73 Arc 3-3 Ch 1 - Tidak Semua Sesuai Rencana

Kalau ada yang aneh atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau ada bagian mengganjal, tanya langsung juga tidak apa-apa. Selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================

"Ini adalah laporan terakhir."

"Terima kasih, Mulisu."

Aku menerima dokumen dari Mulisu.

Perempuan berambut coklat gelap diikat twin tail ini sudah bisa berjalan dengan normal. Ya, sebenarnya tidak normal sih. Bagian bawah Mulisu, mulai dari pinggang, telah lumpuh karena serangan Ukin. Sejak saat itu, dia harus mengenakan rangka luar yang terbuat dari tembaga. Dengan rangka tersebut, Mulisu menggunakan pengendalian untuk bergerak.

Pada awalnya, dia kesulitan bergerak. Namun, setelah berlatih, kini Mulisu sudah selincah dulu. Tidak. Bahkan, aku bisa bilang dia lebih gesit sekarang. Selain itu, dia bilang pengendaliannya semakin kuat. Sebuah sisi positif yang tidak terduga.

Sekarang, kalau kepercayaan diri Mulisu bisa didongkrak, bukan tidak mungkin dia bisa lebih kuat dariku atau Ukin. Namun, akan kupikirkan itu lain kali.

Saat ini, setelah sebulan, akhirnya kami telah mengumpulkan daftar orang-orang, atau aku harus bilang anak-anak karena mereka semua berusia kurang dari 16 tahun? Ya, tidak penting. Intinya, anak-anak ini adalah calon siswa sekolah intelijen kerajaan.

Dalam waktu satu bulan, banyak hal yang terjadi. Seperti serangan dari agen schneider yang kuberhentikan, pembersihan keluarga agen yang berkhianat, organisasi pasar gelap berontak, dan beberapa gerakan di Mariander. Selain tiga hal itu, tidak ada yang perlu mendapat perhatian.

Setidaknya, dalam seminggu, ada lima hingga enam percobaan pembunuhan. Namun, sayangnya, aku yang seharusnya menjadi korban justru menjadi pelaku.

Untuk agen yang berkhianat, baru terjadi satu kali. Setelah aku membersihkan keluarga agen tersebut hingga 3 generasi, tidak ada lagi yang berkhianat. Pada awalnya, banyak agen yang ragu aku akan benar-benar melakukan pembersihan. Karena itu, aku melakukan pembersihan seorang diri.

Keluarga pengkhianat itu tidak terlalu besar, jadi tidak serepot keluarga Cleinhad. Dan, setelah aku memberi laporan dan menyebarkan info mengenai pembersihan yang kulakukan, belum ada tanda-tanda pengkhianat lain akan muncul. Untuk saat ini.

Untuk organisasi pasar gelap, sebagian berontak, sebagian bergabung. Namun, belum ada tanda-tanda enam pilar akan bergerak. Jadi, menurutku, situasi masih normal.

Lalu, untuk Mariander, pergerakan True One semakin gencar. Namun, kini, True One lebih cerdas dari sebelumnya. Sebelumnya, mereka lebih sering menggunakan taktik menyandera dan minta tebusan. Sekarang, mereka lebih sering melakukan penyerangan pada tempat besar dan lalu menyebarkan uang yang didapat ke orang-orang miskin, seperti Robin Hood.

Namun, cara tersebut hanya bekerja pada daerah yang dikelola dengan buruk. Pada daerah yang dikelola dengan baik, tidak.

Soal Mariander, tentu saja aku mengonsultasikannya dengan Selir Filial dan Inanna. Tanpa mereka, aku tidak tahu daerah mana saja yang pengelolaannya buruk. Setelah itu, informasi kuteruskan pada Etana.

Ada momen ketika Etana berniat mengunjungiku. Namun, aku melarangnya. Aku tidak mau terlihat menemui seorang pemberontak. Aku memberinya syarat kalau ingin menemuiku, True One harus sudah menggaet setengah dari Mariander.

Pada titik Ini, Etana yang seharusnya lebih tua, berasa seperti adik. Ada apa dengan orang-orang tua di sekitarku? Kenapa mereka bisa memperlakukanku, yang lebih muda, seperti kakak atau pemandu mereka?

Setidaknya, tidak semua orang yang aku pandu lebih tua dariku. Sudah hampir sebulan sejak aku melatih Shinar. Karena dia tidak memiliki fisik yang matang seperti Ufia, maka aku terpaksa melatih aspek itu terlebih dahulu.

