2 SATU

Entah ilmu apa yang Matt gunakan sehingga aku tidak bisa menolak untuk ia nikahi. Ya, mungkin karena kebodohan ku sendiri yang sudah menandatangani surat perjanjian itu. Semenjak hari pernikahan yang tidak bisa diterima oleh nalarku sendiri hidupku bagaikan masuk ke dalam lubang tak berdasar. Sulit untuk menaikinya lagi.

Hidupku memang serba berserakan harta-harta Matt yang__jujur aku tidak bisa menghitung kan ke kurs rupiah__serba mewah dan memiliki nilai sangat fantastis. Blazers merk ambasador dunia yang bergelantungan di dalam ruang ganti, pakaian dalam milik designer terkenal dan tas-tas mewah yang seumur hidup aku habiskan untuk bekerja aku tidak akan mampu membelinya.

Tempat tinggal di dalam mansion yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku akan berada di bangunan dengan luas puluhan hektar, dengan sentuhan furniture mewah buatan Italia yang membuat rumah itu seakan mengerikan bagiku layaknya aura dari seorang Matthew McConaughey Morgan itu sendiri. Dia tidak pernah terlihat aneh di depan publik, bahkan Matt terlihat pria yang sangat lembut dan romantis, Matt selalu menciumi ku saat memperkenalkan diriku sebagai istrinya.

Aku benar-benar muak melihat realita ini dan rasanya aku ingin meludahi wajah suamiku sendiri, dia juga kadang terlihat sangat agresif menciumi bibir dan lekuk leherku penuh nafsu.

Matt pria yang sangat hangat ketika bertemu dengan rekan-rekannya dan tertawa lepas tanpa memperdulikan status mereka. Tapi lain halnya jika melihat ku, meski aku tidak menggunakan gaun yang sexy tatapan Matt sangat mengintimidasi otakku,

"Nanti malam jangan lupa dengan nightgown yang aku taruh di atas ranjang. Kau harus beraksi lagi Barbie!" Ucapan yang membuat telingaku bergidik jijik__dasar pria sialan kau Matt__.

Mengapa dia tidak mencari wanita lain yang lebih cantik dan seksi, ya aku juga tau pasti dia punya selir lain disana dan aku yakin dia mampu mendapatkan sepuluh kali lipat lebih hot dariku. Ya, mungkin karena aku terlihat bodoh untuknya sehingga lebih leluasa melakukan aksi sex nya yang aneh. Jujur bukan aneh seperti parafilia yang mengerikan, Matt masih normal melakukanya dengan wanita, tapi aneh bagiku di sini dia tidak pernah memanggil namaku atau nama sial dengan sebutan Barbie saat dia mencapai klimaksnya.

Dia memanggilku dengan nama wanita lain, dan setiap kali kita bercinta di lain kesempatan nama itu akan berubah. Tapi aku sering mendengar Matt memanggilku dengan nama Keira Swan. Aku tidak pernah ada rasa ingin tahu siapa Keira Swan itu, melihatnya diatas tubuhku saja sudah membuatku jijik. Yang sungguh ironisnya lagi setelah Matt menyetubuhi ku dia menyuruh photographer nya untuk memotret ku dengan nightgown yang aku pakai saat itu.

Benar-benar hidup macam apa yang sedang aku jalani ini? Aku ingin lepas dari belenggu cinta Matt yang mematikan tapi aku tidak pernah bisa.

***

"Aku tidak mau memakai pakaian itu, aku risih Matt." Bikini yang begitu mengerikan, aku kembalikan begitu saja.

"Aku yakin kau tidak akan menolak, jika mengingat akibatnya Barbie!" Ancaman yang selalu Matt layangkan seenak hatinya.

Hari ini Matt akan mengajakku berlibur ke kota Florianophólis, bagian tenggara ibukota Santa Catarina, Brazil. Aku harus membawa bikini yang baru saja Matt beri padaku dan harus memakainya saat di pantai nanti__sungguh mengenaskan hidupmu Can__.

Rasanya aku ingin menjambak rambut Matt yang selalu rapi dan dengan janggutnya tidak bisa menolak mata para wanita, ya tak terkecuali aku.

Pesawat pribadi milik Matt pun mengudara di atas bagian Amerika Selatan, panorama alam yang indah akan kita dapatkan setibanya di sana. Meski aku berada di atasnya, alam itu nampak kosong dan gelap bagiku__berlibur bersama pria yang tidak aku cintai__.

Matt terus memandangi wajahku, mungkin dia sedang membayangkan gaya apa yang harus aku suguhkan untuk melayani nafsu bejatnya. Aku pura-pura tidak tahu jika Matt sedang memperhatikan aku, sampai aku kaget dibuatnya. Dia menarik tubuhku ke atas pangkuannya dan menciumi bibirku dengan ganas.

