77 Arc 3-3 Ch 5 - Kegagalan

Kalau ada yang aneh atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau ada bagian mengganjal, tanya langsung juga tidak apa-apa. Selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================

"Hiat! Hiat! Hiat!"

Sementara Ninlil berteriak setiap kali menyerang, Shinar terus mundur dan menghindar tanpa suara. Beberapa kali, Shinar merendahkan diri atau melangkah ke samping, menangkap serangan Ninlil, dan melemparnya. Namun, Ninlil tidak pernah berhenti. Dia berdiri lagi dan menyerang Shinar. Tendangan dan pukulan dilepaskan secara bergantian.

Sudah hampir tiga menit berlalu, tapi Ninlil belum mampu mendaratkan satu pun serangan ke tubuh Shinar. Kalau seperti ini, jangankan 10 serangan. Aku ragu dia bisa mendaratkan satu serangan.

Handphoneku berbunyi. Aku pun membuka layar handphone yang terkunci dan membuka email yang masuk. Pada setiap lantai, dipasang repeater yang kabelnya terhubung dengan lantai atas. Jadi, meskipun di bawah tanah, aku masih bisa berkomunikasi dengan dunia luar.

Aku membaca pesan yang berisi laporan. Dan, sesuai dugaan. Ada indikasi agen yang kurumahkan berkomunikasi dengan keluarga Alhold. Dan, bukan main, yang berkomunikasi dengan agen tersebut adalah Enlil, kepala keluarga Alhold.

"Kyaa..."

Teriakan lain terdengar. Refleks, aku melangkah ke samping, membiarkan Ninlil terbang melewatiku. Seperti sebelumnya, Ninlil langsung bangkit dan menyerang Shinar.

Pada email ini dicantumkan juga rekaman hasil penyadapan. Namun, untung aku tidak harus mendengarkannya. Orang yang mengirim laporan telah mengetiknya. Jadi, aku bisa membaca percakapan mereka. Kalau harus mendengarkan, terlalu lama. Kecepatan membacaku jauh lebih tinggi.

Dari laporan yang kubaca, Enlil dan agen yang kurumahkan sama-sama menganggapku sebagai gangguan. Mereka berdua sama sekali tidak bernegosiasi, seperti kalau aku tewas, apa yang akan didapatkan oleh keluarga Alhold? Begitu juga sebaliknya. Agen yang dirumahkan juga tidak mempertanyakan apa yang akan mereka dapat.

Intinya, mereka berdua sama-sama kesal dengan keberadaanku sampai lupa bernegosiasi. Apa mereka bodoh? Atau mungkin, saat ini, kedua belah pihak tampak seperti ingin bekerja sama tanpa imbalan, tapi sebenarnya, mereka sudah bersiap untuk mengkhianati pihak lain setelah selesai? Bisa jadi. Butuh lebih banyak bukti untuk bisa mendapatkan kesimpulan ini.

Selain itu, dalam laporan, ditulis juga kalau di sekitar jalan, agen dirumahkan sebenarnya sudah bersiap untuk menyerang kami dari samping. Namun, berkat Agade, hampir semua agen dirumahkan yang akan menyerang. Masih ada lima orang tersisa untuk diinterogasi.

Sebagai tambahan, kasus serangan terhadap keluarga beberapa bulan lalu kembali terulang. Kasus yang aku maksud adalah keluarga yang dibantai dan di dindingnya ditulis "you are no king", kasus dimana aku bertemu dengan Shu En pertama kali.

Dalam serangan semalam, semua orang yang berada di sekitar jalan telah dibunuh oleh agen dirumahkan. Mereka membunuh semua orang itu agar saat menyerangku tidak ada gangguan.

Agen dirumahkan hampir semuanya adalah bangsawan. Dan, untuk bangsawan dengan mental sampah, mereka cenderung menganggap nyawa rakyat jelata tidak berharga. Kalau bukti ini aku bawa ke Fahren, aku penasaran apa yang akan dia lakukan.

Kemungkinan pertama, Fahren akan menghukum bangsawan yang terlibat. Hukuman untuk bangsawan yang membunuh rakyat jelata tanpa alasan yang kuat adalah gelar bangsawan dicabut dan kepala keluarga dieksekusi. Ini lah yang dilakukan oleh Fahren ketika aku melaporkan bangsawan yang terlibat dalam serangan sebelumnya.