Di pagi hari, ketika aku pergi ke makam Tasha, Inanna dan Emir akan menemani Shinar lari. Menu olahraganya sederhana. Hanya lari setengah jam, sit up, dan push up. Setelah itu, dia akan sarapan bersama kami bertiga, lalu berangkat ke kantor intelijen.

Di kantor, aku tidak memperbolehkannya istirahat. Dia masih harus bekerja seperti halnya agen schneider lain. Membuat laporan dan lain sebagainya hingga jam pulang karyawan. Namun, hari ini spesial, sampai malam. Sekarang, tepat setelah Mulisu memberi laporan, Shinar duduk lemas di sofa.

"Hahaha, aku jadi teringat ketika ka– Lugalgin melatihku."

Mari mengatakannya dengan nada datar. Perempuan berambut putih dengan potongan bob pendek itu mengusap bahu Shinar sambil memperdengarkan tawa yang juga datar.

Aku sudah mengatakan kalau dia mau memanggilku Kakak, aku tidak keberatan. Namun, dia menolak, menyatakan itu bisa merusak reputasiku. Jujur, aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Namun, aku tidak akan memaksanya.

Sekarang, di ruangan ini, ada aku, Mulisu, Shu En, Ur, Mari, Simurrum, Uru'a, dan Jeanne. Emir dan Inanna sedang di pantri, melihat-lihat apakah ada bahan makanan yang bisa dibawa pulang.

Normalnya, kegiatan pengumpulan dokumen ini akan dihentikan pada sore hari. Namun, mereka memaksa untuk lembur karena ini adalah dokumen terakhir.

"Jadi, dengan begini, kita bisa mulai seleksinya?"

Shu En, ibu-ibu berambut pirang panjang, mengajukan pertanyaan padaku.

"Ya, kita bisa mulai," aku menjawab. "Jadi, menurut kalian, metode mana yang paling efektif?"

"Menurut tim, metode paling efektif dan praktis adalah metode C. Dengan metode C, kita bisa memangkas banyak waktu. Selain itu, kita bisa keliling keluar kota."

"Aku setuju dengan Shu En!" Mulisu mengangkat tangan.

Ah, aku tahu kalau sejak awal kalian berdua memang cocok, tapi tidak sampai segini juga.

Tapi, aku juga ingin metode C sih. Dengan begini, aku bisa menghemat banyak waktu.

Berikut adalah detail mengenai metode C. Kami akan mengumpulkan sekitar 100 orang dalam satu ruangan dan mereka akan dibiarkan terpapar oleh aura membunuhku. Tentu saja aku tidak langsung memunculkan seluruh aura membunuh. Aku akan memunculkannya dari 10 persen, berlanjut ke 25 persen, dan yang terakhir 50 persen.

Selain aku, Mulisu dan Ur juga akan melakukannya. Namun, perbandingan aura membunuh kami bisa dibilang berbeda jauh. Sederhananya, aura membunuh mereka hanya setengah dariku. Kalau aku 50 persen, mereka 100 persen, dan seterusnya.

Lalu, penilaiannya, untuk yang tidak bisa bertahan ketika aku memunculkan 10 persen aura membunuh, diskualifikasi instan. Pingsan di angka 25 persen, kelas D. Pingsan di angka 50 persen kelas C. Masih bertahan di angka 50 persen, kelas B.

Kelas A, saat ini, hanya diisi oleh Shinar. Ke depannya, kelas A akan digunakan jika ada siswa yang menarik perhatian dan ada yang ingin melatihnya secara personal. Aku membatasi satu orang maksimal memasukkan dua orang ke dalam Kelas A.

Kalau anggota Agade yang ada di sini, termasuk Emir dan Inanna, mengambil dua murid, sudah ada 14 orang murid. Tambah Shinar, 15. Jeanne dan Shu En bilang ingin mengambil murid juga, total 19. Untuk agen lain, sebagian besar menolak. Mereka lebih memilih untuk mengajar kelas B, C, dan D.

Tentu saja tidak semua agen kukerahkan untuk sekolah ini. Justru sebaliknya. Tidak sampai 10 persen dari jumlah agen yang kuperintahkan menjadi instruktur. Lainnya? Masih pada pekerjaan lama.

"Ngomong-ngomong, Shinar, aku tidak melihat dua laki-laki yang dulu bersamamu."

"Ah, maksud guru Der dan Kutha? Mereka tidak sudi aku berguru padamu. Jadi, mereka meninggalkanku."

