webnovel

The Morning So Damned

"Hoaaaam" masih dengan hawa mengantuk, Aku bangun dengan Badan yang masih pegal. "Oh, My God.. yeaah" I KNOW. Dari mana rasa pusing dan pegal ini berasal. Pesta tadi malam membuat badanku terasa capek, setelah beberapa hari sebelumnya Aku juga harus terlibat mempersiapkan Pernikahan ANEH ini. Memang ANEH. Aku menikah dengan Orang yang belum pernah kukencani dan baru beberapa kali kutemui.

"Ouhg" sakit. Tulang rusukku rasanya terhimpit, sepertinya Aku banyak melakukan posisi yang membuat badanku Pegal. Rasanya, badan pegal ini seperti beberapa kali terbanting diatas matras. Banyak bekas memar merah disekitar dada, lengan dan bahkan pahaku yang kecil.

Tubuhku memang kecil. Namun untung saja dadaku cukup pepat dan berisi hingga tulang belulangku yang kecil ini tak begitu terlihat.

Semua orang yang melihat penampilanku selalu mengatakan badanku bagus. Terutama bagian dada yang selalu ingin kututupi, hampir semua mata melihatnya dengan kagum -tak ayal itu dilakukan oleh para lelaki yang selalu datang ke Kafe tempatku bekerja. Ya, dadaku gempal, kuakui. Teman-temanku berkata, itu adalah bentuk dada yang dinginkan oleh semua wanita -yang ingin beraktualisasi diri dalam ranah kebahagiaan. Seks. Owh tidak, Aku adalah gadis polos pinggiran kota yang belum tertarik oleh hal seperti itu. Oleh karena itu, baju the maid ala Kafe Brightstone Evergreen sangat membantuku menutupi kelebihan-yg membuat orang kagum- itu.

Aku masih perawan. sampai tadi malam saat Seorang Pria dan diriku mengucap janji, Aku masih seorang Perawan. Tidak salah sebetulnya, karena suamiku sendiri yang merampasnya. Tapi masalahnya, DIA BUKAN SUAMI YANG AKAN BERSAMAKU SEUMUR HIDUP!

Pria tinggi dengan otot deltoidnya menonjol itu memaksa tanganku tak bergerak dan mencumbuku dengan paksa. Tak ada cinta dalam malam pertama tadi malam. Caranya memaksaku naik ke tempat tidur ini dan memporak-poranda apapun yang ada dalam diriku membuatku percaya, Dia pasti sering berhubungan dengan wanita-wanita. Pria Brengsek! Baru semalam Aku sudah menjadi korban dan bahkan melanggar janji. Bagaimana Aku akan menjelaskan pada Nenek Hilda?

"Earggh!" erangku. "'I'm so stupid!" hentakku lagi. Kusadari Pagi hari telah datang yang ditandai dengan cahaya yang sedikit memaksa masuk, melalui celah gorden transparan putih yang tertutup tirai merah kamar ini. Aku mendesah, ringan. Menatap punggung kekar tertelungkup yang menjelajahi tubuh malam tadi. Sebagai Pria, Suamiku ini memiliki tubuh yang didambakan Wanita. Dan Gayanya bercinta..

"Ahh. So damned.." Aku langsung menyadari rasa sakit pada selangkanganku ketika bergerak. Ini pertama kali untukku, sakit. Selangkanganku masih sakit. Tadi malam, Aku menangis dan memintanya untuk berhenti tapi Pria itu tidak mengindahkannya, Dia terus saja melakukannya-meskipun aku bilang ini adalah pertama kalinya untukku. Dia tak peduli, malah teramat bersemangat dengan ciuman wangi alkohol yang-kupercaya-menjadi pemicu dari aksinya yang tak tanggung-tanggung. Dan disinilah kami berdua, berakhir diatas ranjang "Pengantin Baru" milik kami.

Aku juga mabuk, memang. ini salahku yang juga memancingnya dengan marah-marah setelah masuk pada kamar pengantin kami ini . Hawa bahagia bodoh yang tercipta akibat pengaruh alkohol membuatku bereaksi. Aku, peminum satu Gelas Wine yang tidak kuat alkohol, tiba-tiba saja merasa tertarik oleh lekuk tubuh dan otot-otot sedangnya yang membuat terlihat maskulin. Dan entah kenapa rasa bahagia bodohku itu membuatku bergairah-meskipun rasa kesal sedang membebatku.

Pria dengan rambut hitam ikal yang lebat itu membuatku tak berdaya, Alkohol membuatku benar-benar terpikat oleh fisiknya. Dan aksi bodohku selanjutnya adalah tanpa pikir panjang langsung merenggut leher jenjangnya dan menciumnya sepuasku.

Ahh.sungguh gila. Sangat Gila untukku sang Gadis polos. Sebelum tadi malam, Aku Megan Arianne Sinclair adalah wanita baik-baik! Aku juga Wanita yang tak mudah marah. Semalam Aku tak mungkin marah tanpa sebuah pemicu. Pria yang menjadi Suamiku itu membuatku frustasi dengan mengabaikanku setelah pesta dimulai. Pria itu meninggalkanku di kursi jamuan sendirian dan malah asyik bercanda dengan teman-temannya. Dan yang lebih membuatku kesal, kebanyakan teman-temannya itu adalah Wanita. Sial. kalau kutahu tabiatnya buruk. Aku tak akan setuju menikah seperti ini.

