82 Arc 3-3 Ch 10 - Ironi

Kalau ada yang aneh atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau ada bagian mengganjal, tanya langsung juga tidak apa-apa. Selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================

"Lugalgin adalah Sarru?"

Tanpa aku sadari, aku sudah mengucapkan kalimat tersebut. Bukan hanya aku, semua orang di ruangan ini juga mengatakan hal yang sama. Tidak terkecuali anak buah yang kami bawa.

"Kalian percaya pada rumor itu? Biar aku bilang sesuatu pada kalian." Ukin memberi penjelasan. "Lugalgin dan Sarru menggunakan peti mati sebagai kotak senjata. Mereka sama-sama menggunakan berbagai macam senjata. Dan yang terpenting, mereka tidak pernah menggunakan pengendalian."

"Tunggu dulu!" Karla menyela. "Sarru adalah inkompeten?"

"Kalian tidak tahu? Ah..." Ukin membuka mulutnya sejenak. "Iya, iya. Aku paham. Selama ini, orang yang berhadapan dengan Sarru pasti tewas. Ditambah lagi, kami juga diajari oleh Lacuna agar tidak terlalu bergantung pada pengendalian. Jadi, yah.... maaf ya. Aku lupa. Ahahaha."

Ukin mengatakan semua itu dengan enteng dan santai, seolah-olah dia tidak peduli dengan informasi yang baru saja diberinya.

Di lain pihak, bagi kami, setidaknya perwakilan Apollo dan Orion, informasi ini sangatlah penting. Jadi, rumor yang menyatakan Lugalgin adalah murid Lacuna adalah benar. Namun, rumor yang menyatakan Sarru adalah murid Lugalgin adalah salah.

Kalau dipikir baik-baik, seharusnya, kesimpulan dari informasi yang beredar merujuk ke situ. Namun, entah kenapa, rumor yang beredar justru menyatakan Sarru adalah murid Lugalgin. Apa ini berarti ada orang yang mengatur persebaran rumor tersebut?

Kalau pun ada yang mengatur persebaran rumor dan informasi, satu-satunya orang yang terlintas di benak adalah Lugalgin. Dia pasti tidak mau identitasnya diketahui oleh orang lain. Aku paham karena aku sendiri mengenakan topeng wajah yang terbuat dari silikon.

"Hah? Jadi kepala intelijen Kerajaan adalah pemimpin satu dari enam pilar? Kalau Yang Mulia Paduka Raja mengetahui hal ini, berakhir sudah kariernya di intelijen negara."

"Hahaha, cukup ironis kalau aku bilang," Ukin merespon. "Kalian bangsawan yang sekarang menentang Lugalgin, memiliki kekuatan dan posisi, berkat Lugalgin. Tidak. Bukan hanya bangsawan. Bahkan, organisasi pasar gelap mampu menguasai kerajaan ini, tidak ada perubahan posisi di enam pilar, dan juga banyak hal lain yang menguntungkan pasar gelap, adalah berkat Lugalgin."

"Apa maksudmu?" Aku bertanya.

"Kalian masih belum paham? Atau kalian menolak paham? Sekarang, aku tanya balik. Kejadian apa yang membuat intelijen kerajaan ini hancur, lalu keluarga Azzaha mengambil alih yang membuatnya menjadi sarana mencari pangkat? Di pasar gelap, kehancuran intelijen membuat kalian bebas, tidak terkekang kuota bulanan lagi."

Kejadian yang membuat semua itu terjadi adalah 1, tragedi keluarga Cleinhad. Ketika keluarga Cleinhad dibantai, semua hal itu terjadi secara beruntun. Tunggu dulu! Apa ini berarti–

"Ya," Ukin menegaskan. "Lugalgin, seorang diri, adalah pelaku di balik pembantaian keluarga Cleinhad, yang menyebabkan kalian semua bisa berada di sini. Jadi, ironis saja ketika kalian memusuhi orang yang telah banyak berjasa untuk kalian."