Sejak aku melatihnya, Shinar memanggilku dengan sebutan Guru. Meski aku sudah memintanya agar cukup memanggilku dengan nama, atau kak, dia menolak. Karena ini hanyalah hal trivial, aku pun tidak memedulikannya.

"Ya, baguslah. Aku tidak terlalu repot jadinya. Ngomong-ngomong, Shinar, aku mau kamu ke sini."

"Ya?"

Aku menarik laci di meja dan mengambil satu map, meletakkannya di atas meja.

"Baca."

"Baik!"

Sesuai perintahku, Shinar membaca dokumen itu. Dia membuka lembar demi lembar. Semakin ke belakang, matanya terbuka semakin lebar. Kedua tangannya pun bergetar. Pada akhirnya, dia sampai di lembar terakhir.

Shinar meletakkan map itu di atas meja. Pandangannya tidak fokus. Nafasnya tersengal-sengal. Tanpa meminta izinku, dia menenggak air minum kemasan di ujung meja. Akhirnya, setelah menghabiskan air, dia pun berbicara.

"Guru, apa ini serius?"

"Ya, ini serius," aku menjawab Shinar dengan enteng. "Awalnya, aku hanya berpikir memberi kontraknya, tapi Mulisu dan Shu En berpendapat lain."

"Shinar." Shu En berbicara pertama. "Lugalgin mungkin menerimamu sebagai muridnya atas janji pribadi. Tapi, untuk menjadi murid kelas A dan agen schneider resmi, kamu harus mengetahui itu semua."

"Aku setuju dengan Shu En." Mulisu menambahkan, "Untuk terjun ke pasar gelap, selain kemampuan, kamu juga harus mengetahui sejarah pasar gelap. Untuk saat ini, hanya informasi itu yang bisa kami beri. Tapi, kalau setuju, kamu akan mengetahui catatan hitam lain kerajaan ini. Dan, meski mengetahuinya, kamu tetap harus menjalankan perintah yang diberi."

Shinar tidak mampu menjawab. Mulutnya terbuka tertutup seperti ikan koi, tapi tidak ada satu patah kata yang keluar.

Aku tidak menyalahkannya. Dokumen yang dipegang oleh Shinar berisi mengenai kegiatan keluarga Cleinhad yang menyuplai anak-anak ke organisasi pasar gelap, child trafficking. Cara itu membuat pasar gelap Bana'an terkontrol. Namun, dengan hilangnya keluarga Cleinhad, pasar gelap pun tidak terkontrol lagi.

Sebelumnya, aku hanya mengatakan kalau keluarga Cleinhad melakukan jual beli manusia, human trafficking. Namun, tampaknya, Shinar sama sekali tidak menduga kalau keluarga Cleinhad lebih sering melakukan Child Trafficking daripada Human Trafficking.

"Jadi, memang benar tewasnya keluargaku adalah hal yang tidak terhindarkan? Cepat atau lambat, akan ada orang yang membalas dendam?"

Ketika mengatakannya, Shinar melempar pandangan padaku. Bukan pandangan melotot yang penuh kemarahan, tapi pandangan sayu yang penuh rasa bersalah.

Dia pasti berpikir aku membalas dendam karena keluarganya telah mengambil seseorang yang penting bagiku, dan itu tidak salah.

"Ya, benar. Tewasnya keluargamu, keluarga Cleinhad, adalah hal yang tak terhindarkan."

"Lalu, apa yang akan Guru lakukan? Apakah ada cara untuk mengontrol pasar gelap?"

"Cara mengontrol pasar gelap? Tentu saja tidak ada," aku menolak ucapan Shinar. "Kalau aku mencoba mengontrol pasar gelap, aku harus memberi penawaran yang sama menggiurkannya dengan suplai anak-anak, dan hal itu tidak ada."

Ya, sebenarnya ada beberapa metode sih. Namun, aku tidak akan pernah menggunakannya. Kalau aku menggunakan beberapa metode tersebut, Bana'an akan dikuasai oleh pasar gelap. Kerajaan ini tidak akan menjadi tempat yang aman untuk ditinggali.

"Penawaran yang aku beri hanya mengawal transaksi ilegal yang akan mereka lakukan. Jadi, misal mereka mau jual beli senjata atau mau menyelundupkan barang agar lolos cukai, kita akan mengawal dan memastikan transaksi itu berhasil."

"Jadi, kita akan bermusuhan dengan kepolisian dan militer?"

