6 Luka part 2

Beberapa menit yang lalu Arsen tiba dirumahnya. Lalu ia masuk kedalam kamarnya yang ada dilantai atas.

Ceklek.

Saat pintu kamar terbuka ia melihat seorang gadis yang sedang tidur di kasur King Size nya. Arsen pun segera  memghampiri gadis itu, lalu membangunkannya.

"Kai bangun" ucap Arsen sambil menggoyangkan tubuh gadis itu. Gadis itupun langsung terbangun dari tidurnya.

"Ehh kaka udah pulang" ucap gadis itu sambil mengucek ngucek matanya dengan suara khas bangun tidurnya.

Ya gadis itu adalah adiknya Arsen, namanya Kaila Nicholas.

Arsen pun hanya mengangguk sambil beranjak duduk di Sova.

"Ehh ka aku mau nanya boleh?" Tanya Kaila sambil merubah posisinya menjadi duduk.

Arsen yang sedang memainkan Hpnya pun langsung menoleh ke arah adiknya.

"Nanya apa?"

"Kaka lagi deket sama siapa?" Tanya Kaila.

"Emang kenapa?" Jawab Arsen.

"Kaka ga kasian apa sama ka Sasha. Dia sudah banyak berjuang buat kaka. Bahkan bisa dibilang dia sudah nemenin kaka dari nol sampe sekarang. Dan bahkan waktu selama 1 tahun kemarin dia sudah baik sama kaka, bahkan baru awal saja ketemu sama mamah papa dia sudah bisa ngambil hati mereka. Bahkan mamah sama papa juga sayang sama ka Sasha" jelas Kaila panjang.

"Kamu gatau apa apa tentang hubungan kaka, jadi diem aja" jawab Arsen.

"Siapa bilang gatau apa apa, bahkan aku tau semuanya, tau kedekatan kaka sama siFelicia, bahkan tidak hanya dengan Felicia, Tapi kenapa sama Felicia kaka beda. Bedanya kaka sering jalannya sama Felicia, sedangkan yang lainnya cuma sebatas di telpon dan Video Call aja. Kenapa?" Tanya Kaila.

"Siapa bilang, kaka juga pernah main kerumah yang lainnya, cuma kan emang deket aja ga lebih, lagian sekarang udah aga jauh sama mereka" ucap Arsen menjelaskan.

"Lalu Felicia?" Tanya Kaila.

Arsen hanya diam, lalu memainkan Hp nya lagi.

Kaila pun sebal, dia malah diabaikan. Akhirnya dia pun keluar dari kamar kakanya, lalu pindah kekmarnya.

Setelah tiba dikamarnya, kaila mengambil Hpnya, lalu membuka aplikasi WAnya dan langsung mengetik lalu mengirimkannya.

                       Ka Sasha.

                  

                      Ka besok main kerumah ya

Setelah mengirimnya, Kaila langsung merebahkan badannya, lalu tertidur.

                                •••

Tepat pukul 05.30 pagi, ketiga gadis cantik itu masih tertidur nyenyak dibalik selimut tebal berwarna biru langit itu. Siapa lagi kalo bukan Sasha dan sahabat sahabatnya.

Tidak lama Sasha pun terbangun, lalu beranjak menuju wastfel yang berada didekat kamar mandinya, lalu menggosok gigi dan membasuh wajahnya.

Setelah keluar dari wastafel, ia melihat kedua sahabatnya yang masih tertidur. Lalu ia beranjak menuju nakasnya, kemudian mengambil Hpnya. Setelah membukanya ia melihat ada pesan masuk disana. Ia segera membukanya.

                         Kaila N.

Ka besok main kerumah ya

                                                                Iyaa

                             Nanti siang aku kesana

Setelah membalasnya, Sasha langsung keluar kamarnya dan segera menuju ke bawah.

Saat Sasha ingin melangkah ke dapur, langkahnya pun terhenti saat ada seseorang yang memanggilnya. Saat Sasha berbalik, ia melihat seorang wanita paruh baya disana.

"Sasha.." ucap seorang wanita paruh baya itu.

Sasha hanya membalasnya dengan deheman saja.

