7 Dusta

Datang menyapa, singgah menaruh harapan, pergi tanpa rasa bersalah!

Seego itukah dirimu?

-Allisya Leshan Shaenette-

Pukul 06:30 Sasha pun terbangun dari tidurnya. Ia mengucek ngucek matanya yang aga bengkak, lalu mengubah posisi tidurnya menjadi terduduk. Matanya melihat lihat keadaan kamarnya yang begitu berantakan seperti kapal pecah. Tak lama ia langsung beranjak dari atas kasurnya menuju wastafel yg di dekat kamar mandinya untuk mencuci mukanya.

Setelah keluar ia melihat pembantunya yang sedang merapihkan tempat tidurnya.

"Bi biarin biar Sasha aja yg beresin kamarnya. Bibi kebawah aja" ujar Sasha.

"Gapapa non, kan ini sudah menjadi tugas bibi"

"Biar Sasha aja bi, ini kan ulah Sasha. Jadi biar Sasha aja yang membereskannya, lagian kalo bunda tau kamar Sasha diberesin bibi nanti Sasha yang kena imbasnya"

"Tapi non.."

Belum selesai pembantunya itu bicara sudah dipotong oleh Sasha.

"Udah bi, bibi kebawah aja" ujar Sasha.

"Yaudah non, bibi kebawah ya.." ujar pembantunya.

Sasha hanya menjawab dengan anggukan saja.

Lalu pembantunya itu pergi meninggalkan Sasha.

Setelah selesai membereskan kamarnya, Sasha menuju kamar mandi. Tidak lama Sasha sudah selesai melakukan ritual mandinya. Ia segera memakai baju, lalu ia menuju balkon kamarnya dan duduk di kursi gantung berbentuk bulat dengan warna biru muda itu.

Ia memainkan Hpnya dan membuka aplikasi Instagram nya. Ia mengscrol beranda nya. Tak lama ia berhenti tepat dipostingan seorang gadis. Ia melihat postingan itu dengan mata penuh kecewa. Disana tertera sebuah postingan foto seseorang gadis dan seorang laki laki sedang bergandengan tangan dengan wajah saling berhadapan. Siapa lagi kalo ia bukan Felicia dan Arsen. Iapun langsung menangis tersedu sedu sambil menatap postingan itu.

Tak lama deringan teleponpun berbunyi. Menandakan ada telpon yang masuk. Ia menghela napasnya, lalu mengangkat telponnya setelah melihat siapa yang menghubunginya.

"Hallo.." ucap Sasha.

"..."

"Ada apa Ky?"

"..."

"Iya gue dirumah, emang kenapa?"

"..."

"Bisa.. Tapi lo yakin Ky mau berangkat ke luar negri sekarang?"

"..."

"Yaudah tunggu gue dibandara ya. Sebelum lo berangkat gue mau terakhiran dulu sama lo dan Friska"

"..."

"Oke.. Tapi lo ga berangkat jam sekarang kan Ky?"

"..."

"Ohh yaudah kalo lo berangkat nya nantu sore, gue bisa habisin waktu gue dulu sama lo pada"

"..."

"Iya gue kesana bentar lagi"

"..."

Tut..

Setelah sambungan telpon itu mati, Sasha langsung bergegas mengganti pakaiannya, lalu pergi ke bandara menemui sahabatnya.

                               •••

Setelah selama 1 jam diperjalan akhirnya Sasha tiba di bandara. Ia berkeliling diantara orang orang yang berlalu lalang sambil matanya menoleh ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan sahabatnya.  Setelah ia melihat kearah restoran yg ada di bandara itu ia melihat Kyra, Friska, dan Sekar sedang duduk sambil berbincang bincang disana.

Mereka menghabiskan waktu mereka bersama. Dengan saling tertawa dan bercanda bersama. Mereka juga tidak lupa berfoto bersama dengan gaya yg saling tertawa, saling bepelukan, bahkan mereka juga melihatkan muka konyolnya didepan kamera. Sesekali mereka juga memvideo kebersamaan mereka.