"Kepolisian? Iya. Militer? Tidak." Aku setengah mengonfirmasi Shinar. "Untuk detailnya, kamu harus menjadi agen dulu."

"...kalau aku menolak kontrak ini, apa aku tidak akan menjadi muridmu lagi?"

Dia sedikit terdiam di awal. Aku bisa melihat keraguannya.

"Tidak juga. Kalau kamu menolak kontrak ini, kamu tetap akan menjadi muridku. Tapi, yang jelas, jam berlatihmu akan berkurang drastis. Karena seperti yang kamu lihat,"

Saat aku mengatakannya, Shinar memutar badan ke belakang.

"Orang-orang di ruangan ini adalah agen schneider. Kalau kamu menolak kontrak ini, aku hanya bisa melatihmu di pagi hari. Aku tidak mengingkari janji karena masih melatihmu. Namun, yang jelas, perkembanganmu akan menjadi sangat lambat."

Dalam waktu sebulan ini, aku sudah menyuruh Shinar mengurus sedikit dokumen intelijen. Ya, meski dokumen yang dia urus hanya yang menyangkut sekolah intelijen, informasi tetaplah informasi.

Di lain pihak, untuk informasi lain, dia sama sekali tidak tahu. Shu En atau agen lain akan langsung mendatangiku kalau berurusan dengan hal selain sekolah intelijen.

Sebenarnya, sekarang, aku penasaran. Apakah dia masih memiliki motivasi untuk menjadi muridku? Alasan pertama Shinar ingin menjadi muridku adalah supaya dia menjadi kuat dan suatu hari nanti mendapat kesempatan berbicara dengan pembunuh keluarganya. Namun, karena aku pembunuh keluarganya, keinginan pertama sudah terkabul tanpa dia perlu menjadi kuat.

Alasan kedua adalah ingin mengetahui kenapa keluarganya dibantai. Hari ini, saat ini, dokumen di tangannya telah memberi jawaban. Jadi, kalau dipikir-pikir, dia tidak memiliki alasan lagi untuk tetap menjadi muridku.

Shinar pun seharusnya menyadari hal itu.

"Baiklah! Aku menerima kontrak ini. Kalau aku bisa ikut berperan dalam menjaga keamanan Kerajaan ini, aku tidak keberatan?"

Setelah mengatakannya, Shinar menandatangani dokumen itu. Setelah Shinar tanda tangan, Shu En memberi jarum. Shinar menggunakan jarum itu untuk menusuk jempolnya, lalu memberi cap pada dokumen.

Di lain pihak, aku merasa adegan ini anti klimaks, atau mungkin klise? Entahlah? Apa Shinar benar-benar mengatakan "berperan dalam menjaga keamanan kerajaan"? Seriously? Ternyata tokoh naif dalam komik benar-benar ada di dunia nyata.

***

"Hahaha, perempuan itu memiliki potensi."

"Tidak. Aku tidak yakin. Kalau seandainya nanti dia merasa ada yang salah, ada kemungkinan dia akan membelot."

"Lalu, menurutmu, apa kamu akan membuat keputusan yang memaksa perempuan itu, Shinar, membelot?"

"Aku tidak bisa janji."

"Wow, tidak ada jeda dalam menjawabnya."

Saat ini, Shu En mengantarku, Emir, dan Inanna. Karena terlalu malam, bus umum sudah tidak beroperasi. Aku pun meminta Shu En mengantarku. Aku duduk di depan kiri, di samping Shu En. Di belakang, Emir dan Inanna duduk bersebelahan.

Mobil yang kami gunakan adalah mobil kantor dengan model sedan.

Di kejauhan, aku melihat beberapa cahaya berjajar.

Ah, feelingku kok jelek.

Tak tak tak tak

Suara tumpul terdengar bertubi-tubi. Selain suara tumpul, kaca depan mobil pun semakin buram. Dua hal itu membuat Shu En langsung menghentikan mobil. Suara tumpul yang kami dengar berasal dari jendela yang menahan peluru. Kaca belakang pun mulai mengalami hal yang sama.

"Aku penasaran, siapa yang menyerang kali ini." Shu En merespon enteng.

Aku paham dengan ketenangan Shu En. Mobil ini memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi. Bahkan bazoka tidak akan bisa menghancurkan mobil ini. Namun, aku tidak berani mengadunya dengan amunisi ledakan Emir atau Inanna.