Kalau ucapan Ukin memang benar, ini bisa menjelaskan kenapa Akadia mau menerima tawaran Lugalgin dengan begitu cepat. Kemungkinan, Akadia tidak termakan rumor dan menarik kesimpulan Lugalgin adalah Sarru. Mungkin mereka sadar tidak bijaksana menjadikan orang yang membantai keluarga Cleinhad seorang diri sebagai musuh.

Apa ini juga yang membuat Quetzal dan Guan masih belum membuat keputusan? Apa mereka juga mengetahui hal ini? Mungkin. Namun, bisa saja mereka tidak mengetahuinya dan hanya bimbang.

Di lain pihak, laki-laki ini, Ukin, adalah sebuah wild card. Dia bisa membalikkan dan mengacaukan keadaan yang sudah ada. Dan, repotnya lagi, aku masih belum tahu motif Ukin bergabung dengan aliansi ini. Apa dia hanya ingin mengacaukan aliansi? Atau dia memang ingin melawan Lugalgin? Atau dia memiliki alasan lain?

"Karena dari itu, kalau kalian mau menyerang salah satu organisasi, aku sarankan Agade, bukan Akadia. Yah, meski aku tidak bisa menjamin kalian bisa menang sih."

"Ukin," Karla masuk. "Berdasar informasi yang kau berikan, dan caramu berbicara, apa Lugalgin benar-benar sekuat itu?"

"Dia sangat cerdik. Dia akan menghalalkan segala cara untuk mampu menang. Strategi yang dia buat dapat menghancurkan segala rintangan di hadapannya. Jadi, sebenarnya, dia tidak kuat, hanya licik. Ada alasan kenapa dia membawa banyak senjata. Itu adalah kesan yang dulu kudapatkan saat pertama dipertemukan dengannya."

Dulu?

"Namun, setelah satu atau dua tahun bersamanya, ternyata dia tidak sesimpel itu. Jujur, aku tidak menghitung berapa kali berlatih tanding menghadapinya. Dan, dalam semua latihan itu, dia tidak pernah sekalipun tampak terdesak. Sebuah senyum selalu terkembang di wajahnya.

"Aku sama sekali tidak pernah melihatnya menggertakkan gigi. Ekspresi paling terdesak yang pernah dia tunjukkan adalah datar, tanpa ekspresi."

This is not good. Tujuan kami membuat aliansi ini adalah untuk mengalahkan Lugalgin. Memang sih mendapatkan informasi seperti ini bisa berguna. Namun, di lain pihak, informasi ini bisa menakuti orang awam, seperti dua bawahan yang kubawa di belakang.

"Jadi," Enlil menyela. "Apa kau memiliki solusi? Apa kau sudah memiliki cara untuk mengalahkannya?"

Ketika Enlil bertanya, Ukin langsung menghentikan ceritanya. Dia menggaruk kepala dan menyandarkan punggung ke kursi. Tampaknya, Enlil juga belum memiliki solusi.

"Aku tidak peduli dengan apa yang telah dia lakukan atau hubungan kalian di masa lalu. Aku hanya ingin inkompeten itu tewas, titik!"

Berbeda dengan tiga pihak lain yang di sini, Enlil sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari tewasnya keluarga Cleinhad. Justru sebaliknya. Tewasnya keluarga Cleinhad membuat keluarga Alhold tidak mampu menjual anak-anak tak berbakatnya dengan harga tinggi. Mereka hanya mendapat harga yang rendah.

"Bagaimana kalau kita sandera ibu dan adiknya?"

"TIDAK!" Aku dan Karla menjawab dengan cepat dan tegas, menolak saran bangsawan.

Akui tidak menduga kalau kami akan sekompak itu. Pandangan kami bertemu sejenak dan lalu tersenyum.

Aku, sebagai seorang ibu, sama sekali tidak menginginkan hal itu terjadi padaku. Oleh karena itu, aku tidak akan menggunakan cara itu pada orang lain. Dan, mungkin, Karla memiliki jalan pikir yang sama.

"Aku setuju dengan dua ibu ini. Menyandera ibu dan adik Lugalgin adalah ide yang amat sangat buruk sekali." Ukin masuk. "Coba kau pikir, kenapa dia membantai keluarga Cleinhad? Jawaban yang mungkin hanya 1. Cleinhad menjual salah seorang yang dia kenal. Hanya karena hal ini. salah satu keluarga paling besar dan berpengaruh di Kerajaan Bana'an dibantai.

