11 Part 11

Tatapan aneh terpancar di mata sam, freya mundur perlahan karena sam terus maju hingga freya terduduk diatas ranjang membuat sam menaikan sudut bibirnya,

"aku akan mengganti bekas yang kau terima freya" ucap sam menggoda

"ada apa dengan mu, jangan menyentuhku" ucap freya

Sam merobek baju dalam freya, membuat freya terkejut, Sam menanggalkan semua pakaiannya, sam membuka paksa pakaian freya hingga membuat freya naked, freya terus memberontak ia tidak mau.

Karena kesal freya benar benar mendorong sam dengan sekuat tenaganya membuat sam terjungkal ke belakang, freya berlari ke pintu, ternyata pintu itu terkunci.

"kau terlalu berani sialan, kemari kau" sam menghempaskan freya ke atas ranjang, sam menindihnya hingga mengunci pergerakan freya, kedua tangan sam memegangi tangan freya yang terus memberontak kakinya di himpit oleh paha sam,

Sam mulai menelusuri tubuh freya, ia mengecap, menghisap jejak yang ada di dada freya terus menerus hingga warna merah berubah kebiruan, menyakitkan untuk freya, puas untuk sam.

Sam mulai terangsang dengan semuanya, ia memaksa membuka paha freya yang tertutup rapat, karena sudah tak kuat freya membukanya sendiri, sam memasuki freya, freya yang terus memberontak membuat sam tak gentar terus memompa dengan cepat, bukannya mendesah freya malah berteriak seperti orang gila.

Karena teriakan freya sam mencekik leher freya agar tak berteriak, sam terus memompa dengan dalam ia hampir orgasme, freya memegangi tangan sam yang mencekik lehernya ia terus menepuk tangan sam, tapi sam terus saja mencekik freya

Sam benar benar sudah mengeluarkan cairan yang ingin ia keluarkan di dalam sana hingga membuat freya melengkungkan tubuh nya,

Sam melepaskan cekikan nya, freya yang sudah hampir kehilangan nyawa, mukanya yang merah akibat cekikan sam namun sam tak peduli, ia malah mengangkat punggung freya agar ia bisa benar benar menyatu dengan freya,

Sam terus memompa dalam penyatuan tersebut ia ingin melumat bibir freya namun freya terus menundukkan kepalanya, sam menarik rambut freya kebelakang membuat freya mendongakkan kepalannya, sam meraup bibir freya dengan rakus, freya mengatup bibirnya rapat, karena kesal sam menggigit bibir freya hingga membuat freya membuka mulutnya.

Sam terus menikmati permainan tersebut namum freya tidak, freya menggigit bibirnya agar tak mengeluarkan desahan, sam memompa dengan cepat benar benar cepat karena ingin menyampai orgasme karena tak tahan freya mencengkeram punggung sam, ia mengeluarkan cairan, namun sam tak kunjung mengeluarkan miliknya freya merasa penuh di dalam sana, tubuhnya bergetar , freya mencakar tubuh sam menahan gejolak panasnya api pemerkosaan.

Freya perlahan lahan mulai kesal, freya terus memberontak tapi sam tak segan segan menampar freya mencekiknya, meremas bagian dadanya, menekan pinggang freya hingga meninggalkan bekas kebiruan, menekan pergelangan tanganya, menggigit bibirnya, dan mengeluarkan sperma di dalam sana.

Freya meneteskan air matanya begitu mengerikan takdir yang diterimanya,

Dipukuli oleh orang asing,

Sam berhenti sebentar, freya mengambil cepat celananya di bawah ranjang mengambil obat tampa sam tau dan memasukan kemulutnya tampa minum,

Ia sungguh sudah merasa hina, sebaiknya ia minum obat perangsang agar ia bisa menikmati walau itu menyakitkan.

Sam melanjutkan percintaan yang terhenti, tampa sam sadari freya menunjukkan rasa sakit begitu dalam kepadanya, freya menunjukan betapa ia menderita namun sam tak bisa membaca hati freya tak bisa melihat dari mata freya.

Ketika sam ingin mencabut miliknya, freya malah memeluk sam, membiarkan milik mereka menyatu tampa pergerakan, di posisi duduk yang menyatu freya memeluk erat tubuh sam menggelengkan kepalanya.

"jika kita di takdirkan bersama, mungkin benciku akan memudar" ucap freya pelan

"aku tidak ingin takdir menyatukan kita" jawab sam membuat hati freya remuk

"jika kita di takdirkan bersama, apa kau masih menolaknnya?" tanya freya

"ya, menolaknya" jawab sam

"aku membencimu sam" jawab freya

"tapi aku juga mencintai mu" batin freya.

"kenapa kau terus memaksa ku, melarangku?" tanya freya lagi

"karena aku ingin" jawab sam

"kenapa aku yang menjadi budak sex mu" tanya freya lagi

"entahlah, yang pasti kau cocok jadi budak sex ku, lagi pula kau bukan siapa siapaku, kau hanya ku anggap pemuas nafsuku dalam melakukan sex rough" jawab sam santai

Mendengar itu semua bagaikan banyak belati yang menancap di hatinya, sekarang freya mengerti dia di anggap apa di mata sam, sekarang freya semakin tidak percaya adanya cinta, sekarang freya mengerti ia hanyalah pemuas nafsu yang terikat bersama orang asing yang hypersexual.

