1 Bagian 1: Perkelahian

7 orang lelaki dengan wajah sinis penuh emosi mengejar seorang pria tinggi memakai seragam sekolah berantakan, mereka berlari secepat mungkin untuk menghindari serangan kalah jumlahnya. Suara keras dari langkah kakinya seakan-akan terjadi sebuah bencana alam besar. Mereka bertiga meloncati pagar di jalan kecil tepatnya di gang. Tak ada jalan lain setelah melewati pagar pembatas itu, hanya ada tembok di depan dan sampingnya. Gigo dan teman-temannya yang tak lain adalah musuh besar Jonathan pria tinggi berseragam berantakan tadi.

"Pengecut ! " ledek Gigo.

"Lo semua yang pengecut ! Beraninya main keroyokan ! " Jonathan angkat bicara menunjuk semua lawannya.

Gigo dan Jonathan adalah siswa SMA yang berbeda. Di perjalanan gang sempit setiap mereka berpapasan hal tidak diinginkan terjadi. Gigo murid yang sangat nakal wajahnya seperti orang kalem namun sifatnya seperti preman. Dia blasteran Australia, rambut blonde tinggi badannya lebih pendek sedikit pari Jonathan.

Jonathan pun tak jauh berbeda. keduanya memiliki sifat negatif yang sama. jagoan sekolah disegani oleh semua siswa-siswa dan idola semua siswi. Sepertinya pertengkaran akan dimulai. mereka berdua saling bacot satu sama lain. Gigo tidak terima temannya di keroyok minggu kemarin oleh anak dari sekolahan Jonathan. Jonathan menyangkal itu bukan temannya, dia tidak mengenal orang itu. Gigo tidak akan percaya oleh alasan apapun. satu langkah menghampiri menendang botol bekas di hadapannya.

"BANYAK BACOT !!! SERANG !!! " Teriak Gigo mengangkat kayu besar di tangan kanannya.

"Tunggu." sahut salah seorang dari atas genteng tepat di atas Jonathan.

Jonathan tak percaya semua teman-teman sekolahnya datang untuk membantu. Antara lain Hendrik, Danil dan Joni yang tak lain anggota grup bandnya dari sekolah. Tempat sepi juga sempit membuat mereka untuk melepaskan rasa emosi. Hendrik diikuti yang lainnya turun dari atas genteng. Rasanya sudah tak tahan lagi untuk menonjok wajah orang-orang sinis itu.

"Woy gak usah pake senjata Goblok!." kata Joni.

"Ok, siapa takut. " balas Gigo menaruh kembali kayu.

"BANYAK BACOT !!! " tak tahan lagi Jonathan mengepal kedua telapak tangannya dan maju menyerang Gigo diikuti oleh kawan-kawannya.

Segala pukulan dan hidaran sudah mereka lakukan sebisa mungkin. Jonathan tidak akan menyerah, dia tidak akan membiarkan dirinya tersentuh. Namun apa, wajahnya sudah sedikit babak belur, memar-memar begitu juga dengan Gigo dan yang lainnya bahkan ada salah seorang dari mereka melepaskan bajunya yang sudak robek. Joni tak bisa membantu ini merupakan perkelahian duel temannya melawan orang brengsek. tongsampah bertaburan mengeluarkan bau tak sedap menyengat.

Gang sangat sepi tak ada satu orangpun yang lalu lalang. tempat ini seperti tempat rawan kejahatan di kota-kota besar. Mereka sangat pandai membela diri belum sangat gesit. satu pukalan mengarah ke pipih kemudian di tangkis memukul balik lawan dan menangkis lagi. Jonathan terpental perutnya di tendang. dalam keadaaan tergeletak di lantai kedua tanggnya mencengkam kaki lawan ditarik, sleding dan terjatuh persis dihadapannya. Kepala Gigo hampir terbentur kemudian bangkit menarik lawannya. Jonathan membalikkan serangan hantaman keras mengenai hidung bercucuran darah.

"Kerja bagus bray!" Joni tidak membantu dia hanya menonton sangat antusias ketika temannya berhasil melumpuhkan lawan.

Tak ada satu orang pun yang bisa memisahkan mereka semua. Tempat yang begitu sepi membuat mereka semua terdesak-desak menyerang satu sama lain. Kepalan dari tangannya sangat keras, pukulan sekeras-keras mungkin berhasil melumpuhkan Gigo. Rasanya ingin sekali dia menghabisinya dengan kayu besar ini. Gigo bangkit dari rasa sakit dipipi kirinya segera mengambil kayu besar dan mengarahkan dari belakang Jonathan.

"Awas Jo !!! " Teriak Joni, diatas tembok Hendrik meloncat berhasil menghindari Jonathan dari serangan Gigo.