"Kalau sampai kalian menyandera ibu dan adiknya, yang pasti tidak akan kalian lepas begitu saja, aku yakin seluruh keluarga bangsawan yang berada di belakangmu akan tewas. Bukan hanya keluarga bangsawan, Apollo dan Orion pun akan menjadi target karena bersekutu dengan bangsawan ini. Dengan kata lain, semua orang di ruangan ini, beserta keluarga dan kerabat, akan dibunuh oleh Lugalgin."

Aku tidak menganulir ucapan Ukin. Kalau hal itu sampai terjadi keluargaku, aku juga akan melakukan hal yang sama. Tidak ada ampun untuk orang-orang yang macam-macam dengan keluargaku.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dari tadi, kau hanya mengatakan Lugalgin ini, Lugalgin itu. Aku butuh solusi! Aku mau inkompeten itu mati!"

"Yah, aku hanya memberi informasi dan mengatakan apa yang jangan dilakukan sih. Untuk apa yang bisa dilakukan, aku sendiri belum tahu. Dulu, dulu sekali, aku berpikir bisa membunuh Lugalgin dengan melempar gedung ke arahnya. Namun, sekarang, dengan adanya dua monster itu sebagai calon istrinya, aku ragu."

Enlil bertanya dengan menggebu-gebu. Namun, di lain pihak, Ukin merespon enteng, tanpa beban.

Dua monster sebagai calon istri, ya. Memang, Emir dan Inanna terkenal sebagai monster di dunia pasar gelap. Kemampuan bertarung mereka tidak terlalu hebat, kalau kamu bisa mendekat, besar kemungkinan kamu akan menang.

Pertanyaannya adalah, apakah kamu bisa mendekat? Mereka berdua mampu menghasilkan ledakan yang begitu besar. Kalau pun Ukin melempar gedung, dua monster ini bisa menghancurkannya dengan sangat mudahnya.

Selain itu, sudah setengah tahun lebih mereka bersama Lugalgin, yang adalah Sarru. Besar kemungkinan mereka dilatih Lugalgin untuk bisa mengatasi pertarungan jarak pendek. Kalau benar, mereka tidak memiliki kelemahan lagi.

Namun, entah kenapa, aku merasa ada yang aneh dengan laki-laki ini. Meski dia sempat menggaruk muka dan sedikit cemberut, aku bisa melihat ujung bibirnya sedikit terangkat. Dia, tersenyum simpul.

"Apa kamu benar-benar tidak ada solusi? Atau kamu tidak mau mengatakannya."

"Hehe, tajam juga persepsimu," Ukin menjawabku. "Mungkin ini agak naif, dan klise, tapi saat ini satu-satunya cara mengalahkan Lugalgin adalah memisahkan dia dari semua orang dan kita mengeroyoknya."

Kalau melihat informasi yang diberi oleh Ukin, cara itu memang benar-benar paling ampuh. Kalau Lugalgin bisa dipisahkan dari kedua calon istrinya, kita bisa melempar gedung atau apa pun ke arahnya. Namun, kita juga harus memastikan Lugalgin tidak bisa menghindar. Satu-satunya cara adalah dengan menahannya dengan bertarung melawannya.

Namun, tidak mungkin semudah itu. Di belakang Lugalgin ada Akadia, Agade, dan juga intelijen kerajaan. Kalau mau melawan Lugalgin tanpa gangguan, kami harus menahan mereka.

Empat organisasi enam pilar saling bertarung. Ditambah intelijen kerajaan yang berselisih, belum lagi masalah internal keluarga Alhold. Pasar gelap di ambang peperangan hanya untuk mengalahkan satu orang? Lugalgin benar-benar sosok yang berbahaya. Dan aku tidak bisa menyangka putriku jatuh hati pada laki-laki ini.