Namun, masih ada kemungkinan kedua. Jika serangan yang sebelumnya hanya melibatkan dua bangsawan, serangan kali ini melibatkan belasan bangsawan. Kalau Fahren langsung menghukum mereka semua, bangsawan yang lain akan merasa terancam. Jika hal itu terjadi, bangsawan yang lain akan bersatu dan melancarkan kudeta. Jadi, dia tidakakan menghukum mereka.

Mana yang lebih baik untukku? Jujur, aku lebih condong pada kemungkinan kedua. Kalau mereka melancarkan kudeta, ada kemungkinan aku bisa berhenti menjadi kepala intelijen dan bahkan tidak perlu menjadi Raja.

Namun, kemungkinan kedua memiliki risiko yang terlalu besar. Kalau bangsawan yang melakukan kudeta menganggapku sebagai musuh, mereka akan membunuhku.

Selain itu, nasib keluarga kerajaan pun tidak akan baik-baik saja. Laki-laki akan dieksekusi dan perempuan akan dijadikan istri atau budak bangsawan lain, tidak terkecuali Emir, Jeanne, dan Tuan Putri Yurika.

Melihat kondisinya, kemungkinan pertama lebih aman untukku.

Aku melihat arloji di tangan kiri. Sudah 10 menit berlalu. Aku sengaja memberi waktu tambahan. Namun, sayangnya, Ninlil belum mampu mendaratkan satu pun serangan. Nafasnya tersengal-sengal dan badannya penuh dengan keringat. Membuat kemeja biru mudanya hampir tembus pandang.

Untung laki-laki di tempat ini hanya aku, kakaknya. Kalau ada laki-laki lain di tempat ini, aku terpaksa mengusir orang itu sekarang juga.

Apa aku terlalu keras? Tidak! Ini demi keamanan dan kebaikan Ninlil juga. Aku tidak boleh mundur sekarang.

Di lain pihak, meski tersengal-sengal, keringat Shinar masih normal. Pakaiannya belum tembus pandang.

Hari ini adalah pertama kalinya aku melihat hasil latihan Shinar secara langsung. Dan, harus aku bilang, dia berkembang jauh sejak pertama aku melatihnya.

Di saat pertama, Shinar bahkan tidak mampu menyelesaikan setengah dari menu latihan. Sekarang, dia bisa menyelesaikan menu latihan dengan mudah dan cepat. Dari yang sebelumnya tidak bisa selesai, sekarang bisa selesai di angka 20 menit.

Plok plok

"Oke, waktu tes sudah selesai." Aku tepuk tangan. "Kesimpulan, Ninlil, kamu gagal."

Ninlil tidak benar-benar mendengarkanku. Dia tergeletak di atas plester berusaha menangkap nafas, mengumpulkan nyawanya. Matanya pun kosong.

"Yah, kalau kamu mau, aku bisa memasukkanmu ke kelas A sekolah intelijen dengan Shinar sebagai seniormu."

"Hah, hah, ya, hah, aku mau...."

Ninlil tidak dapat menjawabku dengan lancar.

Aku menarik aura haus darah yang kupancarkan. Setelah aura haus darah menghilang dari udara, nafas Ninlil terlihat lebih ringan. Pergerakan naik turun dadanya lebih lambat dari sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada Shinar, tapi dia masih berdiri.

"Shinar, hasil latihanmu sudah tampak. Dan kamu juga telah membuat keputusan yang bagus. Dalam pertarungan ini, kamu hanya perlu bertahan dan menghindar, tanpa perlu menyerang. Dan kamu berhasil menyadarinya. Oleh karena itu, kamu bisa menghemat stamina. Kerja bagus."

"Ya! Terima kasih!"

Shinar menjawabku dengan lantang dan bahagia.

"Ninlil, aku tidak tahu kamu belajar bela diri dimana, tapi kamu melakukan banyak gerakan yang sia-sia, terutama teriakan pada setiap serangan. Setiap teriakan memang dapat menghasilkan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar, tapi sisi buruknya staminamu akan cepat habis."