Hendrik datang bersama Tomi, Ryan dan Dani kemudian disusul oleh kawan-kawan Gigo. kedua geng itu berkelahi di gang sempit. Saling baku hantam. Benda apapun di hadapannya di lempar.Jonathan segera melempar kayu yang dipegang oleh lawannya sejauh mungkin. Kedua tangannya mengepal di kerah yang sudah bercucuran darah dari hidung.

"Dasar pengecut !!! " tak lama setalah mengatakan itu, Jonathan membanting Gigo terpental ke tembok. Langkah kakinya semakin dekat dengan lawannya yang sudah lagi tak mampu untuk bangkit.

Ujung kakinya menendang perut dengan keras layaknya seperti bermain final sepak bola. Gigo sudah tak kuat lagi menahan rasa sakit. Wajah mereka bertatap dengan dekat. Jonathan menggenggam kerah kedua tangannya dikepal sedangkan Gigo terdiam lemah. Dari genggaman itu Jonathan membanting-banting kepala lawannya diposisi tempat semula. Ia berulang kali membanting sekeras mungkin. Cucuran darah dari kepala mulai mengalir. Dia terus menghabisi Gigo dengan penuh emosi tanpa memberikan ampunan. begitu juga dengan anggota gengnya, mereka sudah tak berdaya.

"Eh. Gawat ada orang. Cabut ! " bisik Dani memberitahu teman-temannya.

"Gimana jalannya buntu ? " Jonathan melepakan lawannya tergeletak di bawah.

"Gue harus naik ke atas sana untuk ngambil tangga. Tapi gimana caranya ? " Kata Hendrik menunjuk keatas.

"Gue ada ide."

Mereka berenam mulai menggundukkan 7 orang yang sedang berbaring tak berdaya dengan luka-luka memarnya termasuk Gigo. Jonathan naik ke atas 7 orang yang sudah tergunduk kemudian dilanjutkan oleh Joni. Joni walaupun payah dia memiliki banyak ide. bisa dibilang dia orang pintar dibanding dengan teman-temannya yang berandalan.

"Ide bagus." Hendrik mengangkat jempolnya memuji Joni.

"Dikit lagi. Bantu gue ! " teriak Joni.

Hendrik dan Danil segera ikut naik diatas 7 orang yang tak berdaya. Itu sungguh sangat keji bukan ? Joni berhasil mencapai atap genteng dan mengambil tangga kayu di depannya.Satu per satu mereka segera naik sebelum ada orang yang lihat kejadian ini. Mereka berenam hanya luka-luka kecil biasa. Tak separah Gigo dan teman-temannya.

Tak lama setelah mereka kabur, salah seorang warga ingin membuang sampah datang ke gang itu melihat anak-anak muda tergeletak di jalan. bapak-bapak membantunya dia sudah tahu ini pasti akibat perkelahian anak-anak jaman sekarang.

Gigo bangkit secara perlahan, lukanya cukup parah. lembam di kelopak matanya terlihat kontras karena wajahnya putih bersih seperti orang luar. dia menggeleng tidak apa-apa setelah ditanya oleh bapak-bapak itu.

Awas lo, gue bales!

Mereka berdua sangat populer di semua sekolahan daerah ini. Orangtua Jonathan mempunyai jabatan tapi dia tidak mengandalkan jabatan orang tuanya sedikit pun. masalah apapun yang dia buat dia bisa mengurusnya sendiri. perkelahian, nilai ulangan anjlok, masalah asrama, dan masalah dengan guru di sekolah. bahkan dengan orang tuanya pun sering membuat masalah. akibat perkelahiannya orang tua yang bertanggung jawab.

Jonathan mempunyai paras tampan dan berkarisma. Rambutnya selalu di pangkas gaya undercut/twoblock. Antara dua itu. Dia juga seorang musisi dan atlet voli. badannya ideal karena rajin berolahraga. kekurangannya masalah asrama, dia bukan orang yang romantis bahkan mendekati perempuan saja seperti orang ngajak ribut. Keras kepala.

3 hari setelah perkelahian di gang. Jonathan dan gengnya dibawa ke ruang BP. Jonathan sudah menjadi langganan pak Kusmanto, tiap bulan ada aja masalah-masalah aneh sampai pak Kusmanto ngasih hukuman seberat-berat mungkin. Namun apa yang terjadi setelah hukuman itu berakhir? Dia malah nambah masalah, ribut dengan adek kelas, menghancurkan properti sekolah bahkan sampai menyelinap ke toilet perempuan, mengambil pakaian Alifa yang sedang ganti pakaian.

avataravatar
Next chapter