Cukup lama mereka bercanda dan tertawa. Sampai sampai mereka tersadar akan peringatan speaker bandara tersebut berbunyi, memberitahukan pesawat tujuan yg ditumpangi Kyra dan Friska 15 menit lagi akan berangkat. Mereka langsung berpelukan dengan air mata yg menetes dimata keempat sahabat itu.

Sebenarnya Kyra dan Friska tidak ingin meninggalkan kedua sahabatnya, tapi harus gimana lagi. Kyra dan Friska ingin mengejar cita citanya masing masing dengan berkuliah diluar negeri. Setelah melepas pelukan itu Kyra dan Friska pamit untik segera pergi.

Sasha dan Sekarpun melihat keduanya itu dengan raut mata yg sedih akan enggan untuk jauh dengan sahabatnya itu.

Setelah kepergian Kyra dan Friska sudah tak terlihat Sasha dan Sekar pun bergegas pergi dan pulang bersama. Dan Sasha langsung mengantarkan Sekar pulang kerumahnya.

Ya Sekar orangnya emang aga sibuk. Jadi dia jarang main atau kumpul dengan sahabatnya. Tapi ketiga sahabatnya itupun selalu memaklumi Sekar. Karena mereka tau alasan Sekar mengapa jarang bermain bersama mereka.

Sepanjang jalan hanya ada keheningan didalam mobil Sasha. Mereka sibuk dengan pikirannya masing masing. Disini sebenarnya Sasha yg merasa sangat kehilangan Kyra dan Friska, karena keduanya itu yg selalu sering menemani Sasha. Bukan berarti Sekar tidak tidak ingin bermain dengan sahabatnya. Namun karena kesibukannya dengan keluarganya. Ntah itu sibuk dengan urusan hal apa. Jadi sekarang Sasha akan merasa sangat kesepian. Karna tidak ada lagi yg akan menemaninya disaat dia sedang kesepian,  sedih ataupun terluka. Walau orang tuanya ada, tapi ia tetap merasa kesepian, karena orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaannya masing masing. Bahkan Sasha tidak terlalu dekat dengan orang tuanya. Karna Sasha tidak seperti orang lain, yang dekat dengan orang tua dan selalu bercerita pada orang tuanya jika ada masalah. Tidak, Saha tidak seperti itu.

Setelah beberapa menit mereka tiba dipekarangan rumah minimalis itu.

"Sha gamau mampir dulu gitu?" Tanya Sekar.

"Ngga deh, lain kali aja" jawab Sasha dengan senyumannya.

"Yaudah kalo gitu, makasih udah anterin gue"

"Santai aja kali kek kesiapa aja lo" kekeh Sasha.

"Yaudah. Gue turun ya, bye"

"Bye.. Titip salam buat bonyok lo"

"Oke gue sampein" sambil mengangkat jarinya dengan membentuk huruf O.

Setelah Sekar turun ia melambaikan tangannya dan diangguki Sasha. Lalu mobil Sashapun pergi meninggalkan pekarangan rumah Sekar.

                                 •••

"Mang kita pesan nasi gorengnya dua ya" ucap seorang laki laki.

"Siap mas.. Silahkan ditunggu dulu disana mas, mba.." ucap ramah seorang pedagang itu sambil menunjukan kearah bangku yg sudah disediakan.

Lalu diangguki oleh seorang laki laki dan gadis itu. Keduanya pun langsung terduduk disana.

Setelah 10 menit pesanan mereka pun datang.

"Silahkan dimakan mas, mba.." ucap pedagang itu sambil menatuh makanannya diatas meja.

"Makasih.."  ucap seorang gadis dengan ramah.

"Makasih.." ucap seorang laki laki.

Lalu diangguki pedagang itu, kemudian pergi meningkalkan sepasang kekasih itu.

"Silahkan dimakan Fell.." ucap seorang laki laki itu dengan senyumannya.

"Iyaa.. " ucap seorang gadis itu.