"Dilihat dari sumber tembakan, setidaknya ada sepuluh senjata di depan dan delapan senjata di belakang. Dari kecepatan peluru, Assault Rifle tipe M16. Aku tidak mendeteksi peluru jenis lain, jadi kurasa aman kalau aku bilang tidak ada senjata lain."

"Magasin?"

Inanna dan Emir berbincang dengan tenang di belakang.

"Total 90 magasin, termasuk yang sekarang ditembakkan. Dari lokasi magasin, ada tujuh assault rifle lain yang belum ditembakkan. Jadi, total, ada 25 assault rifle. Aku tidak tahu sisa tujuh assault rifle ini apakah M16 juga atau bukan."

"Jadi," aku menyimpulkan. "Anggap ada 25 senjata, dan 90 magasin. Ada setidaknya 15 senjata memiliki 3 magasin, dan sisanya memiliki 4 magasin. Benar?"

"Ya, kamu benar Gin."

Pengendalian timah memang benar-benar berguna di pasar gelap, mengingat peluru normal dibuat dari timah. Namun, aku tidak menduga Inanna bisa menggunakannya sampai seperti ini.

"Simurrum yang mengajarkan teknik ini. Dia menggunakan pengendalian besinya untuk mengetahui jumlah senjata yang dibawa oleh lawan. Dia bilang, kalau aku, bisa mencoba mencari tahu jumlah dan orientasi peluru, tapi aku harus mengetahui detail semua jenis senjata, peluru, dan magasin yang umum digunakan."

Inanna mulai memberi penjelasan sebelum aku bertanya. Mengetahui detail semua jenis senjata, peluru, dan magasin adalah suatu keharusan bagi mata-mata. Inanna adalah agen gugalanna, jadi normal dia mengetahuinya.

Ngomong-ngomong, aku belum mempertanyakan status Inanna sebagai agen gugalanna. Apakah dia masih agen atau tidak setelah menjadi calon istriku? Ya, ada kemungkinan dia masih agen sih, tapi dia tidak pernah dihubungi oleh Arid lagi. Jadi, entahlah.

Di lain pihak, kebiasaan orang-orang membaca pikiranku terulang kembali.

"Beberapa sudah ganti magasin, tapi 7 senjata yang lain belum digunakan."

"Ahh... mau sampai kapan kita harus menunggu?"

Sementara Inanna memberi laporan, Shu En mengeluh.

Di lain pihak, aku mencoba memproses informasi lain. Dari informasi yang dikumpulkan agen schneider, belum ada tanda-tanda pergerakan dari enam pilar atau organisasi pasar gelap lain. Jadi, kemungkinan lain adalah agen yang kuberhentikan. Namun, tidak ada info mengenai pergerakan dari agen yang kuberhentikan juga juga.

Apakah sistem informasi agen schneider cacat? Tidak. Meskipun cacat, beberapa karyawan Agade masih mengawasi agen-agen itu.

Berarti, ada kemungkinan yang bergerak bukanlah agen atau organisasi pasar gelap.

Tepat setelah aku memikirkan hal itu, suara tumpul jendela dan tembakan berhenti.

"HOI! INKOMPETEN! KELUAR KAMU!"

Serius? Inkompeten?

Sejauh pengetahuanku, hanya ada satu pihak yang tidak sungkan memanggilku dengan sebutan inkompeten.

Keluarga Alhold.

Bersambung

============================================================

Halo Semuanya. Akhirnya sudah sampai Sub-Arc Baru. Baru mulai, sudah langsung plot. Hahahaha.

Btw, hari ini memang tanggal merah, tapi Author update malem karena sayangnya, Author ga libur kerja (T . T). Jadi, baru bisa cek-cek typo dkk malem, kayak biasa. Tapi, kalau ada kesalahan, maklum lah. Namanya juga manusia :P.

Dan, seperti biasa, author ingin melakukan endorse pada artist yang gambarnya author jadikan cover, yaitu 千夜QYS3.

Kalau kalian membaca di komputer, di bagian bawah, di bawah tombol vote, ada tombol external link yang akan mengantar kalian ke page pixiv artistnya. Author akan berterima kasih kalau kalian press like di pixiv atau bahkan love.

Kalau kalian membaca lewat app, kalian bisa ke page conversation author. pada pinned post, author akan post link pixiv artistnya. Bisa banget dibuka pixiv pagenya, lalu like gambar-gambar yang ada di galeri.

Atau bisa juga kalian search twitternya. User Id artisnya @QYSThree

Terima kasih :D

avataravatar
Next chapter