1 —·Prolog

Matahari tengah terbenam. Di dalam apartemen bernuansa modern sembilan pemuda sedang bercengkrama ria layaknya saudara. Suasana yang ramai tak membuat pemuda satu ini melupakan masalahnya.

Dia sesekali melirik sekeliling. Bangchan yang melihat sedikit mengernyit heran. Dia berpikir tak biasanya Hyunjin gusar dan cenderung diam.

[Puk] Bangchan menepuk pelan pundak member L00 tersebut.

"Kau baik-baik saja? Jika kau menjawab tidak, percuma saja karena aku tau kau Hyunjin."

Hyunjin tidak bersuara, tetapi Bangchan tidak akan menyerah begitu saja. Dia menatap—tersenyum layaknya seorang ayah; membuat Hyunjin yakin dengan kebijaksanaan sang leader.

"Aku bingung dengan perasaanku sendiri." Ungkapnya.

"Apa yang membuatmu bingung? Apakah itu soal wanita?"

Pertanyaan itu sukses membuat Hyunjin membeku!!

Dia mulai berpikir sejenak lalu tersenyum pahit. Masa lalu yang mencengkram setiap hidupnya terlintas begitu saja. Sementara Bangchan masih setia dengan wajah penuh kebijaksanaan.

"Saat aku mencintainya, aku terhanyut. Tapi kebencian yang kurasakan sejak dulu mempunyai banyak kelebihan." Jelas Hyunjin sedikit tersenyum.

Bangchan tersenyum lembut. Dia memang tipikal pemuda yang mudah mengerti serta mendapatkan solusi. Dengan tangan kekarnya Bangchan perlahan merangkul Hyunjin.

"Kebencian memang sebuah beban yang amat berat untuk ditanggung. Tetapi kebahagiaan dengan cara mengurangi ego serta membebaskan pikiran. Mungkin, itu adalah solusi yang cukup baik." Ucap Bangchan penuh dengan perasaan yang membuat hati siapa pun menjadi hangat.

"Karena kebencian itu urusan hati. Dibutuhkan banyak semangat untuk memenangkan dengan kebaikan." Lanjutnya seraya tersenyum penuh ketulusan.

Disaat dia selesai berbicara, Hyunjin terlihat berpikir. Ah, mungkinkah perkataannya barusan mulai membuka hati seorang Hwang Hyunjin? Sudahlah, Bangchan hanya ingin yang terbaik untuk setiap membernya.

avataravatar
Next chapter