webnovel

I'm not a Princess

Victoria Angelica Klinski, gadis cantik berusia 18 tahun yang sedang mengemban pendidikan di Oxford University dengan jurusan bisnis. Victoria merupakan gadis yang pintar, kehidupannya makin sempurna karna ia lahir sebagai pewaris tunggal perusahaan raksasa di Amerika. Ia bisa mendapatkan apa pun yang ia inginkan dengan jentikan jari. Sangat dimanja oleh sang Ayah membuat banyak orang iri akan kehidupan sempurna gadis cantik itu. Namun kesempurnaan itu harus terenggut karna Victoria mengalami ‘Kecelakaan’ yang mebuat jiwanya terlempar dan memasuki tubuh seorang Putri yang hidup dimasa kerajaan kuno. Banya misteri yang harus dipecahkan Victoria agar ia bisa kembali ketubuh aslinya. Meskipun kehidupan sang Putri juga sangat sempurna, tapi bahaya selalu menyertai dirinya. “i’m not a Princess! Aku Victoria!” *** Athanasia de Arandelle, merupakan gadis yang sangat cantik. Tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kecantikan Athanasia. Ia merupakan calon putri mahkota dari kerajaan Arandelle, namun beberapa hari sebelum penobatannya sebagai seorang putri mahkota Athanasia mengalami ‘Kecelakaan’ yang membuat jiwanya keluar dari tubuhnya. Tidak ada yang tau dimana jiwa sang putri berada. Entah karna sayang atau ingin mempermainkan kehidupan dua gadis cantik itu, dewa membuat tubuh Putri Athanasia diisi oleh jiwa seorang gadis dari masa depan dan membuat jalan cerita gadis tersebut penuh misteri. Dimanakah jiwa Putri Athanasia yang asli berada? Apa ia menjalani kehidupan dimasa depan sebagai Victoria? Dan apakah Victoria mampu menajalani perannya sebagai calon Putri Mahkota di Arandelle? Sebenarnya ‘kecelakaan’ seperti apa yang dialami dua gadis cantik itu sehingga jiwa mereka terlepas dari tubuh mereka? Sejauh apa para dewa memainkan takdir mereka? Temukan semua jawaban dari misteri kehidupan Athanasia dan Vicoria di Novel ini

zaharafth_ · Fantasy
Not enough ratings
21 Chs

This Is Crazy

"Tuan Putri, air Anda sudah siap." suara seorang pelanyan menarik Victoria dari lamunannya.

Victoria berbalik dan menatap pelayan wanita muda tersebut, pelayan pertama yang ia lihat saat dia membuka mata ditempat asing ini.

"Maaf, apa aku boleh tau namamu?" tanya Victoria

"Anda bisa menggunakan bahasa non-formal pada saya dan pelayan lainnya Tuan Putri, nama saya Olivia. Salah satu pelayan pribadi anda." ucap pelayan yang bernama Olivia itu, ia sedikit membungkukan badannya.

Victoria mengangguk pelan.

Oke! Mari anggap seperti diMansion, kau bisa memerintah mereka sesuka Vic. mantap Victoria dalam hati.

"Tunjukan padaku jalannya, aku benar-benar tidak mengingat apa pun tentang istana ini." Ucap Victoria,

Olivia membungkuk, "Tentu, lewat sini Tuan Putri."

Olivia berjalan didepan karna ia harus menunjukkan jalan, dibelakang Victoria ada seorang pelayan lagi yang siap melayani segala kebutuhannya juga. Kamar mandinya masih berada didalam kamar Athanasia, namun cukup jauh dari ruang tidur.

Olivia berhenti didepan sebuah ruangan, "Ini ruang mandi Anda Tuan Putri, mari saya akan membantu Anda membersihkan diri."

Victoria membelalakan matanya, dia memang sudah biasa dilayani dalam hal apa pun. Tapi untuk mandi, dia selalu melakukannya sendiri.

"Akan kulakukan sendiri." ucap Victoria,

"Tapi Yang Mulia-" Olivia terlihat ragu menerima perintah sang majikan,

Victoria tau apa yang dipikirkan pelayannya ini, menarik napas pelan ia berucap, "Aku akan baik-baik saja, dan akan kupastikan kepala kalian aman."

"Baiklah, tapi saya akan berjaga didepan pintu. Jika anda merasa sakit atau membutuhkan apa pun tolong bunyikan lonceng yang ada didalam." ucap Olivia.

Dari dulu Putri Athanasia memang tidak suka dilayani saat mandi. Tadi dia menawarkan diri karna sang Putri baru saja sadar dari tidur panjangnya, ia khawatir gadis cantik itu merasa pusing atau pingsan tanpa ada yang mengetahui. Tapi untuk berjaga-jaga ia sudah meletakkan sebuah lonceng kecil, Olivia tau Putri Athanasia pasti menolak untuk dibantu saat mandi dan dia benar.

Jadi Putri Athanasia bisa membunyikan loceng itu jika membutuhkan sesuatu atau merasa sakit.

"Baiklah." jawab Victoria, ia masuk kedalam ruangan tersebut. Dan betapa terkejutnya Victoria saat melihat kamar mandinya.

Tempat ini seperti hutan kecil yang ada didalam ruangan. Atap yang dibiarkan terbuka, lantai yang penuh dengan bebatuan kecil dan tanah. Ditengah-tengah itu terdapat aliran air seperti sungai namun dengan ukuran yang kecil, sungai mini itu dikelilingi dengan pohon-pohon rindang sehingga membuat tempat itu terasa sejuk. Disana juga ada air terjun buatan.