"Bunda sama ayah akan pergi kerumah oma yg ada di Bali, ayah kamu udah nunggu didepan, kamu gapapa kan sendiri dirumah?" Tanya Naura, bundanya Sasha.

"Heem.. gapapa. Lagian sudah terbiasa sendiri dirumah" jawab Sasha sambil melihat lihat ruangan rumah.

"Maaf bunda sibuk terus, lagian bunda cari uang juga buat kebahagiaan kamu " ucap bundanya. Yang dibalas anggukan oleh Sasha sambil tersenyum terpaksa.

"Aku gak butuh uang bun, aku hanya ingin kasih sayang kalian aja.." batin Sasha.

Setelah itu bundanya mendekati Sasha, lalu ia mencium kening Sasha dan mengelus rambutnya. Setelah itu ia pamit untuk segera pergi.

"Yaudah bunda pergi dulu ya, jangan keluyuran" ucap Naura.

"Hati hati.." ucap Sasha yang diangguki oleh bundanya, lalu pergi meninggalkan Sasha.

Sashapun segera berbalik menuju dapurnya. Setelah tiba didapurnya ia sudah melihat ada makanan diatas meja. Lalu ia mengambil satu potong roti yang dibaluti selai coklat.

Setelah ia hampir selesai memakan roti, ia melihat kedua sahabatnya yang sudah segar dan menuju ke dapur.

"Ehh kalian udah bangun. Sini makan dulu" ajak Sasha pada kedua sahabatnya. Lalu diangguki oleh keduanya.

Keduanyapun menghampiri Sasha dan langsung duduk, lalu mereka makan bersama.

Setelah mereka makan, mereka langsung pergi ke ruang tv dan nonton bersama. Tapi tak lama Sasha beranjak.

"Gue mau kerumah Arsen dulu ya. Kalian kalo mau disini, disini aja tunggu sampe gue pulang. Kalo pada ingin ngemil ambil ada dikulkas." Ucao Sasha.

"Ohh okee.." jawab Kyra sambil mengangguk.

"Betah dah kalo ada makanan mah" ucap Friska sambil melihatkan deretan giginya.

"Ahh makanan mulu lo" ucap Kyra sambil melemparkan bantal yg ada di sova.

"Ihh apaan sih lo" jawab Friska sambil melemparkan bantal itu kembali pada Kyra.

Sasha hanya tertawa dan menggeleng gelengkan kepalanya saat melihat kedua sahabatnya itu.

"Gue pergi ya" pamit Sasha, lalu beranjak pergi meninggalkan keduanya yg sedang berantem.

Setelah sampai didepan gerbang Sasha menghampiri Taxi dan menaiki Taxi nya yg sudah dipesannya tadi.  Taxi itu pun langsung melaju meninggalkan pekarangan rumah Sasha.

                                •••

Tok... Tok... Tok...

Seorang wanita paruh baya yg sedang mengandung itu mendengar pintu rumahnya ada yang mengetuk, ia langsung membuka pintu itu.

"Ehhh Sasha.. Apa kabar kamu nak?" Sapa seorang wanita paruh baya itu sambil memeluk Sasha.

Ya Sasha sudah sampai dirumah Arsen. Karena hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk tiba di rumah Arsen.

"Baik mah..." jawab Sasha sambil tersenyum.

Seorang wanita paruh baya itu adalah ibunya Arsen. Karna ibunya Arsen minta kepada Sasha untuk memanggilnya dengan sebutan mamah.

Setelah itu, ibunya Arsen menggandeng tangan Sasha dan mengajaknya kedalam. Tiba didalam ia melihat Kaila yg sedang asik nonton tv. Sasha pun menghampirinya, dan ibunya Arsen pergi ke dapur.

"Ehh kaka udah disini" ucap Kaila yg sadar akan keberadaan Sasha yg sudah duduk disampingnya. Sasha menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Ehh ka aku nyuruh kakak kesini karna ada yang mau aku omongin ke kaka. Tapi jangan bilang sama ka Arsen ya" ucap Kaila to the point sambil memegang tangan Sahsa. Lalu diangguki lagi oleh Sasha.

