2 1·—Aku yang mencintaimu

Stasiun kereta yang gaduh, penuh dengan suara bising dan langkah kaki serta pengumuman dari pengeras suara membuat seorang gadis menjadi sedikit memanyunkan bibir.

"Huft, jika tidak untuk melihat mereka aku tak akan rela jauh-jauh begini." Gumamnya.

Menggunakan pakaian serba putih dengan syal kuning ditambah banner, gadis tersebut cukup mencolok. Dia sesekali mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang berjanji akan menjemputnya.

"Dimana dia? Sudah lewat dari jam yang ditentukan. Dasar menyebalkan!" Gerutu sang gadis.

Beberapa menit kemudian dengan santai seorang pemuda menepuk pundak gadis tersebut—lantas dia menoleh, tetapi tanpa disadari sebuah kecupan langsung diterimanya. Sosoknya yang tinggi dibalut Hoodie berwarna hitam membuat dia terkesan seram.

"Yakkk!!! Apa yang kamu lakukan?!" Teriak gadis itu histeris.

Sebagian orang berpaling menengok ke arah mereka. Namun tanpa menyadari sekeliling, sang pemuda melepas topi VETEMENS-nya dengan santai.

"Hey, jangan berteriak seperti itu. Kamu membuat telingaku sedikit berdenging." Protes pemuda tersebut.

"Yak! Adrian!!!" Tak ingin mengalami hal yang sama Adrian sudah menutup telinganya rapat-rapat agar tidak berdenging lagi.

"Sudah aku bilang jangan berteriak Lyra!" Bentak Adrian yang sedikit jengkel.

"Wahhh seharusnya aku yang membentakmu bodoh!" Kesal Lyra seraya mendaratkan pukulan kencang pada tengkuk Adrian.

Adrian terus merintih kesakitan sedangkan Lyra tak henti memukul bagian tubuhnya. Gadis itu benar-benar tidak memperdulikan nyawa kekasihnya.

"Rasakan! Rasakan kau! Dasar lelaki mesum! Tak tau diri! Menyebalkan!" Gerutu Lyra terus menerus tanpa menghentikan pukulan.

"Awh.. maafkan aku.. ya.. jangan disitu.. aku membawakan.. sesuatu.." Lyra dengan cepat berhenti. Rintihan Adrian memang sudah tidak didengar oleh kekasihnya tapi hadiah mungkin bisa menghentikan segalanya.

"Apa yang kamu bawa hmm?" Tanya Lyra angkuh.

Adrian membenahi diri kemudian mengambil sesuatu dari saku celana,

"Tiket untukmu. Kamu ingin menonton konser mereka bukan?"

Lyra menatap tak percaya. Kali ini Adrian tak bercanda, dia berhasil mendapatkan tiket Musik Bank untuk dua orang.

"Kali ini aku serius, ini untukmu." Kata Adrian seraya memberikan tiket tersebut kepada gadisnya.

Lyra mengambil tiket tersebut dan masih menatap Adrian dengan tatapan yang sama. Ya, dia sangat terkejut serta perasaannya sekarang menjadi campur aduk.

"Berterima—" sebelum Adrian menyelesaikan perkataannya sebuah pelukan hangat sudah mendarat ditubuh kekar miliknya.

"Huaaa!!! aku sangat mencintaimu!!!" Teriak gadis nya bahagia. Adrian membalas dekapan sang kekasih dengan hangat, tak ragu-ragu dia juga sesekali mengecup puncak rambut Lyra.

—×ו××—

"Bagaimana bisa kau seperti itu?! Hyung Curang!" Protes seorang pemuda berambut blonde berfreckles sedangkan pemain curang itu hanya menyeringai. Dia tak ingin mengidahi seruan sang lawan.

"Ck, Kita sudahi saja Hyung. Aku bosan!" Pemuda berdarah Australia itu membanting stick gamingnya cukup keras kemudian beranjak dari sofa.

"Hahaha Apa kau kesal Felix? The biggest gaming Lee Felix." ledek Woojin sang tertua.

"Maaf tapi aku TIDAK KESAL!" bantah Felix seraya menunjukkan wajah imutnya ketika kesal. Woojin benar-benar menyukai itu! Felix yang kesal.

"Hahaha tapi kau memajukan bibirmu dan mengembungkan pipimu seperti wanita. Itu sungguh lucu.." ledek Woojin disertai tawa yang keras.

"Hyung!!!" Teriak Felix tak terima. Dia ingin melayangkan pukulan kecil kepada woojin namun berakhir dengan kejar-kejaran TOM dan JERRY.

[Cklek]

Pintu apartemen terbuka memperlihatkan 7 pemuda tampan dengan barang tentengan masing-masing.

"Kami pulang!" Seru salah satu pemuda.

Mereka memasuki apartemen dan sudah disuguhi pemandangan tak mengenakan seperti biasanya. Bangchan yang berperan sebagai leader menggelengkan kepala pelan.

"Hehehehe kami hanya bertengkar kecil tadi..." Jelas Felix dengan cengiran manis.

"Ya ya aku tau itu." Sahut pemuda dengan wajah sempurna. Dia melangkahkan kaki menuju sofa kemudian menjatuhkan diri.

"Wahhh daripada kita diam saja. Mari kita berbaring!" Celetuk seorang pemuda yang berwajah seperti tupai.

Dengan segala akal cerdik yang penuh dengan kejahilan.Pemuda tupai itu menjatuhkan diri tepat di tubuh kawan seperjuangannya yang tak lain adalah sang visual.

"Wahahaha aku akan mengikutimu Jisung!!!" Seru Minho menyusul Jisung.

"Hahaha sepertinya seru!!!" Kali ini sang pencinta dark menyusul. Kemudian dilanjutkan Woojin-Bangchan-Seungmin- Felix-dan terakhir adalah Jeongin sang maknae. Mereka sedari tadi tak memperdulikan erangan seorang Hwang HYUNJIN.

Rusuh,

Itulah Stray Kids.

Salah satu Boyband asal Korea dengan segudang talenta serta prestasi. Mereka termasuk idola para remaja, terutama remaja yang sedang tersesat dan bingung akan diri mereka sendiri.

—×ו××—

Adrian merangkul pundak sang kekasih mesra. Dua insan itu sungguh tidak memperdulikan sekitar. Toh, ini di Korea bukan Indonesia.

"Kenapa kopermu berat sekali?" Keluh Adrian manja. Pemuda ini memang selalu mencari perhatian gadisnya, terlebih ketika ada ditempat umum.

"Ya, siapa suruh membawa koperku." Jawab Lyra pura-pura tidak peduli. Bukan Adrian namanya jika dia tidak bisa membolak-balikkan hati seorang gadis.

"Ahhh.. Baiklah... Lyra kejam sekarang. Aku tak akan memberikan hadiah tambahan padamu!" Marah Adrian. Dia melepas rangkulan serta berjalan mendahului sang kekasih.

Lyra cukup terkejut akan hal itu. Namun dengan cepat dia menggelengkan kepala lalu tersenyum manis.

"Ya! Kau seperti anak kecil!" Teriak Lyra meledek.

avataravatar
Next chapter