Merekapun langsung memakan nasi goreng itu dengan hening. Tiba tiba keheningannyapun terpecah oleh suara seorang laki laki itu .

"Fell.." ucap laki laki itu.

"Hmmm.." dehem seorang gadis itu  sambil mengangkatkan kepalanya dan menghadap kearah laki laki itu.

"Aaaa.." ucap laki laki itu sambil menyodorkan sendoknya kearah mulut seorang gadis itu.

Seorang gadis itupun membuka mulutnya, dan menerima suapan dari laki laki itu. Begitu juga sebaliknya.

Tanpa disadari mereka, ada seorang gadis yang memerhatikannya dari dalam mobil.

                                •••

Diperjalananpun Sasha dicegat macet. Tanpa ia duga ia melihat seorang laki laki dan seorang gadis sedang makan dipedagang nasi goreng yg berada dipinggir jalan. Ia melihat seorang laki laki iti menyuapi gadis dihadapannya. Melihatnya pun hatinya sakit, sangat sakit. Bahkan perasaannya pun sangat kecewa.

Sepanjang jalan Sasha hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit dan kecewanya. Sampai ia tiba dipekarangan rumahnya.

Setiba dipekarangan rumahnya, Sasha langsung memasukan mobilnya kedalam garasi. Setelah itu ia tidak langsung masuk kedalam rumahnya. Ia keluar dari gerbang rumahnya, dan masuk kedalam pekarangan rumah yang ada disebelah rumahnya.

Setiba didepan pintu rumah itu Sasha langsung mengetuk pintu rumah itu.

Tok.. Tok.. Tok..

Tak lama pintu rumah itupun terbuka dan melihatkan seorang gadis cantik berkulit putih dengan rambutnya yg tergurai dan berwarna kuning keemasan.

"Ehh Sasha.. ayo masuk" ajak gadis itu.

"Iya kak" ucap Sasha menganggukan kepalanya dengan bibirnya yg tersenyum.

Ya gadis itu adalah Meisie kakak sepupunya Sasha.

Merekapun langsung masuk kedalam rumah dan mereka berdua pun oangsung duduk di sopa ruang tv.

"Kamu kenapa Sha?" Tanya Meisie penasaran saat ia sadar jika kedua mata Sasha bengkak.

"Gapapa ko ka" jawab Sasha dengan senyumannya.

"Jangan bohong sama kakak. Keliatannya kamu lagi ada masalah ya?"

"Ngga ko kak, aku beneran gapapa"

"Udah cerita aja, lagian juga kamu gabisa boong, mata kamu aja keliatan sedang sedih. Kalo mau nangis, nangis aja. Keluarin semuanya jangan ditahan" ucap meisie sambil mengelus bahu Sasha.

Sashapun tertunduk dan bahunyapun mulai bergetar.

"Hiks.. hikss.. hikss"

"Keluarin aja semuanya, kalo udah tenang baru ceritain sama kaka" ucap Meisie tenang sambil mendekap Sasha kedalam pelukannya.

"Hiks.. hikss.. Sha-khit kak hikss.."

"Udah tenangin aja dulu"

"Hiks.. hiks.. "

Tak lama setelah Sasha merasa tenang ia melepaskan pelukan kakanya. Ia langsung menatap wajah kakak sepupunya itu.

"Arsen Kak.."

"Kenapa dia? Nyakitin kamu?" Tanya Meisie dengan suara yg agak meninggi.

Ya Meisie tau tentang hubungan Sasha dan Arsen. Bahkan tidak hanya Meisie. Keluarga besarnya Sashapun sudah mengetahuinya. Dan mereka semua setuju dengan hubungan Sasha dan Arsen. Karena mereka semua tau jika keluarga Arsen adalah keluarga terhormat, keluarga yg terkenal dengan Attitudenya yang sangat baik, bahkan keluarga Arsen terkenal dengan keluarganya yang begitu baik dan tidak pernah melakukan kesalahan yg besar, bahkan keluarga Arsen tidak pernah melakukan hal yg sangat memalukan, mereka sangat dihormati oleh orang sekitar. Begitupun sebaliknya. Keluarga Arsen pun mengetahui tentang hubungan Sasha dan Arsen dan mereka juga menyetujuinya.

