11 Denandra?

Satu wanita kau pelihara dibelakangku, maka akan kubuka peternakan pria yang dulu ku tutup hanya demi kamu:')

-Allisya Leshan Shaenette-

Sudah menjelang hari ketiga Sasha sekolah, begitupun sudah lamanya Arsen tidak mengabari Sasha. Namun Sasha sedikit sedikit bisa menerima kenyataan bahwa ia harus melupakan Arsen. Ia mencoba untuk membuka hati pada laki laki lain, dan akan belajar untuk bisa dekat dengan yang namanya laki laki.

Sekarang disekolah tepatnya diperpustakaan. Sasha, Viya, Wati, Vita, Indira, dan Ifi sedang nonton tv. Ya karena diperpustakaan disediakan tv jadi mereka kalo istirahat atau jamkos pasti ke perpus.

"Sha ke UP dulu yu? Haus nih" ajak Vita.

Ohh iya UP itu Unit Produksi yang disediakan khusus praktik para jurusan Accounting ya. Dan Up itu ga beda jauh sama Alfamart. Bedanya disini yang jaga kasir nya hanya siswi jurusan Accounting yang lagi bertugas saja. Dan Tidak terlalu besar seperti Alfamart hhe.

"Yaudah yu. Ada yang mau nitip ga?" tanya Sasha pada teman temannya yang lain.

Teman temannya hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Sasha dan Vitapun beranjak pergi ke UP yang letaknya tidak jauh dari perpus.

"Sha tuh liat siapa?" ucap Vita sambil menunjuk kearah bangku didepan UP.

"Cakra?"

"Awas lo jangan salting" ucap Vita sambil menyenggol lengan Sasha. "Lo udah putus kan sama si Arsen. Udah deh deketin aja tuh si Cakra. Gak kalah cakep sama si Arsen"

"Gue... Iyaa gue udah putus sama Arsen" ucap Sasha ragu, namun ia harus menerimanya. Karna Arsen juga udah ngebuang dia kan.

"Udah sikat aja tuh si Cakra"

"Mana sikat nya?" tanya Sasha sambil nyengir.

"Dasar bego" ucap Vita sambil pergi meninggalkan Sasha.

"Ehh tungguin gue anak onta" ucap Sasha sambil mengejar Vita.

Mereka sudah dekat dengan pintu masuk UP, begitu juga pasti melewati bangku yang diduduki Cakra bukan hha.

Cakra yang mengetahui kedatangan Sashapun langsung berpura pura menulis, itupun merebut buku milik temannya. Wkwk apa Cakra suka sama Sasha? Padahal kan kalo Sasha ngefans sama Cakra ga ada yang tau selain ketiga temannya. Lalu ini apa, si Cakra ko jadi gini.

Sasha memalingkan wajahnya kearah lain saat ia melewati bangku yang diduduki Cakra.

Saat masuk kedalam Up Sasha memilih makanan. Sedangkan Vita memilih minuman di kulkas. Namun tiba tiba saat Sasha ingin menghampiri Vita ada Cakra dibelakang Vita. Otomatis Sasha dag dig dug ser dong bisa deket sama orang yang ia kagumi. Saat berpapasan Cakra tersenyum pada Sasha. Ketahuilah hati Sasha sangat berbunga bunga. Sasha dan Vita beranjak ke kasir dan membayarnya.

"Hehh..." panggil Cakra sambil menatap punggung Sasha.

Sasha membalikkan badannya, karena serasa ia terpanggil kan ya.

"Van mau kemana.." lanjut Cakra sambil memalingkan wajahnya pada Rivan temannya yang tentu lagi duduk sambil nulis. Sasha tertawa kecil dengan tingkah Cakra. Saat Sasha dan Vita pergi Cakrapun tertawa sambil memukul punggung temannya. Konyol bukan? Hhaha

"Awas baper.." ucap Vita meledek Sasha sambil mereka berjalan menuju perpus.

"Bantuin gue napa agar gue bisa ngelupain Arsen"

"Iya.. Iya.."

"Tapi Vit gue ga yakin bisa deket atau pacaran sama cowo lain"

"Kenapa?"

"Gue... Punya feeling, percuma kalo gue deket sama yang lain, pasti bakalan ada penghalang nya"

"Kenapa ngmong gitu?"

"Gatau cuma feeling aja. Tapi.. feeling gue gapernah salah"

"Liat aja nanti Sha"

Sasha mengangguk anggukan kepalanya ragu.

