ke kamu, " ucap Ayana sambil memasangkan kalung tersebut pada leher anjing barunya.

"Sial, gw benar - benar seperti hewan peliharaan sekarang. Gw akan lepas benda nista ini di saat yang tepat, " batin anjing albino.

Malam telah tiba. Bulan dan bintang mulai menampakkan cahayanya masing - masing. Kini langit sungguh gemerlap dan berirama.

Ayana segera bersiap untuk tidur malam dengan nyenyak bersama dengan anjing tekel barunya.

"Hei albino kesayanganku, kamu disini dulu ya, aku akan mencuci wajahku terlebih dahulu, " kata Ayana sambil menepuk lembut kepala anjing tekkelnya.

Saat memasuki kamar mandi untuk mencuci muka, anjing barunya langsung saja membuat ulah di ruang belajarnya. Satu per satu buku novelnya disobek oleh anjing tersebut tinta pulpen dan spidol berceceran ke segala arah hingga mengotori kamar  Ayana. Kini tembok Ayana yang semula berwarna cream berlukiskan motif abstrak.

"Dasar sialan, aku sangat ingin menghajarmu, aku benci dengan sifat manismu yang menjijikkan," ucap anjing tekkel tersebut di dalam hati sambil terus menggigit buku majalah kesayangan Ayana. Ia membawa sebuah kertas yang terkotori oleh tinta ke kamar mandi.

"Oh hei!  Apa yang kau lakukan?? Kenapa kau sangat nakal. Lihatlah ini sangat kacau, baiklah jika itu maumu aku menganggap ini adalah sebagai tanda kenal kita lebih lanjut, " jawab Ayana sambil tersenyum kecil menggoda si anjing tekkel barunya.

Ayana langsung segera membersihkan sobekan - sobekan tersebut dan mengelap tinta - tinta yang bercecer sebagian di lantai. Sebagian noda susah untuk di bersihkan. Pembersihan noda - noda tersebut dilakukan dengan ketulusan hati Ayana.

"Kenapa gadis bodoh itu tidak memarahiku dan memukulku? " batin anjing tekel albino.

"Sepertinya kau hiperaktif ya.. Pasti nutrisimu sangat bagus saat bersama majikan lamamu," kata Ayana menatap anjingnya yang berdiri di sampingnya.

"Sialan kau!" umpat anjing tersebut dalam hati.

Hap!! Ayana dengan cepat menggendong anjing tersebut dan memandikannya.

Ayana mulai menurunkan anjingnya di bawah showernya. Ia mulai menyiram pelan anjing tersebut dan memberi shampoo pada bulu halus anjing tersebut. Tak lama kemudian anjing tekel tersebut mulai berontak.

"Hei sini kau... Masih banyak busa shampoo di badanmu anjing kecil, " kata Ayana yang sedang memegang shower.

"Sial perih sekali mataku," (dalam bahasa anjing sehingga terdengar seperti anjing yang sedang menangis)

"Tuh kan.. Nurut dong," ucap Ayana sambil menggendong anjing tersebut. Setelah bersih, gadis periang terdebut mengeringkan bulu - bulu anjing tekkel nya.

Membersihkan segala kerusuhan yang dibuat peliharaan barunya itu memakan banyak waktu Ayana. Apalagi harus dengan memandikan anjing hiperaktif. Hari semakin gelap, angin menjadi sejuk. Rasa kantuk menyerang Ayana. Tidak terasa Ayana dan anjingnya tertidur bersama di bath up miliknya.

Aiyaya cari kutu kupret aiyayaya cari kutu kupret~ hp Ayana berdering sangat kencang di ruang santainya. Ia pun segera bangun.

"Haaa!??sialannn ini sudah jam 6 pagi aku belum siapin pelajaran hari ini lagi, ditambah lagi belum mandi," gumam Ayana sambil menyiapkan segala perlengkapan sekolah.

"Yahh anjingku belum bangun lagi, " kata Ayana sambil menggendong anjingnya.

Tidak lama saat di gendongannya, anjingnya turun dan berlari ke ruang tamu.