"Jadi gini ka, kan aku di Wa satu kontak ya sama yg namanya Felicia itu. Nah aku liat dia ngepost foto, trus pas aku buka fotonya ka Arsen sama dia, dengan posisi mereka saling rangkul sambil tertawa gitu."

Sasha yg mendengarnya pun langsung melotot kaget tak percaya. Di manik matanya pun sudah terlihat ada cairan bening yg sudah hampir menetes.

"Tapi ka maaf banget ya jika kaka sakit hati mendengarnya. Tapi aku gak tega jika kaka diginiin trus sama ka Arsen. Emang ya ka Arsen brengsek banget" ucap Kaila dengan wajah yg melas.

"Heem gapapa, justru kaka beruntung ada kamu yang slalu bantu kaka untuk mengetahui semua tentang kaka kamu... Lanjutin lagi aja Kai, apa lagi yg kamu tau?"

"Tapi jangan bilang ka Arsen kalo kaka tau dari aku ya, kalo dia tau pasti aku bakalan dimarahin"

"Santai aja. Kaka juga ngerti"

"Eummm.. yg aku tau sih tidak terlalu banyak, tapi pokonya jika aku tau sesuatu tentang ka Arsen pasti aku kasih tau ke kaka juga kok..."

"Jadi gini jika aku pinjem hp ka Arsen dilognya banyak bekas panggilan dari si Felicia, trus pas aku buka aplikasi WA nya aku baca isi chatnya, mereka sangat romantis, bahkan mereka sambil bilang sayang sayang gitu. Lebih parahnya pas aku liat bagian panggilan, disana ada bekas video callan sama Felicia"

Sasha yg mendengarnya hanya terdiam melamun dengan wajahnya yang memerah. Bukan karna menahan amarah, namun menahan tangis dan rasa sakitnya.

Tapi lamunannya buyar ketika dengan tiba tiba Arsen menghampiri mereka berdua.

"Ehhh ada sayangnya aku" ucap Arsen dengan senyumannya sambil mencubit pipi Sasha. Sasha yg sadar akan pipinya yg dicubitpun langsung menepisnya.

Kaila yang melihatnya pun hanya memutarkan bola matanya malas.

"Lagi ngomongin apa sih?" Tanya Arsen.

"Eummm... Ini masalah film.." jawab Kaila dengan kebingungan.

Sasha yg melihat Kaila kebingungan pun langsung mengangguk mengiyakan dengan diikuti senyumannya yg terpaksa. Setelah itu mereka bertiga saling becanda dan tertawa. Tapi tetap saja hati Sasha tidak sebahagia tawanya.

Tawa mereka terhenti ketika deringan ponsel Arsen bersuara, menandakan ada yang nelpon. Arsen pun mengambil HPnya yg berada diatas meja, lalu berdiri dan mengangkatnya.

"Hallo.." Ucap Arsen.

"..."

"Iya, sekarang kesana. Tunggu"

"..."

Arsen pun mematikan telponnya, lalu pergi ke kamarnya mengambil jaket. Setelah kembali dan melewati ruang tamu Sasha yg melihat Arsen rapih pun penasaran.

"Mau kemana?"

"Keluar"

"Sama siapa?"

"Sama temen"

Sasha pun hanya mengangguk nganggukan kepala. Kemudian Arsen pun beranjak pergi ntah kemana.

Setelah beberapa jam Sasha dirumah Arsen, Sashapun langsung pamit kepada ibunya Arsen untuk pulang.

Pada saat diperjalanan Gojek yg dinaiki Sasha melewati Taman Kota. Dan pandangan Sasha pun sedang asik asik melihat keadaan taman. Tetapi tatapannya berhenti tepat di satu orang gadis dan satu orang laki laki yang sedang tertawa bersama.

Sasha pun langsung menyuruh Gojeknya berhenti, lalu turun dan membayarnya.

Pada saat Sasha mulai menghampiri pasangan itu jarak nya pun semakin dekat dan terlihat jelas siapa pasangan itu. Seketika tubuh Sashapun mematung ditempat pada saat melihat seorang laki laki itu dengan jelas. Dan tidak lama air matanya pun terjatuh begitu saja ketika seorang laki laki itu mencium seorang gadis dihadapannya.