Masih dengan tangisnya yg sedikit mereda, Sasha menceritakan semuanya kepada Meisie. Meisie yang mendengar akan ceritanya Sashapun sangat kesal.

"Udah Sha tinggalin aja cowo kaya gitu mah" ketus Meisie

"Tapi kak aku sayang sama dia, aku gamau kehilangan dia" ucap Sasha masih dengan tangisnya.

"Terus kamu mau disakitin trus sama dia? " Tanya Meisie.

"Jika itu yang membuatnya bahagia aku rela kak"

"Dengar Sha.. dengan dia ngebohingi kamu, trus dia main dibelakang kamu dia itu sudah tidak menyayangi kamu lagi, dia sudah tidak menginginkan kamu lagi Sha, bahkan dia gak peduli dengan rasa sakit yg kamu rasain..".

"Hiks.. hiks.. hiks.." Sasha hanya diam menangis

"Kalo dia sayang sama kamu, dia pasti gabakal nyakitin kamu terus Sha" lanjut Meisie

Sasha masih terdiam dengan tangisnya.

Meisie menghela nafasnya, lalu ia mengusap ngusap lembut kepalanya Sasha.

"Kakak tau kamu sayang banget sama dia. Tapi kamu juga jangan trus trussan mau dibegoin gini sama dia. Dia cuma kasian sama kamu..."

"Tapi.. balik lagi aja ke kamu Sha. Kakak kan nyaranin udah, itu gimana kamunya aja"  lanjut Meisie

Sasha masih terdiam dengan tangisannya. Meisie yg melihat Sasha yany sangat terluka pun merasa tidak tega. Meisie langsung mendekap Sasha dengan erat agar Sasha bisa lebih tenang lagi.

Tak lama dekapan itupun terlepas saat deringan ponsel milik Sasha berbunyi. Lalu ia mengambil ponselnya dan melihatnya siapa yang menelponnya. Itu adalah seseorang yg beberapa hari ini gak ngasih kabar sama Sasha, bahkan menemuinya pun tidak. Sasha melihat kearah Meisie, lalu Meisie mengangguk. Sashapun  langsung mengangkat telponnya.

"Hallo.."

"Hallo Sha, kamu dimana? Aku udah kerumah kamu tapi kamunya gaada" ucap seseorang itu dari sebrang telpon.

"Dirumah Kak Meisie, emang ada apa?"

"Bisa ketemu? Lagian aku juga ini masih didepan gerbang rumah kamu"

Sasha melihat kearah Meisie, lalu ia memalingkan wajahnya lagi.

"Eumm.. boleh. Aku tunggu ditaman depan rumah ka Meisie"

"Oke"

Tut..

Telpon pun dimatikan sepihak oleh Sasha. Iapun langsung bergegas untuk pergi. Namun seketika terhenti saat Meisie hendak bertanya.

"Siapa Sha?"

"Emm.. Arsen. Dia ngajak ketemu.."

Meisie hanya menjawabnya dengan anggukan kepalanya saja.

"Aku pergi dulu ya kak ketaman depan, sebentar ko" pamit Sasha.

Meisie hanya menganggukkan kepalanya.

Sashapun langsung pergi menuju taman yg ada didepan rumah Meisie.

Setiba di taman ia melihat Arsen sedang duduk dikursi taman. Sasha langsung menghampirinya lalu duduk disamping Arsen.

"Udah nunggu lama?" Tanya Sasha dengan wajahnya yg terlihat seakan baik baik saja.

"Ngga ko" jawab Arsen dengan senyumannya.

Sasha hanya menjawab dengan deheman diikuti kepalanya yg diangguk anggukkan.