Tidak ada respon dari Ninlil

"Selain itu, kamu terlalu fokus menyerang. Aku tidak mendengar satu pun ejekan atau provokasi agar Shinar menyerang. Tambahan, tatapan matamu menunjukkan jelas kemana kamu akan menyerang. Kamu terlalu lurus. Kalau aku menerimamu begitu saja, misi pertamamu akan menjadi misi terakhirmu. Dan, aku tidak mau hal itu terjadi."

"Ba, baik..."

Di awal tes, Ninlil adalah pihak yang bersemangat dan menjawabku dengan lantang sedangkan Shinar tidak menunjukkan gairah. Sekarang, posisi berbalik.

Kalau pun aku meneruskan ucapan, aku ragu Ninlil akan bisa mendengar ucapanku dengan baik. Ya sudah. Aku akhiri saja di sini.

"Shinar, kamu tunggu Ninlil ya. Kalau dia sudah bisa jalan, bawa dia ke kantorku."

"Siap!"

Aku berbalik, meninggalkan Shinar dan Ninlil.

***

Sial! Sial! Sial!

Kenapa? Kenapa kamu tidak mau menerimaku, kak? Kenapa?

Aku hanya bisa diam tergelak di atas beton yang dingin ini. Ini tidak sesuai rencana. Sama sekali tidak sesuai. Kenapa begini?

Sejak kecil, aku sudah mengasah pengendalian aluminiumku. Bahkan, aku sudah mampu mengalahkan pengendalian ayah. Selain itu, aku juga sudah berlatih bela diri secara diam-diam.

Awalnya, aku ingin melindungi kakak dari keluarga Alhold. Namun, sebelum aku sempat melakukan itu, ibu sudah bertindak dan memilih pindah rumah.

Meski demikian, aku tidak menyerah. Mengingat kakak tidak memiliki pengendalian, aku berpikir kakak tidak akan bisa bertahan di dunia.Oleh karena itu, dengan pengendalianku, aku akan mendapatkan pekerjaan dengan banyak uang dan menghidup kakak juga.

Namun, belum sempat aku mewujudkan tujuan itu, kakak justru memenangkan Battle Royale dan mendapatkan uang setiap bulan tanpa perlu bekerja. Aku tahu kakak kuat, tapi aku tidak menyangka kakak dapat memenangkan Battle Royale tanpa kehilangan HP sedikitpun.

Aku masih belum menyerah dan terus mengasah pengendalian dan kemampuan bela diri. Aku yakin jalan akan muncul bagi orang yang bersabar. Dan, jalan yang kutunggu akhirnya muncul sebulan yang lalu.

Saat itu, tiba-tiba, Kak Emir dan Kak Inanna menawarkan sesuatu padaku. Mereka bilang ingin mengetahui rahasia terbesar kakak, yaitu bagaimana awal kakak terjun ke dunia pasar gelap. Dan, aku sama sekali tidak mengira kalau ternyata kakak sudah terjun di pasar gelap lima tahun lebih.

Dulu, meski kakak sempat berjanji akan mengenalkan perempuan bernama Tasha itu, aku sama sekali tidak menduga musibah yang menimpanya. Malam itu adalah pertama kalinya aku mengetahui alasan kenapa kakak membenci bangsawan dan kerajaan ini.

Setelah itu, dalam satu bulan terakhir, aku terus berkomunikasi dengan Kak Emir dan Kak Inanna. Kami tidak tahu apakah kakak mengetahui komunikasi kami atau tidak. Namun, selama Kakak tidak menegur, berarti kami aman.

Dalam sebulan ini, tanpa aku duga, ibu justru memberi tawaran untuk memberiku senjata. Saat ini, senjata yang bisa kugunakan dengan maksimal, dengan pengendalian aluminium, adalah tombak dan kabel. Oleh karena itu, aku meminta ibu membuatkan tombak dan kabel.

Semalam, akhirnya, aku beraksi setelah ibu memberi tahu kalau keluarga Alhold akan menyerang kakak.

Akhirnya! Akhirnya! Akhirnya waktu aku dapat membantu kakak tiba. Aku akan bisa melindungi kakak dari keluarga Alhold.

Aku sempat putus asa karena kakak mampu mengalahkan keluarga Alhold. Namun, aku langsung bergerak ketika om Chez menyerang kakak dari belakang.