"Bagus, jangan buat onar, aku akan segera mandi,"  kata Ayana sambil menyiapkan seragamnya.

Selesai mandi ia langsung memberi makan anjingnya di mangkok merah agar nanti tidak kelaparan saat di tinggal ke sekolah.

Usai memberi makan anjing albinonya, ia memilih berjalan kaki untuk lebih menikmati pagi yang sejuk sebagai penghilang penat.

Sesampainya di sekolah, Ayana duduk terdiam karena terlalu lelah mengurus anjing barunya tetapi sekaligus ia bahagia karena ada penghalang kesepian di hidupnya. Jonathan yang baru datang dari perpustakaan segera menemui Ayana.

"Hai Yan, gmn anjing baru lu, seru ga? " tanya Jonathan dengan nada riang.

"Seneng sih cuma dia luar biasa aktifnya, sampe berantakin ruang belajarku, " jawab Ayana dengan nada lelah.

"Nah.. Lu butuh bantuan artinya.. Gw akan sering - sering ke rumah lu abis gini," kata Jonathan sambil mengusap kepala Ayana dan menatapnya dengan tatapan yang hangat.

"Hmmm gausah Jo, nanti kalau udah lama mungkin dia lebih baik, kan dia masih adaptasi, " jawab Ayana terbatah batah sambil mengingat kejadian kemarin sore.

"Btw hari ini kan praktek penjasorkes badminton, lu bawa raket gak? " tanya Jonathan sambil duduk di sebelah Ayana.

"Hah?! Jadi hari ini? Yah aku gak bawa,,aku harus minjem siapa nih. Temen - temen juga bawa 1 semua dan kelas lain gak ada pelajaran penjasorkes lagi, " jawab Ayana dengan kebingungan dan khawatir.

"Sans..Nih pake raket gw aja, " jawab Jonathan sambil memberikan raketnya.

"Nanti kamu gimana prakteknya?? " tanya Ayana.

"Kan bisa ijin gurunya buat gantian, udah lu bilang aja kalo gw yang gak bawa," jawab Jonathan memaksa Ayana untuk berbohong.

"Tap---" belum selesai Ayana berbicara, Jonathan sudah membungkam mulut gadis itu dengan sesuap es krim vanilla nya dari dalam tasnya.

"Ssst.. Lu diem aja nurut sama gw, " kata Jonathan sambil mengedipkan salah satu matanya dengan senyuman manis menatap Ayana dengan sangat dekat.

KRING. ...KRINGGG.... KRINGG!!!!

Bel sekolah pun berbunyi. Sekarang waktunya praktek badminton. Semua siswa dan siswi sekelas Ayana segera berbaris untuk absen di lapangan. Setelah absen, dilanjutkan dengan pemanasan. Jantung Ayana semakin berdegup kencang karena gugup yang tidak terkontrol.

Jujur saja Ayana sangatlah tidak mampu dalam pelajaran penjasorkes. Bahkan dia juga tidak mampu menyelesaikan semua bab praktek dengan nilai pas kkm. Kecuali dengan bab senam irama, Ayana jagonya.

"Leona.. Gimana nih.. Aku gabisa apa - apa di sini? " keluh Ayana pada sahabatnya.

"Udah santai..kan emang lu gabisa apa - apa weks! Gagaga canda kok," jawab Leona dengan mengerlingkan matanya.

"Apaan sih lu! Sahabat kok malah ngeruntuhin semangat Ayana!? " bentak Jonathan yang kesal melihat hal tersebut.

"Udah.. Gapapa kok Jo, lagipula Leona kan cuma bercanda, " jawab Ayana dengan nada lemah karena gugup dengan prakteknya.

"Nomor absen selanjutnya.. Ayana.. " kata bu guru memanggil Ayana untuk praktek badminton. Sedangkan lawannya adalah preman kelas yang sangat kasar dan hobi merendahkan yang lemah.

"Yaelah bro.. Lawan gw keset wc, hahahaaha, " remeh preman kelas dengan menatap teman - temannya. Mereka tertawa terbahak - bahak. Tidak terkecuali dengan Leona.