"Mmm tumben ngajak ketemu. Ada apa?" Tanya Sahsa sambil menoleh kearah Arsen.

"Kangen emang gaboleh" jawab Arsen sambil mengelus tangan Sasha dengan wajah yg seakan akan tidak melakukan kesalahan apa apa.

Sasha hanya menjawab dengan senyumannya.  Jauh dari kenyataannya jika Sasha bisa tersenyum. Namun ia tidak ingin pertemuannya dengan Arsen berujung dengan perkelahian. Ia sangat merindukan Arsen. Walau ia sebenarnya sakit hati terhadap Arsen, namun ia slalu bisa menyembunyikannya.

Arsen yang baru saja menyadari akan mata Sasha yg bengkak pun langsung bertanya.

"Lho kamu kenapa? Ko kaya habis nangis gini.." ucap Arsen sambil mengusap lembut pipi Sasha.

"Gapapa ko. Ini tadi habis nonton film sedih sama ka Mei" jawab Sasha lembut berbohong.

Ya dia hanya bisa berpura pura seakan akan tidak terjadi apa apa didepan Arsen. Walau nyatanya didalam lubuk hatinya ia sangat hancur terluka dan kecewa.

"Kirain kenapa... Lain kali gausah nonton kek gitu lagi kalo bikin kamu jaid nangis kek gini, apalagi sampe bengkak gini" jawab Arsen dengan penuh perhatian.

"Heem.. iya iya" jawab Sasha dengan senyumannya.

Lalu Arsen mendekap Sasha kedalam pelukannya. Sasha hanya bisa tersenyum, karna ia sangat bahagia bisa kembali kedalam pelukan Arsen yang begitu sangat nyaman baginya. Bahkan jika Sasha merasa sakit hati pun ia slalu kembali tenang jika dipeluk oleh kekasihnya itu. Seakan akan rasa sakitnya itu hilang seketika.

Namun pelukan merekapun terlepas saat deringan ponsel milik Arsen berbunyi. Ia langsung mengambil ponselnya yg berada di saku jaketnya. Ia melihat ke layar ponsel itu dan ada nama seorang gadis disana, lalu ia melirik kearah Sasha lalu melirik lagi kearah ponselnya. Sasha yg merasa penasaranpun mengintip layar ponsel milik Arsen.

Mitta..

Disana tertera nama Mitta. Siapa lagi Mitta?

Ia kembali menatap Arsen dengan penuh pertanyaan. Siapa lagi gadis itu? Sasha terus menatap Arsen ketika Arsen menyimpan ponsel itu kedalam saku jaketnya tanpa menerima panggilan itu. Tidak lama ponselnya pun berbunyi kembali.

"Kenapa ga diangkat?" Tanya Sasha.

"Gapenting" jawab Arsen dengan wajah yg sangat terlihat kebingungan.

"Emangnya telpon dari siapa?" Tanya Sasha pura pura tidak tahu.

"Dari temen. Palingan juga ngajak main" bohing Arsen sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.

"Yaudah samperin aja. Lain kali juga kan kita masih bisa ketemu" jawab Sasha dengan tenang diikuti senyumannya. Tapi dibalik senyumannya itu ia menyimpan rasa sakit yang begitu besar.

"Yaudah kalo gitu aku pamit ya" pamit Arsen sambil menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.

"Hemm iya, hati hati" ucap Sasha yg diangguki Arsen.

Arsen mencium kening  Sasha kemudian pergi.

Dalam hati Sasha menjerit sangat terluka. Karena kekasihnya lebih mementingkan wanita lain dibanding dirinya. Kemudian air matanya jatuh begitu saja.

"Ternyata kamu baik padaku hanya seakan akan untuk menutupi semua kebohongan dan kebusukannmu sendiri. Dan siapa lagi gadis itu?" gumam Sasha dengan penuh rasa kecewa dicampuri rasa penasaran.

Ia tersenyum, lalu mengusap air matanya. Kemudian ia beranjak  masuk kembali kedalam rumah Meisie.

avataravatar
Next chapter