Sayangnya, setelah itu, semuanya tidak berjalan seperti keinginanku. Ternyata Kakak mampu mengenalku dengan mudahnya.

Lalu, tadi pagi, Kak Inanna dan Kak Emir memberi saran agar aku bergabung dengan Agade. Karena Kak Emir dan Kak Inanna yang memberi saran, aku berpikir kakak akan menyetujuinya.

Ternyata tidak! Kakak menolak saran itu.

Sebuah harapan sempat muncul ketika Kakak memberi tes ini. Akan kubuktikan kalau aku kuat dan layak bergabung dengan Agade.

Namun, ternyata, harapan itu adalah harapan palsu. Jangankan 10 serangan. Bahkan aku tidak mampu mendaratkan satu serangan pun pada perempuan ini, Kak Shinar, yang baru menjadi murid Kakak selama satu bulan lebih.

Tanpa pengendalian, aku sangat lemah. Kakak sama sekali tidak membutuhkan perlindunganku. Kakak mampu hidup seorang diri.

Kakak....

Kakak....

"Um, Ninlil, kamu tidak apa-apa?"

"I...iya..."

Tanpa aku sadari, air mata sudah mengalir. Aku tidak mampu menjawab perempuan ini dengan benar.

Aku ingin ditinggal sendirian saja, tapi kakak menyuruh perempuan ini menungguku.

"Jadi, apa semua harapan dan keinginanmu dihancurkan oleh guru begitu saja?"

Aku tidak menjawab.

"Aku bisa bilang, beliau juga melakukan hal yang sama denganku. Tiba-tiba saja, beliau muncul dan mengambil alih agensi intelijen kerajaan. Bahkan, dia tiba-tiba mengabulkan keinginanku begitu saja, yaitu mempertemukanku dengan orang yang membunuh keluargaku."

Orang yang membunuh keluarganya? Apa perempuan ini juga korban keluarga Cleinhad?

"Meski aku sedikit bahagia karena guru mengabulkan keinginanku, tapi, entahlah. Aku tidak yakin. Guru tiba-tiba datang dan menunjukkan sebuah fakta yang tidak dapat aku terima."

Eh? Apa maksudmu? Fakta apa yang kamu maksud?

"Di saat itu, aku benar-benar bingung harus berbuat apa. Awalnya, aku ingin membombardir guru dengan pertanyaan. Namun, entah kenapa, cara guru memandangku membuatku tidak tega. Entahlah, seolah dia merasa bersalah. Lalu, kemarin, aku diberi sebuah fakta baru yang jauh lebih mengejutkan. Dan, kemarin juga, aku jadi paham kenapa Guru melakukan semua itu."

Aku tidak tahu perempuan ini bicara apa. Tidak jelas.

Aku duduk. Tanpa kusadari, nafasku sudah kembali normal. Air mataku pun sudah berhenti mengalir.

"Sebenarnya Kak Shinar mau bicara apa sih?"

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu," Kak Shinar menjawab. "Hanya saja, ketika melihatmu, aku jadi teringat ketika semua rencana dan keinginanku dihancurkan begitu saja oleh guru, yang adalah kakakmu. Namun, meski demikian, beliau memberiku tujuan baru. Tujuan lain yang bisa kulakukan. Jadi, mungkin, aku hanya ingin memberimu semangat."

Aku menghela nafas. "Kak Shinar payah dalam memberi semangat."

"Ahaha, begitu ya. Maaf."

"Tidak apa. Aku juga tidak–"

Tunggu dulu! Perempuan ini hanya murid kakak, kan? Sebentar! Sebentar! Aku harus memastikan.

"Maaf, Kak Shinar. Kak Shinar sekarang berapa tahun?"

"Eh? Tahun ini usiaku 17 tahun. Seharusnya, aku masih di tahun kedua sekolah kesatria. Namun, guru menyuruhku mengundurkan diri dan fokus pada latihan yang akan beliau beri."

17 tahun? Dia hanya dua tahun lebih muda dari kakak! Tapi, sebentar. Kak Emir dan Kak Inanna sama-sama lebih tua dari Kakak. Bahkan, Kakak sempat menaruh perhatian lebih pada tuan putri Yurika. Ya, benar! Selera Kakak pasti perempuan yang lebih tua.