"Nih.. Gue tau kalian haus" ucap Sasha pada teman temannya sambil memberikan minumannya.

"Baik banget deh.." ucap Indira sambil mengambil minuman Sasha lalu meminumnya.

"Mau dong Sha" ucap Viya.

"Heem.. Kamu mau Wat?"

"Boleh nih.." ucap Wati sambil mengambil botol minuman Sasha. Sasha mengangguk.

"Makasih" ucap Wati, diikuti teman yang lainnya.

"Kenapa Sha?" tanya Indira yang melihat Sasha terlihat bahagia.

"Biasa disenyumin gebetan haha.." ucap Vita sambil tertawa.

"Apaan gebetan. Calon masa depan iya.." ucap Sasha becanda sambil tertawa. Teman temannya pun ikut tertawa.

"Siapa Sha? si Cakra? Ciee..." ucap Wati.

"Nah gitu lo itu harus bisa buka hati. Jangan nangisin yang udah nyakitin lah ga guna" ucap Ifi menasehati.

"Iya bener. Cowo yang suka sama kamu juga banyak Sha" ucap Indira mendukung.

"Balikan aja lagi sama si Putra" ucap Viya. Putra itu mantan ke tiga Sasha ya.

"Ihh ya ngga lah dia kan udah punya pacar. Gue juga cewe masa iya mau ngerebut kebahagiaan cewe lagi ogeb"

"Bener tuh Sha, gaboleh. Sama sama cewe kan harus saling ngertiin" ucap Wati.

"Uuuu Ibu Perinya akuu..." ucap Indira. Lalu mereka tertawa.

Bel pulangpun berbunyi. Sasha dan teman temannya berjalan kaki menuju halte bersama seperti biasa.

"Yeeee aku jomblo..." teriak Sasha sambil mengangkat kedua tangannya. Namun hatinya sangat sakit ketika ia mengatakan hal itu. Ntahlah pokonya ia harus bisa menerimanya.

"Ampun.. Bisa bisanya gue punya temen gila" ucap Vita sambil menepuk dahinya. Viya dan Wati hanya tertawa.

"Ohh tuhan ku cinta Cakra. Ku sayang Samuel. Rindu Vino. Inginkan Arsen..." ucap Sasha bernyanyi.

"Sampe disebutin semuanya.." ucap Wati tertawa.

"Gila emang ni anak" ucap Viya dengan tawanya.

Vita hanya menggeleng gelengkan kepala akan sipat yang sudah keluar dari Sasha.

"Yeyy gue bukan gila. Cuma ya gue pengen aja bikin hati gue seneng.." ucap Sasha sewot.

"Ga gitu juga Sha" ucap Wati.

"Maaf ibu perii. Tapi kenyataannya begitu.." ucap Sasha dengan tawanya. Ketiga temannya pun kembali tertawa.

Itulah kehebatan Sasha. Walau hatinya terluka, ia masih bisa membuat orang lain tertawa. Asal kalian tau sebenarnya hati Sasha sangat sakit, karena setiap harinya disekolah ia harus melihat wanita yang sudah merenggut kebahagiaannya. Siapa lagi kalo bukan Fellicia, cewe yang udah merebut Arsen darinya. Setiap bertemupun dia seakan akan tidak mempunyai salah apapun sama Sasha. Emang gada ahklak tuh cewe. Sasha juga sebenarnya terluka, setiap ia membuka aplikasi Facebooknya pasti postingan Fellicia melewati berandanya, apalagi postingannya tertuju pada Arsen terus, dan terkadang Sasha suka liat dia upload fto sedang Video Call an sama Arsen. Gimana rasanya kalo kalian jadi Sasha? Sakit bukan?

Viya dan Wati sudah ada yang menjemputnya. Tidak lamapun Sasha dijemput ayahnya naik mobil. Vitapun diajak, karena rumahnya bakalan terlewati. Lagian kasian juga kan kalo ditinggal sendiri. Walaupun dia juga suka ninggalin Sasha kalo sendirian nunggu jemputan nya. Tapi Sasha tidak sejahat itu. Ia tetap baik pada orang yang sudah berbuat jahat padanya.