Setelah itu Sasha berlari secepat cepatnya menibggalkan tempat itu, dan menuju kerumahnya.

Setibanya dirumahnya ia langsung masuk kerumahnya, dan menuju kamarnya. Disana ia melihat masih ada kedua sahabatnya yang sedang asik dengan novel dan Hp nya.

"Maaf lama.." lirih Sasha sambil menyimpan tasnya diatas meja belajar.

Keduanya yg mendengar suarapun langsung refleks mendongakkan kepala ke arah suara itu. Terlihat punggung Sasha yang membelakangi keduanya.

"Lo udah pulang" ucap Kyra yang langsung fokus lagi ke Hpnya.

"Iya gapapa" ucap Friska yang langsung nutup buku novel itu.

"Heem.. lanjutin aja bacanya, gue mau bersihin badan dulu" ucap Sasha lalu beranjak ke kamar mandi.

Bukan, Sasha bukan mau membersihkan badannya, tapi ia langsung nangis lagi dibawah sower yang menyala. Karja ia belum melupakan kejadian yang dilihatnya tadi. Sesekali ia menjambak rambutnya sendiri, memukul mukul dirinya sendiri, meremas wajahnya sendiri dengan kasar. Sasha frustasi, kenapa kejadian ini harus terjadi pada dirinya, dan mengapa pacarnya begitu tega menghianatinya bahkan selalu membohonginya.

Hampir satu jam kurang Sasha didalam kamar mandi. Iapun segera keluar dan menuju lemari bajunya. Setelah memakai baju iapun menghampiri kedua sahabatnya. Keduanya menoleh ke arah Sasha yg baru saja duduk dipinggir kasur itu.

"Lo kenapa?" Tanya Kyra sambil mendekati Sasha. Begitupun dengan Friska. Iapun langsung menghadap kearah Sasha.

Sasha hanya menggeleng.

"Kalo ada apa cerita sama kita, jangan dipendem sendiri" ucap Friska yg diangguki Kyra.

"Cuma ga enak badan aja" jawab Sasha berbohong. Karena ia tak mau membagi kesedihannya lagi pada sahabatnya. Cukup Sasha yg merasakannya.

"Emm yaudah tidur aja dulu, istirahat" ucap Kyra.

Padahal ia tau kalo Sasha ada masalah, matanya terlihat sangat sembab. Tapi Kyra tidak akan memaksanya, takut Sasha menangis lagi.

Sasha mengangguk lalu membaringkan badannya.

"Iya lo istirahat aja ya, cepet sembuh. Kita mau pulang dulu udah kelamaan disini" ucap Friska.

"Hati hati" ucap Sasha. Lalu diangguki kedua sahabatnya.

Keduanya pun mengambil tasnya lalu melambaikan tangannya ke Sasha, lalu pergi.

Setelah keduanya pergi Sasha pun langsung menangis lagi dengan histeris. Ia melempar lemparkan bantal dan gulingnya ke segala arah.

"Huaaaaaaa....." Sasha berteriak histeris dengan tangan yang menjambak rambutnya sendiri.

Ya karna dirumahnya hanya seorang diri, jadi ia bebas berteriak sekencang apa apa juga. Jangan tanya pada kemana, orang tuanya sedang berada dirumah omanya, sedangkan pembantunya sedang keluar untuk belanja bahan bahan dapur yang sudah habis.

"Das.. sar.. cowo breng.. sek.. hiksss"

"Hahahah gue bodoh.. gue bego.." tawa Sasha ditengah tangisnya. Bukan tawa bahagia, namun tawa menyeringai menyeramkan. Lalu ia mengusap wajahnya dengan kasar.

Sasha menangis begitu lama, sampai sampai ia ketiduran. Mungkin ia lelah karena sudah menangis seharian.

Sebenarnya Sasha beruntung masih ada orang yang peduli terhadap dirinya. Sehingga mereka jika mengetahui Arsen dengan gadis lainpun sering dilaporkan langsung kepada Sasha.

avataravatar
Next chapter