Anthony Garret Barnet, itulah Nama Pria yang menikahiku. Memiliki tinggi Badan 180 cm, Dia juga memiliki bentuk wajah kotak yang lancip dan mempesona. matanya coklat bersinar, bila diterpa cahaya emas matahari, matanya seperti cahaya yang datang dari Negeri Peri para Laki-laki tampan. Siapapun akan berdecak kagum. Ya, itulah hal pertama yang kusadari darinya ketika pertama kalinya Kami bertemu di Kafe Brightstone Evergreen. Nenek Hilda Barnet yang mempertemukan kami.

Dia Suamiku secara hukum. Tapi bukan berarti hatinya milikku. Aku tahu diri akan Posisiku yang hanya mengisi status Istri syahnya. Tapi, tetap saja. Siapa yang akan terima dipermalukan dihari pernikahan? Sebetulnya aku hanya ingin meluapkan rasa kesal padanya. Namun apa yang telah terjadi, membuatku malu, apalagi setelah Dia bangun nanti.

Pertemuan pertamaky dengan Anthony terjadi dua minggu yang lalu. Aku sedang magang di salah satu kafe disudut kota yang terbilang ramai. Memakai dandanan ala The maid, aku adalah Pelayan yang bekerja di Kafe dua lantai Brigthstone Evergreen. Untuk kuliah sarjana Keperawatan, Aku perlu menghasilkan uang untuk melanjutkan kuliahku. Aku menunda setahun untuk melanjutkan semester 7 yang telah kutinggalkan setengah tahun yang lalu.

Aku sendiri bukan anak kandung dari keluargaku yang sekarang. aku diadopsi keluarga Sinclair sejak usia enam tahun. Ayahku bernama Thomas Sinclair. Dan Aku juga punya seorang kakak perempuan yang sangat baik, bernama Martha Sinclair. Ibu adopsiku bernama Petra Sinclair, akhir-akhi ini beliau sakit-sakitan. Belakangan kutahu, Ibuku yang biasa ku panggil Mom sedang menderita Leukemia dan mulai menjalani kemoterapi-yang menurut Ilmu di kuliahku adalah terapi yang sangat melelahkan. Martha meminjam uang yang banyak, sepuluh ribu dolar untuk pengobatan Mom dan membantu Ayah yang mengalami kerugian dari Perusahaan. Dan itu tak sedikit. Martha yang hanya bekerja sebagai Manajer unit disalah satu departemen store kota kecil kami Beauford, yang terletak di Negara Bagian Shouth Carolina, US.

Martha kesulitan, karena Dia tak mungkin menanggung cicilan sebesar itu sendirian. Sementara Ayah kami-Ayah Adopsiku- baru saja menutup toko besi miliknya karena mengalami kerugian. Cukup besar. Dan akhirnya Dia beserta usahanya yang bergerak di bidang material itu tutup.

Aku, Megan Sinclair. Sebagai Anak adopsi keluarga Sinclair yang baik, haruslah ikut berperan dalam situasi pelik keluarga kami ini. Tapi, Aku sadar, sebagai mahasiswa dan hanya pekerja magang, Aku tak bisa membantu apa-apa.

Namun, sebuah tawaran mengejutkan tiba-tiba datang dari Nenek Hilda Barnet, pemilik Brighstone. Dia tahu situasiku dari teman-teman kerjaku, Alana dan James. Mendengar banyak biaya yang kubutuhkan untuk membayar ini dan itu, akhirnya Dia menawarkan kepadaku sebuah bantuan dengan satu Syarat. Menikahi Cucunya. Cucu yang datang dari New york satu tahun yang lalu.

Dan disinilah kami berada. Setelah banyaknya hal yang terjadi, Aku resmi menjadi Nyonya Barnet, dan menjadi sangat nyata setelah Kami menghabiskan malam pengantin tadi malam.

"Hoaaam" Suara Pria itu mengagetkanku. Suamiku itu mungkin saja akan bangun, dan Aku harus bergegas mandi sebelum Dia bangun. Aku tak mau Dia mendapatiku masih berada disampingnya dan berpikir, aku sedang menunggunya bangun.

Benar saja, badannya bergerak memutar kearahku.

Aku harus pergi!kuambil kain apapun yang ada disekitarku, dan kudapati stik laken yang ada diantara selimut.

Aku mengambilnya dengan cepat dan segera bergegas, harus lebih cepat.

Hep!

namun Aku tertahan, masih dikasur! Lenganku tertahan sebuah genggaman kuat. "Kamu... mau kemana Mrs Barnet?" tanya Pria yang menggenggam lenganku itu.

Mataku membulat tajam saking kagetnya. Dan tanpa kusadari Kain stik laken yang kupakai menutupi dadaku jatuh, " Ah..." astaga!

Badan polosku membuatnya mengeluarkan senyuman Pria nakal, "Kamu.... mau pamer keseksian tubuhmu lagi, padaku lagi?" tanyanya.

Aku seketika menelan ludah. Tidak....!!

***

-bersambung-

Next chapter