Setelah tidak lama akhirnya nyampe didepan rumah Vita. Setelah Vita turun, diperjalanan Sasha tidak ada pembicaraan apapun dengan ayahnya. Hanya ada keheningan yang menemani. Namun akhirnya Sasha memberanikan diri membuka suara. Walau sebenarnya ia suka merasa canggung terhadap ayahnya. Ntahlah, mungkin karena Sasha tidak dekat dengan orang tuanya.

"Yah kenapa jemput Sasha? Ga kerja?" tanya Sasha.

"Mulai sekarang ga terlalu sibuk. Paling sore juga udah pulang. Jadi sekarang kalo ayah bisa jemput, pasti dijemput sama ayah bukan sama mang ujang"

Sasha menjawab dengan anggukan mengerti saja.

Setelah tiba dirumahnya ia langsung masuk kekamar dan langsung membersihkan badannya yang terasa sangat gerah. Setelah selesai ia merasa lapar, karena sudah beberapa hari tidak makan. Hanya jajan disekolah saja. Namun sekarang ia akan memaksakannya untuk makan, walau dalam hat kecilnya ia masih tidak bisa merelakan Arsen. Namun karena sedikit demi sedikit ia selalu berpikir kalo ia benar benar harus merelakan Arsen. Jadi ia harus mengembalikan nafsu makannya kembali.

Saat Sasha tiba di dapur ia melihat tidak ada apa apa diatas meja, hanya kosong. Ia membuka lemari makan namun tetap saja tidak ada satu makanan pun disana. Ia membuka lemari es. Ia mengambil sayuran, ia akan masak sendiri untuk dirinya begitu juga untuk kedua orang tuanya. Walau Sasha tidak terlalu dekat dengan orang tuanya, tapi ia slalu memperhatikan orang tuanya itu. Ia mulai memasak sayur sop. Karena yang ada di lemari es hanya ada sayur sop sama pare. Karena Sasha tidak suka pare, jadi ia memasak sayur sop saja.

Hanya memerlukan waktu 20 menit ia memasak sayur. Ia langsung menyimpannya diatas meja makan. Ia langsung makan sendirian, tanpa orang tuanya. Karena baginya rasanya malu jika berkumpul dengan orang tuanya. Ntahlah emang itu rasanya yang dirasakan Sasha. Setelah selesai ia mengambil piring baru untuk makan orang tuanya. Lalu ia beranjak pergi ke kamarnya lagi. Sebelum naik keatas tangga ia berhenti sejenak. Diruang tv ada orang tuanya sedang nonton tv.

"Yahh.. Bun.. Makanan udah siap" ucap Sasha dengan suara aga keras, karena takut tidak terdengar oleh orang tuanya. Karena suara Sasha emang pelan. Lalu Sasha pergi ke kamarnya.

••

Pukul 07:00 Sasha hanya berdiam diri dikamar. Ia menulis sebuah diary tentangnya.

Dear..

Jika dia benar bukan jodohku, tolong jauhkan aku dengannya. Dan jika dia benar benar jodohku sejauh apapun, sebesar apapun masalahnya kembalikan lagi dia padaku. Dan gampang kan lah jika aku membuka hati lagi untung orang lain. Tapi jika dia benar jodohku, jangan pernah biarkan ada orang lain masuk kedalam hatiku inj. Cukup dia satu satunya. Arsenio Aldebaran Xavier...

-AllisyaLeshanShaenette

Namun dibawah, tepatnya dirumah Sasha, ada seseorang yang menanyakan keberadaan Sasha.

"Ka si Sasha lagi ngapain?" ucap seorang wanita lebih tua sedikit dari Sasha.

"Ya apalagi kalo bukan mainin Handphone" ucap Naura, bundanya Sasha.

Wanita itupun menaiki tangga menuju kamar Sasha.

"Sha?" panggil wanita itu sambil membuka knop pintu kamar Sasha.

"Ehh bibi, ada apa?"

Ya itu adalah Bibi nya Sasha. Adik dari Naura bundanya Sasha. Namanya Elina.

"Temenin ke Alfamart yu"

Tanpa berpikir panjang Sasha langsung mengiyakan ajakan bibinya itu. Ia langsung beranjak dan berganti baju. Lalu pergi bersama bibinya itu menuju Alfamart.

Setelah 20 menit akhirnya tiba di Alfamart. Ia berangkat memakai motor sport milik Sasha. Lalu mereka turun.

"Bi, aku nunggu disini aja ya. Nitip minuman Good Day Cappucino aja 1" ucap Sasha sambil duduk di kursi yang sudah disediakan didepan Alfamart itu.