Ada ungkapan kamu tidak bisa menyalahkan seseorang tanpa menyalahkan orang tua dan lingkungan tempat dia tumbuh. Dengan menggunakan ungkapan ini, aku jadi penasaran apa yang dilakukan oleh Enlil sehingga Lugalgin menjadi sosok berbahaya seperti sekarang.

"Jujur, aku benci mengakuinya, tapi cara itu adalah yang paling masuk akal." Karla masuk ke pembicaraan. "Permasalahannya adalah, seperti yang kau ucapkan, Lugalgin terlampau kuat. Bahkan, dari ucapanmu, aku menduga dia tidak pernah benar-benar serius. Dengan kata lain kita tidak tahu batas kemampuannya.

"Belum selesai sampai di situ. Sekarang, walaupun mengeroyok Lugalgin, kita hampir tidak mengenal satu sama lain, kerja sama bisa dipastikan buruk. Kalau kita mengeroyok Lugalgin dalam kondisi seperti ini, kemungkinan kita menang justru lebih kecil daripada mengonfrontasinya sendiri."

Seperti ucapan Karla, bagaimana pun juga, kita semua berasal dari organisasi yang berbeda. Ditambah lagi, kami bukanlah orang baik-baik seperti di dongeng. Kami adalah gerombolan penjahat yang bertindak karena keuntungan pribadi. Kami tidak akan pernah bekerja sama dengan orang lain semudah itu.

Di lain pihak, aku tidak pernah menyangka Karla, yang diklaim sebagai orang terkuat Apollo, menyatakan setuju dengan saran Ukin. Aku mengira dia tidak akan percaya ucapan Ukin dan lebih memilih untuk langsung melawan Lugalgin sendirian. Aku tidak tahu apakah dia sudah berubah atau ucapan Ukin memang bisa meyakinkannya.

HAH? INI?

"Sial!"

Tiba-tiba saja aku merasakan sebuah material, dalam jumlah besar, melayang ke tempat ini.

Aku mengangkat tangan. Dua koper yang dibawa oleh anak buahku melayang, memunculkan beberapa tali baja dari dalamnya. Dengan pengendalian, aku membuat kubah jaring, melindungiku dan anak buah.

Karla mengayunkan kedua tangan. Sama sepertiku, dia membuat koper yang dikendalikan kedua anak buahnya melayang dan mengambil apa yang ada di dalamnya. Dari dalam koper, aku melihat puluhan batang logam melayang. Karla membuat sangkar dan melindungi kelompoknya.

Enlil menarik logam yang adalah langit-langit untuk melindungi dirinya. Belum sempat aku memperhatikan Ukin dan bangsawan, pandanganku sudah menghilang.

Brugg

Tiba-tiba sebuah benda besar menabrak ruangan ini, menghancurkan segalanya. Aku bisa merasakan kubah jaring yang kugunakan untuk melindungi kami ditimpa benda besar dan berat.

"KALIAN BERDUA! TIARAP DI DEKAT KAKIKU"

"BAIK!"

Benda yang menimpa kami belum berhenti. Beberapa bagian mulai hancur, menghasilkan debu.

Tampaknya, benda yang dilemparkan adalah gedung semen. Kalau mereka melempar gedung logam, semua debu ini tidak akan muncul. Koreksi, gedung ini tidak dilempar, tapi lebih seperti didorong. Bagian ujung yang menghantam kami hancur tapi bagian belakang masih datang, mendorong.

Meski aku bisa menahan beban berat yang datang, tapi sebagian pecahan beton, semen, kaca, dan lainnya mampu melewati jaring baja ini. Tubuhku pun tidak luput dari pecahan-pecahan tajam itu. Sebagian menembus pakaian, menancap di tubuh, dan juga menggoreng topeng wajah ini.

Aku tidak yakin sudah berapa lama waktu berlalu. Mungkin sudah satu jam. Namun, bisa saja belum ada satu menit. Persepsi waktu di keadaan genting seperti ini tidak bisa diandalkan.

Akhirnya, dorongan yang kurasakan di jaring baja ini berhenti. Namun, debu masih beterbangan, menghalangi pandangan.

Aku harap tidak ada serangan lain datang. Sekujur tubuhku sudah penuh dengan luka. Aku tidak bisa melindungi dua pemula ini lagi.