Dia meremas buah dadaku dan tidak lupa menciptakan kissmark, oh Matt kau memang pria berengsek!

"Kau memang sangat cantik Barbie, aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhmu." Wajah terik Matt membuatku tertunduk.

Ya Tuhan, jika aku meludahi pria ini apakah dia akan membuat ku terjun bebas ke bawah?

Setelah cukup lama aku merasakan gejolak yang membuatku muak akhirnya pasawat pribadi Matt mendarat, di sana aku dan Matt disambut oleh beberapa orang penting dunia seperti Ellen, Hadid family Dan Oprah Winfrey. Aku sangat tidak percaya dengan apa yang aku lihat, terutama Gigi Hadid model papan atas Victoria secret ikut menyambut kedatangan ku. Benar-benar aku sudah menjadi kalangan atas yang disegani karena menjadi istri dari seorang konglomerat.

Matt terus saja memelukku ketika mendatangi beberapa tamu penting lainnya, aku terlihat seperti mannequin milik orang kaya yang sedang diperkenalkan secara publik.

Aku tidak dapat mencerna sedikitpun apa yang mereka bahas, karena aku sendiri tidak mengerti dalam hal bisnis. Cukup lama Matt menenteng ku kesana-kemari hingga aku merasakan sakit pada kaki ku karena terlalu lama berdiri.

"Aku ingin ke villa Matt, aku lelah" tak menunggu dapat ijin atau tidak yang jelas aku tidak mampu menahan rasa kantukku.

Aku disuguhkan kamar villa milik Matt yang menyatu dengan alam, tapi aku benar-benar lelah hari ini dan aku tidak akan membuang buang waktu untuk sejenak meregangkan otot-otot ku.

Perjalanan yang sangat melelahkan membuatku tidur cukup lama dan tidak menjawab panggilan dari Matt, ketika aku bangun betapa kagetnya Matt sedang duduk di sofa kamar tempat aku berbaring.

"Kau menghiraukan panggilan ku Barbie, apa kau ingin aku bertindak kasar kepada mu?" Oh tidak! Aku benar-benar tidak sengaja, walupun aku sangat benci terhadap Matt tapi aku selalu mengangkat panggilan nya walau terpaksa.

"Maafkan aku Matt, aku ketiduran dan tidak mendengar panggilan dari mu" tak menghiraukan permintaan maaf ku Matt langsung menarik tubuhku dengan kasar dan melepaskan semua pakaianku, aku tidak bisa melawan tenaga tubuhnya yang lebih besar dari ku.

"Aku mohon maafkan aku Matt, jangan lakukan itu. Aku___." Aku tidak mampu berkata apa-apa lagi karena sakit yang luar biasa.

Ketika benda padat berotot itu memaksa masuk ke dalam miss v ku, ia akan melakukan petting dengan sangat kuat dan akan melakukan cludding yang membuat semua tubuhku membiru karena remasan tangannya. Aku menangis tanpa ia perduli sedikitpun, dan tetap menikmati seluruh tubuhku tanpa ampun.

SIALAN KAU MATT, AKU INGIN MENCABIK-CABIK SELURUH WAJAH MU.

[...]

Malam ini aku tidak ke tempat hiburan malam mereka yang serba penuh dengan kemaksiatan, aku mengunci kamarku agar tidak ada yang masuk termasuk Matt. Aku pun menonaktifkan ponselku agar pria licik itu tidak bisa menghubungiku.

Dugaan ku benar, Matt berulang ulang memanggilku dari arah luar tapi aku hanya menangis tanpa memperdulikan suara panas itu. Tanpa waktu lama Matt dapat membuka pintu__aku lupa kalau villa ini miliknya__kamar dan masuk mendatangi tubuhku yang tengkurap di atas ranjang.

Sebenarnya aku panik jika nanti Matt akan berlaku seperti tadi siang. Tapi dugaan ku salah, Matt menggendong tubuhku keatas dan menciumi bibirku dengan lembut,

"Aku tidak suka jika ada yang melawan ku, termasuk kau Barbie," tatapan yang tak menyiratkan sesuatu, namun ucapannya selalu membuatku semakin ketakutan. "Aku tidak akan berbuat kasar jika kau menuruti semua keinginan ku!"

Dia mencium ku berkali-kali tanpa menghiraukan tanganku menghalanginya, 'apa aku harus menuruti semua permintaan yang membuatku tersiksa Matt? Aku seorang istri yang diperkosa oleh suaminya sendiri.'

avataravatar
Next chapter