Babak 1 terlewati. Ayana terlihat lelah dan bercampur rasa malu. Bukan sekali dua kali ia dipermalukan seperti ini.

"Kasihan woi.. kasih kendor napa, " celoteh teman lawan bermain Ayana.

"Ngalahpun juga gw yang menang, hahaha, " tawa si lawan.

Score demi score Ayana mengalami kekalahan sampai ia merasa dehidrasi. Ia sangat lelah. Belum lagi diejek bertubi - tubi oleh lawannya.

Jonathan berada di sekitar lapangan mulai menahan percikan amarahnya saat Ayana diremehkan oleh lawannya.

Drap... Drap...

Langkah Ayana mulai tertatih - tatih dengan keringat bercucuran dan mata yang seolah menunjukkan perasaan menahan malu dan kelelahan.

"Bu.. Saya ijin menggantikan Ayana. Ibu boleh menambahkan nilai saya ke nilai Ayana saja," ucap Mike dari lorong menuju lapangan.

"Ya sudah ibu ijinkan tapi untuk kali ini saja," kata ibu guru.

Seluruh siswi sekelas Ayana terkejut, mengapa Mike setampan itu mau membela Ayana.

"Halah krupuk lu! Palingan juga kalah kaya si gadis sok lemah lembut itu, " ujar lawan Ayana. Seluruh teman lawannya Ayana tertawa kencang.

"Yaampun orang cantik mah bebas, " ucap Leona memulai gosip dengan siswi lainnya.

"Cantik darimana? Pencitraan mulu yang ada, hahahaa, " sahut siswi lainnya.

"Ehh jangan gitu, ntar di labrak sama para cowonya lohh guys, " sahut Leona sambil tertawa.

"Ssstt jangan berisik, nanti ibu minus loh, " sahut bu guru menenangkan Leona dan siswi lainnya.

Pertandingan kembali dimulai.

"Sudah tutup mulut sampahmu itu, kita buktikan di permainan ini, " kata Mike dengan tegas. Sontak membuat para siswi terpesona.

Ayana hanya bisa duduk di temani oleh Jonathan yang membawakan keperluannya.

Untuk 5 score pertama si preman kelas memenangkannya dan tertawa terbahak - bahak sambil mencaci - maki Mike.

"Aku baru tahu kalau di bumi yang fana ini masih banyak orang yang tidak sadar dirinya hanya butiran debu di hadapan maut, " batin Mike.

Pertandingan terus berlanjut.

Babak berikutnya Mike benar - benar bak pangeran neraka pembawa maut.

"Diamlah para cecunguk, aku akan membalas kalian, " ucap Mike kesal dan dipenuhi amarah.

Mata dingin Mike berubah menjadi mata yang kejam. Sekejam ingin membunuh korban dengan sebringas mungkin.

Dan dengan kemampuan seorang pangeran neraka, Mike mengalahkan lawannya tanpa bergerak terlalu banyak. Dengan satu langkah dan ayunan saja si lawan terjatuh berkali - kali mengejar arah kock tersebut.

"Mikee semangattt!! " teriak para siswi di sekitar lapangan.

"Sial kau! Mahkluk sialan!" ujar si preman kelas dengan menahan rasa malu di depan semua orang.

"Apa?! Malu?! Hahaha cecunguk sepertimu bukanlah tandinganku, ingat itu! " jawab Mike dengan tertawa sinis pada preman kelas tersebut.

Para teman si lawan pura - pura tidak melihat. Sejujurnya mereka takut saat ada yang melawan atau menentang mereka. Apalagi seberani Mike.

Mike yang sedang terbakar amarah mulai mendekati lawannya. Begitu juga dengan lawannya.

"Ohh songong juga ya lu, masih penghuni baru udah mau jadi bos, " ucap lawannya dengan menatap remeh.

"Iya kenapa emang?! " jawab Mike menantang lawannya.

Lawannya menarik baju olahraga Mike.

"Apa lu?!" balas Mike dengan menarik baju olahraga lawannya juga.