Tapi, tidak ada salahnya bertanya.

"Kak Shinar. Menurut Kak Shinar, kakak orangnya seperti apa."

"Ung, bagaimana ya." Kak Shinar terdiam sejenak. "Orangnya tegas, tapi baik hati dan lembut. Beliau bisa mengetahui batasan tubuhku dan tidak memberi beban lebih dari yang bisa kuterima. Di saat latihan, beliau tidak segan memarahiku kalau aku berbuat salah. Namun, dia juga senantiasa memberi pujian kalau aku dapat memberi hasil positif, seperti tadi."

Kenapa aku hanya mendengar sisi baik Kakak saja? Tidak! Bukan hanya itu! Dia memberi jawaban dengan begitu lancar dan mata yang berbinar-biar. Aku bisa melihat dia tersenyum dengan begitu polos, seolah lega. Seolah dia sudah menanti pertanyaan itu. Tidak bisa aku pungkiri. Kak Shinar sudah terpesona oleh Kakak.

Apa Kakak berencana menambah jumlah istri? Tapi, bukankah kakak tidak suka repot? Dan, dulu, kakak bilang jumlah istri berbanding lurus dengan masalah. Kakak masih belum berubah, kan? Iya kan, Kak?

Tunggu dulu. Kakak menyuruh Kak Shinar di sini untuk menemaniku. Apa ini cara agar Kak Shinar lebih dekat denganku? Supaya aku tidak terkejut kalau Kakak mengenalkan Kak Shinar sebagai calon istri baru?

Tidak!

"Eh? Kenapa? Kamu kok tiba-tiba melihatku seperti itu?"

Aku langsung berdiri. "Aku sudah bisa berjalan. Ayo kita ke Kakak."

"Eh? Ah... oke."

Kak Shinar pun berdiri dan berjalan di depan, menunjukkan jalan.

Ini buruk. Kakak mungkin tidak tahu, tapi dia mudah dekat dengan perempuan. Bahkan, kalau aku ingat-ingat, semua orang yang ada di ruangan ini tadi adalah perempuan. Bahkan, ibu-ibu yang kemarin sempat bersama kakak. Belum lagi menghitung orang-orang di Agade.

Aku harus berada di dekat kakak!

Untuk sementara ini, mungkin hanya sebagai siswa kelas intelijen. Saat di kelas A, aku harus segera menjadi kuat agar diperbolehkan bergabung dengan Agade. Kalau aku bisa bergabung dengan Agade, aku bisa mengawasi kakak lebih sering.

Ya! Aku harus jadi lebih kuat!

Bersambung

============================================================

Halo Semuanya. Ini adalah kedua kalinya author menggunakan sudut pandang Ninlil. Di sini, kita bisa melihat skala prioritas Ninlil yang bisa dibilang terbalik dan berantakan, seperti ABG pada umumnya.

Lalu, dalam waktu dekat, ada kontrak novel author yang akan berakhir. Ditambah, komunitas tempat author bernanung, Hello Author, sedang dalam masa hiatus. Jadi, ada kemungkinan, Author akan update dua kali dalam seminggu. Masih kemungkinan, tapi Author benar-benar mempertimbangkan ini. 

Yah, mungkin, author baru akan melakukannya setelah selesai membuat 16 gambar ilustrasi untuk I am No King (8 ilustrasi untuk Arc 1 dan Arc 2) untuk comifuro. Dan, author sedang tidak mempertimbangkan cari jasa komis karena dompet yang tipis.

Dan, seperti biasa, Author ingin melakukan endorse pada artist yang gambarnya author jadikan cover, yaitu 千夜 / QYS3.

Kalau kalian membaca di komputer, di bagian bawah, di bawah tombol vote, ada tombol external link yang akan mengantar kalian ke page pixiv artistnya. Author akan berterima kasih kalau kalian press like di pixiv atau bahkan love.

Kalau kalian membaca lewat app, kalian bisa ke page conversation author. pada pinned post, author akan post link pixiv artistnya. Bisa banget dibuka pixiv pagenya, lalu like gambar-gambar yang ada di galeri.

Atau bisa juga kalian search twitternya. User Id artisnya @QYSThree

Terima kasih :D

avataravatar
Next chapter