"Yaudah tunggu aja, bentar" ucap Elina sambil pergi masuk kedalam.

Sasha menunggu sambil memegang ponselnya yang terlihat sangat sibuk. Keliatannya aja so sibuk, padahal ga ada notif dari siapa siapa hha. Tiba tiba ada seorang laki laki yang duduk dihadapannya, cuma terhalang meja bundar saja.

"Haii.." ucap seorang laki laki itu sambil tersenyum manis kepada Sasha.

Sasha mendongak. Dan Deg hatinya kaget saat melihat pria dihadapannya ini. Apa benar benar ini dia, atau hanya sebuah bayangannya saja.

"Heii.. Kenapa bengong?" ucap laki laki itu sambil menggerak gerakkan tangannya didepan wajah Sasha.

"Denandra?" ucap Sasha terkejut. Siapa lagi Denandra?

"Heem.. Apa kabar?"

"Mm.. Ba-baik" ucap Sasha parau.

"Kirain udah lupa hm" ucap Andra sambil tersenyum manis.

"Ya-ya nggaklah.. Gimana kabar kamu?"

"Gausah gugup gitu juga kali. Biasa aja..." ucap Andra sedikit tertawa. "Seperti keliatannya aja. Aku baik"

"Btw masih inget ga?" tanya Sasha yang membuat Andra jadi tanda tanya.

"Inget? Apaan?" ucap Andra sedikit kebingungan.

"Ituloh dulu, waktu Sd kita kan pernah kejara kejaran dilapangan, waktu ada olimpiade olahraga antar sekolah" ucap Sasha sambil tertawa pada saat teringat masa itu.

"Ohh iya... Iya... Tentu inget lah, kenangan terindah aku gituh" ucap Andra sambil tertawa. Ya dilihat dari tawanya mereka terlihat sangat bahagia.

"Kamu duluan sih main tengkas tengkas kaki aku segala. Trus godain aku hahah..."

Mereka berdua tertawa, sambil bercerita.

"Itu tandanya aku lagi ngasih kode sama kamu haha... Lagian siapa suruh topi aku direbut sama kamu haha.."

"Iya kan cuma pinjem, panas tau. Kamu aja yang pelit, apalagi terus terusan ngejar ngejar aku haha.."

"Hahahaha..."

"Tau rasa kan ketahuan sama temen pacar kamu trus diaduin ke pacar kamu haha.. Dulu aku kira kamu bukan playboy, nyatanya buaya banget.. Haha.."

"Tapi aku gentle kan?"

"Gentle apaan?"

"Gentle bisa nyatain perasaan ke kamu ditengah lapang, sambil jongkok sambil pegang tangan kamu. Romantis kan.. Kan kan kan.. Haha"

"Malu tau. Kamu lagi nyatain perasaan didepan temen pacar kamu sendiri. Berengsek emang haha.."

Andra sangat merasa bahagia, sekarang ia bisa tertawa bersama orang yang ia sukainya dari sejak sekolah SD dulu. Ia sangat bahagia bisa melihat tawa Sasha seperti ini.

"Dulu emang berkesan banget yah Sha" ucap Arsen dengan tawanya yang sudah reda.

"Kalo dipikir pikir lucu tau ga"

"Heem iyaa.." ucap Andra sambil tersenyum. "Ehh Sha boleh minta kontak kamu?"

Seketika Sasha terdiam. Ia menimang nimangkan antara kasih atau tidak. Jika ia kasih kontaknya ia takut Arsennya marah. Namun..

"ahhh apaan si orang udah gapeduli lagi sama gue..mau gue ngasih kontak ke siapa siapa juga dia gak bakal peduli. Dan.. Kan kita udah putus, apa hubungannya lagi sama dia.." batin Sasha.

"Sha.. Boleh?" ucap Andra.

"Ehh iyahh.. Boleh" ucap Sasha sambil memberikan nomer kontaknya lada Andra.

"Sha yu pulang?" ajak Elina yang tiba tiba datang..

"Ohhh... Iya ayo.. Dra aku pulang duluan.." ucap Sasha sambil tersenyum. Lalu mereka pergi.

Sasha merasa nyaman jika didekat Andra. Hatinya sangat bahagia ia bisa tertawa kembali. Apa ini tandanya ia benar benar harus melupakan Arsen?

avataravatar