Mike menarik baju lawannya dengan sangat kasar sampai - sampai badan si lawan terangkat dari permukaan lapangan.

Suasana di lapangan sekolah menjadi menegangkan. Sebagian siswi mengambil potret Mike. Tak sengaja suara pengambilan foto yang dilakukan sebagian siswi berbunyi lumayan keras.

Mike semakin geram mendengar suara pemotretan tersebut. Sebagai pangeran neraka terhormat, tentu saja ia merasa harga dirinya direndahkan. Dengan reflek ia melayangkan pukulan keras ke wajah lawannya. Ia juga membentak seluruh isi lapangan.

"Untuk apa kalian ambil foto? Kalian kira sirkus? " bentak Mike dengan melirik tajam setiap orang disana. Suasana mendadak menegang. Para siswi yang mengambil foto Mike segera menyembunyikan ponselnya di saku celana olahraga.

"Mike!! " bentak bu guru yang ingin melerai. Tetapi Mike tidak menggubris sama sekali. Bahkan ia masih ingin menghabisi lawannya.

"Dasar sialan!!! " teriak si lawan dengan bangkit dan ingin melayangkan pukulannya pada Mike. Mike yang tanggap segera menangkis pukulannya. Mereka saling beradu tatapan tajam di tengah lapangan yang diiringi matahari mulai terik.

"Kalian ya!! Sudah!! Ibu capek liatnya, "

"Heh! Anak baru aja sok jago! Urusan kita belum selesai, temui gw di gudang sekolah nanti, " ujar si preman kelas dengan membalas tatapan sini kepada Mike.

"Hei. Sudah.. Ayo letakkan raketnya giliran Jonathan yang praktek. Jika kalian tidak berhenti, saya akan laporkan ke wali kelas kaljan, " kata bu guru menenangkan suasana panas tersebut.

Mike memberikan raket tersebut pada Jonathan. Saat berbalik untuk duduk ia membuka kaosnya untuk mengelap keringat di dahinya. Perut seksinya terpampang jelas.

"Woahhhh.... Mike.... Sialan mengapa kau sangat mempesona, " teriak salah satu siswi di sekitar lapangan. Seketika seluruh siswi berteriak - teriak melihatnya. Mike berpikir Ayana bertingkah seperti yang lain. Ternyata Ayana malah sibuk dengan anak kucing liar yang tersesat di samping tempat di mana ia duduk. Mike mengabaikan Ayana dan memutuskan untuk menghibur diri dengan melihat murid lainnya bermain badminton.

Ayana merasa risih saat Mike bertindak kasar di lapangan. Ia memutuskan untuk duduk di tempat yang lumayan jauh dari lapangan tersebut.

Saat ia duduk datanglah seorang teman preman kelas tersebut, orang itu tiba - tiba menyiram Ayana dengan air yang sudah dicampur dengan tanah.

"Heii.. Apa ini? " kata Ayana menoleh ke atasnya.

"Hahahaa itu balasan buat lu, lu udah bikin bos gua malu! " jawab teman preman kelas tersebut.

Guru dan teman - teman sekelasnya tidak ada yang memperhatikan Ayana. Semuanya sibuk memperhatikan permainan tersebut.

Dengan cekatan teman - teman preman kelas tersebut menarik kedua tangan Ayana dan menutup mulut Ayana dengan sapu tangan sehingga saat ia berteriak tidak terdengar.

"Joo!!!!! Tolonggg!!!!! Siapapun tolongg!!!!! " teriak Ayana.

Ayana hanya bisa menarik - narik tangannya yang di pegang oleh mereka. Energi Ayana lama kelamaan habis untuk melawan. Ia hanya bisa pasrah.

"Kalian membawaku kemana?? " kata Ayana setelah dilepaskan di suatu ruangan teramat terpencil di belakang sekolah.

BRUAK

Ayana terdorong dan jatuh.

"A-apa ini?? " tanya Ayana panik.

.

.

.

.

Kira - kira apa ya yang akan terjadi selanjutnya?

avataravatar
Next chapter