Freya diam tak bicara apapun lagi, ia diam membisu.

Freya duduk sendirian di gelapnya malam, lampu kamar yang sengaja di matikan dan jendela kamar yang luas terbuka lebar cahaya bulan yang terang masuk kedalam, menerangi seseorang yang sedang merenungi entah itu nasib atau takdir

Jika takdir maka ia akan pasrah dan jika itu nasib ia akan berusaha mengubahnya, ia sekarangpun pasrah berusaha bertahan namun menyakitkan dan jika mati itu memalukan, bukan wanita lemah dan bodoh untuk mati begitu saja tampa menikmati hidup

Duduk di atas ranjang yang besar,memutuskan bertahan walau pikiran dan hati tak satu jalan.

Ia terus berpikir siapa yang akan memberinya saran sedangkan ia tak punya teman, siapa yang akan ia ajak mengobrol sedangkan ia tak memiliki siapapun, siapa yang akan menyembuhkan lukanya sedangkan yang banyak orang yang malah menggoreskan luka,

Pada dasarnya ia memiliki takdir yang sudah tertulis dalam garis tangannya untuk menderita setiap saat, merasakan pahitnya hidup, membawanya ke suasana gelap gulita, hati nya terselimuti banyak kebencian dan sedikit rasa cinta yang bercampuk aduk dan membuat hatinya bingung,

Air mata nya menetes begitu saja tampa ia sadari, kenapa malam ini ia merasakan begitu sakit hati yang mendalam.

Freya berdiri dari tidurnya berjalan ke kamar mandi, berkaca melihati tubuhnya, mata yang sembab akibat menangis, sudut bibir terluka, kepalanya yang masih sakit akibat tarikan, pipinya merah masih ada bekas tamparan, dadanya banyak bercak kebiruan jika di sentuh akan sakit, pinggang nya pun yang ikut membiru akibat tekanan dan hati nya yang remuk,

Ia terus memperhatikan dirinya di kaca rambutnya ia acak acakkan lalu tertawa keras karena lama tertawa ia malah menangis, melempar kaca dengan segala benda yang ada di sana, kaca besar itu pecah berhamburan, lalu ia keluar dari kamar mandi.

Freya jalan mencari sesuatu ternyata di dalam nakas tersimpan benda yang ia benci benda yang biasa ia pakai.

Ia menelanjangi dirinya sendiri, memborgol kakinya di ujung kanan dan kiri menjadi mengangkang dan memasukan vibrator tersebut lalu ia menyelimuti dirinya sampai dada lalu ia berusaha memborgol kedua tangannya di ujung kanan dan kiri.

Memegang remote control menekannya langsung dengan speed tercepat, ia malah tertawa, ia menyiksa dirinya sendiri,  ia terus tertawa semakin ia lakukan semakin sakit, semakin ia pikirkan semakin sesak dadanya, menangis dalam diam, melepaskan bencinya dengan menyiksa diri sendiri, mulutnya mengeluarkan tawa seperti orang yang bahagia dan matanya terus mengeluarkan air mata.

Remote control terjatuh dari tangannya, freya terkejut bagaimana bisa ia se ceroboh itu, bagaimana dia bisa menghentikan benda itu dan bagaimana bisa ia membuka borgol di tangan nya sedangkan kuncinya di dekat nakas.

Freya berteriak menahan semuanya, rasa sakit itu benar benar nyata di depannya ia berteriak sangat kencang, freya mengangkat punggunnya karena ia akan orgasme, ia bukan menikmati, ia ingin mengatakan bahwa dirinya ini memang kotor sangat kotor hingga tidak seorangpun yang mendekatinya.

Lama kelamaan ia tertidur walaupun benda itu terus bergerak.

Tiba tiba seseorang datang masuk membuka kunci kamarnya membawa botol dan gelas berisi minuman alkohol,

Sam mendekati freya "ada apa dengan wanita bodoh ini"

Sam membuang minuman yang ada di dalam gelas ke wajah freya seketika freya terbatuk batuk, ia membuka matanya yang sembab dan freya terkejut sam yang ada di depannya.

"kenapa kau memborgol tangan mu sendiri, bodoh!" sam dengan logat mabuknya

Freya diam, ia tak melihat kemanapun kecuali fokus kedepan,

Sam mengambil remote control di bawah dekat ranjang karena jatuh

"dan ini, kenapa kau memakai ini" sam menekan tombol berhenti

Mengambil kunci kecil di nakas membuka borgol di tangan freya, lalu membuka kunci di kaki freya.

Freya mencabut benda itu lalu menaruhnya di atas nakas.

Sam tiba tiba ikut masuk dalam selimut ia benar benar mabuk, ia memeluk tubuh freya sekuat mungkin.

"alicia kau begitu hangat" sam menyebutkan nama alicia membuat hati freya terpatah dua, seperti petir yang menyambar tubuh, tubuhnya bergetar menangis tampa mengeluarkan airmata adalah sesuatu hal yang menyakitkan.

Freya menggerak gerak kan tubuhnya agar bebas dari pelukan sam "kau mau kemana alicia, biasanya kau sendiri yang ingin dipeluk erat seperti ini" lagi lagi sam mengigau

Freya diam membisu, entahlah rasa sakit sekarang yang ia rasakan sepuluh kali lipat dari rasa sakit yang di berikan sam biasanya.

avataravatar
Next chapter