8 TUJUH

     Malam kedua di California, aku masih belum bicara dengan Matt. Aku tidak menjawab pertanyaan Matt mengenai kata-kata ku tentang menyuruhnya kembali kepada istrinya. Sulit untuk menjelaskan pada diri sendiri jika Matt memiliki banyak wanita untuk menjadi pemuas dirinya.

     Matt tak terlihat seperti laki-laki berengsek jika berbaur dengan rekannya, dia hangat dan bersahabat. Tapi, bukankah penjahat juga pintar dalam menutupi jati dirinya?

     Matt terus memandangiku ketika aku tidak mendampinginya saat berada diantara tamu yang menghadiri garden party di acara event perusahaan rekannya, aku malas bergabung dengan Matt. Aku malas jika harus meladeni permainan Matt yang agresif di depan publik.

     Meski terkesan mesra dan romantis tapi aku muak dengan apa yang sedang terjadi. Selang beberapa menit Matt datang menemui ku dan mengajakku untuk bergabung, aku terpaksa menuruti keinginan Matt jika tidak dia akan berbuat kasar saat bercinta nanti.

     Tatapan yang selalu mengintimidasi otakku, tatapan yang mengerikan. Tapi entah kenapa aku membalas ciuman Matt waktu itu, aku tidak bisa mengartikan apa-apa dan itu hanya karena aku terbawa suasana,

     "Bertingkah manis lah Barbie, aku tidak suka melihat mu seperti itu!" Serasa sukar untuk menelan ludah, aku terdiam dan malas menjawab tuntutan perkataannya.

     AKU BUKAN HEWAN PELIHARAAN MU MATT!

     Matt tidak membiarkan aku melihat salju pertama di New York karena cuaca kali ini sangat ekstrim dan suhu di California lebih hangat. Aku masih memikirkan wanita sexi itu, apa dia benar Keira Swan? Si wanita yang sering Matt sebut saat sedang bercumbu dengan ku? Jika benar, aku akan meracuni mu Matt!

     "Aku lelah Matt, biarkan aku masuk kedalam" Aku beranjak dari tempat dudukku dan pergi meninggalkan Matt,

     "Tunggu Barbie! Aku ada sesuatu untukmu." Matt merengkuh bahuku dengan cepat.

     Dengan malas aku menoleh ke arah Matt, dia menggenggam tangan ku dan memakaikan sesuatu di jari manis ku,

     "Apa yang sedang kau lakukan Matt, aku masih memakai cincin pernikahanmu" mata indah itu hanya menatapku singkat dan mencium bibirku, dia membisu dan berlalu.

     Pria aneh, aku sulit memahami mu Matt.

[...]

     "Ayolah Baby, kau harus bangun sekarang! Istri Matthew McConaughey Morgan tidak boleh malas malasan!" Merasa terganggu dengan suara cempreng itu, aku bangun dan menilik sumbernya. Oh tidak! Ariel, kau mengusikku.

     "Bangun baby! Jangan membuat suamimu marah dan aku datang jauh-jauh dari New York hanya untuk dirimu" dengan tubuh berlenggok Ariel mendatangi letak tubuhku di atas ranjang.

     "Ini liburan musim dingin Ariel, jangan ganggu aku!" Tidak perduli dan Ariel menarik tanganku dan mendorong ku dengan paksa untuk masuk ke kamar mandi, ingin sekali rasanya aku menendang pantat banci bule itu.

     Dengan muka yang masih malas aku menghampiri Ariel, dan ia sangat kaget melihat rambutku yang terurai ke depan dan Ariel menebarkan beberapa umpatan khas orang bule yang membuatku semakin puas.

     Tanpa basa-basi Ariel mengeluarkan semua alat operasi untuk memoles wajahku,

     "Memangnya bosmu itu akan membawa ku kemana Ariel?" Sembari meneliti tentang pertanyaan, aku gusar akan sesuatu yang selalu membuatku tak mengerti apapun.

     "Hmmm, diam dan tenang saja baby. Aku yakin Matt akan terpana melihat kecantikan istrinya." Tak lama Ariel menyelesaikan tugasnya, dia sangat puas melihat hasilnya.

     "Baiklah, akhirnya aku akan memakaikan gaunmu. Mari aku bantu, baby," lelaki lembut itu mengusap tangannya dan menatap gaun yang ia bawa.

     "Biar aku yang membantu memakaikan nya!" Aku menoleh kearah sumber suara yang sangat aku kenal.

     Matt? Sudah berapa lama dia ada di belakangku? Oh tidak! Aku belum pernah memakai gaun dengan bantuan Matt.

[...]

     Matt meletakkan tanganku disela lengannya, dan mendatangi beberapa tamu undangan yang hadir. Banyak sekali hiasan-hiasan lampu silver menyerupai gaun yang aku kenakan, beberapa hidangan mewah ala California. Tapi aku tidak mengerti ada acara apa di sini? Aku sama sekali tidak melihat pasangan pengantin atau event, Matt membawa ku ke tengah-tengah para tamu undangan.

     Aku melihat beberapa pelayan berseragam hitam dan putih datang membawakan banyak bunga mawar merah dan bungkusan yang sangat besar,

     "Ada apa ini Matt?" Aku tidak mengerti dengan semua ini.

     "Ini semua untukmu Barbie, selamat ulang tahun" aku membuka mulutku tak percaya, seorang Matt tahu hari ulang tahunku? Apa aku sedang berkhayal lewat mimpi?

     "Kau? Kau tahu ini.... Aku__" Matt hanya tersenyum datar melihatku gugup, dan ia memintaku untuk membuka bungkusan besar itu dengan senyuman yang sangat membuat ku bahagia.

     Masih tetap tidak percaya dengan semua ini, aku pun membuka bungkusan besar pemberian Matt.

     Dan...

     Aku tidak bisa memalingkan pandangan dari semua ini, apa ini Matt??

     Bungkusan itu berisi nightgown dress transparent yang sangat mengerikan bagiku terpasang di mannequin?

     MATT..... KAU....... KAU SUNGGUH SIALANN!!!!!!!

     Aku memandang penuh malu kearah para tamu dan memandang marah Matt, dia hanya menatapku sinis dan menarik tubuhku lalu menciumku penuh nafsu. Aku mendorong tubuh Matt namun ia segera menarik tubuhku lagi agar mendekati tubuhnya,

     "Jangan macam-macam dengan ku Barbie, jika kau tidak ingin aku berbuat lebih jauh lagi" aku tidak mengerti kenapa Matt berbuat demikian, dia sangat membenciku.

     Pria licik ini tidak pernah memperlakukan aku layaknya seorang istri atau paling tidak perlakukan aku layaknya manusia. Apa karena aku telah menabrak mobil kesayangannya waktu itu? Tidak masuk akal.

     Anehnya para tamu undangan bersorak mengagumi kemesraan aku dan Matt, aku merasa muak dengan diriku sendiri. Aku ingin memaki diriku,kenapa orang yang berkuasa ini memandang ku sangat rendah? Mengapa harus aku?

     "Kalian sungguh romantis, aku kagum dengan pasangan ini" beberapa tamu mengatakan kagum dan iri, aku melihat mata Matt yang sangat puas akan hal ini. Mata itu benar-benar mematikan.

     SEMUA ORANG DI SINI BENAR-BENAR GILA, I HATE YOU MORE MATT!

avataravatar
Next chapter