"Wah, ini surga." ucap Victoria takjub, ia berpikir tadi kamar mandinya akan sangat sederhana dengan kolam kecil untuknya berendam, Ia benar-benar tidak menyangka tempat mandi Athanasia seperti ini.

Victoria segera menanggalkan gaun tidurnya yang berbahan sutra, dengan perlahan ia merendamkan dirinya di air hangat. Dia gak tau gimana air ini bisa hangat, ia akan memikirkannya nanti. Sekarang dia ingin menikmati dan merileks kan tubuhnya. Karna setelah ini ada banyak hal yang harus ia lakukan dan pikirkan.

Victoria merendam seluruh tubuh, sejenak ia merasa tenang dan damai seakan semua beban dipundaknya terangkat dan menguap bersamaan dengan asap yang ada sungai buatan ini.

Pandangan Victoria beralih kelangit, langit biru dengan gumpalan awan putih ditambah lagi beberapa ekor burung yang berterbangan dengan udara sejuk yang menenangkan membuatnya terasa jauh lebih baik. Dan juga aroma rempah diair mandinya benar-benar membuatnya merasa damai.

Tanpa terasa sudah hampir sejam lamanya Victoria berendam, merasa sudah cukup ia menyudahi acara mandinya. Victoria mengambil jubah mandi yang sudah disiapkanoleh pelayan sebelumnya. Dengan perlahan ia keluar dari sungai kecil buatan itu.

Saat keluar dari ruang mandinya Victoria sudah disambut oleh sekitar sepuluh orang pelayan yang sedang menunggunya selesai berendam, mereka semua membungkuk hormat saat melihat Victoria keluar.

"Anda sudah selesai Tuan Putri?" tanya Olivia, sepertinya dia kelapa pelayan pribadi Athanasia, pikir Victoria.

Victoria hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu ia berjalan kembali keruang tidurnya diikuti para pelayan yang berjalan dibelakangnya.

Mata Victoria membelalak sempurna saat melihat ruang tidurnya sudah dipenuhi dengan beberapa gantungan pakaian yang penuh dengan gaun yang sangat mewah. Belum lagi susunan perhiasan, dan sepatu yang sangat banyak.

"Ini semua apa?" tanyanya,

"Semua ini adalah gaun baru Anda yang dipesan khusus oleh Yang Mulia Ratu Tuan Putri, Anda bisa memilih gaun mana yang ingin Anda kenakan berikut dengan perhiasan dan sepatunya." jelas Olivia,

"Gaun untuk acara pelantikanku?" Victoria kemabli bertanya,

"Tentu bukan, ini semua akan Anda pakai untuk sehari-hari. Sedangkan Gaun untuk pelantikan Anda, mungkin lusa akan datang seorang perancang gaun terkenal dari kerajaan sebelah untuk membuat Gaun Pelantikan Anda." dengan sopan Olivia kembali menjelaskan.

Victoria tidak percaya dengan apa yang didengarnya, bahkan semua gaun yang ada disini sangat cocok untuk dipakai dipesta. Jadi kenapa dia harus membuat gaun baru lagi? Victoria masih tidak habis pikir dengan kemewahan ini. Meskipun ia selalu hidup mewah, namun ini jauh lebih mewah dari kehidupannya.

Tidak ingin pusing memikirkan betapa mewahnya hidup Athanasia, Victoria berjalan untuk memilih gaun mana yang akan ia pakai. Semua gaun ini terlalu berlebihan jika hanya untuk dipakai sehari-hari, tapi dia juga tidak mungkin hanya menggunakan jubah mandi atau jubah tidur jika dia ingin berkeliling Istana.

"Aku akan memakai gaun ini," dari banyaknya gaun, pilihan Victoria jatuh pada sebuah gaun berwarna peach. Gaun yang sangat sederhana dibanding gaun lainnya. Gaun dengan kerah yang menutupi leher jenjangnya, ditambah bagian depan yang terdapat renda dan pita kecil menambah kesan manis dan hangat.

"Baiklah Tuan Putri, kami akan membantu Anda untuk memakainya." ucap Olivia.

Mau tidak mau Victoria harus menerima bantuan itu, karna ia tidak pernah memakai gaun seperti ini sebelumnya. Cukup banyak lapisan yang harus Victoria kenakan sebelum ia memakai gaunnya. Seperti pakaian dalam, korset untuk membuat bentuk tubuhnya tetap tergaja, ditambah tiga lapisan pakaian berwarna putih barulah ia memakai gaun yang dipilihnya tadi.

"A-aku tidak bisa bernapas Olivia." Victoria merasa sesak dengan lapisan pakaian yang cukup banyak ini, belum lagi korset yang cukup ketat dibagian perut hingga dadanya.

"Tentu Anda bisa, biasakan Tuan Putri. Karna setiap hari seperti inilah Anda akan berpakaian." jawab Olivia, kali ini ia menjawabnya cukup tegas.

This is crazy! gimana caranya aku bernapas jika pakaian ini sangat ketat?! batin Victoria frustasi,

Victoria menghela napas kasar, harus berpakaian seperti ini setiap hari apa dia sanggup? Entahlah, memikirkannya saja sudah membuat kepala Victoria mau pecah.

"Nah sekarang Anda ingin memakai perhiasan yang mana?" tanya Olivia

"Bisa kau pilihkan aku sepasang anting yang menurutmu cocok dengan gaunku?" dia tidak sanggup jika harus berjalan dan memilih sepatu lagi. Setidaknya sampai ia terbiasa dengan gaunnya.