Akhirnya, debu menghilang dari pandangan. Di kejauhan, aku melihat Karla bernasib sama denganku. Di pihak Enlil, hanya dia yang masih hidup. Dua orang di belakangnya tewas. Untuk bangsawan, tampaknya dia tidak sempat melindungi diri.

"Wow, ketika kita berpikir melempar gedung ke Lugalgin, tidak kusangka, mereka melempar gedung duluan ke kita."

Sebuah suara familier terdengar.

Aku menoleh ke kiri. Di tempat itu, terlihat Ukin berdiri tanpa luka sedikit pun. Jangankan luka. Bahkan pakaiannya masih utuh. Bukan hanya dirinya, perempuan berpakaian sekretaris di belakangnya pun bebas dari goresan.

Aku melihat ke sekitar tubuhnya, tapi tidak terlihat apa pun. Pengendalian apa yang dia miliki? Dan bagaimana caranya dia bertahan dari dorongan gedung tadi?

Tiba-tiba saja, aku merasakan sebuah aura berat di udara.

"Pergi dari tempat ini! Kalian hanya beban!"

Aku menarik jaring baja yang melindungi kami dan menggunakannya sebagai rantai. Sebagian dari kabel baja ini melilit di tanganku, memberi perlindungan tambahan.

Dor dor dor dor

Suara tembakan terdengar. Dengan sigap, aku mengendalikan kabel baja, menggerakkannya ke semua arah, membuat kubah pelindung. Dengan teknik ini, aku bisa menghalau peluru yang datang.

"Guah!"

"Ahh!"

Sial! Tampaknya mereka terlambat kabur. Kini, kedua anak buahku tewas.

Di luar ruangan, terlihat beberapa orang mengenakan helm full face, jaket kulit merah maroon, dan celana jeans. Mereka membawa assault rifle, tombak, dan pedang.

Hanya ada satu organisasi yang menggunakan helm full face ketika melakukan serangan, Akadia.

Bersambung

============================================================

Halo Semuanya. Untunglah real life sudah sedikit tenang. Dan, minggu ini pun berhasil update 2 kali dalam satu minggu. Author akan perjuangkan agar jadwalnya tetap. Semoga saja. 

Btw, di chapter ini ada sedikit yang ingin author sampaikan. OOT bentar ya. Jadi, kalau di dongeng-dongeng (atau kisah anime lain), demon king kan tokoh yang terkuat. Untuk mengalahkan demon king, para hero harus memisahkan demon king dari para anak buah dan bekerja sama. 

Secara tidak langsung (sebenarnya sudah foresadhowing sejak awal sih, entah ada yang sadar atau tidak), tokoh Lugalgin dibuat seperti demon king yang overpowered, yang hanya bisa dikalahkan kalau lawan bekerja sama. Jadi, selama ini, kalian mendukung demon king. hahahaha

Namun, sayangnya, lawan Lugalgin si demon king bukan hero, tapi penjahat juga. Jadinya ga ada yang bener deh. wkwkwkwk

Well, untuk bagian overpowered, saat ini (dan di cerita ini) memang tampak demikian. Namun, kalau membaca spin-off, kisah Lacuna, maka Lugalgin bisa dibilang hanya jago kandang (untuk saat ini). Kekuatan Lacuna terlalu gila. Belum lagi ibu Lacuna. 

Yah, sudahlah. Dan, seperti biasa, Author ingin melakukan endorse pada artist yang gambarnya author jadikan cover, yaitu 千夜 / QYS3.

Kalau kalian membaca di komputer, di bagian bawah, di bawah tombol vote, ada tombol external link yang akan mengantar kalian ke page pixiv artistnya. Author akan berterima kasih kalau kalian press like di pixiv atau bahkan love.

Kalau kalian membaca lewat app, kalian bisa ke page conversation author. pada pinned post, author akan post link pixiv artistnya. Bisa banget dibuka pixiv pagenya, lalu like gambar-gambar yang ada di galeri.

Atau bisa juga kalian search twitternya. User Id artisnya @QYSThree

Terima kasih :D

avataravatar
Next chapter